Prolog + Bagian 1

551 Words
“Aku membeli dan membayarmu mahal bukan untuk membangkang, Baekhyun.” “Y-yes Master. Maafkan aku. Aku tak akan mengulanginya lagi.” Chanyeol menyeringai. “Tapi kau tau kan, tetap ada hukuman untukmu yang sudah keluar lebih dulu sebelum aku perbolehkan?” Baekhyun mengangguk cepat. “Y-ya Master. Silahkan hukum aku.” Ctashh! “Arghh...” Ctashh! “Arghh...” “Mendesah Baekhyun. Bukan menggeram kesakitan seperti itu!” Rahang Chanyeol mengeras. Ctashh! “Ahhh... Chanyeollie. More-hh...” ... “Oh Chanyeol. Kau datang lagi?” “Kalau tidak datang, mana mungkin aku ada di sini,” jawab Chanyeol datar, melihat-lihat berbagai s*x toys yang terjejer rapi di etalase. Laki-laki sekitaran umur empat puluhan itu hanya berdeham canggung mendengar penuturan Chanyeol. “Kau membunuhnya lagi?” “Seharusnya kau memberiku yang penurut, bukan yang banyak maunya, Kim.” Lelaki yang di panggil Kim itu tertawa. “Maafkan aku. Kalau begitu, coba kau cari sendiri ke dalam. Aku takut mengecewakan lagi jika aku yang memilihkan slave untukmu.” Tanpa menjawab Chanyeol langsung melangkah masuk ke dalam sebuah pintu besi yang sebelumnya di bukakan terlebih dahulu oleh penjaga di pintu tersebut. Chanyeol melangkahkan kakinya masuk melewati koridor dari pintu tersebut, hingga ia juga lelaki Kim tadi berdiri di sebuah balkon yang di bawahnya terdapat kamar-kamar tempat para slave itu di kurung. Dengan tenang, Chanyeol melangkahkan kakinya turun, namun pijakan tangga yang terbuat dari besi itu akhirnya juga menimbulkan suara ketukan yang amat jelas, sehingga berhasil mengalihkan perhatian seluruh s*x slave yang ada di sana. Lantas, semua s*x slave yang ada di sana berdiri merapatkan tubuh mereka ke jeruji kamar. Tubuh mereka tak di tutupi sehelai benangpun. p***s-p***s kecil mereka terlihat, karena mereka adalah submissive, juga tubuh yang terlihat teramat kurus. Mungkin jika di perkirakan, ada empat puluh s*x slave di sini. Bermacam-macam raut wajah yang mereka timbulkan, ada yang terlihat h***y dengan menjilat jeruji besi – berusaha menggoda – , ada yang menampakkan wajah penasaran, dan ada yang berwajah nanar. Chanyeol tetap melangkah dengan tenang. Lelaki Kim yang sedari tadi mengoceh tentang masing-masing slave, sebenarnya tak Chanyeol hirauhkan. Tep. Langkah Chanyeol tiba-tiba berhenti. “Siapa namanya?” “Hah? Yang ini?” Lelaki Kim itu menunjuk pada seorang slave yang hanya terduduk diam di kasurnya sambil memainkan bando kelinci di tangannya. Merasa menjadi objek yang di tunjuk, slave itu mendongak, dan mendapati mata Chanyeol yang menatap ke arahnya. Alis slave itu naik sedikit, lalu setelahnya membungkukkan punggungnya, lantas tersenyum kecil, menampakkan matanya yang berbentuk bulan sabit. “Ah, dia Baekhyun. Kau suka dia?” Tak ada jawaban, mata Chanyeol semakin menyipit menatap Baekhyun. Hingga beberapa detik kemudian, “Aku beli dia.” “Kuakui, tubuh juga kulitnya memang sangat bagus. Tapi dia masih kekanakan, mungkin akan sulit mengajarinya, walaupun sebelumnya dia sudah kami ajarkan untuk bermain dengan s*x toys ataupun melakukan sex.” “Aku tunggu di atas.” ... “Ah, ini dia Chanyeol.” Lelaki Kim yang tadi menyerahkan sebuah paper bag pada Chanyeol. “Dia menyukai warna pink kurasa, juga bando kesayangannya tadi sudah ada di dalam sini. Oh iya, b**m terbaru juga sudah kumasukkan ke dalam sini, sebagai hadiah karena kau sudah beberapa kali membeli slave  di sini.” Chanyeol hanya mengangguk, lantas setelahnya berlalu dengan menarik pergelangan tangan Baekhyun. “Panggil aku Master.” “Y-yes, Master.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD