bc

Panggil dia Kei

book_age18+
1.7K
FOLLOW
13.0K
READ
love-triangle
family
second chance
arranged marriage
drama
twisted
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

"Mas Shaka punya pacar?" Tanya Keisha yang di jawab gelengan kepala Shaka.

"Mas Shaka lagi nungguin seseorang?" Kembali di jawab gelengan kepala oleh Shaka.

"Mas gak takut sama saya, gak punya pacar dan gak lagi nunggu seseorang. Buat saya sih Mas Shaka udah ok, kalau Mas Shaka merasa gak ok sama rencana orang tua kita Mas ngomong sendiri ya.. saya gak pinter ngomong soalnya. Ayo kita makan dulu!" Tutup Keisha memulai ritual makan siangnya yang sudah lewat waktu.

'Wow, gak pinter ngomong? Dari tadi nyerocos mulu, sampai skakmat gue.' Pikir Shaka dalam hati.

***

Wishaka Daniswara sama sekali tidak pernah menyangka, kalau ucapan Mamihnya saat ia masih kecil akan menjadi nyata. Belum lama pindah ke Bandung ia tiba-tiba saja di minta menikahi Keisha, anak perempuan kucel yang dulu sering di temuinya.

Giandra Kenzi Mahendra sudah tau kalau resiko dari melepaskan adalah kehilangan, walaupun keadaan yang dulu memaksanya. Saat ia sudah mulai berpasrah pada takdir, Keisha kembali muncul di hadapannya. Gadis itu masih punya senyum yang sama, hanya saja ada tangan pria lain yang yang menggenggamnya.

chap-preview
Free preview
PROLOG
If he's dumb enough to walk away, be smart enough to let him go. *** Juni 2015 Keisha Noushafarina : Hai, Kak Gian. Giandra Kenzi Mahendra : Iya. Keisha termenung, memandangi layar ponsel yang menampilkan obrolan terakhir antara dirinya dan seseorang yang masih selalu ia rindukan hingga saat ini. Sudah lebih dari dua tahun waktu berlalu, sejak terakhir kali Keisha bertemu tatap dengan pria itu. Dan hari ini, rindunya terasa memuncak. Hingga ia memberanikan diri untuk kembali mengirim pesan, tapi akhirnya sekali lagi Keisha hanya mendapatkan respon yang dingin. "Kenapa, Kei?" tanya Riska saat menyadari raut wajah orang yang duduk di sampingnya, tiba-tiba berubah murung. Sebenarnya tanpa bertanya pun, Riska sudah bisa menebak apa penyebabnya. Tapi daripada menjelaskan, Keisha lebih memilih memperlihatkan layar ponselnya pada Riska. Wanita dengan rambut ikal itu menghembuskan napas kasar setelah melihatnya, dugaannya soal penyebab Keisha murung benar-benar tepat sasaran. "Kei, please! Aku sudah bilang berkali-kali sama kamu untuk melupakan manusia satu itu, kan? Kamu gak perlu kontak dia lagi." Riska tidak berusaha menekan rasa kesalnya, dia sudah bosan melihat sahabatnya terus menerus memelihara sakit hati. "Aku cuman pengen tahu. Dulu, biasanya dia akan balas dengan, iya, kenapa Kei?; atau ada apa, Kei?; atau hai juga, Kei." Dia menghela napas, "Tapi belakangan, dia lebih sering hanya balas dengan satu kata. Iya. Apa memang sudah waktunya aku untuk move on ya, Ka?" Keisha memaksakan senyum saat menatap Riska. "Ya. Sudah waktunya kamu jalani hidup kamu, jalan terus ke depan, dan forget everything about him! Hapus kontaknya dari HP kamu, hapus fotonya dari file kamu, hapus kenangannya dari kepala kamu!" Riska berkata tegas, "You deserves better, Keisha. Di luar sana, ada banyak yang lebih baik dari Gian. Ada banyak yang lebih baik untuk kamu. Kamu gak perlu sampai kayak gini karena satu laki-laki yang melepas kamu begitu aja, kamu gak perlu mikirin orang yang gak punya keberanian untuk mempertahankan kamu. Okay?" tutur Riska sambil menggenggam erat tangan Keisha, membuat Keisha tersenyum haru. "Kedengarannya kayak kamu yang dia patahin hatinya." kelakar Keisha. "Of course. He broke your heart, it same like he broke me too." timpal Riska. "Thank you, Ka." ucap Keisha seraya memeluk Riska, Riska balas memeluknya sambil menepuk ringan punggung Keisha. "Maaf, aku sudah bikin kamu kenal dia." bisik Riska setelah melepas pelukannya, raut wajahnya dipenuhi rasa bersalah. Dia benar-benar menyesal sudah membuat Keisha mengenal seorang pria yang berakhir hanya memberi luka. "Apaan, sih? Kan aku mau lupa nih, gak perlu bahas itu lagi." pungkas Keisha, akhirnya senyuman di wajah keduanya mengembang. Perkenalan yang terjadi saat bekerja di perusahaan yang sama tiga tahun lalu, tak disangka bisa menjadikan mereka teman akrab hingga saat ini. "Kalau gitu aku jalan duluan ya, Kei. Akang Fikri sudah patroli, aku di suruh pulang." ujar Riska setelah sebelumnya menerima telepon dari calon suaminya itu, dia memasang wajah cemberut yang di buat-buat hingga membuat Keisha geli. "Silahkan calon Nyonya Fikri … hati-hati di jalan, ya!" pesan Keisha, keduanya berdiri dan melangkah keluar kafe tempat mereka menghabiskan waktu sore ini. Tadi Keisha meminta Riska menjadi model untuk kelas riasnya, sebagai tanda terima kasih dia lalu mengajak Riska untuk makan setelahnya. Keisha menunggu sampai taksi pesanan Riska datang, mereka saling melambaikan tangan sampai akhirnya taksi yang ditumpangi Riska mulai menjauh. Setelah itu baru Keisha kembali berjalan masuk ke area parkiran kafe, dia memarkirkan kendaraan roda duanya di sana. Tangan kirinya memegang kotak rias, sementara tangan kirinya memegang ponsel. Perhatiannya terbagi antara langkah dan ponselnya. Wanita itu kembali membuka ruang obrolannya, memandangi percakapan terakhir dengan Giandra Kenzi Mahendra. "It's time to say goodbye … jadi, selamat tinggal Kak Gian." ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

TERSESAT RINDU

read
333.2K
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
76.0K
bc

MOVE ON

read
95.0K
bc

Air Mata Maharani

read
1.4M
bc

The Unwanted Bride

read
111.0K
bc

Noda Masa Lalu

read
183.7K
bc

A Piece of Pain || Indonesia

read
87.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook