bc

Pria Dingin Mengejar Gadis Cuek

book_age18+
1.4K
FOLLOW
34.0K
READ
billionaire
possessive
family
arranged marriage
powerful
CEO
drama
bxg
city
like
intro-logo
Blurb

Mature content.

Keith Andrew James seorang CEO sekaligus Komisaris dari James Corporation tidak pernah mengenal cinta dari seorang wanita. Namun kejadian di Lift membuatnya bertemu, dan jatuh cinta dengan seorang gadis manis nan cuek bernama Shena Caroline Wijaya.

Akankah Keith berhasil menarik perhatian Shena, gadis pujaannya, dan menjadikannya sebagai pasangan hidup?

Akankah Keith sanggup menaklukan segala rintangan yang datang silih berganti, ataukah ia akan menyerah?

chap-preview
Free preview
Aku Bosan Pada Sikapmu
Shena Wijaya POV Halo semuanya, namaku Shena Wijaya. Usiaku kini 22 Tahun. Aku berasal dari Jakarta, Indonesia. Keluarga kami sekarang berada di Boston, Amerika Serikat, karena mengurus bisnis keluarga. Aku memiliki seorang Adik laki-laki bernama Matthew Budi Wijaya. Kami berbeda usia 8 Tahun, dan karena dia satu-satunya Adik lelaki, maka kami selalu kompak satu sama lain. Aku kuliah di Boston University, jurusan Business Management. Kegiatan lain selain kuliah, aku bekerja Part-time sebagai Waitress di sebuah restoran cepat saji yang berada di kota sama , yaitu di Boston. Mengapa aku tidak bekerja di perusahaan milik Papa saja? Simpel, aku tidak mau dicap sebagai anak manja, dan hanya mengandalkan namanya untuk diterima bekerja di sana. Di Boston, aku memiliki seorang kekasih, namanya Dean Ernest. Walaupun awalnya mempunyai seorang kekasih adalah di luar keinginanku. Dean Ernest, dialah nama pria yang sudah 3 Tahun ini menjadi kekasihku semenjak kuliah semester 2. Dia teman seangkatanku namun berbeda jurusan. Aku jurusan Business Management, sedangkan Dean jurusan Computer Science. Aku tidak tahan dengan kelakuan Dean. Semakin lama semakin menjadi dan aku sudah bosan. Awalnya aku menikmati semua perhatian dia. Namun lama-kelamaan membuatku menjadi susah sendiri. Sudah dia posesif, cemburuan tingkat tinggi. Aku susah kemana-mana seorang diri. Dean kerap menelponku dua jam sekali sekedar mengecek aku dimana, sedang melakukan apa, dan dengan siapa saja. Aku tidak suka di kekang oleh peraturan konyolnya itu, karena lantaran sikapnya yang berlebihan, kami berdua menjadi kerap bertengkar. Dean tidak mau aku kerja Part time. Di selalu berkata aku tak usah bekerja, karena masih memiliki orang tua yang bisa menanggung biaya hidup. Ayolah, yang benar saja aku tetap mengandalkan orang tua? Aku juga ingin berbelanja memakai uang pribadiku, uang yang aku hasilkan sendiri. "Shena, kamu masih kerja Part-time?" Tanyanya ketika kami bertemu setelah pulang kuliah. Dean menjemputku pada hari Kamis, di saat aku libur kerja Part-time. Aku memutar bola mata dengan sebal. Dia pasti akan mulai mengoceh, kataku sebal dalam hati. "Iya, masih," jawabku malas. Sudah dapat ku duga sebelumnya, Dean mendelik, dan dia mulai panjang lebar mengkotbahi aku. "Sudah selesai bicaranya? Kita bertemu hanya untuk bertengkar atau kamu merindukan aku?" Tanyaku sebal padanya. Aku sudah memotong ucapannya, dan aku tidak perduli bila dia marah karena merasa diabaikan. "Aku belum selesai berbicara!" Jawabnya keras. Dia adalah pria yang sangat keras kepala dan tidak mau dibantah. "Okay then. Aku lapar. Kamu ngomong saja sendiri!" Kataku ketus. Sudah lapar, diomelin pula, sengitku dalam hati. Ketika hendak turun dari mobilnya, dia mencekal lengan kananku. "Shena! Bisakah kamu mendengarkan aku dulu?" Sentaknya keras. Aku menatap manik hitamnya tanpa merasa gentar sama sekali. Kalau dia dibiarkan, akan semakin menjadi-jadi dan ini tidak boleh dibiarkan! "Mau dengar apalagi? Aku lapar, dan bahkan kamu tidak memeluk dan menciumku lagi, Dean! Dulu kamu tidak seperti ini!" Jawabku tak kalah keras. Dean terdiam dan menatap mataku. Kami berdua terdiam dan kesunyian melanda. Aku tidak akan minta maaf karena ucapan yang telah ku lontarkan, dia yang salah, dia yang harus minta maaf! "Maafkan aku, Shena. Aku tak bermaksud seperti itu," ucap Dean pelan. Nah, betul kan? Akhirnya dia minta maaf juga padaku. Raut muka Dean terlihat rasa bersalah karena telah memperlakukan aku kasar. Kemudian, Dean melepaskan cekalan tangannya, lalu dia tiba-tiba memelukku. Aku terdiam karena pelukannya yang spontan, dan membuatku heran karenanya. Sakit rasanya hati ini. Aku tidak suka bertemu kekasihku, bila dia hanya ingin memarahiku atas keputusan yang ku buat yaitu bekerja Part time. Bahkan orang tua mendukung keputusanku, asalkan aku tetap bekerja di perusahaan Papa saat lulus kuliah nanti. Kami berpelukan cukup lama. Dean menarik tubuhku, dan mencium kening ini cukup lama. Aku tersenyum karena dia pasti berusaha membujukku kembali. Begitulah Dean, dia akan berusaha merayu dengan sikap manisnya. "Ayo kita ke restoran favorit kita. Kita makan di sana ya?" Tanyanya lembut. Aku mengangguk mendengar perkataannya, dan nada suaranya yang melembut. Sesuatu yang sangat jarang aku dapatkan selama ini darinya, karena kami kalau bertemu hanya bertengkar, tanpa ada kemesraan. "Ya, sayang. Aku mau kita makan di sana," jawabku manis, dan tersenyum padanya. Begini kan enak, bicara baik-baik, dan perlakukan aku dengan lembut dan manis, kataku dalam hati. Wanita dibentak, dan disalahkan, siapa yang suka dan tahan? Apalagi dihalangi mengejar cita-citanya terutama keinginan untuk mengembangkan diri dalam pekerjaan. Prinsipku: Sebelum jadi CEO, kita harus mulai segala sesuatu dari bawah, sehingga kita tidak hanya tahu memerintah anak buah, tapi juga merasakan bagaimana mengerjakan pekerjaan itu. "Terima kasih, sayang!" Ucapnya, dan mobil pun melaju. Aku sebenarnya sudah tak tahan dengan kelakuan Dean yang seperti ini. Aku tahu dia mencintaiku, tapi sanggupkah aku berpisah darinya? Hubungan kami berdua cukup lama berjalan. Selain itu, keluarga kami sudah saling mengenal satu sama lain. Restu orang tua pun sudah kami dapatkan, kurang apalagi? Ketika liburan, orang tuaku mengajak Dean ikut bersama kami, begitu pula sebaliknya. Di kampus, Dean adalah mahasiswa populer, dan entah dia kesambet setan mana sehingga bisa naksir aku. Aku tidak bilang aku jelek. Aku cantik dan aktif di kampus tapi aku bukan tipe yang bergaul dengan kalangan populer di kampus. Aku memiliki teman-teman di kampus tapi aku tidak suka hangout terlalu lama karena aku sibuk dengan duniaku sendiri. Aku dan Dean bisa saling mengenal karena aku dikenalkan oleh temanku, Sasha Nicole Bremann. Sasha salah satu wanita populer di kampus. Aku bisa berteman dengannya karena kedua Ibu kami bersahabat karib. Aku suka kemana-mana seorang diri. Sasha sampai mengomentari wajahku."You have a resting bi*tc*h face. (Wajahmu jutek)!" Ucapnya suatu hari tanpa terduga. Aku menaikkan alisku, "What does that mean (Apa artinya itu?)?" Tanyaku padanya. "Itu artinya wajahmu jutek, tidak ramah, walaupun kamu tidak melakukan apapun atau merasa bahagia, wajahmu tetap jutek, membuat orang salah paham. Seolah kamu marah pada mereka padahal tidak," jelas Sasha padaku. "Oh, aku baru dengar," kataku sambil mengikat rambutku yang sedari tadi tertiup angin. Aku memang sedikit tertutup karena aku memang malas bicara basa-basi dengan orang yang tidak aku kenal. Sasha sendiri berpacaran dengan Nicolo, mahasiswa tampan asal Italia. Mereka berkencan sudah 2 tahun lamanya. Bahkan Sasha selangkah lebih maju dariku: Nicolo mengajaknya menikah setelah lulus kuliah. Sebagai sahabat, tentu aku senang. Namun aku sendiri sedih. Aku tidak tahu bagaimana nasib percintaanku dengan Dean. Kalau aku mengingat semua pertengkaran kami yang lebih banyak daripada kisah bahagia kami, rasanya aku pesimis. Aku menghela napas, apakah aku yakin dengan Dean? Apakah aku akan menghabiskan sisa umurku dengannya ataukah kisah cinta kami akan berakhir? "Kenapa, sayang?" Tanya Dean padaku. "Tidak apa-apa, sayang," jawabku padanya. Jangan sampai dia tahu apa yang sedang aku pikirkan, jadi yang bisa ku lakukan adalah berusaha tersenyum semanis mungkin, walaupun pada kenyataannya tidak seperti itu. Mobil Dean sudah berhenti di depan restoran favorit kami, "Aldente" Restoran. Restoran ini adalah restoran dimana Sasha membawaku dan memperkenalkan Dean padaku. Nicolo pun ikut serta pada saat itu. Di restoran ini pulalah, Dean menyatakan perasaannya padaku, dan aku menerimanya menjadi kekasihku. Aku tersenyum melihatnya. Restoran ini bersejarah buat kami berdua sehingga kami selalu menamainya "Restoran Favorit." "Kita sudah sampai, sayang," ucap Dean dengan mesranya. Dia menggenggam jemari tangan kananku dan mengecup punggung tanganku. "Iya, sayang. Ayo kita masuk!" Kataku lembut dan kami berdua bergegas turun dari mobil dan masuk menuju ke restoran. *************************************************** Hai semuanya, Nama saya Priskila Wi. Novel "Pria Dingin Mengejar Gadis Cuek" adalah novel ke dua saya setelah Reinkarnasi Dark Witch. Semoga suka dengan cerita saya ya :) Cheers Priskila Wi  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

HURTS : Ketika Hati Yang Memilih

read
113.9K
bc

GAIRAH CEO KEJAM

read
2.3M
bc

Hello Wife

read
1.4M
bc

I LOVE YOU HOT DADDY

read
1.1M
bc

OLIVIA

read
29.2K
bc

Just Friendship Marriage

read
507.1K
bc

Penjara Hati Sang CEO

read
7.1M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook