Chapter 1

1173 Words
“Selamat datang” Sambut seorang wanita saat melihat seseorang masuk ke tokonya. “Ada yang bisa saya bantu?” Tanyanya seraya tersenyum ramah pada sang pelanggan.    Untuk sejenak, orang itu hanya terdiam memandangi sang pemilik toko tanpa mengatakan apapun hingga membuat wanita itu bingung. Ia pun hanya bisa memberikan senyum canggungnya.    “Tuan, apa ada yang bisa saya bantu?” Tanya wanita itu lagi yang akhirnya menyadarkan sang pelanggan. “Ah, ya. Aku mencari boneka babi” Ucap pelanggan tersebut. “Ah~ Pig doll. Silakan ikut saya, Tuan” Ucap wanita itu sembari mempersilakan sang pelanggan mengikutinya menuju sebuah etalase yang memajang khusus boneka yang diminta oleh sang pelanggan.    “Silakan, Tuan. Ini semua adalah koleksi kami” Ucap wanita tersebut masih dengan senyum ramahnya. Pria itu pun mengalihkan pandangannya dari wanita itu pada boneka babi yang tertata rapi di dalam etalase yang ditunjukkan oleh wanita itu. Tatapannya pun berhenti pada sebuah boneka yang berada di ujung kanan atas.    “Aku mau yang itu” Ucap sang pelanggan sembari menunjuk boneka yang ia maksud. “Baiklah. Mohon tunggu sebentar, Tuan” Ujar wanita itu kemudian mengambil tangga, meletakkannya di depan etalase boneka babi, memanjatnya lalu mengambil boneka yang diinginkan oleh sang pelanggan. Setelah itu, ia turun kembali.    “Apa ada lagi yang Anda inginkan, Tuan?” Tanya wanita itu. “Tidak” Jawab sang pelanggan. “Baiklah. Silakan bayar di sini, Tuan” Ucap wanita itu seraya mempersilakan sang pelanggan mengikutinya lagi menuju kasir. Wanita itu lantas memasukkan boneka yang ia bawa ke dalam paperbag lalu meletakkannya di atas meja kemudian mulai berkutat dengan komputernya di bawah tatapan sang pelanggan.    “Totalnya seratus tujuh puluh ribu, Tuan” Ucap wanita itu membuat lamunan sang pelanggan buyar. Pelanggan tersebut pun segera mengambil dompetnya yang berada di dalam saku jasnya lalu mengeluarkan dua lembar uang seratus ribu kemudian memberikannya pada wanita tadi yang masih menampilkan senyumnya.    “Ambil saja kembaliannya” Ujar sang pelanggan saat wanita tadi hendak memberinya kembalian. Namun saat wanita itu ingin menolak, sang pelanggan telah lebih dulu pergi meninggalkan toko membuat wanita itu bingung. Ia bahkan belum sempat mengucapkan terima kasih.    -------                          Itulah pertemuan pertama Aldrich dengan wanita yang berhasil menggenggam hatinya sejak dua tahun lalu hingga saat ini. Dan hingga sekarang, ia bahkan belum berani untuk mendekati wanita itu walau hanya sekadar basa-basi.    Wanita itu juga hanya mengenalnya sebagai pelanggan tetap tokonya karena ia memang selalu pergi ke sana membeli boneka babi untuk Evelyn. Namun sekarang, ia membelinya untuk dirinya sendiri karena Evelyn berada di Spanyol.    Hampir tiga tahun ia membeli boneka di toko itu dan ia masih secupu itu hanya untuk berkenalan dengan wanita itu. Lebih tepatnya ia tak tahu harus memulai dari mana karena ia memang tak pernah berdekatan dengan wanita mana pun selain keluarganya.    Ia takut kalau wanita itu akan merasa ilfeel jika ia mendekatinya lebih dulu karena ia tahu, wanita itu jelas lebih tua darinya. Terlihat dari sikapnya yang begitu dewasa. Dan satu-satunya orang yang mengetahui tentang wanita itu hanyalah Evelyn. Jadi wajar jika Evelyn menyatakan bahwa dirinya adalah kotak pandora para Alfabet. Aldrich pun tak meragukan hal itu karena Evelyn adalah satu-satunya orang yang menjadi tempat curhat mereka.    Evelyn pun telah seringkali menyuruhnya untuk berani mendekati wanita itu tanpa memedulikan apapun. Cukup jadi diri sendiri dan memulai dengan perlahan. Tapi sepertinya ia terlalu pengecut untuk melakukan itu.    “Hei, apa yang kau pikirkan sejak tadi?” Tanya Conradinez yang datang entah dari mana sembari menepuk sebelah pundak Aldrich yang sedari tadi duduk termenung di pinggir kolam mansion. “Tidak ada” Jawab Aldrich berbohong. “Kau tidak bisa membohongiku, dude” Ucap Conradinez. “Language, Con” Tegur Aldrich. “Ya, ya, Daddy” Sindir Conradinez. Pasalnya sifat Aldrich memang tak beda jauh dari Ayah mereka. “Ada apa? Kau mencariku?” Tanya Aldrich menghiraukan sindiran saudara kembarnya itu. “Ya. Apa kau sudah menelepon Ev? Aku sudah menghubunginya beberapa kali tapi dia tidak menjawab teleponku” Ucap Conradinez. “Mungkin dia sedang sibuk” Ujar Aldrich. “Memangnya kesibukan apa yang di lakukan oleh orang yang melarikan diri?” Tanya Conradinez. “Mungkin dia sudah bosan bicara denganmu” Ucap Aldrich sembari mengendikkan bahunya. “Yang ada dia merindukanku” Balas Conradinez kemudian menghela nafas. “Sebenarnya mau sampai kapan dia melarikan diri dan bersembunyi seperti itu? Dia tidak bisa hidup seperti itu terus, ‘kan? Bagaimana pun dia juga butuh kebebasan” Lanjutnya.    “Entahlah, mungkin semua ini akan berakhir jika salah satu dari mereka mau mengalah” Ucap Aldrich. “Dan kupastikan kalau Austin tidak akan mau melakukan itu” Ujar Conradinez. “Ya, kau benar. Kecuali Ev mengalah untuknya” Ucap Aldrich. “Setelah apa yang pria itu lakukan padanya? Tidak. Malah hidup Ev akan semakin terancam jika dia bersama dengan pria itu” Tolak Conradinez. “Kalau pun kau menentang mereka berdua, kau tetap tidak boleh mengatur apa yang harus Ev lakukan. Itu hidupnya dan hanya dia yang berhak mengaturnya. Lebih baik kau urus juga hubunganmu dengan Mika” Ucap Aldrich.    “Mika? Haaa... Dia saja selalu menganggapku bercanda. Bagaimana itu bisa dikatakan hubungan?” Keluh Conradinez. “Makanya kau harus lebih berusaha lagi” Ucap Aldrich. “Apa kau perlu bantuanku?” Tawarnya. “Kau? Mau membantuku?” Tanya Conradinez yang dibalas anggukan oleh Aldrich. Tak lama kemudian, Conradinez menyemburkan tawanya. Pria itu tertawa terbahak-bahak mendengar Aldrich menawarkan diri untuk membantunya. Sementara Aldrich hanya menatap Conradinez bingung.    “Kenapa kau?” Tanya Aldrich. “Hei! Pria kaku dan datar sepertimu tahu apa? Kau bahkan tidak pernah dekat dengan satu wanita pun. Bagaimana kau akan membantuku?” Ejek Conradinez kemudian melanjutkan tawanya membuat Aldrich mendengus dan ia semakin kesal karena apa yang saudara kembarnya itu katakan memang benar.    Aldrich pun memutuskan untuk pergi dari sana dari pada harus menghabiskan waktunya hanya untuk mendengar Conradinez tertawa. “Kau mau ke mana?” Tanya Conradinez masih dengan tawanya. “Mencari pacar” Jawab Aldrich seadanya yang membuat Conradinez semakin tertawa. Karena kesal dengan tingkah Conradinez, sebelum beranjak dari sana, ia menendang punggung Conradinez hingga pria itu terjatuh ke dalam kolam. Kali ini, barulah Aldrich bisa tersenyum. Ia pun melangkahkan kakinya pergi dari sana tanpa menghiraukan teriakan Conradinez yang memakinya.    -------                   Setelah meninggalkan Conradinez yang tercebur di dalam kolam, di sinilah Aldrich berada. Di seberang sebuah toko boneka tanpa keluar dari mobilnya. Ia tak tahu kenapa ia selalu datang ke sini setiap ia memiliki waktu kosong hanya untuk memandangi wanita itu tengah bekerja. Entah itu melayani pelanggan, memperbaiki tata letak boneka, membersihkan apa yang bisa ia bersihkan, maupun bersantai.    Ia bahkan tak pernah bosan memandangi wajah wanita itu setiap hari. Terkadang Aldrich melontarkan senyumnya karena wanita itu menari-nari tidak jelas. Ke kanan, ke kiri, berputar, dan melompat.    Meski begitu, tarian itu sangat indah di mata Aldrich. Terlebih ekspresi wanita itu yang seperti mendalami perannya namun setelahnya wanita itu selalu terlihat sedih entah karena apa yang membuat Aldrich penasaran. Kenapa wanita itu selalu berekspresi seperti itu?    Tak lama setelah wanita itu menata letak boneka, dua orang pria datang ke toko itu lalu memeluk wanita itu secara bergantian. Adegan yang selalu membuat Aldrich muak. Ia tidak tahu siapa mereka berdua tapi terlihat jelas kalau mereka bertiga begitu dekat dan ia tak suka itu.    Itu pula yang selalu menjadi alasan Aldrich untuk menyelesaikan kegiatannya memandangi wanita itu dengan perasaan kesal. Ia lantas mulai menyalakan mobilnya dan melajukannya pergi dari sana. Ia bersumpah akan mengusir kedua pria itu jauh-jauh jika wanita itu telah jadi miliknya. Wanita ber-name tag Indira.    -------                     Love you guys~         
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD