bc

Should I Write It?

book_age12+
841
FOLLOW
3.7K
READ
family
friends to lovers
goodgirl
student
twisted
sweet
highschool
first love
friendship
secrets
like
intro-logo
Blurb

Dia Analise, cewek emosional yang gemar menulis. Bagi orang-orang yang belum mengenalnya, dia tidak banyak bicara. Tetapi jika kamu telah berhasil memasuki kehidupannya, cewek itu akan perlahan merayap keluar dari cangkangnya dan bersiap untuk memberikan sajak-sajak baru dalam hidupmu - Lucas.

Dia Lucas, cowok menyebalkan tapi juga manis yang gemar menyimpan teka-teki. Dia mengajariku apa itu cinta, membuatku jatuh hati, lalu meninggalkan janji yang kuingin dia tepati - Analise.

Cinta bukanlah persoalan terbesar dalam kehidupan manusia, tapi cinta adalah jalan keluar terbaiknya.

chap-preview
Free preview
Prolog
Waktu istirahat SMA Dian Pelita .... Sebuah pena hitam digerakkan dengan hati-hati sehingga mulai melukiskan beberapa huruf yang sangat indah, seindah si penulis. Ya, itu dia Analise yang sedang sibuk menulis puisinya. Cewek itu mulai merasa sedikit gerah, tetapi ia tetap belum ingin beranjak dari kursi kayu yang didudukinya. Ruangan itu cukup besar, namun terlalu banyak buku yang belum diatur rapi. Bahkan, di samping Analise terdapat bertumpuk-tumpuk buku baru yang masih menunggu giliran untuk dirapikan di rak. Ya, perpustakaan sekolah. Di sinilah Analise sekarang, di tempat yang cukup sunyi ini, ia berharap untuk dapat menyelesaikan puisi barunya. "Ana, kamu di sini?" sapa seorang wanita paruh baya. Wanita itu baru saja masuk ke dalam perpustakaan, ia menghidupkan sebuah radio tua yang ada di ada di atas mejanya setelah beberapa detik melempar pandangan ke arah Analise. Cewek itu memberhentikan aktivitasnya sesaat lalu menengok ke arah wanita itu dengan tersenyum. "Iya, Bu. Biasa, saya lagi nulis," kata Analise sopan. Wanita itu adalah librarian di sekolah ini, namanya Siska. Ia sudah cukup akrab dengan Analise karena dirinya selalu menemui cewek itu hampir setiap hari di perpustakaan. "Mm, Ibu mau minta tolong," kata Siska sambil mengambil beberapa buku di mejanya. Analise yang peka langsung bangkit berdiri mendekati meja Siska untuk membantunya mengangkat buku-buku tersebut. "Ibu mau saya bantu ngangkatin ini?" Siska tersenyum sambil menggeleng pelan. "Nggak papa, Nak. Ibu mau minta tolong kamu jagain perpus bentar aja, soalnya Ibu harus ngantar ini ke ruang kepala sekolah. Ada urusan penting," jelas Siska. Analise mengangguk mengerti. "Baik, Bu. Tenang aja saya bisa kok." Setelah mengatur buku-buku yang akan dibawanya dengan rapi, Siska pun segera berjalan ke luar, meninggalkan Analise yang masih berdiri di tempat yang sama, memastikan Siska dapat membawa buku-buku itu dengan baik. Setelah punggung Siska menghilang dari pandangan Analise, cewek itu berjalan ke kursi di mana ia duduk tadi. Ia kembali membuka buku bersampul birunya dan mengambil pulpen berwarna emas miliknya, berniat melanjutkan puisi yang tadi. Kini tinggal ia sendiri di dalam ruangan itu. Hanya suara radio tua yang menemani Analise sekarang, volumenya cukup kecil tetapi Analise dapat dengan jelas mendengarnya, sedang diputarkan lagu barat terbaru. Beberapa kali Analise berhenti menulis dan menarik napas sekedar untuk beristirahat. Ia bisa mencium bau buku yang khas. Ah, sungguh keadaan ini sangat tenang. Begitu pikir Analise. "Hai, Alis." Suara itu, Analise mengenalnya sangat baik. Cewek berambut sebahu itu menghela napas pelan. "Lucas ...." Analise menengok sebentar memastikan suara itu benar milik cowok yang dikenalnya dan benar saja, itu Lucas. Lucas mengambil tempat duduk yang berhadapan dengan Analise, ia duduk dengan rapi dan meletakkan kedua tangannya di atas meja dan memperhatikan apa yang sedang dilakukan Analise. "Puisi baru, ya Alis?" tanya cowok itu. "Hm ...," jawab Analise tanpa menengok Lucas. Lucas diam, sebenarnya ada beribu-ribu ide jahat di benaknya untuk mengganggu cewek di depannya, tetapi kali ini ia memutuskan untuk diam saja. Cowok itu diam beberapa menit, namun ia tidak bisa hanya duduk diam saja. Ia pun beranjak untuk melihat-lihat buku yang bisa dia baca, setelah mendapat buku yang menurutnya bagus ia kembali ke kursi tadi dan mulai membaca. "Lo nggak makan?" kata Analise setelah beberapa waktu Lucas membaca. "Udah. Tumben kamu nanya?" Lucas memang terbiasa berbicara aku-kamu dan itu cukup lucu, bukan? Ia mendapat hal itu dari keluarganya yang sedikit berbeda dalam hal mendidik anak, jadi Lucas juga tidak ingin merubah apa yang telah diajarkan dalam lingkungan keluarganya. "Biasanya kan lo suruh gue nanya." "Kali ini kalau gue mau tanya, emangnya salah?" kata Analise. Ia memberhentikan aktivitas menulisnya. Melihat ke arah Lucas, hari ini Lucas sedikit berbeda. Itulah yang ada dalam pikiran Analise sekarang. Lucas terlihat sangat pendiam dan tenang, tidak usil seperti biasanya, ya... walaupun tadi dia sempat memanggil Analise dengan sebutan 'Alis', tetapi itu bukan level usil yang biasanya Lucas tunjukkan saat bertemu Analise. "Nggak papa kok, kalau kamu nanya. Hehe... by the way, bekal kamu enak banget. Pangsitnya kamu buat sendiri, ya?" kata Lucas sambil terkekeh pelan. Beberapa detik kemudian ia melihat Analise yang sudah berdiri dan bersiap menjambak rambutnya. Reaksi Analise sangat lucu untuk Lucas dan itu membuat Lucas hanya bisa tertawa. "Eh, jangan dekat-dekat. Hari ini aku pakai minyak rambut, nanti tangan kamu lengket, emangnya kamu mau?" Lucas memperingatkan, ia bisa membuat Analise tidak bisa menyerangnya kali ini dan itu sangat memuaskan. Sedangkan Analise, dia merasa geram sekali dengan cowok di depannya. Ingin dia mencubit Lucas, tapi ia sudah tobat untuk melakukan hal itu. Terakhir kali Analise mencubit Lucas membuat Analise tidak bisa tidur karena memikirkan kulit Lucas yang membiru akibat cubitannya. "Kirain tadi udah nggak kumat, eh ...." Analise hanya bisa menggerutu pelan. Ternyata cowok itu sudah memakan bekal Analise, kalau seperti ini Analise akan kelaparan saat jam istirahat kedua nanti. Moodnya tidak bagus lagi. Analise menutup bukunya kemudian duduk sambil melipat tangan dengan wajah murung. Dua menit berlalu, Lucas masih belum juga berhenti tertawa. Hah, Analise berharap Siska cepat-cepat datang agar ia bisa segera pergi dari sini. "Udah dong ketawanya, senang amat. Lo tuh kenapa sih, suka banget buat gue marah, gue nggak suka ya, Lucas," tukas Analise dengan tatapan tajam ke arah Lucas. Cowok itu pun berusaha berhenti tertawa. "Abisnya kamu sih, aku ajak ke kantin nggak pernah mau. Yaudah ...." "Yaudah apanya?" "Aku makan aja bekal kamu. Biar istirahat kedua nanti, aku traktir kamu makan di kantin," jelas Lucas. "Ih ... kan gue udah bilang berkali-kali. Nggak enak makan di kantin, nanti dilihat orang gimana, terus kalau mereka berpikir negatif tentang kita gimana? Apalagi kalau ... Mark yang lihat kita berdua. Nanti dipikirnya gue sama lo pacaran lagi," jelas itu adalah penolakkan dari Analise. "Emangnya Mark kenal sama kamu?" "Lucas yang tampan dan bijaksana, kemarin kan gue udah bilang sama lo, gue lagi PDKT sama Mark. Makanya gue buat puisi ini, karena gue sudah berada dalam satu grup kepenulisan sekolah dengan Mark. Dan dia senior yang akan membimbing gue," jelas Analise. "Aku nggak tahu tuh, lagian kok kamu nggak izin dulu sih sama aku untuk PDKT sama dia?" kata Lucas dengan intonasi yang sedikit berbeda, seperti tidak terima atas kata PDKT yang diucapkan Analise. "Siapa lo siapa gue?" Analise Gretzie, seandainya kamu bisa mengerti maksud aku sekali aja. Lucas terdiam sesaat, sepertinya itu adalah kata-kata terpahit yang pernah diucapkan Analise kepadanya. Memaksakan senyum, Lucas beranjak dari kursinya. "Emangnya kita apa kalau bukan senior dan junior?" ucap Lucas. "Udah ah, aku mau ke kelas dulu. Istirahat kedua aku jemput kamu di kelas, gak terima penolakan. Aku nggak mau kamu jatuh pingsan nanti gara-gara nggak makan," kata Lucas sambil berjalan ke arah pintu keluar. ♡♡♡

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Bridesmaid on Duty

read
162.0K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.8K
bc

T E A R S

read
312.6K
bc

MY ASSISTANT, MY ENEMY (INDONESIA)

read
2.5M
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.1K
bc

Suamiku Bocah SMA

read
2.6M
bc

Wedding Organizer

read
46.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook