bc

My Destiny (Bahasa Indonesia)

book_age16+
2.4K
FOLLOW
23.5K
READ
love after marriage
fated
forced
second chance
pregnant
playboy
goodgirl
drama
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

WARNING 17+ (bijaklah dalam memilih bacaan)

Yaya tidak pernah memiliki keinginan untuk menikah dengan orang yang baru dikenal, tapi ia malah melakukannya. Karena segala ucapan pria itu terdengar sangat menjanjikan, dan ia pun percaya kalau pernikahan mereka akan terus berjalan sampai maut memisahkan.

Hingga akhirnya, sebuah fakta pun mulai terkuak ke permukaan. Ternyata pernikahan itu telah direncanakan untuk suatu alasan, dan hanya akan berjalan sampai satu bulan ke depan. Setelah itu, suaminya sendirilah yang akan mengurus surat pembatalan pernikahan.

Tentu saja Yaya merasa sangat dirugikan. Haruskah ia menuntut balas dendam?

***

Copyright © by: ruangbicara.

chap-preview
Free preview
Chapter 01 - Wedding Kiss
Yaya mengeratkan pegangan tangannya pada tali travel bag yang sengaja ia bawa dari rumah. Karena ia akan segera pindah ke sebuah rumah mewah yang saat ini sedang dimasukinya, dan sebentar lagi ia juga akan dinikahi oleh si pemilik rumah. Ia berjalan bersama sopir yang tadi menjemputnya, dan langsung dipersilakan untuk duduk di atas sebuah sofa. “Nona tunggu di sini dulu ya? Biar saya yang akan memanggilkan Tuan Muda di dalam.” Yaya hanya menganggukkan kepalanya, dan mulai mengedarkan pandangannya ke arah sekitar. Rumah ini berukuran sangat besar, dan barang-barangnya pun terlihat sangat mahal. Ia jadi bertanya-tanya, sekaya apa pria yang akan menikahinya? Cukup lama Yaya dibiarkan menunggu sendirian di atas sofa, sampai akhirnya ia menangkap sosok El yang sedang menuruni anak tangga bersama seorang wanita yang berjalan di belakangnya, lalu di belakang wanita itu ada sopir yang tadi ditugaskan untuk menjemputnya. Ia lantas berdiri dari atas sofa, dan membiarkan travel bag-nya tetap berada di atas sana. “Maaf, karena telah membuatmu menunggu terlalu lama.” El bergumam, dan langsung duduk di salah satu sofa. Kemudian ia mengisyaratkan Yaya untuk melakukan hal yang sama. Sedangkan sopir yang tadi memanggilnya, sudah pamit berlalu dari sana. “Biar aku saja yang membuatkan minuman untuk kita bertiga,” ucap sang wanita yang tadi datang bersama El dari lantai atas. El hanya menganggukkan kepalanya tanpa mengalihkan pandangannya dari Yaya yang sedang duduk sendirian di tengah-tengah sofa panjang. Lalu perhatiannya jatuh ke arah travel bag yang terletak di samping Yaya. Selanjutnya ia berdeham pelan, dan mulai berkomentar. “Seharusnya kau tidak perlu membawa apa-apa, karena aku sudah mempersiapkan segalanya.” Yaya tidak tahu harus mengatakan apa, karena seminggu yang lalu El sudah sempat menyuruhnya untuk tidak membawa apa-apa dari rumah. Namun ia tetap membawa beberapa bajunya, hanya untuk berjaga-jaga saja. “Oh ya, wanita tadi itu bernama Jasmine. Kau bisa memanggilnya dengan sebutan J, dan dia yang akan mempersiapkan segala keperluanmu selama berada di sini.” Dahi Yaya kontan mengkerut. “Apa dia itu seorang asisten?” El mengangguk. “Kau bisa menganggapnya begitu.” “Aku rasa ...,” Yaya berdeham pelan. “ ... Aku tidak memerlukan seorang asisten.” El langsung terlihat tidak terima. “Selain mengurusi segala keperluanmu, J juga yang akan selalu mengawasimu.” “Mengawasiku?” “Ya,” sahut El tanpa pikir panjang. “Karena aku tidak akan membiarkan orang asing berkeliaran di sini dengan bebas, apa lagi di saat aku sedang pergi bekerja.” Yaya langsung terdiam. Sama sekali tidak menyangka kalau El akan mengatakan hal yang demikian. Kemudian Jasmine datang sambil membawa minuman beserta beberapa toples camilan, dan berhasil mencairkan suasana yang sempat menegang. “Jadi, kapan pernikahannya akan dilaksanakan?” tanya Jasmine setelah mempersilakan Yaya untuk meminum jus mangga buatannya. Yaya hanya memperhatikan El dan Jasmine sambil meneguk jusnya dengan perlahan. “Secepatnya,” jawab El dengan cepat. “Kau bisa langsung membawa Yaya ke dalam kamarnya, dan mulai merias wajahnya di sana.” Jasmine hanya menganggukkan kepalanya, dan segera mengajak Yaya menuju ke lantai atas. Sementara El mulai menghubungi asisten pribadinya yang bernama Adnan, karena Adnan-lah yang ia tugaskan untuk mempersiapkan acara pernikahan. *** Yaya menatap pantulan wajahnya di cermin. Ia benar-benar merasa takjub, karena Jasmine telah mendandaninya dengan sangat baik. Namun riasan mewah ini ... terlihat menghilangkan jati diri. Yaya merasa kalau ini bukan dirinya sama sekali, tapi tidak apa-apa. Lagi pula ini adalah hari pernikahannya, dan wajar kalau ia terlihat sangat berbeda. Jasmine langsung menatap jam di pergelangan tangannya setelah menyusun kembali semua peralatan yang tadi dipakainya untuk mendadani Yaya. “Ayo, kita turun ke lantai bawah sekarang. El pasti sudah menunggumu di sana.” Yaya hanya menganggukkan kepalanya, dan segera bergegas dari atas kursi di hadapan meja rias yang sedari tadi didudukinya. Jasmine mengantarnya menuju ke arah gazebo yang terletak di halaman belakang rumah. Sementara El dan beberapa orang sudah menunggu kedatangannya di sana bersama seorang pendeta yang akan menikahkan mereka berdua. Dengan dihadiri oleh beberapa orang saja, Yaya dan El mulai menghadap ke arah pendeta. Mereka berdua mengikat janji di sana, lalu saling menyematkan cincin di jari manis. Setelah itu pendeta memberkati, dan mereka berdua pun resmi dinyatakan sebagai suami-istri. Hidup Yaya langsung berubah dalam sekejap mata. Seminggu yang lalu El datang ke rumahnya yang sederhana, lalu mengatakan kalau pria itu akan segera menikahinya. Awalnya ia merasa kebingungan, tapi setelah El menjelaskan semuanya, ia jadi percaya dan langsung setuju untuk menikah. Padahal mereka berdua tidak pernah saling mengenal sebelumnya. Kemudian saat yang paling mendebarkan pun telah tiba, karena pendeta memberikan instruksi kepada El untuk segera mencium Yaya. El langsung menatap wanita di hadapannya, tapi wanita itu malah memalingkan wajah, dan wajahnya terlihat memerah. “May I kiss you?” tanya El setelah menangkup kedua pipi Yaya menggunakan telapak tangannya, dan mendekatkan wajah mereka berdua. Yaya hanya menatap ke arah bawah. Kemudian menganggukkan kepalanya dengan gerakan pelan, dan kedua matanya langsung terpejam begitu merasakan ciuman El yang terasa sangat memabukkan. *** Jangan lupa pencet tanda LOVE-nya ya! Supaya cerita ini masuk ke dalam perpustakaan kalian :)

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

A Piece of Pain || Indonesia

read
87.3K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.0K
bc

Marriage Agreement

read
590.6K
bc

Air Mata Maharani

read
1.4M
bc

The Ensnared by Love

read
103.8K
bc

Mentari Tak Harus Bersinar (Dokter-Dokter)

read
54.1K
bc

Long Road

read
118.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook