bc

CAMERA

book_age12+
151
FOLLOW
1K
READ
revenge
dark
student
no-couple
bully
nerd
another world
secrets
supernatural
like
intro-logo
Blurb

Rezvan Arnawa tidak pernah bisa mengerti takdir yang sedang mempermainkannya. Tak juga tahu nasib mana yang sedang dilakoninya. Tapi, hanya satu yang ia tahu. Semesta seolah menghukum dengan perlakuan yang diterimanya. Tak punya teman, dibully, orang tuanya yang terus menerus cek-cok, sampai ayahnya tega memukul ibunya adalah sekelumit masalah yang ia hadapi.

Hidup tanpa masalah menjadi keinginan terbesarnya.

Langit gelap jadi saksi dengan menumpahkan air mata dari awan. Suatu hari kamera—yang jadi separuh jiwa Arna—rusak karena terjatuh dari lantai tiga sekolahnya. Aneh. Esoknya ia malah mendapat hadiah. Sebuah kotak berisi kamera.

Tanpa prasangka, Arna mencoba memotret menggunakan kamera anyar tersebut. Dan tanpa ia duga, lensa kameranya sanggup membuat dia melihat kelebat bayang makhluk yang tak bernyawa—hantu—meski ia sama sekali tak dapat memotretnya. Mencoba tak ambil pusing, Arna memilih untuk kembali menjalani hari-harinya tanpa curiga.

Hingga dengan terkejut ia mengetahui bahwa ada sosok hantu yang butuh bantuannya.

Mengapa harus Arna? Apa gerangan hubungan hantu itu dengan Arna? Yang paling penting, darimana kamera itu berasal?

Bersama teman barunya yang indigo, Arna berusaha menjawab pertanyaan itu ... sekaligus meraih hidup tenang seperti harapannya itu.

chap-preview
Free preview
p r o l o g
Don't forget to tap loves Happy reading--ever after:'D ♦♣♥♠ 2022 Aratt, Aisen "Yang bener?" ujar cowok itu ragu. Lawan bicaranya menghela napas, seolah sudah tau bahwa cowok di hadapannya tak akan percaya. "Iya, masa aku mau boong sih?" "Tapi ... aku juga kepikiran soal kamu sih. Udah lama aku nunggu." "Emang, kamu kan orang pilihan. Partner." Cowok itu terlihat berpikir. Masih tak percaya dengan pernyataan yang dikatakan lawan bicaranya. Meski sekarang ini Neal adalah sahabat terdekatnya yang amat ia percaya sehingga rasanya ia tak akan mungkin berbohong. "Cuma ada lima. Kukira misiku bakal gampang. Kamu tinggal duduk manis dan sebutin hal yang kamu mau. Dengan syarat itu tadi," ujar Neal. "Tapi ... aku bingung," cowok itu mengacak rambutnya, "serius, enggak masuk akal banget." Nael menyisir rambutnya. Netra biru yang seperti safir itu berkilauan tidak biasa. "Memang," ujarnya membenarkan. "Enggak usah terlalu dipikirin. Jangan pake logika. Kalo kamu percaya cinta enggak butuh alasan, berarti hal itu cukup jadi bukti bahwa enggak semua hal di dunia ini harus punya penjelasan," Neal membusungkan d**a merasa bangga dengan ucapan bijaknya. Di samping itu, lawan bicaranya mendecih, dongkol mendengar kalimat perumpamaan Neal tentang cinta. Neal buru-buru menambahkan, ia masih belum selesai berdakwah. "Lagipula, setelah banyak hal yang kamu lalui dua tahun lalu ... apa masih kurang? Apa kamu udah berhasil nemuin jawaban untuk setiap kejadian? Apa kamu bisa cari alasan buat setiap perbuatan itu? Belum 'kan? Entah sekeras apa kamu coba tetep aja kamu enggak bisa ngerti." Remaja laki-laki itu berdecak. "Huh, sama sekali cukup. Udah ada banyak hal absurd yang aku alami, semua itu menimbulkan banyak tanda tanya. Rasanya dimana-mana banyak rahasia dan misteri." "Makanya aku di sini. Semua pertanyaan soal yang kemarin, tentang masa lalu itu aku bantu pecahin. Sebagai gantinya akan ada banyak pertanyaan buat hari ini dan masa yang akan datang." Neal memang penuh kejutan. Tentang siapa dia sebenarnya saja cowok itu masih tak tahu pasti. "Aku pengen tau soal banyak hal, tapi sebagai manusia aku tetep punya batas. Memang ada beberapa hal di dunia yang lebih baik dibiarkan tetap jadi rahasia, gitu 'kan?" Neal terkekeh, "Wah, ternyata kamu bisa bijak juga ya? Tapi tenang aja, semesta itu adil. Ada juga beberapa rahasia yang enggak selamanya bisa disembunyiin. Jadi, kalo kamu tetep enggak tau, berarti kamu harus menunggu sedikit lebih lama." "Kamu ngomong apa sih?" tanyanya karena arah pembicaraan Neal tidak jelas mau dibawa kemana--eh jadi lagu donk. "Itu hlo, ada ungkapan 'waktu akan menjawab semuanya' 'kan? Jadi kalo kamu merasa enggak tau apa-apa, bukan berarti kamu bodoh. Mungkin emang belum waktunya kamu buat tau." Lagi-lagi dia kesal, kemudian dengan kedua lengan memukuli Neal, "Sama aja Mblo! Mau gimana kamu bilang, manusia tetep aja terbatas soal pe-nge-ta-hu-an itu. Tau ini belum tentu tau itu, kamu mau bilang gitu 'kan?" "Iya, cocok sama kondisimu sekarang. Mencari jawaban atas masa lalu malah bisa melahirkan pertanyaan baru buat masa depan. Emang hakikat jadi manusia ya terus nanya dan cari jawaban. Atau bisa aja kamu lagi ada di situasi dan kondisi yang enggak tepat, akibatnya kamu terlihat jadi manusia yang paling enggak tau apa-apa." Ditatapnya Neal dengan kesungguhan, teringat dua tahun lalu, "Aku inget kamu pernah ngomong ini." Ia kini merasa ucapan Neal benar adanya, ia telah membuktikannya dulu. Secara tiba-tiba ia kembali teringat orang itu. Cowok itu mengawang angkasa, ditatapnya langit di atas kepalanya, pikirannya serasa ikut melayang. Memori selama dua tahun ini bermain di kepalanya. Tentang gadis itu, juga gadis yang satunya. Mengenai laki-laki itu juga pria lainnya. Ia pernah mengalami hal ganjil, ia tak menyangka harus menghadapinya lagi. Neal dan kemampuannya yang seperti superhero itu. Kalau begitu, apa yang sebaiknya ia minta? Bukannya tak tahu. Justru banyak sekali yang ia mau. Tapi cuma ada lima kali kesempatan, bagaimana ia bisa mewujudkan semuanya? Bagaimana dengan masa lalu yang beberapa kali terus disinggung Neal? Mungkin dia bisa mengubah sesuatu di sana. Akan tetapi ia menyadari sebuah konsekuensi, kalau dia pergi ke masa lalu, bukannya sangat amat mungkin masa depannya bisa berubah? Artinya ia mungkin tidak akan berada di sini dan bertemu Neal. Tidak ada yang salah dengan masa lalu itu sebenarnya. Toh, masa sulit itu sudah lama berlalu dan ia bisa menghadapinya. Hanya saja imbas pengalaman itu begitu berpengaruh padanya. Sampai sekarang dia tak bisa lepas dari bayang-bayang itu. Kemana dan kenapa. Sebuah ide terbersit di kepalanya. "Eh, aku mau tanya. Walau aku enggak yakin kamu tau jawabannya atau enggak, tapi ya daripada penasaran lebih baik kalo aku nanya." Neal hanya mengangguk siap mendengarkan. "Mungkin enggak melakukan perjalanan waktu tanpa ngubah apa pun? Maksudku, ini bukan tentang perjalanan menembus dan melawan waktu. Cuma, ya ... dalam suatu perjalanan itu mungkin enggak kalo aku jalan bersisian dengan waktu?" "Aku enggak yakin aku paham maksudmu." "Maksudku, aku mau ke masa lalu tapi enggak pengen ngubah masa sekarang. Kalo balik ke masa lalu, artinya kan aku melawan arus. Tapi aku enggak mau itu." "Duh, aku tau kamu emang punya IQ rendah. Tapi apa ya kamu sebodoh ini?! Terus buat apa repot-repot balik ke masa lalu kalo enggak pengen ngubah apapun? Justru orang pengen ngulang waktu karena ada penyesalan di sana! Kamu ini gimana? Banyak maunya dasar," sungut Neal kesal. "Oh, iya ya," respon temannya itu--yang membuatnya semakin terlihat bodoh di mata Neal. "Eh?! Sekarang malah kamu ngatain aku bodoh, tadi apa kamu bilang soal yang tadi? 'Kalo kamu enggak tau apa-apa bukan berarti kamu bodoh'? Labil bener, enggak jelas!" "Eh, ya maap. Abis pertanyaanmu gitu sih, kan jadi keliatan blo'on," balas Neal tak mau kalah. "Ya itu namanya situasi dan kondisnya aja yang bikin aku keliatan bod--" "Iya iya! Jadinya mau apa kamu sekarang? Aku bisa ngabulin apa aja permintaanmu. Sisanya kamu urus sendiri. Mana aku tau soal yang tadi itu. Kamu cuma enggak boleh nyesel." "Jadi gitu," cowok itu bimbang sejenak. Tapi mengingat masa dua tahun lalu bisa saja ini memang jalan hidupnya. Dia hanya perlu meminta hal yang sama tepat dua tahun lalu. Dia tidak boleh menambahkan sesuatu, jangan sampai ada fakta yang terkorupsi juga. Dia tidak ingin mengulang waktu ataupun memutarnya. Dia tidak yakin apakah benar begini, namun semua itu ... terlihat cocok. Potongan teka-teki yang selama ini masih jadi pertanyaan. Kepingan misteri dimana ia masih mencari jawaban. Bagian histori ini baru saja ia temukan, tinggal digenapkan. Walau sebenarnya dia juga tidak perlu melakukan perjalanan waktu. Dia hanya perlu memberikan kamera itu. Lantas, bagaimana caranya? Lewat apa? Portal waktu? Memangnya ada jasa kurir barang antar waktu? Mengirim paket ke masa lalu? Baiklah, pikirannya semakin jauh dari realita. Dia tidak bisa pergi ke sana atau semuanya akan jadi berbeda. Ya, dia tidak boleh meninggalkan masa ini, kameranya-lah yang harusnya pergi. Nanti bukannya kamera itu juga akan kembali ke tangannya? Sebelum dirinya semakin pening dan berubah sinting, ia memutuskan untuk segera mengatakan permintaannya yang pertama. Kalau terlalu lama, pikirannya bisa berubah. "Langit memberkati tanah dengan hujan. Ia jatuh dan cinta dengan bumi, sampai petang datang. Ketika itu jembatan Kaki Surga tidak bisa digunakan. Aku minta kameraku yang sekarang dikirim dengan kotak kayu di depan rumah Arna tanggal 16 Yanvar¹ dengan lensanya mampu buat liat Eilis, Marnamayi Eilis. Dan, biarin Arna masa lalu itu dapet penggalan kejadian tentang masa depan," cowok itu berujar seolah merapal mantra. Ia geli sendiri, permintaannya aneh sekali. Entah akan jadi bagaimana hidupnya. Neal memejamkan mata. Tapi tak ada yang terjadi, kecuali perubahan atmosfer di sekeliling mereka. Walau hal itu sama sekali tak menghasilkan dampak berbahaya. Di sisi lain, tepat di dalam sebuah rumah biasa yang tak istimewa, kamera yang bertengger di atas sebuah meja hilang begitu saja. ♦♣♥♠ Bertahun-tahun yang lalu--tepatnya 75 tahun silam--tiga negara yang bertetangga pernah dijajah Kaum Wicca. Dalam masa sulit itu penduduk pribumi dipaksa kerja keras tanpa dibayar. Mereka menderita. Namun, para pahlawan segera lahir dari berbagai tempat. Dengan perjuangan dan pengorbanan akhirnya Kaum Wicca melakukan gencatan s*****a. Kebebasan akhirnya bisa diperoleh setelah banyak perlawanan. Tak terbilang banyaknya nyawa yang ditumpas, tak terhitung jumlah raga yang ditebas. Meski begitu, semua itu tidak sia-sia, tidak percuma. Karena .... Tepat tanggal 17 Serpen² 1945 mereka dinyatakan merdeka. Lantas, di tahun 1967 ketiga negara--yang dijuluki Dwipantara ini--bersatu dengan nama Kepulauan Indus. Mereka sepakat hanya tunduk pada satu pimpinan. Nama ketiga negara ini adalah Aisen, Nod dan Dnii. Soal ukuran, negara Aisen berada di peringkat pertama dengan luas mencapai 750 kloim-ert³ persegi lebih sekian. Nod memiliki luas sekurang-kurangnya 470 kloim-ert persegi. Terakhir, Dnii memiliki luas paling kecil yakni 400 kloim-ert persegi. Pemerintahan mereka berupa kerajaan monarki absolut* dipimpin seorang bergelar Iiurai⁴ yang saat ini berpusat di kota Aratt. Meski begitu, teknologi dan transportasi mereka juga makin maju. Mereka tidak lagi menggunakan kuda, dokar, maupun gerobak untuk berpergian. Akan tetapi mereka telah mengenal sepeda motor, mobil hingga pesawat terbang sebagai sebuah terobosan yang tingkat efisiensi dan efektivitasnya berkali lipat lebih baik dari transportasi tradisional. Adapun yang dimaksud dengan sebutan negara ini adalah tiga pulau besar dengan beragam kekayaan. Karena setiap pulau terpisah oleh lautan, penduduknya suka berlayar dan memiliki banyak pelabuhan di pesisir dekat perairan. Tapi tak hanya itu, mereka juga melakukan politik dengan negara lain. Mereka berakting, bernyanyi, dan melakukan aktivitas lain. Mereka harus bekerja untuk bertahan hidup. Perusahaan-perusahaan besar juga turut tumbuh diatas bumi pertiwi mereka. Berbagai mata pencaharian muncul demi kebutuhan akan nafkah. Anak-anak harus sekolah demi mendapat ijazah, lulus lalu berkerja, sampai akhirnya menikah. Persis seperti dunia kalian. Bedanya, kami tidak disebut Indonesia. Dan, jelas sudah ini bukan melulu cerita tentang betapa dunia ini begitu mirip isinya dengan duniamu. Di kota besar Aratt, ada seorang laki-laki. Rezvan Arnawa namanya. Dan kisah ini adalah tentangnya. ♦♣♥♠ * : Dalam artian sebenarnya, sistem monarki absolut ini mengakui seorang raja atau kaisar sebagai kepala pemerintah dan kepala negara mereka. Raja atau kaisar ini memiliki hak dan kewenangan penuh untuk setiap kebijakan dan keputusan. Raja yang berkuasa tersebut memilih sendiri dewan pemerintah--yang biasanya diambil dari sesama keluarga bangsawan pula. Dia yang mengatur jalan pemerintahan dengan menunjuk seseorang melakukan perintahnya. ~~~ ¹ : dalam bahasa Indonesia artinya bulan Januari ² : dalam bahasa Indonesia artinya bulan Agustus ³ : satuan kilometer ⁴ : Kepala Pemerintah Tertinggi yang punya kuasa bak raja dan rakyat dibawah kekuasaannya menganut kepercayaan bahwa setiap Iiurai adalah juga keturunan seorang Dives--Dewa. Masa pemerintahannya seumur hidup, karena terus diturunkan dan diwariskan. Ps : Beberapa nama dan istilah di atas adalah nyata, sisanya murni pemikiran Author. Heyo wasap? Selamat datang gais ^.^// Aku kasih tau dulu di awal kalo setting ceritanya bukan di Indonesia ataupun di belahan bumi manapun. Gimana world building-ku? Merasuk? Kuharap iya, sekalian kalean semwa belajar^^ Istilah dan seluruh kerabatnya itu aku buat supaya kalian merasakan bener-bener dunia punya Arna yang sedikit anti-mainstream. Enggak mentang-mentang biar keren. Setiap istilah baru yang aneh itu ada artinya semua. Bahkan setting tempatnya kalian sendiri juga ada maknanya. Pantengin teyus story-nya, nanti aku jelasin;) --nantinya itu pan-kapan maksudnya^^ Yang jelas, percaya aja deh, dunianya serupa sama yang di sini. Enggak sepenuhnya sama tapi enggak bener-bener beda juga. Ada yang sadar? But, yah, this is different-lah pokoknya ~,~ Btw, kleyan bisa komen kalo aku typo dan gaje. Saran dan kritik klean bakal membantu buat kemajuan cerita ini ;)) Sok atuh, silahkeun kalu mau demo onlen, mau ngetik 'kotor', atau mau aku uga boleh//plaaakk!! Intinya jan diem-diem bae, 'key? Baiqla, silahkan lanjut, kebanyakan chit-chat aku. Huhuu maapkeun TwT Happy #stayathome SiYa

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.1K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.8K
bc

PEMBANTU RASA BOS

read
15.5K
bc

Hubungan Terlarang

read
500.8K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.7K
bc

Papah Mertua

read
530.0K
bc

Perfect Honeymoon (Indonesia)

read
29.6M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook