bc

Love Incernation

book_age18+
613
FOLLOW
3.7K
READ
billionaire
CEO
drama
sweet
serious
city
office/work place
another world
like
intro-logo
Blurb

'Di suatu tempat, ada suatu suara yang memanggil hati ku. Mungkin aku hanya bermimpi. Tapi tidak... Semua ini ternyata nyata.'

Sepanjang hidupnya, tidak ada satu pun lelaki yang mau mendekatinya. Jikalau ada, mereka tiba - tiba akan pergi begitu saja. Ursulla tidak tahu apa yang terjadi, seolah ada sesuatu yang menjeratnya.

"Aku mencintai mu."

Pria itu mengecup keningnya dengan sayang, kemudian menjalar ke hidung, pipi dan terakhir sebuah ciuman lembut di bibir ranumnya. "Berapapun jauh jaraknya, aku pasti akan kembali membawamu di sisi ku." Bisik seorang pria membuat Ursulla tersentak dari tidurnya.

NB : Gambar sampul diambil dari pinterest Dan Font edit dari canva

chap-preview
Free preview
Prolog
"Aku mencintaimu." Pria itu mengecup keningnya dengan sayang kemudian menjalar ke hidung, pipi dan terakhir sebuah ciuman lembut di bibir ranumnya. "Berapapun jauh jaraknya, aku pasti akan kembali membawamu di sisiku." Gadis itu tersentak, seketika membuka kelereng hitamnya. Nafasnya sedikit terengah, ini hanya mimpi tapi rasanya seperti De Javu yang berulang-ulang terjadi. Ia pun menyingkap selimut yang membelit tubuhnya. Bangkit dari ranjang kemudian menuju kamar mandi. Membasuh muka, sejenak merenung menatap dirinya di cermin. Kemudian menghela nafas lelah. "Pasti ini akan menjadi hari yang berat lagi." *** Kencan buta. Gadis bermata lentik itu duduk bosan di dalam cafetaria, sesekali ia tersenyum menanggapi pria yang sibuk berceloteh mengenai pengalaman hidup, pekerjaan dan keluarganya. Rangkuman cerita pria yang saat ini duduk berhadapan dengannya bisa dipastikan tengah membanggakan diri sendiri. Dan itu membuat Ursulla jengah. "Permisi tuan, maaf sepertinya saya harus pergi. Ada pekerjaan yang harus ku lakukan."  Pura - pura mendapat sms, Ursulla sesopan mungkin pergi meninggalkan pria yang dikenalkan temannya itu. Pria bertubuh jangkung itu memiringkan kepala berpikir, "Pekerjaan, hari minggu begini." Namun saat ia hendak membuka suara, Ursulla sudah setengah menunduk minta maaf lalu  melesat buru - buru pergi. Ursulla menghela nafas. Sejak awal ia memang tak berminat, dia hanya berusaha menghargai Gunia teman kerjanya yang bersikeras mencarikan dirinya pasangan. Sudah kali keberapa ia melakukan kopi darat. Ya ini semua karena sang ibu yang ceriwis mendesaknya untuk segera menikah. Setidaknya dia harus memiliki teman kencan. Di usianya yang sudah menginjak 26 tahun, ia dituntut untuk menemukan pasangan hidup. Sebagian besar teman sebayanya bahkan sudah menimang bayi mungil yang lucu. Sementara dia, jangankan kencan. Ponsel yang ia pegang saja hanya berbunyi saat adanya notif grup chat dari tempatnya bekerja, alumni teman sekolahnya yang isinya cenderung tak penting. Kiriman kata-kata bijak, perang gambar antar sesama anggota atau sebuah telepon iseng dari nomer tak dikenal. Oww, bukan berarti dia seorang wanita kuper berpenampilan aneh tak bisa berdandan dan pendiam. Dimana harus dikenal-kenalkan ke beberapa pria untuk dijadikan teman hidup. Ia bahkan bisa menarik perhatian kaum adam dalam sekejap mata. Dia tidak terlalu peduli memikirkan urusan asmara. Ursulla lebih memilih berkutat dalam pekerjaan. Bukan berarti ia tak menginginkan cinta, hanya saja ia masih belum bisa menemukan seseorang yang bisa membuat hatinya bergetar. *** "DASAR ANAK TAK BERGUNA!!" Sang ibu meninggikan suara, hingga nyaris membuat tuli telinga. Ursulla yang baru saja masuk rumah sudah mendapat omelan seperti itu. Ibunya tadi mendapat laporan dari Gunia  bahwa kencan anaknya hari ini lagi-lagi tak berjalan baik. "Aku menyekolahkanmu di tempat mahal, namun apa yang kau dapat. Satu pria kayapun tak mampu kau jerat." Sang ibu menelisik penampilan putrinya dari atas hingga bawah. "Lihat, kau ini juga tak jelek Sulla. Atau jangan-jangan kau lesbi?" Ursulla langsung melebarkan mata, "Astaga ibu, tentu saja tidak. Aku wanita normal." "Lalu, masa tidak ada satupun pria dari teman sekolah, kuliah dan tempat kerjamu yang mendekati." Sang ibu menyimpit dengan mata menyelidik. Ursulla melempar bola mata malas, kalimat-kalimat seperti ini sudah menjadi konsumsinya sehari - hari. "Ayolah ibu, mereka para pria juga memilih. Di luar sana banyak wanita - wanita cantik dan juga kaya raya. Gadis sepertiku hanya untuk disukai tapi tidak untuk dimiliki." Jawab Ursulla sembari menghela nafas lelah. Dulu, Ursulla sempat memiliki kekasih yaitu seorang pria dari keluarga terpandang teman masa kuliahnya. Tapi anak orang kaya itu tiba-tiba saja meninggalkannya. Sejenak sang ibu tertegun, kemudian mendecih, "Kau saja yang terlalu jaim, cuek dan tidak peduli. Pria itu suka wanita yang aktif dan agresif." Ursulla mengerutkan alis, "Apa maksud ibu w************n?" Sang ibu mencebik, "Aku tak bilang begitu." "Sama saja." Ursulla melangkah lesu menuju kamar mengabaikan ocehan ibunya yang pasti akan bersambung dengan ocehan yang sama di hari - hari berikutnya. Perdebatan yang pasti tidak berujung. Ia mengunci rapat pintu kamar, lalu merebahkan dirinya di ranjang, menatap langit - lagit kamar kemudian menghembuskan nafas lelah. Dirinya bukan tak mau. Sebenarnya tak sedikit pria yang mendekati, hanya saja entah kenapa mereka yang berhasil dekat dengannya tiba-tiba saja memilih menjauh. Lagipula Ursulla juga tidak begitu tertarik dan menempatkan hatinya untuk mereka. Karena..... Seperti ada sesuatu jauh di dalam dirinya yang berbisik dan terpatri seakan mengakar membelit keseluruhan jiwanya. Di sebuah tempat ada sebuah suara yg memanggil hatiku, mungkin aku hanya bermimpi tapi tidak! Semua ini adalah nyata. **** > > > > > > > > > Sudah seminggu lebih Ursulla mengalami fase adaptasi di tempat kerja yang baru. Meski hanya sebagai karyawan biasa dengan posisi terendah, ia sudah teramat bersyukur. Bahkan ia termasuk wanita beruntung  mengingat ijasah kuliahnya bukan dari bidang perhotelan yang mendapat kesempatan bekerja di CBO Hotel n Resort. Sebuah hotel bintang lima bertaraf internasional hunian para kawanan elit singgah. Mungkin karena faktor keberuntungan atau takdir, entahlah yang jelas ia merasa senang. Gajinya jauh lebih besar dibanding pekerjaannya dulu sebagai staf administrasi di sebuah hotel sederhana. Cukup untuk melunasi hutang keluarga. Dan nasib baik menaunginya, ia akhirnya mendapat rekomendasi dari sang bos kemudian dipindah tugaskan di tempat ini. Salah satu hotel terbesar di negaranya. Apalagi jarak rumah dan tempatnya bekerja tidak terlalu jauh. Cukup 30 menit perjalanan dengan angkutan umum. "Sulla." Suara lirih memanggilnya. Ursullapun menoleh lalu tersenyum kepada wanita cantik yang tengah menyapanya. "Ya Gunia." Balasnya. "Maafkan, aku melapor pada ibumu perihal kencan kemarin!" Ucap Gunia merasa bersalah. "Tak masalah Gunia, ibuku pasti yang memaksamu memberi info." Gunia mengangguk kemudian berucap, "Pria itu mengirimkan pesan bahwa~. " Kalimatnya tak berlanjut karena Ursulla seketika memotong. "Ya, tak berjalan lancar." Ursulla sepertinya mengerti akan maksud dari temannya itu. Ia menggidikkan bahu nampak menyesal, "Maaf Gunia, sepertinya memang aku tak terlalu tertarik dengan pria itu." Gunia mengangguk penuh pengertian, "Yahh ibu mu harus kecewa lagi, tapi tenang aku masih memiliki stock banyak pria lajang." "Tidak usah Gunia...  Aku~" "STOP, aku tetap akan mencarikanmu." Ucapnya mantab. Sementara Ursulla hanya bisa menghela nafas, temannya satu ini memang penuh semangat untuk mencarikan dia pasangan. Bahkan ia sendiri tidak tahu Gunia sudah memiliki kekasih atau belum. Sejak SMA mereka sudah berteman, sebuah kebetulan tak terduga bahwa Ursulla bisa bekerja bersama dengan Gunia, walau posisi mereka sebagai atasan dan bawahan. Gunia merupakan manager di hotel ini. Meski begitu tak ada jarak diantara mereka. Kecuali masalah pekerjaan, Ursulla selalu bersikap profesional dengan menghormati Gunia sebagai atasan bukan teman. *** "Aku sangat penasaran siapa sebenarnya tamu VVIP itu." "Yang jelas dia sangat misterius, tidak ada satu karyawanpun yang melihat sosok asli penghuni kamar 2020 itu." Bisik-bisik para karyawan hotel di jam makan siang. Seperti biasa di waktu santai seperti ini mereka tengah membicarakan hal yang sama. Yaitu mengenai tamu VVIP yang belakangan heboh dibicarakan. Tamu misterius yang sudah seminggu lebih menjadi penghuni kamar dengan fasilitas 'Presidential Suite', kamar kelas VVIP paling mahal yang ada di hotel ini. Pria gila mana yang menghabiskan uangnya hanya untuk tinggal dan menetap di hotel ini. Sementara dia bisa menggunakan uang harga sewa kamar hotel tersebut untuk membeli rumah mewah. Ursulla hanya bisa mencuri dengar tanpa bisa bertanya lebih. Karena sejujurnya ia tak terlalu peduli dengan semua itu. Bukankah ini adalah hotel berbintang, sudah pasti hanya orang - orang berkantong tebal yang bisa menginap di sini. Tapi mengapa keberadaan tamu VVIP ini dianggap sangat spesial?  Bukankah banyak tamu VVIP yang lain. Pertanyaan itu terus bernaung di pikirannya tapi hanya bisa ia pendam. Yang ia lakukan di sini sebagai orang baru harus bisa bekerja dengan sebaik mungkin. Ya meski tak dipungkiri dia juga penasaran perihal pengunjung hotel yang katanya sangat misterius. "Hanya para petinggi hotel di sini saja yang pernah melihatnya. Ahh, aku jadi penasaran bagaimana wajah tamu VVIP itu." Gunia yang makan di sebelahnya menimpali pembicaraan itu, dengan tatapan penuh harap. Sementara Ursulla hanya menjadi pendengar setia. Hari ini ia harus menyelesaikan pekerjaan secepatnya agar bisa pulang di waktu awal. *** Akhirnya selesai juga. Ursulla mendesah, pekerjaanannya memang berat dan dia harus melakukannya. Sedikit kerepotan dengan heel tinggi yang ia kenakan membuat kakinya lecet. Seperti kebiasaan, Ursulla lalu mengambil sesuatu dari dalam tasnya kemudian melepas sepatu menggantikannya dengan sandal terepes yang nyaman. Ursulla menghela nafas lega saat berhasil keluar dari siksaan heel tinggi itu. Yang tidak disadari..... Tak jauh di sana, sebuah mobil hitam mewah terparkir. Di dalamnya seorang pria duduk menyender di kursi belakang menatap dirinya dengan netra cokelat yang tajam sambil bergumam, "Akhirnya kita bertemu lagi." *** ## Jangan lupa vote dan komentnya. Semakin banyak, semakin cepet updatenya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The Prince Meet The Princess

read
181.7K
bc

A Secret Proposal

read
376.3K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K
bc

OLIVIA

read
29.2K
bc

Broken

read
6.3K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.2K
bc

Bridesmaid on Duty

read
162.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook