bc

Senandung Kutukan

book_age16+
797
FOLLOW
5.6K
READ
love-triangle
reincarnation/transmigration
independent
student
drama
mystery
scary
highschool
small town
supernatural
like
intro-logo
Blurb

Kabar duka membawanya kembali ke tempat kelahiran. Sebelum wafat, sang nenek memberi wasiat agar rumah tua itu ditinggali Bungah dan ayahnya. Tetapi, setiap sudut rumah penuh misteri. Keluarga besar Ginanjar sangat menyembunyikan rahasia ruangan terlarang. Tidak sembarang orang bisa memasuki ruangan itu. Tabuhan musik berasal dari sana sering mengusik kala sendirian. Bungah langsung menoleh pada jendela kamar ketika suara ketukan semakin brutal membuat jantungnya berdegup kencang. Tak berselang lama jendela itu terbuka, deritnya membangunkan saraf-saraf waspada. Angin malam menerbangkan gorden tipis bersamaan terdengarnya senandung lirih. Tentu Bungah ingat, Bi tidak akan datang mengetuk jendelanya pada malam Jumat. Di mana para tetua Ginanjar membuka ruangan terlarang untuk sebuah ritual. Sial, ini malam Jumat dan perempuan berkebaya merah penghuni ruangan itu mendatanginya. Bungah meringkuk ketakutan, berharap seseorang datang menyematkan.

chap-preview
Free preview
Prolog
Bulan purnama ditabuh, kian larut malam pun makin ramai. Dingin seolah dilupakan demi menyaksikan orang-orangan kayu dihidupkan oleh tangan tuhannya. Sang dalang sedang bercerita di atas panggung. Selamat Datang di Gelak Tawa Para Penikmat Malam Kisah rekaan yang sangat lucu. Mereka duduk di sembarang tempat. Di pinggir jalan, di bawah pohon, di teras rumah warga, dan tempat tinggi. Beruntung bagi mereka yang berjongkok di depan panggung, lebih mudah menikmati jalan ceritanya. Menyembunyikan tubuh kedinginan mereka dengan sarung-sarung tipis, mereka menyesap lintingan rokok juga minuman hangat. Para ibu pun duduk di sana, mendekap bayi mereka yang terlelap. Menenangkan anak-anak dari tangis, tanpa menghiraukan malam semakin dingin. Tabuhan malam itu membuat bulan purnama berhasil cerah. Tanda alam menikmati persembahan manusia. Siapa sangka takdir satu di antara mereka sedang dipermainkan? Gendang, saron, gong serentak berhenti berbunyi satu gadis berkebaya merah diseret beberapa orang dari panggung. Menjeda senandung tersohor Laras. Perayaan hasil panen rakyat banyak berubah. Tawa mereka seketika senyap tidak berbekas. Tangis dan u*****n menggema di perjalanan pengarakan tumbal menuju hutan. Gadis cantik itu akan mereka korbankan. Laras meronta-ronta, menjerit, cakaran kukunya tidak mampu membebaskan diri dari pria-pria berbaju hitam. Obor-obor menyala menggiring gadis malang pada peristirahatan terakhir. Sebagai penyelamat desa dengan paksaan. "Warga sekalian. Malam ini tepat bulan terlihat penuh dan terang menyinari malam. Para leluhur setuju bersama kita. Laki-laki berbaju hitam menunjuk Laras. Suara beratnya mundur riuh mereka di belakang. orang tua pemegang tongkat ular. "Beruntungnya kamu, Laras. Berbargalah keluargamu. Kamu adalah pahlawan desa ini. " Mata angin Laras berjatuhan menyaksikannya menggeliat dari cengkeraman seseorang. Wanita yang telah menerimaya " Omong kosong kau, Wirasana! "Jerit Laras pada pria tua itu. "b******n!" Jerit Laras memberontak. "Ikat!" titah Wirasana sangat tenang namun tajam. Orang-orang itu menuruti perintahnya, mengikat juga tangan Laras. Gadis itu tertawa keras di sela tangisnya. Mereka pun saling berpandangan. Sinden mereka sudah gila. "Bunuh aku Wirasana. Keturunanmu yang akan mengalahkan akibatnya. Sembah aku Wirasana selamanya. Jika kau dan keturunanmu ingin selamat." Tamparan tentang pipinya, lantas darah segar dari ujung bibir. Laras semakin menantang. Tangannya tergepal di kedua sisi. Pria tua yang berdiri memegang amarah yang akan mempengaruhi citra dipindahkan. Laras berseringai, mendongak dari posisinya bertulut di hadapan Wirasana. "Ingat baik-baik hari ini, karena satu saat ada satu darahmu yang menjadi aku." Matanya menuju pilihan manusia bergenggaman tangan. Lelaki terkasihnya memeluk wanita lain. Tawa Laras pecah menyuarakan kesakitannya, seakan gemuruh petir dan angin mematikan obor-obor adalah undangannya. Hutan menjadi gelap seketika. Mereka bergetar getaran. Hujan lebat tidak lantasentikan tawa Laras. Dia menggila, terlihat samar oleh kilatan petir. "Lempar!" Diperintahkan Wirasana diproses. Orang-orang berbaju hitam ragu menerima Laras. Namun, sumpah tatapan membunuh Wirasana lebih sulit. Laras tersungkur di atas tanah basah. Lubang kematiannya. Gadis itu terus tertawa sambil membawa tanah dan hujan membenamkan seluruh tubuh. Sampai tawa yang hilang meninggalkan nafas terengah-engah para pemegang cangkuk. Di antara secuil rasa iba, mereka lega Laras telah mati. Hanya saja mereka keliru. Mereka berlari tak tentu arah meninggalkan cangkul dan obor. Menyelamatkan diri di tengah hujan badai. Gelak pedih gadis itu kembali menggema di seisi hutan. Laras memang sudah mati. Senandungnya akan terus terdengar.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.0K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.0K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.7K
bc

Escape from Marriage - Kabur dari Derita Pernikahan Kontrak

read
256.7K
bc

Romantic Ghost

read
162.2K
bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
90.9K
bc

MOVE ON

read
94.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook