M.O.S. 01

1848 Words
Bhanu Putra Syailendra Pria, 27tahun, Sarjana Ekonomi, berasal dari kota kecil. Biasa dipanggil Ebay. Putra tunggal dari seorang ibu Indo Turkish, yang hanya menjadi pedagang toko kelontong di kota asalnya. Ayahnya adalah seorang pensiunan guru negara, yang kini sudah almarhum. Selama hidup dan kuliah, Bhanu dan ibunya berhasil melalui segalanya dari uang pensiunan sang ayah dan juga laba dari toko kelontong. Bhanu mencoba peruntungan dengan bekerja di Ibukota Negara. Setelah beberapa tempat dia berpindah kerja, akhirnya kini Bhanu bekerja sebagai karyawan sebuah bank swasta di ibukota negara sudah selama 1 tahun terakhir, bagian Staff General Affair. Bhanu dengan wajah campuran, kulit coklat langsat bersih, mata hitam bercampur coklat, Tinggi badan 185cm, berat badan 80Kg. Banyak teman wanita di kantornya yang suka berebut perhatiannya,tapi hati Ebay sudah tertanam pada seorang wanita.  Banyak teman wanita di kantornya yang suka berebut perhatiannya,tapi hati Ebay sudah tertanam pada seorang wanita   "Bay, hari ini bawa bekal lagi?" Tanya Randi, seorang kawan kerja Bhanu. "Iya dong, aku bawa nasi sama telor ceplok balado. Tadi pagi khalila yang masak." Sahut Bhanu tersenyum bangga. "Enak ya punya pacar pintar masak, tinggal satu kost lagi. Beruntung hidupmu Bay. Kalo putus ngomong sama aku ya, aku mau tuh punya pacar khalila, sudah cantik, baik, pengertian, pintar masak lagi. Istri idaman banget tuh." Ucap Randi lagi. "Sialan! Doain temen tuh yang baik-baik, ini malah doain yang buruk." Protes Bhanu sambil mengeluarkan kotak bekal makanan yang ada di tas nya. Nasi putih, telor ceplok balado, tumis buncis, tempe goreng. Bhanu langsung membaca doa dan menyantap makan siangnya, Randi pun segera keluar ruangan untuk istirahat makan siang. ****   Khalila Princessa Ambroche  Wanita, 26tahun, Indo Denmark, berasal dari sebuah kota kecil, hanya lulusan SMK perhotelan, karyawan sebuah hotel Internasional bintang lima di bagian Resepsionis, sudah bekerja selama 3tahun. Biasa dipanggil Khalila / Lila, wajah manis dengan kulit putih bersih, tinggi badan 165cm, berat badan 60Kg. Tubuh yang sangat padat kencang dan menonjol di bagian yang memang seharusnya menonjol, rata dibagian yang seharusnya rata. Khalila hanya mengenal ayahnya seorang warga negara Denmark lewat foto dan cerita dari ibunya, ibunya asli Indonesia, ayahnya sudah meninggal saat Khalila dalam kandungan ibunya, begitulah cerita ibunya. Ibunya adalah single parent sejak Khalila lahir hingga saat ini.  Lila orang yang ramah, suka membantu kawan kerjanya, dan senyum manis membuatnya disenangi dan disayangi oleh semua teman kerjanya dari berbagai bagian, rela lembur dengan senang hati menggantikan shift temannya, demi mendapat penghasilan tambahan. Setiap pagi, Khalila selalu bangun bersamaan dengan matahari terbit, memasak sarapan dan bekal makan siang untuk dirinya dan Bhanu. Saat dia harus shift malam dan pulang pagi buta pun, Khalila selalu menyempatkan memasak untuk sarapan dan bekal Bhanu, baru tertidur.  Sesama karyawan yang hidup merantau,dengan penghasilan yang hanya sedikit diatas UMR, maka Khalila dan Bhanu harus pandai mengatur pengeluaran supaya bisa memiliki tabungan, atau sekedar bisa bertahan hidup hingga gajian berikutnya masuk ke rekening mereka.  Khalila hidup bersama dalam satu rumah kost dengan Bhanu, namun berbeda lantai, karena kamar semua pria berada di lantai dasar, sedangkan kamar semua wanita ada di lantai 3. Rumah kost di lantai 2 sengaja dihuni oleh pemilik kost dan keluarganya, sekaligus berjaga supaya penghuni wanita dan pria tidak ada yang berbuat m***m di rumah kost itu.  Bhanu dan Khalila telah menjalin hubungan kekasih hampir 1 tahun lamanya, sejak Bhanu masuk tinggal di kost ini. Khalila sudah terlebih dahulu merantau di ibukota ini, selama 3tahun, dan Bhanu lah pria pertama yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.   "Siang Khalila..kasih senyum manisnya dong.." sapa pak Dika seorang penjaga lobby hotel saat Khalila baru masuk ke meja Resepsionis untuk mulai bekerja, hari ini Khalila mendapatkan jadwal shift kedua, jam 12.00 - 20.00.  "Siang pak Dika, hari ini sehat?" Balas Khalila menyapa pria yang sudah berumur tidak muda itu.  "Sehat nak, semoga hari ini lancar kerjanya Khalila..." Sahut pak Dika dan Khalila hanya tersenyum mengangguk mengaminkan ucapan doa pak Dika.  "Khalila, makan siang bareng yuk.." ajak Arina rekan kerjanya.  "Maaf Arina, aku bawa bekal, tanggal tua nih, ntar aja ya kalau pas habis gajian." Sahut Khalila.  "Ehm..tadinya aku nitip kamu aja ya, sekalian dibawain." Ucap Arina.  "Kamu sih gak ngomong dari kemarin, besok deh aku bawain buat kamu." Sahut Khalila.  "Ouh...baiknya temanku ini, makasih ya Khalila." Ucap Arina memeluk Khalila.  "Ehem! Bukankah ini waktunya jam kerja?!" Tegur suara bariton yang menggema di seluruh ruangan.  "Eh, maaf, selamat siang Mr. Kenny." Ucap Khalila menunduk hormat pada putra pemilik hotel ini.  "Maaf pak." Ucap Arina menunduk hormat.  CEO muda itu hanya berlalu begitu saja masuk ke dalam lift yang khusus untuknya.   "Ciiihh!!! Dasar manusia salju!" Ucap Arina kesal pada boss nya itu.  "Sudahlah, kita juga yang salah, jam kerja malah berpelukan." Sahut Khalila kembali pada layar monitor di depannya, memeriksa para tamu yang check out maupun check in.  "Ya ampun Lila! kan gak ada tamu di depan kita. Kalau ada tamu tapi kita malah berpelukan, itu baru salah! Dasar manusia salju aja tuh yang gak pernah suka lihat karyawannya bahagia! Untung saja dia hanya pengganti sementara, sampai Mr. Lambroche sembuh dan kembali dari berobat di Europe! Kalau dia seterusnya...bisa-bisa aku yang mengundurkan diri bulan depan!" Omel Arina dan Khalila hanya tersenyum menggelengkan kepalanya.  "Arina, kamu istirahat dulu aja, aku kan baru datang jadi belum lapar." Ucap Khalila dan Arina langsung mengangguk masuk kembali ke belakang ruangan resepsionis.  ****  "Lila, nanti aku jemput kamu ya, aku juga masih harus lembur, maklum hampir akhir bulan jadi banyak yang harus diselesaikan laporannya." (Bhanu)  "Iya Bay, seneng banget deh.., terima kasih ya." (Khalila)  Sebuah chat pendek antara Khalila dan Bhanu.  Mereka kembali pada pekerjaan mereka hingga malam.   Pukul 19.00, Ebay siap berkemas untuk pulang dari kantornya dan menjemput Khalila.  Saat menuruni sebuah tangga, Ebay mendengar suara seorang wanita yang sedang mendesah.  "Ssshhh....aaacchhhh....aaaacchhhh.."  Ebay penasaran dan menuju ke asal suara itu, dari dalam ruangan bu Rosline, pimpinan cabang Bank ini. Ebay berusaha mencari celah, dan ternyata sedikit terbuka pintu ruangannya.  "Astaga!" Ucap Bhanu terkejut dengan penglihatannya. Bu Rosline dengan dua gunung menyembul keluar dari blouse nya dan sedang bermain dengan dildonya, di kantornya.  Bhanu menelan salivanya dengan berat, degup jantungnya semakin cepat, melihat pergerakan bu Rosline.  "Siapapun yang disitu, masuklah!" Perintah Bu Rosline tanpa berhenti dari kegiatannya.  Bhanu merasa terkejut dan sangat takut.  "Sshhh...acchhhh...ce...hhhh...pat... Masuk!" Perintah bu Rosline membentak.  Bhanu pun masuk perlahan, bu Rosline menoleh dan tersenyum dengan tatapan penuh gairah.  "Ouuhhh Ebay....kemarilah, tolong aku Ebay...mendekatlah kemari... Tolong, aku butuh bantuanmu." Ucap bu Rosline memohon dengan penuh gairah.  Ebay ragu, namun perlahan mendekat ke bu Rosline.  Bugh! Rambut Ebay langsung ditarik oleh Bu Rosline, dan wajahnya sekarang berada tepat di d**a bu Rosline.  "Nikmati Bay...kumohon! tolong berikan aku kepuasan! Sial! Dildo ini sudah tak mampu memberiku kepuasan dengan cepat!" Ucap bu Rosline.  Bhanu berusaha segera menjauh, tapi kepalanya ditahan keras oleh bu Rosline.  "Ta..tapi bu..sa..saya..." Ucap Bhanu terbata-bata.  "Cepat Bay! Atau aku pecat kamu sekarang!" Perintah bu Rosline mengancam.  Ebay tak punya pilihan lain, akhirnya dia mengecup satu gunung d**a bu Rosline. Bu Rosline mengerang nikmat, satu tangan Bhanu ditarik oleh Bu Rosline dibawa ke gunung yang lainnya.  "Jangan dikecup Bay! dinikmati!" Perintah bu Rosline.  Ebay pun mulai memasukkan ke dalam mulutnya, menyedot bagai anak bayi menikmati ASI ibunya.  "Aaahh!!! Terus Bay...terus..aachhh..eeuughh!!! Enak Bay..,enak..banget...eughh!!! Jangan dilepas Bay, nikmati terus Bay...aahhh..jilat... eeuuughhh.." bu Rosline terus mendesah dalam kenikmatannya, tangan Bhanu terus ditekan ke gunung yang satunya dan mengajak untuk meremasnya dan memilin pucuknya.  "Aachhh...a..aaaku...aaahhhhhh......!!!" Jeritan mendesah bu Rosline menandakan dia telah mencapai klimaksnya.   Bhanu segera melepaskan dirinya, bu Rosline menatap Bhanu tersenyum puas dengan napas memburu.  "Terima kasih Ebay...sekarang biarkan aku membalas kebaikanmu." Ucap Bu Rosline dan langsung mendorong tubuh Bhanu hingga terduduk ke belakang, lalu menarik ikat pinggang Bhanu dan berusaha melucuti celana panjang Bhanu.  "Bu..bu..ja..jangan..bu..!" Ucap bhanu menolak.  "Aku tak mau berhutang budi Bay, jadi biarkan aku membalasnya langsung." Sahut bu Rosline yang kini telah menatap batang Bhanu dengan seringai penuh gairah.  Tanpa menunggu lama, bu Rosline segera melumatnya, memasukkannya ke dalam mulutnya, batang Bhanu pun bertambah keras dan membesar juga memanjang akibat kegiatan mulut bu Rosline, hanya sekejap dan cairan pun keluar dan ditelan langsung oleh bu Rosline.   Bu Rosline segera membersihkan dirinya dan merapikan kembali pakaiannya, menyimpan dildonya dan kembali ke meja kerjanya.  Bhanu juga sudah kembali rapi, namun kepalanya agak terhuyung lemas akibat klimaks yang dialaminya barusaja.  "Pulang dan beristirahatlah! Ingat Ebay! Saat kau keluar dan menutup pintu ruangan ini, maka kau juga harus menutup mulutmu tentang kejadian didalam ruangan ini! Atau aku akan menutup sumber pendapatanmu! Kau mengerti?!" Pesan bu Rosline penuh ancaman tanpa menatap ke arah Bhanu.  "Baik bu, saya mengerti." Sahut Bhanu menunduk dan segera keluar dari ruangan itu.  "Apa itu tadi? Ach sial! Khalila pasti sudah menungguku!" Rutuk Bhanu pada dirinya sendiri saat melihat ke arlojinya dan bergegas ke parkiran motor.  Bhanu mengendarai motornya cepat ke hotel tempat lila bekerja.   "Maaf aku terlambat, ada suatu masalah di kantor." Ucap Bhanu pada Khalila, dan Khalila hanya tersenyum.  "Gak apa Bay, aku juga belum lama kok. Kita makan dulu aja ya, baru pulang, kamu kelihatan capek banget, aku gak tega kalau kamu harus nunggu aku masak dulu." Sahut Khalila.  "Ouh Tuhan, jahatnya aku sudah berbohong pada wanitaku yang sudah percaya penuh padaku." Batin Bhanu dalam hatinya dengan menatap Khalila.  "Bay...kamu baik-baik aja kan?" Tanya Khalila cemas melihat Bhanu yang menatap diam padanya.  "Eh..ah iya....., ayo! kita makan nasi goreng dekat kost aja ya?" Sahut Bhanu dan Khalila mengangguk lalu segera memakai helm nya dan membonceng Bhanu.   Bhanu terus merasa bersalah pada Khalila karena sudah berbohong. Bhanu bagai seorang yang barusaja diperkosa, setibanya di kost dia segera menggosok mulutnya juga batangnya berkali-kali, membersihkan dirinya dari perbuatan najis yang dilakukan bu Rosline tadi.  Ebay bukanlah pria kampung yang polos, dia pernah hidup di kalangan mahasiswa kota besar, tentu dia pernah menonton segala film dewasa. Ebay juga pernah melakukan hubungan intim, tapi Ebay bukan orang yang sembarangan melakukan hubungan intim dengan sembarang wanita.  Semua telah berubah sejak dia berpacaran dengan Khalila, Khalila sangat dicintainya, bahkan Ebay rela menahan gairahnya demi menjaga Khalila dengan sangat baik hingga pernikahan mereka nanti.  Perlakuan Bu Rosline telah merusak segala yang telah Ebay jaga baik selama berpacaran dengan Khalila.  Ebay tak habis pikir mengapa Bu Rosline bisa melakukan hal yang menjijikan seperti itu tadi??  Bu Rosline, wanita muda 27 tahun, dengan karir yang menanjak pesat, dan harta yang berlimpah, wajah cantik dan elegan, namun tak pernah mau berhubungan dekat dengan pria manapun. Semua pimpinan bank apapun sangat mengenal siapa Bu Rosline, jika dia sudah mengincar seorang nasabah kelas besar, maka dia akan selalu mendapatkannya. Entah mengapa Bu Rosline juga tak pernah mau menjadi pimpinan cabang dimanapun selain disini, bahkan jabatan di kantor pusat pun dia tolak.   Entah mengapa Bu Rosline juga tak pernah mau menjadi pimpinan cabang dimanapun selain disini, bahkan jabatan di kantor pusat pun dia tolak Bagi Ebay kini segala rasa kagum dan hormatnya telah berubah menjadi jijik pada boss muda nya itu.   Malam ini semua pesan chat dari Khalila tak sanggup dia baca dan balas, perasaan bersalah terus menyiksa dirinya.  "Bodoh! Aku sungguh bodoh!!! Gila! Dia pasti boss gila!!!" Rutuk Bhanu terus menyesali kejadian tadi.  "Maafkan aku Lila, maafkan aku sudah mengkhianatimu dan cinta kita, maafkan aku." Ucap Bhanu dalam tangisnya sambil menatap foto Khalila di atas meja samping tempat tidurnya.   Di kamar berbeda, Khalila gelisah dengan perubahan sikap Bhanu, meski tidak begitu nyata namun terlihat jelas ada sesuatu yang sedang dipikirkan oleh Ebay.  "Ebay kenapa ya? Kok tumben gak bales chatku? Ach! Mungkin dia mandi dan langsung tidur, kasian dia lembur sampai malam." Batin Khalila termenung diatas tempat tidurnya.   Setiap malam mereka berdua terbiasa selalu mengobrol lewat pesan chat atau video call, hingga kantuk datang dan keduanya tertidur, tapi malam ini Ebay terlalu larut dalam penyesalannya, hingga Khalila terabaikan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD