~PROLOG~

310 Words
Gadis itu berjalan dengan anggun ketika melewati banyak orang. Rambut panjangnya terurai indah, membuat siapa saja iri ingin memilikinya. Di tangan kanannya, terselampir jas putih dengan name tag Devania R. Ya. Dia adalah Devania. Dokter muda lulusan terbaik di angkatannya, yang kini tengah menikmati masa kerjanya di salah satu rumah sakit paling bergengsi di Jakarta, Centra Medika. Senyum ramah tak pernah luntur dari bibirnya. Bahkan, terkadang terdengar sapaan ramah darinya. Ia memang terkenal ramah di kalangan para pasien. Setiap pasien ingin merasakan dirawat olehnya. Cantik, cerdas, serta ramah. Bahkan sesekali Devania mendengar candaan dari pasien-pasiennya yang ingin menjadikannya menantu. Setelah melewati poli klinik, Devania menghela napas lega. Ia melirik jamnya sesaat, kemudian menggembungkan pipinya. "Telat dua puluh empat menit," ringisnya. "Dua puluh lima. Tepat dua puluh lima menit jika kamu melihat jam indah itu sekarang." Suara lantang itu berhasil membuat jantung Devania seakan berhenti. Dokter muda itu ragu untuk menoleh. Namun, setelah terdengar langkah yang terus mendekat, akhirnya ia menoleh. "Selamat pagi Dokter Andrea," sapanya ramah penuh kepalsuan. Dalam hati, Devania menggerutu. Bagaimana bisa keterlambatannya hari ini kembali diketahui langsung oleh salah satu petinggi rumah sakit ini? Dokter muda yang dikabarkan akan segera menjadi adik ipar pemilik rumah sakit tempatnya kerja kini. "Sudah bukan waktunya kamu mengatakan selamat pagi, Dokter Vania. Kamu terlambat," ujar pria itu tegas. "Maaf ya, Dok. Tadi pagi air di kos saya mati, jadi saya harus numpang mandi di tetangga, itupun antre," kilah Vania. Andrea menghela napas kemudian berlalu meninggalkan Vania. Sungguh, ia bosan mendengar alasan Vania yang itu-itu saja. Ia bahkan sampai dapat menghafalnya di luar kepala. "Hufff... aman," lirih Vania. Seperti itulah keseharian Vania. Sudah tiga bulan sejak ia bekerja di Centra Medika. Dan dalam lima hari kerja per minggunya, setidaknya ia terlambat tiga sampai empat kali. Entah malaikat apa yang melindunginya hingga saat ini ia masih bisa bertahan di Centra Medika.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD