Sinopsis

594 Words
Namanya Nathan Stephenson. Lahir dari seorang ayah Rodrix Stephenson pemilik perusahaan multi Amerika dibidang telekomukasi. Dan seorang ibu Valeria Grayson, anak jutawan yang tak kalah tersohor. Nathan harus menggantikan ayahnya yang telah tiada dengan menduduki jabatan sebagai CEO di perusahaan tersebut. Kehidupan yang bergelimang harta dan kekayaan tidak lah menjamin kebahagiaan bagi seorang Nathan. Ia masih terus dihantui perasaan bersalah usai kebodohannya beberapa tahun silam. Akibat ulahnya, seorang pria paruh baya meregang nyawa usai mobil yang ia kendarai dalam keadaan mabuk, menghantamnya hingga ke tepian jalan malam itu. Masih segar dalam ingatannya histerisnya seorang gadis cantik usai kejadian nahas tersebut. Gadis berambut coklat, berwajah tirus, dengan mata bulat, memeluk sang ayah yang bersimbah darah dengan derai air mata. “Ayaaaaaahhhh!!!!” pekiknya malam itu di antara batas sadar Nathan sebelum ia melajukan mobilnya untuk melarikan diri. Alkohol yang telah membenamkannya dalam ketidakwarasan. Kedua orangtuanya mengirimnya pergi keluar dari Amerika. Berkat usaha pamannya, Jacob Stephenson yang telah membantunya lepas dari jerat jeruji penjara. “Bagaimana keadaan gadis itu, Paman?” tanya Nathan usai malam nahas itu berlalu sebulan kemudian. “Dia terluka dalam dengan tragedi itu, Nak.” Jacob mengatakannya dengan mimik penuh simpatik. Nathan begitu merasa bersalah, bahkan sejak malam nahas itu, malam-malam Nathan bagai dihantui bayangan gadis itu, saat ia memaki kedua orangtuanya di depan semua orang. Gadis itu menolak tawaran damai yang diberikan kedua orangtua Nathan. Andai saja gadis itu bersedia menerima uang pemberian kedua orangtuanya, mungkin rasa bersalahnya akan sedikit berkurang. Namun nyatanya, tidak.   ***   “Aku akan membiayai semua keperluan hidupnya, Paman.” Nathan bertekat untuk menebus segalanya. Ia tak tahan dengan perasaan yang terus menghantui kehidupannya. “Apa maksudmu, Nathan?” Tampak Jacob yang bingung menatapnya dengan alis yang naik sebelah. “Aku yakin dia gadis yang pintar dan punya cita-cita besar. Aku butuh bantuanmu paman.” Nathan menceritakan semua rencananya pada Jacob, dan beliau setuju dengan ide sang keponakan meski tak yakin pada awalnya. Namun dengan informasi yang berhasil di dapatkan oleh Jacob, semuanya mulai berjalan sesuai keinginan dan rencana.   ***   “Aku begitu mencintainya, Casey. Aku tidak bermain-main dengan perasaanku.” “Tapi kau yang telah membunuh ayahnya, Nathan.” Keduanya berdiri bertatapan. Bayangan malam kelam itu kembali melintasi kepala Nathan. Semuanya bagai hantu gentayangan dalam hidupnya. Ia merasa bisa gila memikirkan hal ini. “Lupakan dia, Nathan.” “Tidak akan pernah, Cas. Aku akan menikahi sahabatmu.” “Kau sudah gila ya?!!” Casey mendengus dengan mata bulat. “Ya, aku sudah gila dengan rahasia ini.” Dengan tergesa-gesa Nathan beranjak pergi meninggalkan Casey sepupunya yang tak lain anak dari sang paman Jacob, meninggalkannya dalam pikiran yang tidak percaya. Hentakan pintu di belakang langkah nathan memecah keheningan malam.   ***   Rasa bersalah yang tak akan pernah hilang, meski di tebus seumur hidup, itu yang selalu dipikirkan Nathan jika sedang seorang diri. Kebohongan yang tak mampu lagi ia simpan. Ia tak peduli lagi dengan keluarganya yang menghalangi perasaan yang dimilikinya pada gadis malang itu.   “Kau pembunuh, Nathan!! Ya, aku begitu ingat dengan wajahmu. Aku tidak akan pernah lupa dengan wajah pembunuh ayahku.” Teriak Anya tepat di depan wajah Nathan dengan mata melotot dan napas kembang-kempis. Nathan menelan ludah, ia benar-benar menyesali kejadian malam itu. “Maafkan aku. Aku mohon. Aku mencintaimu, An.” Nathan mengatakannya dengan sungguh-sungguh sebelum Anya membuka pintu apartemennya. Ia berdiri disana, menatap Nathan dengan amarah dan kebencian. “Aku tidak akan pernah mencintai pria yang telah membunuh Ayahku.” “Anya, aku mohon.” “Pergi!!!! Pergi!!!!” Teriakan terakhir yang Nathan dengar sebelum Anya mendorongnya keluar dari dalam apartemen dan untuk terakhir kalinya Nathan melihat wajah cantik Anya sebelum ia menghilang. Melarikan diri dari kehidupan Nathan, dan ia telah lupa siapa diri Nathan dalam kehidupannya. Hingga suatu hari Anya muncul dengan identitas baru dan Nathan tak akan melepaskan kesempatan keduanya untuk memperbaiki segalanya. Nathan mencintainya. Ya, Ia mencintai Anya Thomson, si gadis penjual kue.   ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD