bc

DISTANCE

book_age18+
745
FOLLOW
4.8K
READ
fated
arranged marriage
mate
goodgirl
sensitive
drama
bxg
office/work place
cheating
like
intro-logo
Blurb

Dimulai dari suatu keisengan, perkenalan antara Aisyah dan Usman di jejaring sosial membuat hubungan mereka berubah menjadi cinta. Namun Aisyah divonis menderita penyakit Leukemia oleh sang dokter. Kehidupan Aisyah menjadi tak berwarna lagi.

Usman, kekasih jarak jauhnya selalu ada untuknya. Aisyah dapat tetap menjalani kehidupannya seperti biasa. Menjalani pengobatannya dan mempersiapkan pernikahannya dengan Usman. Sampai suatu ketika jarak antara mereka menjadi awal penyebab keretakan hubungan mereka. Orang ketiga turut hadir diantara hubungan percintaan mereka membuat Usman sedikit berpaling. Belum ditambah sang mama juga mulai ikut menjodohkan Aisyah dengan Rendi, anak dari teman lamanya.

Usman yang sempat menghilang kini hadir kembali, dan Rendi, lelaki yang dijodohkan oleh sang mama selalu menunjukkan perhatian dengan sikapnya. Siapa yang akan Aisyah pilih?

Akankah Aisyah terus bersama dengan Usman, kekasih jarak jauhnya? Atau pada akhirnya Aisyah memilih Rendi? Apakah mereka dapat menetapkan hati mereka dan akhirnya berjodoh? Lalu apa yang akan Aisyah lakukan untuk mendapatkan kebahagiaannya?

chap-preview
Free preview
1. Awal dari sebuah kisah
DISTANCE Ketika jarak menentukan hati -------------------------------------------------------   Jalan hidup ini terkadang seolah bercanda. Kita hanya bisa merencanakan tetapi selebihnya Tuhan yang akan menentukan. Tapi aku percaya Tuhan tak akan pernah salah memilihkan takdir hidup untuk kita.   Bagian 1 (Awal dari sebuah kisah)   Namaku Aisyah, seorang gadis berusia 22 tahun. Profesiku adalah seorang Project Marketing di salah satu perusahaan tender di Jakarta. Aku mempunyai adik laki-laki yang usianya hanya berjarak 1 tahun denganku, dan juga seorang adik perempuan yang berusia 12 tahun. Saat ini aku sedang duduk di hadapan komputerku, serius dengan banyaknya proposal yang harus aku buat untuk vendor. Setiap harinya aku akan membuat proposal penawaran untuk vendor-vendor tersebut sebelum nantinya akan dijadikan satu dokumen lengkap untuk pengajuan tender. Saat aku sedang fokus mengerjakan pekerjaanku, teman kerjaku Arista menghampiriku. “Syah, lihat deh aku punya teman f******k dari China” katanya sambil menunjukkan ponselnya padaku. “Hebat ya Ris bisa dapat teman sampai ke negeri China” jawabku dengan nada datar karena aku tidak terlalu tertarik dengan kehidupan di media sosial. Namun tidak dengan Arista, dia sangat menggilai media sosial mulai dari f******k, Twitter, **, sampai akun t****k pun dia punya. “Makanya Syah kamu juga buat akun f******k dong!” pinta Arista yang sudah sangat hafal jika aku tidak terlalu tertarik dengan media sosial. Aku melirik ke Arista yang masih asik dengan ponselnya bahkan sampai senyum-senyum sendiri. “Malas ah Ris!” jawabku dengan jemari yang tetap menari di atas keyboard. “Dih jangan ketinggalan jaman ah Syah, umur segini masa gak punya akun f******k” “Emang kenapa sih kalau gak punya akun f******k? Kan gak bakalan dipecat juga, Kamu hati-hati tuh Ris kebanyakan f******k-an nanti malah dapat surat peringatan. Sukur-sukur gak dipecat ya Ris” jawabku sedikit usil karena mulai merasa terganggu dengan celotehan Arista. “Pokoknya buat ya Syah! Titik! Kalau gak ngerti nanti tanya aja sama aku. Gampang kok” Arista tetap memaksaku untuk membuat akun f******k. Sepertinya kali ini aku akan mengiyakan saja permintaan Arista. Aku masih harus melanjutkan pekerjaanku yang menumpuk. “Yaudah nanti aku coba buat ya, tapi kalau lagi gak malas ya Ris” “Pokoknya buat! Titik. Aku gak mau punya teman yang ketinggalan jaman” “Iya iya iya” persetujuanku membuat Arista kembali ke meja kerjanya. Aku pun segera melanjutkan pekerjaanku. Namun fokusku sudah hilang gara-gara Arista tadi. Baiklah jika begitu. Kututup lembar kerjaku di komputer kemudian kubuka halaman web untuk pencarian jejaring sosial f******k. Mungkin tak apalah aku membuat akun di f******k. Hanya untuk iseng saja pikirku. Tidak sulit ternyata untuk membuat sebuah akun di jejaring f******k. Hanya butuh waktu beberapa menit saja dan kini aku mempunyai akun di f******k. Hmm seperti ini ternyata, pantas saja Arista bisa dapat teman dari negara lain karena banyak saran pertemanan dari negara-negara tetangga juga. Banyak juga kutemukan nama teman-teman lamaku. Aku hanya akan mengirimi permintaan pertemanan pada teman-teman yang aku kenal. Aku pun mencoba mengirimi mereka pesan melalui Messenger di f******k tersebut. Kegiatan isengku itu membuatku keasikan sampai lupa waktu, dan juga lupa dengan pekerjaanku. Jam di mejaku sudah menunjukkan pukul 18:45. Ini sih sudah lewat waktu normalnya jam pulang kantor. Kulihat sekeliling ruang kerjaku masih banyak karyawan yang sibuk dengan pekerjaan mereka. Kami memang sedang dikejar deadline. Tapi sepertinya aku bisa melanjutkan pekerjaanku di rumah karena beberapa hari kemarin aku sudah mengebut tugasku, jadi aku tak perlu kerja lembur di kantor hari ini. Aku merapihkan barang-barangku untuk bergegas pulang. Arista yang melihatku berlalu melewatinya sempat memanggilku, namun aku hanya membalikkan badan dan melambaikan tangan padanya. Cuaca saat ini sedang gerimis. Aku duduk di lobi kantor sambil menunggu taksi online yang kupesan. Aku membuka kembali akun f******k dari ponselku. Kubalas beberapa pesan yang masuk. Ada satu hal yang menarik perhatianku, sebuah permintaan pertamanan dari orang yang tak kukenal. Ankit Anki, itulah nama yang tertera di akun tersebut. Aku tidak berpikir macam-macam saat menerima permintaan pertemanan dari si Ankit Anki tersebut. Setelah menerima permintaan pertemanannya lanjut aku membuka profilnya. Foto profil yang dia gunakan adalah seorang anak kecil yang sedang menunggangi kuda. Loh ini cewek apa cowok ya? Foto anak kecilnya lucu juga sih. Tak lama kemudian taksi online yang kupesan akhirnya datang juga. Aku pun langsung masuk ke dalam mobil taksi online tersebut dan pak supirpun langsung menginjakkan gas untuk mengantarku pulang.   ***   “Icha.. ayo keluar kamar, ini makan malam udah siap” Mama memanggilku dengan nama panggilan masa kecilku, Icha. “Iya ma sebentar mau rapihin berkas dulu” jawabku sambil merapihkan berkas-berksa yang sedang aku koreksi. “Udah itu nanti aja dilanjut lagi sekarang makan dulu yuk sebelum makin larut” “Iya ma oke” Aku meninggalkan kegiatanku dan melangkahkan kakiku keluar dari kamar untuk makan malam. Perutku juga sudah teriak kelaparan. Jika diingat-ingat sesampainya dirumah tadi aku memang langsung masuk kamar untuk beristirahat sejenak, lalu merapihkan berkas yang akan aku koreksi setelahnya. “Kamu ya Cha kalau kerja tuh inget waktu, jangan terlalu capek. Kan fisik kamu lemah Cha dari kecil. Nanti kalau sakit gimana?” ucap mama sangat mengkhawatirkan diriku. “Itu kan waktu Icha kecil ma, kalau sekarang kan Icha udah gede. Hehehe” sahutku sambil bercanda. “Kamu ini Cha kalau dibilangin sama mama kamu suka begitu deh” tercetak senyum masam di wajah mamaku. Aku memeluk mamaku manja dari samping. Sungguh aku sangat menyayangi mamaku yang gampang khawatir ini. “Yaudah kamu makan dulu Cha, habis makan langsung istirahat aja ya! kerjaannya dilanjut besok aja di kantor” titah sang mama. “Oke siap mama sayang. Icha makan dulu ya ma. Eh mama gak mau ikut makan bareng Icha?” “Enggak Cha, mama sih udah makan tadi. Mama ke kamar duluan ya” Langsung aku menyantap makan malamku yang sudah disediakan mama di meja. Mama menyiapkan nasi goreng seafood untukku, makanan kesukaanku. Saat sedang asik menikmati nasi goreng seafood yang kusuka, terdengar suara notifikasi dari ponselku. Kulirik layar ponselku ingin melihat siapa yang mengirimiku pesan. Sebuah pesan di Messenger dikirimkan oleh Ankit Anki, orang yang mengirimi permintaan pertemanan tadi. Aku membuka pesan tersebut. Ankit Anki : Salam Kata itulah yang tertulis di pesan tersebut. Aku tak ingin menggubrisnya. Kuletakkan kembali ponselku dan melanjutkan makan malamku. Tak lama setelah itu terdengar lagi suara notifikasi dari ponselku. Orang yang sama mengirimiku pesan lagi. Ankit Anki : Hi, my name is Usman Achmed I’m from Pakistan I’m an Air force Nice to meet you Usman Achmed? Loh bukannya nama akunnya Ankit Anki? Jadi Ankit Anki itu bukan nama aslinya ya? Aku masih awam dalam media sosial jadi aku masih belum begitu tahu jika nama akun yang dipakai belum tentu nama aslinya. Setelah berpikir sejenak, aku pun memutuskan untuk membalas pesan tersebut. Aku hanya ingin tahu bagaimana rasanya berbalas pesan dengan orang yang berbeda Negara. Karena aku memang belum pernah merasakannya. Semua temanku ada di Indonesia.             Me :             Hi, nice to meet you Tak lama setelah aku membalas pesannya tersebut, dia pun membalas pesanku kembali.   Ankit Anki : Send me your picture Lalu dia mengirimiku beberapa foto dirinya. Ada sekitar dua atau tiga foto dirinyanya mengenakan seragam angkatan udara. Kuperhatikan foto-foto tersebut satu per satu. Sepertinya dia lebih muda dariku. Aku tak ingin mengirimkan foto-fotoku padanya, karena dia adalah orang yang tak aku kenal. Aku hanya akan membalas pesan darinya. Ankit Anki : Your picture please             Me :             You can see on my homepage Begitulah balasan yang kukirim padanya. Sedikit risih rasanya. Aku tak terlalu suka hal seperti ini. Aku tak mengenalnya, tetapi dia meminta fotoku. Padahal aku juga sudah meng-upload beberapa foto diriku jadi seharusnya dia bisa melihatnya langsung disana. Aku melanjutkan kembali makan malamku, lalu setelah selesai aku langsung kembali ke kamar untuk melanjutkan pekerjaanku. Mama memang menyuruhku untuk beristirahat setelah makan malam tapi karena deadline yang semakin dekat aku tak bisa beristirahat begitu saja, setidaknya ada beberapa proposal yang harus aku selesaikan untuk meringankan pekerjaanku besok di kantor.   ***   Hari sudah pagi, aku hampir begadang semalaman karena mengerjakan banyak proposal. Berat rasanya mata ini untuk terbuka. Tilililit… tilililit… Ponselku berdering kencang. Sandi Memanggil “Halo Yang” aku menerima panggilan telepon dari Sandi. “Kamu baru bangun sayang? Udah jam segini lohh” tanya Sandi padaku. “Iya aku capek banget, ngantuk banget. Semalaman ngerjain proposal proyek” jawabku dengan nada mengantuk. “Kamu gak kerja? Ini udah jam 7 loh” tanya Sandi keheranan karena aku yang menjawabnya dengan suara mengantuk. “Kerja kok Yang. Sebentar deh 10 menit lagi, berat banget mata aku” berbicara dengan Sandi di telepon saja aku sambil memejamkan mataku. “Nanti kamu telat loh Yang. Buruan mandi gih nanti aku yang antar” Sandi menawariku untuk diantar olehnya. “Gak usah deh nanti yang ada malah kamu yang telat” “Yauda buruan mandi terus berangkat kerja, nanti pulang aku yang jemput” “Iya sayang” “Yaudah ya, daah..” Sandi mengakhiri teleponnya. Aku pun langsung bersiap-siap untuk mandi dan berangkat kerja. Sandi adalah kekasihku. Nama lengkapnya adalah Sandi Kurniawan. Dia juga adalah teman dari adik laki-lakiku, Fahri. Usianya 2 tahun lebih muda dariku. Kami sudah berpacaran selama 6 bulan. Walau usianya lebih muda dariku tapi pemikirannya lebih dewasa. Itulah mengapa aku mau menjadi kekasihnya. Aku mengenal Sandi saat menghampiri adikku di tempatnya bekerja. Fahri yang mengenalkannya padaku. Tapi kini Sandi sudah tidak bekerja di tempat yang sama dengan adikku. Sampailah aku di kantor dengan menggunakan taksi online. Aku sudah hampir telat. Mungkin jika Sandi tidak menelepon, aku masih belum bangun sampai sekarang. Aku sedikit berlari menuju kerumunan oran yang sedang menunggu lift. “Aisyaahhh…” Terdengar suara seseorang yang tak asing bagiku. Aku menoleh ke arah suara itu. Benar saja itu suara Arista. Dia langsung menghampiriku yang sedang berdiri di depan pintu lift. “Syah, kamu udah bikin akun f******k kan?” tanya Arista dengan tatapan anehnya. Aku hanya menjawab pertanyaannya dengan senyuman lebar sambil menganggukkan kepalaku. “Kok kamu gak ngirim permintaan pertemanan ke aku?” kini bibir imut Arista telihat sedikit maju karena cemberut. “Astagfirullah lupa Ris” jawabku sambil menepuk dahi. Pintu lift pun terbuka di sela-sela percakapan kami. Kami tetap melanjutkan percakapan kami sambil masuk ke dalam lift. “Kamu gitu ya Syah jahat sama aku!” keluhnya sambil mengayunkan jari telunjuknya menekan tombol lantai 3 di dalam lift. “Hahaha iya Arista yang cantik maaf ya, kan udah ku bilang kalau aku lupa” “Yaudah nih aku yang add kamu” Arista mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan mengirimiku permintaan pertemanan. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku melihat Arista yang sebegitu antusianya mengirimiku permintaan pertemanan. “Langsung diterima ya Syah! Gak pake nanti-nanti pokoknya” titah Arista. “Iya iya Ris” jawabku. Ting. Kami sampai di lantai 3, tempat kami bekerja. Kami langsung menuju ke meja kerja kami masing-masing. Ku buka ponselku dan masuk ke jejaring f******k. Kulihat permintaan pertemanan dari Arista dan menerimanya. “Udah aku terima ya Ris permintaan pertemanan kamu” kataku pelan. Tak lama setelah aku menerima permintaan pertemanan dari Arista, masuklah satu pesan di Messenger. Lelaki yang sama mengirimiku pesan kembali, dan aku juga membalas kembali pesan darinya. Ankit Anki : Salam, what are you doing?             Me :             I’m working Ankit Anki : Send me your w******p number             Me :             I’m sorry Aku tidak mengenalnya tapi dia meminta nomor WhatsAppku. Sungguh aku malas menanggapinya.   Ku letakkan ponsel di samping keyboard dan tidak ingin melanjutkan percakapan dengan si lelaki tersebut lebih lanut. Aku merasa sedikit risih. Untuk menanggapinya di Messenger saja aku sudah malas apalagi harus menanggapinya di w******p. Lagipula aku hanya iseng saja membuat akun f******k ini. Sedikitnya ada paksaan dari Arista, sahabatku, untuk membuat akun tersebut. Aku masih belum mengetahui jika ini adalah awal dari kisah cintaku dengan jarak sebagai penghalang utamanya. Jaraklah yang akan menentukan hatinya nanti.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

I Love You, Sir! (Indonesia)

read
260.3K
bc

Air Mata Maharani

read
1.4M
bc

Skylove (Indonesia)

read
109.0K
bc

The Perfect You (Indonesia)

read
289.5K
bc

Love Match (Indonesia)

read
172.8K
bc

Mengikat Mutiara

read
142.1K
bc

Pernikahan Kontrak (TAMAT)

read
3.4M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook