bc

Aku, Kamu dan 5 Tahun Pernikahan Kita

book_age18+
0
FOLLOW
1K
READ
city
secrets
like
intro-logo
Blurb

Rumah tangga yang berjalan hampir 5 tahun tak juga membuat Rista bisa hidup tenang bersama Bima sang suami, walau sudah dikaruniai seorang gadis kecil yang lucu dan pintar, Rista tetap tak merasakan cinta tulus dari Bima. Rista selalu beranggapan bahwa cinta Bima hanya untuk kakaknya yang sudah meninggal, ditambah lagi beberapa pihak yang ingin menghancurkan rumah tangga yang semakin membuat hubungan keduanya merenggang. Apakah mereka bisa menghadapi badai rumah tangga ini? atau memilih menyerah?

chap-preview
Free preview
Bab 1 - Lamaran Bima
Rista mengerjapkan matanya, melirik ke sisi sebelah dan hanya bisa menghela nafas saat melihat sosok sang suami sudah pergi bahkan tanpa berpamitan padanya. Tok tok tok Lamunannya buyar saat gadis kecil dengan seragam sekolah dan rambut yang di kuncir dua, datang mendekat kearahnya sembari memanyunkan bibirnya. "Anak ibu kenapa?" tanya Rista pada anak semata wayangnya, Syahira atau yang biasa dipanggil Rara. Gadis kecil berusia 4 tahun yang sangat periang, beruntung anak ini mewarisi sifat periangnya walau wajahnya seratus persen ayahnya. "Lala gak mau cekolah ibok" "Rara kan sudah janji, kalau semalam ibu bolehkan makan coklat akan masuk sekolah hari ini. Rara lupa ya, mau ibu ingatkan kembali?" Gadis kecil itu menggeleng "Berarti Rara ingatkan? Jadi sekarang Rara mandi dulu sama mbak Tami biar setelah itu kita sarapan dan ibu antar sekolah" ucap Rista sembari mengusap kepala anak semata wayangnya. Rara lah alasan ia masih bertahan saat ia sendiri sudah lelah dengan rumah tangganya ini. Rista dan Bima dinikahkan atas perjodohan yang dilakukan Bu Lastri-Ibu Bima dan ayahnya-Pak Aksa. *** "Rista, ayah tau kamu selama ini menyimpan rasa pada nak Bima dan ini waktu yang tepat. Nala, kakakmu juga pasti akan senang jika mendengar berita ini" "Tapi yah, yang kak Bima cinta itu bukan aku, kak Bima itu cintanya cuma sama kak Nala" "Siapa bilang nak? Ini sudah 5 tahun berlalu, usiamu bahkan sudah 22 tahun dan Bima sudah 23 tahun, jadi tak ada salahnya kalian mulai belajar membuka lembaran baru. Ayah tak ingin kamu merasa bersalah pada Nala nantinya jika Bima menikahi mu, karna ayah tau, Nalapun menginginkan hal ini" "Boleh aku pikirkan dulu yah? Aku juga baru lulus kuliah dan juga baru merintis karir" "Soal karir kamu tak perlu khawatir, bahkan tanpa kamu bekerja pun ayah selalu memberikan uang bulanan dan untuk Bima nantinya bisa melanjutkan perusahaan ayah" Sama halnya dengan Rista, Bimapun dituntut Bu Lastri untuk segera meminang anak almarhum sahabatnya itu, Bu Lastri tak ingin Bima kecolongan dan menyesal kembali saat nanti Rista diambil orang lain. "Bim, ayo ndang dinikahi nak Rista, nanti diambil orang kamu nyesel loh" "Ya ndak papa bu, kalau Rista memang mau menikah lebih dulu, aku juga pasti ikutan senang" "Loh loh ni anak kalau dibilangin sukanya ngeyel, awas ya nanti kamu minta dinikahin sama Rista, ibu nanti mampir kerumah Rista buat bilang kalau kamu gak mau nikah sama dia, biar Rista nikah sama teman ayahnya aja" "Yaudh Bu kalau gitu, berarti memang kami belum berjodoh" "Kamu ini memang keras kepala" ucap Bu Lastri sembari berlalu meninggalkan anak tunggalnya. Bu Lastri tak habis pikir, bagaimana Bima bisa dengan santai mengatakan hal demikian, padahal sang ibu yakin anaknya ini menaruh rasa pada Rista, terbukti saat gadis itu mempunyai kekasih, Bima sangat protektif menjaga Rista, bahkan saat Rista jalan berdua dengan Rama-mantan kekasihnya Bima tak segan-segan menjadi obat nyamuk diantara mereka berdua. Bima selalu menampik perasaannya dan berkata itu tanda sayangnya sebagai kakak tapi kakak mana yang tak terima saat adik dan kekasihnya jalan berdua hanya untuk sekedar nonton bersama? Drt drt drt From : Rista |Kak ada waktu? Kita perlu bicara| Bima mengusap wajahnya sesaat setelah ia membaca pesan singkat dari Rista. Entah bagaimana menjelaskannya tapi Bima sampai saat ini masih terbayang-bayang wajah Nala saat hembusan nafas terakhirnya, ia dan Nala duduk bersama di belakang taman rumah sakit tempat Nala akan melakukan operasi, belum sempat Nala di operasi, ia sudah meninggal dalam keadaan bersandar pada Bima. Hal inilah yang membuat Bima takut untuk memiliki perasaan dengan orang lain, entah mengapa setiap orang yang ia sayangi akan pergi meninggalkannya, pertama ayahnya dan kedua Nala. Gadis ceria dan bersahaja yang menjadi cinta pertamanya dan pertama kalinya ia menyesal karna terlambat jatuh cinta. Dilain sisi, Rista sedang duduk termenung menunggu Bima di cafe, tempat Bima pernah bekerja dulunya. Rista mengedarkan pandangan ke sekeliling cafe dan dikagetkan dengan kehadiran Rama-mantan pacarnya. Rama yang sedang bercanda dengan kawan koleganya tiba-tiba pamit lalu berjalan ke arahnya "Kamu sendirian?" "Nggak, lagi nunggu seseorang" jawab Rista seadanya "Boleh aku duduk disini?" Melihat tak ada jawaban dari sang mantan, Rama menarik kursi di depan Rista dan duduk menghadap gadis itu "Kamu makin cantik aja ya mantan" kata mantan sengaja ia tekan agar Rista dapat mendengar ucapannya Masih juga tak mendapat respon, kini tangannya yang semula berada disaku, ia arahkan ke tangan Rista yang sedang memegangi sedotan jus mangga kesukaannya. Melihat tangannya hendak dipegang, Rista menepis tangan Rama sembari berkata "Kamu apa-apaan sih" Rama hanya tersenyum melihat Rista yang kesal dengan ulahnya, bukannya malah berhenti mengganggu Rista, Rama malah menarik tangan Rista dengan cepat dan menciumnya sebelum akhirnya kembali dilepaskan oleh Rista "Rama!" Tanpa sadar Rista memanggil dengan sedikit berteriak karna terkejut akan hal yang terjadi barusan. "Kenapa? Kamu rindu aku?" "Kamu gila ya? Kalau gak ada yang perlu dibicarakan mending kamu pindah gih, itu temen kamu juga pada ngeliatin kita, aku gak nyaman" ucap Rista sembari menatap Rama dengan raut wajah kesal. "Kenapa kamu mutusin aku tiba-tiba? Apa jangan-jangan karna pacar kakakmu itu?" "Itu bukan urusanmu, lagian hubungan kita juga udah selesai setelah kamu ketahuan selingkuh" "Aku gak selingkuh Rista, aku dijebak" "Sudahlah Rama, aku mohon jangan ganggu aku lagi" "Pokoknya bagiku kita tak pernah putus dan asal kamu tau, kamu adalah milikk-" ucap Rama sembari semakin mendekatkan jarak wajahnya pada Rista "Jauhkan wajah anda dari calon istri saya" Mendengar hal itu, sontak Rista melirik kearah belakang dirinya dan menemukan Bima di sana menatap ke arah Rama dengan tatapan tak suka. "Calon istri? " tanya Rama seolah tak percaya, bagaimana Rama bisa percaya, setahunya Rista dan Bima hanya berstatus kakak adik pada saat itu, Rama ingat sekali saat Rista mengenalkannya dengan Bima, Bima adalah pacar kakaknya yang telah meninggal dan status mereka pada saat itu hanya kakak adik, bagaimana bisa sekarang status mereka berubah begitu "Bukan urusan anda" Bima lalu meletakkan uang untuk Rama membayar jus yang Rista pesan lalu menarik gadis itu pergi bersamanya. Rista yang masih kaget hanya bisa pasrah saat Bima menggenggam lengannya dengan erat sembari berjalan cepat mengikuti ritme kaki Bima "Kak" panggil Rista beberapa kali namun tak Bima hiraukan, bahkan hentakkan heels yang menggema tak membuat Bima memelankan langkahnya. "Kak!" Setelah sampai diparkiran Rista baru bisa memanggilnya dengan sedikit berteriak, Bima menoleh kearah Rista saat mendengar panggilan yang cukup keras dari gadis itu "Lepasin!" ucap Rista dengan wajah memelas Bima yang sadar bahwa ia telah berlaku kasar akhirnya melepaskan genggamannya "Maaf" "Gak papa kak" ucap Rista sembari memegangi lengannya yang memerah akibat tarikan Bima yang terlalu kuat, kakinya pun tampak lecet karna mengikuti langkah Bima. Bimapun mengajak Rista masuk ke dalam mobilnya untuk mengobati tangan serta kakinya yang lecet, setelah selesai diberi obat, merekapun sama-sama terdiam beberapa saat sampai akhirnya Bima berkata "Ayo kita menikah" Rista dengan cepat menyadarkan dirinya setelah kalimat itu Bima lontarkan "Kakak becanda kan?" "Saya serius" Rista terkekeh pelan lalu berkata "Makasih sebelumnya karna udh ngobatin lukaku, aku pamit pulang dulu kalau gitu, pembicaraannya kita tunda, nanti kalau kak Bima ada waktu kabari aku ya" Belum sempat Rista memegang gagang pintu, tangan kanannya sudah digenggam Bima "Saya serius, ayo kita menikah" ucap Bima sekali lagi sembari menatap kearah Rista yang masih tak percaya akan perkataan Bima. Tapi satu yang Rista sadari, saat tatapan mereka bertemu, ia tak melihat sedikitpun lelucon dalam kata-kata yang Bima lontarkan. Begitulah pernikahan ini terjadi. Rista yang ingin mengajak Bima untuk sama-sama menolak keras perjodohan ini, malah dikagetkan dengan lamaran tiba-tiba yang dilakukan Bima.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Her Triplet Alphas

read
7.5M
bc

The Heartless Alpha

read
1.5M
bc

My Professor Is My Alpha Mate

read
463.9K
bc

The Guardian Wolf and her Alpha Mate

read
499.4K
bc

The Perfect Luna

read
4.0M
bc

The Billionaire CEO's Runaway Wife

read
602.9K
bc

Their Bullied and Broken Mate

read
465.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook