Prolog

1189 Words
Seseorang pernah bilang padaku, ada tujuh cara dalam melakukan opening lines. Sayangnya, aku melupakan hal tersebut atau aku saja yang tidak tahu bagaimana cara memulai. Jadi bagaimana jika kuberikan saja pilihan dari beberapa opening lines yang menurutku tidak buruk, untuk mengawali kisahku? Mau? Baik, jadi seperti ini .... "Pokoknya kalau kamu sampai hamil diluar nikah, jangan panggil ibu lagi!" Suara bantingan pintu terdengar berseteru dengan gesekan engsel yang berkarat, saat ibu mendengar penuturanku mengenai Abimanyu dan kenyataan bahwa kami telah having s*x, serta kekhawatiranku karena mengalami telat haid. Tidak pernah kulihat ibu semarah ini jika kami membicarakan cowok-cowok yang kukencani. Namun, kali itu berbeda--mungkin--karena nilai ketimuran masih sangat melekat dalam diri ibu, sehingga hal tersebut merupakan satu dari semua kesalahan besar di muka bumi. Apalagi setelah ibu tahu bahwa aku dan Abimanyu memutuskan berpisah, seminggu setelah terakhir kali kami melakukannya. Kemarahan ibu pun semakin memuncak hingga beribu-ribu kali lipat. Mencoba berbicara lagi pada ibu dan menggeser nilai-nilai ketimuran yang sudah tidak berlaku lagi di zaman sekarang, aku mengetuk pintu kamarnya. Berulang kali hingga suara ibu terdengar untuk menyuruhku masuk. ... dan kulihat ibu menangis terisak-isak. Jangan tanya bagaimana rasanya, sebab yang kutahu jika seorang ibu menangis karena kesalahan anaknya, maka itu sama saja dengan meruntuhkan dunia. Dan aku tidak ingin duniaku runtuh, sehingga secepat mungkin kuhampiri ibu kemudian berlutut di hadapannya. "Ibu," panggilku dengan penuh kesungguhan sembari memeluk pinggangnya. "Jika memang berakhir seperti itu, maka aku akan bertanggung jawab dan akan pergi dari sini, tapi jangan-" "Hentikan, Nak. Nasi sudah menjadi bubur, bagaimana pun ibu membuangmu, kamu tetap jadi anak ibu." Sambil mencium pucuk kepalaku, bisa kurasakan basah tangan ibu selepas ia mengusap air matanya. "Maafkan aku, Ibu." Dan hanya itu yang bisa kukatakan. Sampai akhirnya duniaku benar-benar runtuh setelah mendengar kabar ibu di hari wisudaku dan sebelum aku sempat mengatakan, bahwa tidak ada dua garis yang terpampang pada alat prediksi kehamilan. Ibuku meninggal dunia. Serangan jantung membunuhnya, ketika ia sedang menyaksikanku menerima ijazah strata satu. Well, terlalu klise, setiap manusia pasti akan kembali kepada Tuhannya dan aku juga sudah mengikhlaskan kepergian ibu. Sehingga menjabat status sebagai yatim piatu, pun memaksaku untuk lebih bertanggung jawab pada diri sendiri. Meskipun adik ibu--Paman Arya--tidak keberatan jika aku ikut tinggal dengannya. Jadi bagaimana kalau kita ubah kalimat pembukanya seperti .... "I'm so sorry Harry, but my big family can't accept our relationship. So we have to really done." "So do you mean I have to come to Indonesia and meet your family?" Serak suara Harry, terdengar tidak kalah saing denganku. Aku menggeleng pelan, sambil menyeka kedua netra yang basah dan melihat Harry juga menangis. Bukan meraung-raung, apalagi sampai terisak-isak, dia hanya meneteskan air mata dengan ekspresi frustrasi akibat pembicaraan kali ini. "Terima kasih banyak untuk satu tahun ini, Beb," kataku lagi lalu menangis sejadi-jadinya, sambil melempar ponsel ke kasur. Harry masih memanggilku, berulang kali, meminta agar tidak pergi begitu saja. Namun, kuabaikan dengan mengambil kotak kue berukuran sedang di nakas samping tempat tidur dan .... "Happy anniversary!!!" teriakku nyaring, sambil mengangkat kembali ponsel, memperlihatkan sekotak cheesecake khusus perayaan hari ini. "Selamat, kamu kena prank dan--" Layar ponselku berubah. Tidak lagi menampilkan wajah tampan Harry. Berakhir dengan panggilan terputus. Well, ya. Itu benar. Harry--pacar buleku ngambek di waktu yang seharusnya berakhir bahagia. Anniversary pertama kami pun diawali dengan perang dingin. Itu hal biasa, tapi membujuk Harry adalah yang tersulit. Cukup mendramatisir, eh? Namun, pembukaan seperti ini terlalu biasa bagiku. Aktivitas prank terlalu membosankan akhir-akhir ini karena menjadi salah satu kegiatan yang sedang booming di media sosial, terutama Youtube sehingga aku tidak menyarankannya sebagai adegan pembuka. Namun, jika berbicara tentang konten Long Distance Relationship atau LDR Couple Goals yang juga sedang ramai di Youtube, maka dengan senang hati akan kuceritakan. Aku Kirana Mahaputri, gadis manis berdarah Sunda yang sejak lahir tinggal di Bandung, akhirnya bisa memiliki hubungan jarak jauh selama dua tahun dengan lelaki tampan asal California, Amerika Serikat yaitu Harry James. Jangka waktu terlama dari semua kencan online selama dua puluh lima tahun hidup di dunia. Dan aku yakin kita akan menikah suatu saat nanti, setelah tabungan kami tercukupi lalu- "Kamu yakin berani pergi ke luar negeri sendirian?" Suara itu sukses memorakporandakan khayalanku bersama Harry. Ya, siapa lagi kalau bukan Darka Sagraha, cowok jomblo sejak orok paling enggak peka sedunia. Sambil mengatakan pertanyaan barusan, kulihat ia sedang meletakkan ember-ember berisi bunga yang baru saja masuk ke toko Bunga Dahlia. "Kukira kamu sukanya sama cowok-cowok Korea." Memiringkan bibir untuk kesekian detik, kuletakkan ponselku setelah sibuk video call dengan Harry kemudian menatap Darka, si manusia raksasa. "Selama masih di bumi, kenapa harus takut? Lagian di California aku enggak sendirian dan perjalanannya pun palingan enggak beda jauh sama naik pesawat di Indonesia." "Bukan masalah itunya." Darka menghampiriku, berdiri di depan etalase tempat kami menyimpan pernak-pernik merangkai bunga. "Selain fasih ngomong Inggris, kamu yakin kalau dia bukan fake account?" Menaikkan sebelah alis, kupikir lelaki blasteran rasa lokal di hadapanku ini memang tidak peka sama sekali. Seperti tinggal di antah berantah, bagaimana bisa dia tidak tahu kalau aku fasih berbahasa Inggris? Padahal Putri-anak semata wayang Boss Benji-pun sering meminta pertolonganku untuk tugas Bahasa Inggrisnya. Selain itu, dia bilang apa tadi? Harry adalah hasil dari fake account? Oh, absolutely no, Dude! He's a real man in my life and my true love. "Excuse me, Dude." Bangkit dari bangku yang berhadapan dengan meja merangkai bunga, aku berdiri di hadapan Darka dan hanya terhalat etalase. "How can you think that I can't speak English? And how you think that my boyfriend is not real? "Hah? Apa?" Darka gelagapan dan itu membuatku ingin tertawa, tapi melanjutkannya terdengar menarik karena cowok ini emang enggak jago English. "Next week is my second anniversary with Harry, so pray that my arrival in California will go smoothly and end up as romantic as the other LDR couples goals," kataku lagi, sambil senyum-senyum bahagia karena teringat rencana jangka menengah bersama Harry, sekaligus tertawa kecil karena hanya kebingungan yang kuterima dari Darka setelah berbicara full English. "Cumi ngebor, aku enggak ngerti kamu ngomong apaan." Darka mengedikkan bahu kemudian membalikkan tubuh, melangkah menuju pintu, seperti kembali ingin melanjutkan pekerjaan yaitu mengangkat ember-ember berisi bunga. "Intinya, jangan lupa oleh-oleh dan kirimkan foto kalian berdua sebagai pembuktian kalau Harry bukan fake account. Lalu ingat, jangan sampai ketipu orang asing terus berakhir jadi korban perdagangan manusia, terus-" "Pacaran dua tahun, komunikasi intens, dan saling tukaran kado. Enggak mungkinlah Harry se-psikopat itu," protesku cepat-cepat karena Darka mulai over protektif, padahal enggak tau apa-apa. "Kamu tunggu aja, deh karena setelah pulang dari California nanti bakalan ada undangan yang bikin kamu kaget. Kirana Mahaputri and Harry James invite you to attend their wedding ...." Melirik ke arah Darka, bukannya excited dia malah menatapku datar dan langsung menutup pintu, meninggalkan bunyi lonceng di dalam toko. Aku menjulurkan lidah untuk mengolok si jomblo Darka kemudian kembali menyentuh ponsel, sekadar membaca isi chat Harry yang sejak hari pertama menjalin hubungan merupakan hobi terbaru bagiku. Romantis, perhatian, setia, seksi, dan tampan. My sweet boyfriend Harry James, don't worry, I will come to California and we'll write summer memories together. I love you, Harry. *** Cerita baru, gimana menurut kalian? Jadi ini merupakan cerita series yang bertajuk "MEMORIES" Cerita Kirana adalah seri kedua, di mana seri pertamanya merupakan kisah Darka dengan judul "The Memories You Made" kalau kalian penasaran bagaimana kisahnya, bisa mampir ke Dreame.com atau instal apk "INNOVEL" terus ketik aja judulnya lalu tap love atau add to library. Oh, informasi lagi series "MEMORIES" ini ada tiga seri, yaitu;          1. The Memories You Made 2. Create Memories With Stranger 3. How To Recycle Memories Semua cerita berdiri sendiri, hanya saja semua tokoh utama di seri ini dikenalkan di seri pertama. Jadi baca seri 1 akan lebih baik ^^
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD