PLANETARIUM

Malam itu langit tampak kosong, sepi dan juga gelap. Sudah biasa sebenarnya gelapnya langit dimalam hari. Tapi malam ini berbeda. Sebelumnya langit memang tampak kosong dan gelap, namun perlahan terlihat cahaya bintang kerlap kerlip dilangit. Memang tidak begitu banyak tapi kehadiran mereka membuat langit terlihat indah.  Ditambah lagi sang rembulan saat itu mulai tampak sinarnya dari balik awan. Saat sang rembulan muncul dari sana langit tampak lebih indah. Bentuknya bulat sempurna. Sinarnya menemani para bintang yang makin lama makin banyak dan tersebar di langit malam. Itu malam yang indah. Kalian tau? disini ada banyak mata yang menatap ke atas sana, ke arah langit penuh bintang itu.  Mereka menatap kesana dengan mata yang berbinar-binar, ya mereka sangat kagum dengan anugrah dari Tuhan semesta alam ini. Dibawah sini juga terdapat dua orang yang masing masing di tempat yang berbeda, namun mata mereka tertuju pada satu arah. Kemana tujuan mata mereka? Ya mereka sama sama menatap langit itu.  Langit yang indah itu, langit yang penuh dengan keajaiban. Walaupun awalnya gelap, akhirnya langit menjadi sangat indah. Benar-benar indah. Kalian tau dua anugrah dari sang pencipta untuk langit malam? Pasti sudah terbesit di pikiran kalian kan? Ya sebagian dari kalian pasti benar. Dua anugrah itu adalah bulan dan juga sang bintang. Bulan, anugrah dari sang pencipta untuk langit malam. Bentuknya selalu berubah ubah kadang ia tampak bulat sempurna, kadang setengah lingkaran, kadang juga berbentuk sabit. Ia memang tak selalu tampak dilangit, tapi ia akan tetap selalu ada di sisi langit. Ketika bulan hadir dilangit ia selalu menyinari langit agar tidak gelap. Walau sinar bulan tidak terlalu terang seperti mentari tapi setidaknya cahaya bulan bisa menerangi langit malam yang gelap. Kehadiran bulan cukup berarti bagi langit dan membuat langit menjadi indah. Bintang, ini juga salah satu pasukan yang diberikan sang pencipta untuk menghiasi langit malam. Jumlahnya sangat banyak, ratusan bahkan jutaan. Saat jutaan bintang hadir di langit, langit memiliki daya tarik tersendiri di mata manusia, cahaya nya yang kerlap kerlip membuat mata manusia yang memandang ke langit menjadi berbinar binar.Kehadiran bintang bintang ini menjadikan langit sebagai lautan cahaya keindahan. Benar-benar indah untuk dipandang.  Masing-masing orang punya sisi berbeda di kehidupannya, seperti gadis cantik ini ia punya kegemaran melihat bulan, bintang dan benda-benda langit lainnya. Astrophillia begitulah sebutan untuk orang sepertinya. Namun hidupnya tidak berjalan sesuai keinginannya, ia kerap mengecap dirinya sebagai pembawa sial. Padahal itu buah dari pikirannya yang begitu over, overthinking itulah pola pikir gadis itu. Awalnya kesendirian membuat gadis itu tenang, namun kedatangan dua orang laki-laki sebagai sahabatnya, mengubah segalanya.  Ada seorang laki-laki yang diawal kisah sudah membuat gadis itu begitu jengkel, ia sangat jutek dan juga ketus. Matanya melihat sesuatu yang lain yang tidak dilihat oleh orang awam seperti manusia normal. Kematian seseorang terdekatnya ada di pandangannya. Melukis adalah hal yang selalu dilakukan oleh laki-laki jutek itu, walaupun terkesan jutek percayalah sisi peduli laki-laki itu membuat siapapun luluh denfan semua sikapnya. Keteguhannya memberi kasih sayang juga tak seburuk yang kalian pikir. Laki-laki lain yang hadir disini adalah laki-laki yang membuat gadis itu malah menjatuhkan hatinya saat pertama kali bertemu, sikapnya terlalu manis sehingga membuat siapapun yang bersamanya mencair bersama hatinya. Namun sayang, jiwa sosiopat yang ada pada dirinya membuat laki-laki itu merutuki dirinya sendiri dan terkadang tidak menikmati kehidupannya yang sebenarnya sangat menyenangkan. Jiwa rela berkorbannya patut diacungi jempol, kerelaan membuatnya harus berakhir menyerahkan hal terpenting dalam hidupnya untuk seseorang yang ia cintai. Bahkan kehidupannya ia berikan untuk gadisnya, ia begitu cinta pada Thalia. Kedatangan hujan tak selalu menjadi penenang dan kesenangan bagi orang-orang. Bagi seseorang yang lain, hujan adalah momok menakutkan yang menghancurkan hidupnya. Trauma yang mendalam membuat gadis itu mengidap mental healthy anxiety disorder. Saat rinai hujan mulai membuat suara riuh disekitarnya, gadis itu ketakutan sekali. Ketakutannya pada hujan benar-benar diluar batas.  Sampai nanti akhirnya, rasa takutnya perlahan mengecil dan ia tidak terlalu berlebihan lagi dalam menghadapi ketakutannya. Ketakutan itu bermula dari semua kejadian kelam yang ia alami selalu bersamaan dengan datangnya hujan, benci. Pikirnya untuk hujan. Padahal bagi sebagian orang hujan adalah hal yang bisa membuat jiwa menjadi tenang, tapi tidak dengan gadis imut yang satu ini.  Setiap kali hujan datang, wajahnya mendadak panik, jantung didadanya berpacu lebih kencang dari biasanya. Menutup telinga rapat-rapat adalah solusi terbaik untuk ia lakukan, pelukan selalu bisa menenangkannya kehangatan dekapan tubuh itu membuat luluh rasa takut dan juga hatinya.  Seseorang itu selalu ada untuknya disaat sang hujan mulai menjatuhkan dirinya dan menimbulkan suara yang sangat amat riuh. Ia selalu datang tepat disaat mulai menghujami pikiran gadis itu. Ia mendekapnya dengan penuh ketenangan, memberikan kehangatan untuk jiwa yang terbungkam oleh ketakutan atas tetesan air yang begitu banyak datang merusak hari-harinya.  Kehidupan pelik gadis itu dimulai saat seseorang yang berharga dalam hidupnya pergi, ia hanya bersama dengan dua orang laki-laki yang belum terlalu dekatnya. Tapi itulah yang sesudahnya mengisi hari-harinya yang kelam dan sedikit pelik. Yang membuat gadis itu lebih tenang adalah malam hari, ia menikmati semua momen saat penghuni-penghuni langit menampakkan wujudnya dengan begitu terang. Teleskop itu selalu jadi teman setianya, perantara dirinya untuk melihat benda langit itu dengan sangat jelas. Matanya tak bisa bohong soal kebahagian melihat benda langit itu, ia sungguh bahagia hanya dengan melihat bintang, bulan dan juga yang lain yang nampak dilangit. Kejadian aneh membuatnya merutuki dirinya sendiri sebagai pembawa sial, padahal nyatanya sama sekali tidak seperti. Pikirannya yang terlalu liar menimbulkan hal-hal yang belum tentu benar menjadi ketakutan untuknya sendiri.  Planetarium adalah impiannya sejak kecil, seseorang yang mewujudkan mimpinya begitu berharga. Orang itu terlalu spesial bagi Thalia, kebahagian selalu ia dapatkan saat disamping orang itu. Ketenangan, kenyamanan semua ia dapatkan dari orang itu. Bisa dibilang itu sebagai pengganti orang-orang berharga yang telah pergi meninggalkannya hari itu. Pemilik teleskop, itulah orangnya. Yang memberikan gadis itu kesempatan untuk melihat kegemarannya menggunakan alat yang sudah sejak lama ia inginkan. Akhir kisah ini :  Tidak ada yang lebih pantas dilakukan selain mengenangnya. Kebahagian ini juga miliknya, karena degupku adalah degupnya. Ragaku bersama dengan seseorangku. Seseorang yang mewujudkan semua mimpi-mimpi indahku sejak dulu. Untuk masa lalu kelam yang kau goreskan dihidupku tentu saja semua sudah kumaafkan. Terkhusus jntukmu dan untuknya mimpi indah yang terwuju jadi nyata ini adalah milik kalian juga. Planetarium ini tempat yang aku khususkan untuk kalian.