bc

TRAPPED WITH DOMINANT GUY (Bahasa Indonesia)

book_age16+
880
FOLLOW
7.3K
READ
possessive
arrogant
dominant
manipulative
badboy
student
drama
sweet
bxg
campus
like
intro-logo
Blurb

"Don't call me Jojo! Mulai sekarang, panggil aku Erick! Paham?"

Kalimat itu adalah awal Aisha merasakan perubahan yang mencolok dari Kenzo yang akrab dipanggil Jojo. Tidak ada lagi Jojo yang sopan, pintar dan berbenampilan cupu.

Yang ada sekarang berubah menjadi Erick yang posesif, pemaksa, pengatur, dan bertindak dominant atas Aisha. Aisha tidak dapat menolak apalagi membantahnya, atau hukuman akan menanti dirinya.

Well, because Aisha has been Trapped With Dominant Guy

chap-preview
Free preview
SATU
"Jojo, kamu mau ngapain?" ucap Aisha terbata, melihat Kenzo yang biasa dipanggil Jojo mendekatkan wajahnya kearah Aisha. Aisha menahan nafas, takut melihat tatapan Jojo yang sama sekali tidak seperti biasanya. "Don't call me Jojo! Mulai sekarang, panggil aku Erick! Paham?" perintah Erick tepat di depan wajah Aisha. "Tap.. tapi kenapa?" tanya Aisha bingung. Pasalnya Jojo adalah panggilan kesayangannya kepada Kenzo. Diambil dari kata Zozo yang akhirnya menjadi Jojo.  "Aku gak suka dibantah Ai" desis Erick rendah membuat Aisha semakin memundurkan tubuhnya menabrak dinding. Aisha terpojok, terkurung oleh kukungan Erick, tidak ada cela bagi Aisha untuk kabur. "Turuti semua perintah ku, tidak ada bantahan apalagi penolakan. Ngerti!" bisik Erick tepat ditelinga Aisha, membuat Aisha terpaksa menganggukan kepalanya takut. "Ngerti sayang?" tekan Erick, tidak puas akan jawaban Aisha yang hanya sekedar anggukan. Aisha menggigit bibir dalamnya, sebelum berucap "Ngerti Jo, eh" Aisha menutup mulutnya karena salah menyebut dan semakin bergidik takut ketika Erick mengeluarkan tatapan lasernya. "Erick Ai, call me Erick now" Ujar Erick rendah memaksa Aisha menyebutkan namanya. “Er…Erick” ucap Aisha terbata yang mampu membuat Erick menggeram rendah menahan sesuatu. Karena bagi Erick, suara Aisha yang begitu merdu dan lembut meski diucapkan dengan nada takut mampu membangkitkan sisi liarnya tubuhnya. Erick tersenyum puas akan kepatuhan Aisha, dia mendekatkan kembali wajahnya hingga ujung hidung mereka saling bergesekan. Aisha sendiri hanya bisa menahan nafas akan keintiman posisi mereka. Belum lagi mata Aisha yang bergerak gelisah tanda tak nyaman akan posisi seperti ini. Selama beberapa bulan menjalin hubungan dengan Kenzo alias Erick sekarang, Aisha merasa akhir-akhir ini Jojonya berubah menjadi lebih pengatur, posesif dan mereka sering melakukan skinship yang sejujurnya tidak pernahh mereka lakukan. Aisha merasa bahwa didepannya bukan Jojonya yang dulu, apa mungkin efek kecelaka— “Good girl, aku lebih suka kamu yang penurut dan manis seperti ini” pernyataan Erick membuat Aisha tersadar dari lamunannya dan menatap Erick dengan raut wajahnya yang begitu mengggemaskan di mata Erick. “Aku akan kasih hadiah buat kamu” “Ha—hadiah?” Aisha kembali bertanya, bingung apa maksud ucapan Erick. Semakin bingung ketika Erick memiringkan kepalanya dan meletakan sebelah tangannya tepat dibelakang tengkuk Aisha. Dengan satu sentakan, sesuatu bertekstur kenyal hinggap dibibir Aisha, tubuh Aisha menegang, matanya melotot, terkejut atas apa yang dilakukan Erick kepadanya. Yang dilakukan Aisha hanya pasrah, meremas kemeja Erick dengan tangan kecilnya ketika Erick semakin memainkan bibir merahnya. Sungguh, Aisha tidak mengerti kenapa Jojonya berubah secepat ini lebih tepatnya sejak kecelakaan itu terjadi. Berbeda dengan Aisha yang masih kebingungan, Erick malah kian memperdalam ciumannya dengan menarik pinggang kecil Aisha. Samar, Erick menyeringai disela-sela kegiatannya “Akhirnya, Aisha menjadi miliknya” batin Erick bersorak penuh kemenangan. Disebuah kamar yang didominasi cat warna putih tang sudah pudar, Aisha termenung diatas kasur kecilnya. Menopang dagunya dengan tangan kanannya, dan menatap pemandangan hijau melalui jendela kamarnya, kepalanya memikirkan berbagai perubahan Kenzo belakangan ini. Sejak kecelakaan itu terjadi, Jojonya alias Erick berubah. Mulai dari fisiknya, wajah Erick tidak ada perubahan yang signifikan kecuali matanya yang sedikit tajam dan berwarna hitam pekat. Selain itu, sekarang Erick tidak menggunakan kacamatanya lagi. Tubuhnya juga Aisha kira lebih berotot dan tegap berbeda dengan dulu yang agak membungkuk, dan pakaian Erick yang terlihat lebih modis dan branded. Makanya, sekarang Aisha malu bila berjalan berdampingan dengan Erick. Bukan dipandang sebagai pasangan kekasih, tapi lebih mirip ke bos dan kacungnya. Ya! Aisha bukan berasal dari keluarga kaya raya, dia seorang yatim piatu yang tinggal di rumah sederhana peninggalan orang tuanya. Mari kita membahas kehidupan Aisha lain kali. Selain fisiknya yang sedikit berubah, perubahan besar yang dirasakan oleh Aisha adalah sikapnya. Tidak ada lagi Jojonya yang sopan, pendiam dan cenderung pemalu yang ada hanya Erick yang pengatur, posesif dan bersikap seenaknya kepada Aisha. Bukankah ini aneh, sikap seseorang berubah hanya dalam hitungan hari? Itu jelas tidak mungkin. Pasti ada yang tidak beres, tapi apa? Aisha terus berfikir, mengetuk-ngetukan jari telunjuknya di dagu. Berhenti, ketika mengingat sesuatu. Bukankah waktu kecelakaan Kenzo ter-- Tok! Tok! Tok! Aisha tersadar setelah mendengar suara ketukan pintu. Siapa yang datang malam-malam begini? batin Aisha bertanya-tanya. Aisha bangkit dan berjalan kearah pintu, melupakan pemikirannya yang sedikit lagi akan menemukan titik temu keanehan Kenzo seminggu terakhir. "Jojo.. ehm, maksud aku Erick. Ada apa malam-malam kesini?" tanya Aisha biasa saja menutupi keterkejutannya. Pasalnya, Aisha tidak pernah memberi tahu alamat rumahnya ke Kenzo alias Erick sebelumnya. Tapi Aisha hanya bisa bertanya dalam hati, dia tidak seberani itu apalagi mengingat perlakuan Erick tadi siang. Sial, kenapa pipi Aisha terasa panas sih. Ugh, sepertinya Aisha harus keramas untuk menghilangkan pikiran kotornya. "Mau ketemu kamu lah. Kenapa? Kamu gak suka aku kesini?" tanya Erick sarkastik. Satu lagi yang berubah dari Erick, omongannya sekarang pedas dan sadis. "Aku gak bilang gitu" cicit Aisha meremas ujung kaos yang dipakainya. Aisha tidak terbiasa bila orang berbicara dengannya suara tinggi. Bukankah Erick tahu itu? "Raut wajah kamu yang bilang begitu" Aisha hanya menunduk dan menggumamkan kata maaf. "Aku bawain makanan. Kamu ambil piring sana" suruh Erick yang langsung dilaksanakan oleh Aisha. Erick duduk disebuah sofa tua yang sudah mengelupas kulitnya, dan memandangi arena ruang tamu kekasihnya. Tidak banyak perabotan, hanya ada meja tua yang sudah dimakan rayap, dan beberapa bingkai foto yang terpajang di dinding. Erick merasa miris, melihat hidup gadisnya yang jauh dari kata mewah sangat berbeda sekali dengan dirinya. Mungkin nanti Erick akan menggantinya dengan barang-barang yang baru. Atau bagaimana jika Aisha pindah saja ke apartemennya? Bukankah itu ide bagus? Aisha datang dengan membawa dua piring, satu mangkuk dan dua gelas. Erick memperhatikan Aisha yang sibuk menuangkan lauk ke mangkuk sambil sesekali menautkan rambut nakalnya ke belakang telinga. Entah kenapa dimata Erick, Aisha terlihat begitu cantik dan memukau dirinya. Padahal Aisha hanya berpenampilan sederhana, sebuah kaos kebesaran dan celana pendek selutut. Tidak ada yang spesial, wajahnya pun tidak terpolesi makeup. Aisha cantik secara natural dan Erick sangat menyukai itu. Erick berusaha mengusir bayangan-bayangan aneh yang berkeliaran di otaknya, membayangkan bagaimana jika Aisha terba--. Shit! Erick gila jika menyangkut Aisha. "Kamu gak makan?" tanya Aisha pelan, melihat Erick yang sedari tadi memandanginya dengan lekat, tak berkedip. Aisha gugup setengah mati aslinya tapi dia berusaha biasa saja. Erick mengambil piringnya dengan wajah datar, padahal dalam hatinya dia mengumpat dirinya habis-habisan. Bagaimana bisa dia menatap Aisha begitu lama? Lihatlah piring Aisha tak lama lagi habis. Erick b**o! Aisha meminum air setelah menghabiskan isi piringnya, tegukan keempat Aisha merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Tenggorokannya seakan menyempit, dia kesulitan bernafas, belum lagi badannya yang tiba-tiba memanas. “Ai, kamu kenapa?” tanya Erick panik ketika Aisha menjatuhkan gelasnya. Erick dengan jelas melihat bahwa Aisha begitu kesakitan, ruam merah muncul ditangan, leher dan kakinya. Aishanya sebenarnya kenapa? “Ke…kerang” “Kerang? Kenapa sama kerang?” Erick berfikir sejenak, jangan-jangan Aisha “Kamu alergi sama kerang? s**t!” Erick mengumpat menyadari kebodohannya. “Obat! Dimana obatnya?” Aisha menunjuk kamar dengan jemarinya yang melemas, Erick langsung bergegas dan mengobrak-abrik laci nakas hingga menemukan obat yang dimaksud. Dia langsung membawa dan memasukannya ke mulut Aisha, berharap keadaan Aisha menjadi lebih baik. Ditengah-tengah keadaan lemasnya, satu pikiran terlintas di otak Aisha. Bukankah Aisha sudah memberitahu Erick sejak dulu bahwa ia alergi kerang? Lagi, Aisha merasakan perubahan akan laki-laki yang tengah mendekapnya ini.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Hello Wife

read
1.4M
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.1K
bc

Just Friendship Marriage

read
507.1K
bc

Mrs. Rivera

read
45.3K
bc

Sweetest Diandra

read
70.5K
bc

GAIRAH CEO KEJAM

read
2.3M
bc

HYPER!

read
556.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook