bc

Regret : When We Meet to Love

book_age18+
2.4K
FOLLOW
10.1K
READ
possessive
sex
love after marriage
pregnant
arrogant
boss
drama
sweet
Writing Challenge
like
intro-logo
Blurb

Alyssa Ayunda Gemintang harus dihadapkan dengan berbagai cobaan pada masa tingkat akhir kuliah nya. Sejalan dengan mengurus skripsi nya, ia akan melaksanakan tugas wajib bagi mahasiswa kependidikan. Praktek lapangan kependidikan atau PLK.

Saat hari pertama sekolah dan mengajar dia bertemu dengan wajah yang menyeramkan dan membuat hari nya runtuh saat itu juga.

**

"Hai miss! Do you miss me?".

"Saya tidak merindukan kamu!".

"Begitu? Tapi gerak gerik tubuh mu merindukan sentuhan ku!"

Alyssa mengepalkan tangannya geram. Lima bulan akan berada di neraka, pikirnya.

chap-preview
Free preview
01 : Malam Panjang
Malam kian larut dengan sejuta gemerlap bintang yang menyinari riuh nya suatu pusat hiburan malam. Memanjakan para manusia dengan kesibukan yang mereka miliki. Menjadi candu untuk melepas lelah dan meliukkan diri demi kepuasan birahi. Sama hal nya dengan gerombolan gadis dan pria yang menikmati akhir kehidupan mereka di kampus. Mereka menghabiskan masa tahun akhir dengan 'merilekskan' pikiran, menurut mereka tentunya. Dentuman musik yang menghentak kan jantung dan telinga membuat mereka semakin panas, hingga turun ke lantai dansa. "Gaes! Gue duduk dulu ya! Capek nih". Kata salah seorang gadis yang sudah hampir kolaps. Dia sedikit terhuyung karena senggolan dari temannya "Halah! Payah banget lo, belum lima menit udah jatuh gitu". Ledek nya. Alyssa, mencibir tak guna mendengar ocehan tersebut. Ia lebih memilih duduk mengistirahatkan kaki dan pinggang nya. Sebenarnya dia tak mabuk, dia cuma pusing mendengar suara musik diskotik yang memekakkan telinga. Dia juga hanya minum oren jus saja. Tapi karena teman sejurusan nya yang sangat b*****t itu menyuruhnya meminum vodka sekali teguk, ia sedikit mual. Biarkan saja dia di cap kampungan. Memang ia kampungan kok. Kembali di sofa, Alyssa merilekskan tubuhnya. Menyandarkan punggung letihnya di sandaran sofa yang empuk, mengabaikan setiap bunyi erotis di dekat dirinya. "Iyuhh, menjijikkan!". Desisnya muak melihat dua insan yang sedang berbagi nafsu itu. Alyssa hendak berdiri tapi kakinya sedikit goyah dan hampir saja kepalanya membentur meja kaca. "Hati-hati sayang!". Wangi maskulin dengan  suara seksi menggema di ujung pendengaran nya. Alyssa menyibak rambut hitam legam nya dan menatap sosok itu. Seorang laki-laki tampan membantunya berdiri. "Lepas!". Ia menghentakkan lengan kokoh pemuda itu. Lalu mencoba berdiri sendiri. Namun sayang, dia terlalu mual untuk bisa berdiri dan melangkah menuju toilet. "Kamu butuh bantuan, cantik?". Alyssa menggeleng tak perlu. Dia menepis lengan pemuda itu sekali lagi. Katakanlah dia tak sopan, tapi dia yakin jika pemuda itu memanfaatkan situasi saat ini. "Gue bisa jalan sendiri!". Dengus nya. "Yakin? Kamu hampir jatuh loh! Ayo aku bantu aja". Alyssa tak suka di paksa, dia akan lebih memilih memberontak dan meninggalkan lawan bicaranya. Tapi pemuda itu seperti nya tak peduli, dia malah mengikuti Alyssa hingga toilet. Gadis itu memuntahkan semua cairan yang ada di perutnya. Ia ingat belum makan nasi dari tadi sore, dan ia malah minum oren jus serta setegak vodka sialan itu. "Ini air minum--". Tanpa berterimakasih kepada si pemberi, Alyssa menyambar air tersebut dan berkumur membersihkan mulut nya. "Gue pengen pulang". Lirihnya. Ia tak mungkin meminta antar pulang dengan teman-temannya karena mereka sudah sibuk sendiri sekarang. Asha yang sedang menari erotis dengan Raga, Agni sedang bercengkrama dengan pemuda lain yang ia tahu sebagai kenalan sahabatnya itu dan Via sedang b******u mesra dengan Alvin. Dasar teman-temann laknat. Pikirnya. "Aku antar ya!". Bujuk pemuda itu. Alyssa hanya diam, dia tertunduk lemas memegang erat wastafel. Pemuda yang bersama nya itu ikut iba melihat kondisinya. "Gak usah! Gue pulang sendiri aja". Halah, pulang sendiri ndas mu. Dengan apa dirinya akan pulang? Mobil saja tak punya, motor apalagi. Dia hanya anak rantau yang jauh dari orang tua dan sekarang dia menyesal datang kesini. "Mobil kamu mana? Biar aku antar ke sana". "Gue gak punya mobil, gue pulang pake taksi online aja". Alyssa berusaha berjalan keluar toilet untuk mengambil tas tangannya. Pemuda itu sigap memapah Alyssa agar tidak jatuh, kali ini gadis cantik itu tak menolak. "Kamu butuh seseorang untuk menemani kamu, sayang. Jangan keras kepala begini!". Sahut lelaki tampan itu. Alyssa hanya diam dan pasrah dibawa oleh nya. Wangi maskulin yang menyusuk indera nya membuat Alyssa terbuai. Dengan gerakan sensual ia menyentuh d**a bidang lelaki itu. "Kamu tau sayang, sentuhan mu membuat ku menggila!". Desis nya. Tak ingin melepaskan apa yang sudah di dalam dekapannya, lelaki itu membawa Alyssa menuju apartemen nya. *** Panas yang menjalar di seluruh tubuh Alyssa membuat dirinya gerah, ia butuh sesuatu untuk melepaskan panas itu. Semua nya ia gapai, termasuk laki-laki yang ada bersama nya kini. "Tahan sayang,  kamu terlalu buru-buru". Alyssa menggerem tak suka karena pelampiasan nya belum terpenuhi. "Ah shitt!". Umpat nya. Lelaki itu tersenyum miring dan dengan senang hati menyatukan tubuh mereka. Semua sentuhan itu membuat Alyssa melayang dan ia sangat menikmati. Belum pernah ia rasakan hal senikmat ini dalam berhubungan, bahkan mantan pacarnya yang b******k itu pun kalah dalam menggilai nya. "Kamu sangat agresif, sayang--". "Damn! Gue gak bisa nunggu!". Dengan gerakan cepat, Alyssa mengambil tangan lebar lelaki yang masih belum ia ketahui namanya itu untuk menyentuh setiap inci tubuhnya. "Please, sentuh gue segera!". Pinta nya lirih. Ia sudah tak tahan karena ingin meledak. "Bersama, kita keluar kan bersama". Lelaki itu memompa tubuhnya memasuki surga dunia yang gadis itu inginkan. Ia merasa miliknya di cengkram erat oleh gadis itu. Terlalu sempit, pikirnya. "Ah, shitt!!". Umpat nya karena mereka terlalu menikmati setiap gerakan erotis itu. Penyatuan itu terjadi begitu saja. Sebuah rasa perlahan menyusup untuk hubungan yang tak pernah diketahui akan seperti apa kedepannya. Menitipkan kehidupan yang menjadi beban atau mungkin keajaiban bagi yang melakukan. Alyssa terkulai lemah setelah beberapa kali menghabiskan sisa tenaga nya bersama lelaki itu. Kini ia tertidur di d**a bidang yang senantiasa merengkuh dirinya dengan begitu posesif. "Kamu cantik, dan kamu selamanya menjadi milik ku!". Kemudian lelaki itu mencium bibir Alyssa dengan penuh gairah, mencoba meredam emosi bathin nya karena ia mulai menyukai tubuh indah yang sudah ia cicipi ini. *** Mentari yang masuk melewati sela-sela gorden kamar ini membuat dirinya terbangun. Terganggu oleh sinar nya yang gagah, memaksanya untuk menghentikan tidur panjang nya. Alyssa menggeliat, menormalkan pandangan karena kepalanya sedikit pusing. Tapi saat akan bangun, ia terkisap ada lengan kekar yang menghimpit perutnya. Ia terkejut betapa tampan lelaki yang bersama nya kini. Ia ingat, tadi malam ia mual karena meminum oren jus serta seteguk vodka. Dasar lemah, pikir nya. "b******k!". Maki nya. Ia sudah tak tertutupi apa-apa sekarang. Pasti mereka sudah melakukan hal lebih tadi malam. Terbukti saat ia melihat kedalam selimut, banyak tanda merah di bukit kembar nya. Alyssa menghela nafas lelah, untuk menangis pun ia tak sanggup lagi. Hidupnya sudah akan hancur semenjak kedua orang taunya pergi meninggalkan nya dengan keji. "Kamu sudah bangun ya!". Alyssa mendengus lalu berusaha melepaskan tumpuan lengan lelaki itu. "Gue mau pulang. Hari ini gue ada jadwal". "Jadwal apa untuk hari minggu ini? Mending kamu di sini, kita bisa melanjutkan kegiatan tadi malam". Bisik nya sensual. Alyssa mencubit lelaki itu, tak peduli bahwa ia akan diterkam ulang oleh nya. "Minggir lo! Gue mau pergi!". Habis sudah kesabaran lelaki itu karena sikap Alyssa yang tak pernah manis dihadapan sejak tadi malam. Ia menggulingkan gadis itu dibawahnya, membuat Alyssa terkejut. "Lo--". Bibirnya di bungkam habis, menyiratkan bahwa lelaki diatasnya itu memiliki libido tinggi terhadap dirinya. Pagutan mereka terlepas, dan lelaki itu tersenyum manis "morning kiss". Katanya santai. Alyssa termangu dan tak ada ekspresi jutek di wajahnya. Ia merasa jijik dengan dirinya sendiri, padahal baru tadi malam ia mengatakan apa yang Via dan Alvin lakukan menjijikkan. Dan sekarang apa yang ia lakukan lah lebih menjijikkan. "Bisa lo lepasin gue? Gue mau pulang". Kata nya lirih. "Hei kamu kenapa?". Air mata Alyssa mengalir begitu saja. Ia merasa bersalah dengan kedua orang tuanya. Meskipun mereka pergi, mereka tetap orang tua nya. Bahu nya bergetar hebat, memunculkan kegelisahan yang mendalam. Kilasan bagaimana permainan panas mereka terekam jelas dibenak nya. Lelaki itu menyimpan benih di rahim nya. "Gue takut, hiks hiks--". Ia memeluk lelaki itu dengan erat. Menumpahkan ketakutan nya dan terisak-isak. "Kamu jangan khawatir, aku akan bertanggungjawab--". "Jangan bodoh--". "Maksud kamu?". "Lo gak akan bisa bertanggungjawab, karena kita dua orang yang gak pernah saling kenal dan yang pasti kita juga--". Alyssa masih terisak, ia tak kuat harus menjalankan kehidupannya sebentar lagi. Ia ingin segera lulus dan menikmati dunia kerja. Bukan seperti ini. "Ayo kita kenalan--". Alyssa terdiam. "Aku Mario Josse Samudra". *** Hallo, gue datang lagi nih. Semoga suka ya dg part baru ini, semoga berkenan ☺ Ditunggu komentar dan feedback lainnya

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.1K
bc

Broken

read
6.3K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.0K
bc

TERSESAT RINDU

read
333.2K
bc

See Me!!

read
87.9K
bc

Long Road

read
118.3K
bc

A Piece of Pain || Indonesia

read
87.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook