bc

Promise Where

book_age12+
804
FOLLOW
4.8K
READ
arranged marriage
brave
confident
drama
tragedy
comedy
twisted
sweet
mystery
scary
like
intro-logo
Blurb

Aku sempat berjanji pada diri sendiri agar tidak menaruh hati. Namun tepat pada pukul delapan malam itu, kita tertawa terlalu keras.

Kamu terlalu sayang untuk aku abaikan, kamu terlalu hangat untuk aku yang kedinginan.

Maka, biarlah sang pengingkar janji ini mengakui. Bahwa hati yang mati-matian dipertahankan ini, telah tercuri.

Dan rasanya detik ini,

Aku ingin menyangkal bahwa semesta tidak bisa memisahkan. Tapi tiadamu membuat kesadaran kembali pada kenyataan, kita bukan lagi sepasang yang saling menggenggam, melainkan sepasang hilang yang saling dikekang. Bersamamu itu ingin ku, dan maaf, imajinasiku terlampau tidak tahu diri.

chap-preview
Free preview
Prolog
Teruntuk diriku, jangan berpura-pura tidak tau dan tidak mau tau, jelas-jelas tidak ada yang baik-baik saja dari kita. Ketika sudah mulai terasing, tidak peduli, dan saling melupa, apa itu masih bisa dibilang baik-baik saja? Aku mohon, Berhentilah menghindar dalam kegelapan, meskipun itu sesuatu yang sangat beralasan. Berhentilah menangis di dalam keheningan, meronta ronta seolah dirimu lah manusia yang tidak berguna. Berhentilah melamun dalam di keramaian, atau menutup mata di sela cahaya datang, karena bisa saja cahaya itu yang menuntun mu ke suatu tempat yang beraromakan keteduhan. Bisakah dirimu mulai menapaki setiap langkah kehidupan? Untuk memahami semua yang terjadi? Jika waktu saja bisa terus berputar tanpa merasa bersalah, akan kah dirimu tetap diam di titik yang sama seolah engkau manusia paling hina? Tidak, kau tidak boleh terus jatuh lalu terpuruk, Sedikit bangkit lalu berjalan pelan-pelan pun tak apa, toh kamu tidak sedang mengikuti lomba lari bukan? Ayolah, kau bukan lagi seorang gadis kecil yang sering menggoreskan sebuah potongan kaca di pergelangan tangan mu! Jika Moomy saja pernah menyuruh mu untuk bermimpi setinggi langit, lalu apa alasan mu untuk ambruk sebelum kau menggapai rerumputan? Sudahlah, jangan tutup matamu, warna warni cat saja sudah siap mengisi kertas kehidupan mu, untuk apa kamu masih memilih tinta hitam sebagai warna dasarnya? Yang dulu biarlah kau simpan di sebuah album kehidupan, yang berbingkai kelam dengan isi kenangan abu-abu, atau kau simpan dalam sebuah kaset usang yang berisikan melodi dari simfoni hitam. Dari aku 2015, untuk diriku 2020. Awqueenla Rayasha Milan, 14 Februari, 2015. Aku tersenyum melihat tulisan tangan ku lima tahun silam, ketika aku masih bersekolah di Milan, Italy. Aku menulisnya ketika kelas enam sekolah dasar mungkin, ah aku tidak ingat, aku tidak pandai mengingat masa lalu. Ya seperti itulah aku dulu, gadis kecil yang sangat tempramen, yang emosinya sewaktu-waktu bisa meledak tanpa aba-aba. Aku melirik arloji di tangan kiri ku, waktu keberangkatan tinggal lima belas menit, aku harus segera menaiki pesawat yang akan membawa ku ke sebuah negri yang cukup aku rindukan. Suasana di dalam pesawat cukup nyaman, aku duduk di samping jendela. Melihat Milan untuk terakhir kalinya, sebelum seorang pramugari cantik menginstruksikan banyak hal yang harus dan jangan di lakukan saat berada di dalam pesawat. Aku lupa, kita belum berkenalan bukan? Ya, nama ku Awqueenla Rayasha. Bersekolah di negeri orang sejak kelas tiga sekolah dasar sampai sekarang, kelas 1 SMA. Ada sebuah alasan kenapa aku pindah sekolah ke Milan, akan ku ceritakan lain waktu. Mungkin esok atau lusa. Kecuali jika kalian memberiku sebuah permen atau coklat, mungkin bisa aku ceritakan hari ini. Lupakan, kini aku akan kembali ke Indonesia, dan mulai bersekolah disana kembali. Menginjak kelas 2 SMA. Senang rasanya bisa kembali, namun aku harus bertaruh; melupakan banyak kejadian pahit yang terjadi di masa lalu. Dan ingat, aku tidak pandai mengingat masa lalu, kecuali yang menurut ku berharga. Katanya aku akan bersekolah di Bandung, aku sempat mencari tahu informasi mengenai kota ini, lewat Google dan beberapa orang yang aku hubungi disana. Alasan aku kembali kesini adalah; abang ku kini menikah, tidak sekarang, namun seminggu yang akan datang. Dia memutuskan untuk mengambil kembali adiknya yang menggemaskan ini ke Indonesia, agar aku bisa berkumpul bersama mereka, dan tidak merasa kesepian. Karena nyatanya, hidupku memang kesepian, menyedihkan bukan? Aku terpaksa menerima tawarannya, meskipun aku harus meninggalkan sahabat-sahabat ku di Milan. Akan ku sebutkan lima sahabat ku disana; pertama, Joong In, si cowok m***m dari negeri korea yang bersekolah di Milan, ia baik namun cengeng layaknya bayi kecil. Kedua, Neyna, ah Neyna aku pasti merindukan mu, dia adalah sahabat terdekat ku, dan dia menyukai Joong in, maaf Neyna, aku memberitahu mereka. Jika Joong in membaca ini, aku yakin dia akan malu. Ketiga, David, Cowok cool tampan, stt..! Aku menyukainya, namun sepertinya David tidak peduli. David cuek kelewat batas, ia tenang. Orang tuanya bercerai baru-baru ini dan ia tidak peduli. Ia pernah mencium ku sekali, ketika ia sedang mabuk, aku berhasil membuat cetakan biru pada matanya, dan itu tidak hilang selama tiga hari. I'm so sorry David, I love you! Ke empat, Selena. Selena sangat cantik, ia salah satu cewek yang paling banyak fans. Setiap hari mejanya pasti penuh dengan bunga, coklat, atau surat cinta. Menyenangkan bisa dekat dengan Selena, dan ya! Suaranya sangat indah, dia berbakat menjadi renkarnasi Selena Gomez, dengan versi lebih cantik. The last, Adam, dia berasal dari Filipina, cukup tampan, tingginya semampai, ia pintar dan dia seorang Muslim. Sama seperti ku. Aku dekat dengannya karena di ajarkan banyak hal. Aku tersenyum memikirkan mereka, aku berharap bisa bersama mereka dan menggiring mereka ke negeri ku. David bilang, Indonesia indah, masyarakatnya ramah, namun ekonominya rendah, banyak rakyat jelata yang masih tertindas disana. David memang sok tahu. Aku tersadar dari lamunan ketika seorang anak kecil yang duduk di samping ku mencolek bahu ku. Sontan, aku menoleh padanya, ia tersenyum menampilkan deretan gigi s**u yang beberapa diantaranya dipenuhi coklat, sepertinya ia memang sedang memakan coklat. Aku tersenyum sedikit. "Take it!" Ucapnya seraya memberikan sebuah permen coklat pada ku. "Owh thanks!" Aku mencubit pipinya. Ia tersipu malu, "he says you're so beautiful!" Ucapnya lagi, kemudian ia menutup wajahnya dengan satu tangan, satu tangannya lagi menunjukan seorang cowok disampingnya yang sedang terpejam, mendengarkan alunan musik yang terlihat dari earphone yang dipakai cowok itu. Aku mengerutkan kening ku, jelas-jelas cowok itu tertidur. Haha, aku tersenyum lagi. Aku mengajak anak kecil itu mengobrol. Katanya, mereka akan ke Indonesia karena pulang liburan, mereka tinggal di Indonesia. Sangat berbeda dengan anak kecil yang memiliki kulit pucat, cowok tertidur itu memiliki kulit putih khas masyarakat Indonesia. Ia tampan menurut ku, rahangnya tegas, hidungnya mancung, bibirnya sexy dan aku tidak sanggup melihat jika ia membuka mata. Pastinya aku akan meleleh di tempat. Tak terasa, kini aku sampai di sebuah bandara. Bandara di sebuah kota bernama Jakarta. Perjalanan yang menyenangkan, aku tidak mengalami gangguan seperti harus transit beberapa kali, senangnya. Anak kecil bernama Japson itu menarik rambut cowok di sampingnya, sehingga jambulnya rusak. Cowok itu bangun dan melepas earphonenya. Dia menatapku bingung, ahh iya, aku meleleh, matanya berwarna hazel, aku kira ia akan tersenyum, namun nyatanya tidak, aku sedikit kecewa. "Didn't I ever tell you? Don't talk to strangers!"  Bukankan aku pernah memberi tahu mu? Jangan pernah berbicara dengan orang asing! Ucapnya pada Japson kemudian menatap ku. Dasar angkuh! Memangnya aku terlihat seperti pedovil atau penculik anak? Pikirku. Japson mengerucutkan bibirnya, "but you say unless a beautiful girl! " Cowok itu menatapku lagi, "no, she's not beauty, she's just ordinary! "  (Tidak, dia tidak cantik, dia biasa saja) ucapnya kemudian menarik Japson untuk keluar pesawat. Aku menghembuskan napas ku kesal, kemudian melirik permen coklat yang diberikan Japson tadi. Ah, bukannya aku akan bercerita tentang bagaimana aku pindah ke Milan jika ada yang memberi ku permen atau coklat? Japson memberiku, maka akan aku ceritakan. Tapi nanti saja ya? Hari ini aku lelah, belum lagi menunggu jemputan menuju Bandung. Aroma Jakarta berbeda dengan Milan, tapi aku senang, meskipun ini panas. "Welcome to new journey, Queenla!" Gumam ku pada diri sendiri. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Cici BenCi Uncle (Benar-benar Cinta)

read
199.7K
bc

Pernikahan Kontrak (TAMAT)

read
3.4M
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
76.0K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
75.9K
bc

BILLION BUCKS SEASON 2 (COMPLETE)

read
334.5K
bc

See Me!!

read
87.9K
bc

Loving The Pain

read
2.9M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook