hobi yang sama

522 Words
Gilang sesekali memotret lukisan yang dipajang di dinding . Di sebuah tempat pameran sembari melontarkan sedikit senyuman di pipinya yang membuat dia tampak manis, sambil memegang kamera kesayangannya, yang membelakangi seorang gadis bernama Echa yang sibuk dengan berkasnya. Mereka hanya sibuk masing-masing sehingga tanpa sengaja mereka bertabrakan. "Sorry,,!! Saya gak sengaja." Gilang merasa bersalah membereskan berkas-berkas yang jatuh. Mereka Berhadapan dengan posisi jongkok Echa menghelakan nafasnya. "Gak papa kok..!" Echa mengambil berkasnya yang ada di tangan gilang. Echa meninggalkan gilang. "Siapa tuh cewek kok gue baru liat ya." Gilang pun melanjutkan memotret lukisan yang ada disekelilingnya. kedua mata Gilang tak lepas dari seorang gadis cantik berambut panjang yang terurai berpenampilan feminim dengan beberapa berkas di tangannya. Gadis itu duduk di balkon menunggu pengumuman pemenang pameran lukisan. Saat itu tempat pameran lagi mengadakan acara penghargaan untuk lukisan. Sudah satu jam berlalu suasana yang sedikit tenang menunggu pengumuman dari panitia untuk menentukan siapa pemenang dari lukisan tahun ini. Echa adalah satu kandidat dari lukisan tersebut. Ia begitu tampak deg-degan menunggu pengumuman tersebut. Echa begitu terkejut saat namanya dipanggil oleh juri sebagai pemenangnya. lalu ia bangkit dari tempat duduknya dan naik keatas panggung kecil yang ada di pameran tersebut. Gilang memperhatikan Echa dan sesekali ia memotret Echa saat menerima piala dari juri. "Jadi tuh cewek salah satu peserta pameran lukisan juga disini. Luar biasa.!! ternyata masih ada anak muda seperti dia yang suka sama dunia kesenian." Setelah satu jam Echa tampak bahagia sembari masuk ke mobil sambil membawa piala. Gilang pun menghampiri Echa. "Hai Selamat Ya..!! atas kemenangannya di pameran tadi." Gilang menjulurkan tangannya kepada Echa. Echa membalikkan badannya di hadapan Gilang. " Saya salut sama kamu. masih muda,cantik berbakat lagi. jarang banget loh anak muda seperti kamu yang suka dengan seni." puji Gilang. "Ya Ampun berlebihan banget mujinya. Lagian ini kan hobi gue sejak kecil ya sampai sekarang." Balas Echa. Gilang dan Echa berkenalan dan mengobrol-obrol kecil. Ketika sampai dirumah Echa pun menghampiri mamanya yang lagi masak di dapur sambil memperlihatkan pialanya kepada mamanya. *** Dirumah Gilang pun ia sibuk mencari benda miliknya. "Flashdisk gue kemana kok gak ketemu sih." Menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Semua data kampus dan client gue ada disana semua. Gilang mondar mandir. Echa pun bingung kenapa ada sebuah flashdisk didalam lampiran berkas-berkasnya. Ia ketika memikirkan cowok yang ia menabraknya di pameran. **** Malam itu Echa pun keluar untuk menemui kedua sahabatnya yaitu Luna dan Tara di sebuah tempat mereka biasa nongkrong yang tidak jauh rumahnya Echa. Tempat yang begitu riuh dan ramai banyak pengunjung anak muda seusia Echa yang datang ke tempat itu. Dengan diiringi alunan musik. Ucapan selamat didapatkan dari Luna dan Tara. Mereka pun duduk. "Ada apa beb loh ngajak kita kesini..??" Luna mengaduk- aduk minumnya. "Gue ngajak kalian kesini mau ngerayain kemenangan gue tadi siang." ungkap Echa. "Kemenangan apa beib..??" Tara sibuk menggeser layar ponselnya. "Gue kan ikut lomba pameran. Ya Alhamdulilah gue menang." "Oh loh jadi ikut lomba itu..??" Tanya luna balik. " Iya beb jadilah. Kalian tau sendiri kan lukis itu memang hobi gue sejak kecil." Di sekelilingnya ramai banyak anak muda menunjukan kebolehannya masing-masing. Ada yang bermain gitar sambil nyanyi, pertunjukan fristail dan ada juga yang bermain skateboard. Ada sekumpulan cowok fristail yang ngegodain Echa namun hanya dihiraukan olehnya karena itu tau adalah godaan hiburan semata. Beberapa jam mereka pun memutuskan untuk meninggalkan tempat itu. *****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD