bc

Fall in for The Genius

book_age18+
1.4K
FOLLOW
8.4K
READ
dark
possessive
inspirational
king
queen
sweet
bxg
demon
another world
like
intro-logo
Blurb

Book 1 Fall in for The Genius

Arra tidak pernah tau bahwa kedatangannya ke dunia aneh bernama "Cronika World" bukan lah sebuah kebetulan. Namun karena Arra adalah bagian dari dunia itu meski selama ini Keberadaan nya memang di sembunyikan oleh orang tua nya.

Berada di Cronika world berarti Arra juga harus bertemu dengan sosok misterius bernama Keano Alexander, lelaki yang diam-diam selalu mengawasi Arra semenjak kehadirannya di kerajaan lelaki itu.

Perhatian yang Keano berikan malah berujung pada ketertarikannya pada gadis itu, mematahkan kutukan nya yang tidak akan pernah jatuh cinta pada lawan jenis nya.

"Karna aku sudah jatuh cinta pada mu, kau sudah mencuri hatiku. Karena itu, kau tidak boleh kembali ke bumi lagi dan kau harus hidup bersama ku!"

~Keano alexander

Book 2 : The Spesial Bride Of Dragon

COVER BY PEXEL

FONT BY CANVA

chap-preview
Free preview
Bagian 1 ~ Mimpi yang aneh
Hush....hush..hush Gadis itu bernafas dengan tersegal-segal, berhenti sebentar di tempat ia berdiri sekarang.Lalu menoleh ke arah belakang. Lebih tepatnya menoleh ke arah pemuda ‘gila’ yang terus mengejarnya sejak tadi. Mata nya membulat begitu sadar bahwa lelaki yang mengejarnya itu berada tidak jauh dari nya.  Ia menghembuskan nafas nya, hendak berlari lagi namun ia rasa bahwa itu akan sia-sia saja dan berujung dengan lelaki itu yang malah semakin gencar untuk mengejar nya. Dengan rasa kesal, gadis itu membalikkan badan nya lalu merapikan rambutnya dan menyeka keringat di dahi nya. Lalu menatap lelaki yang mengejarnya tadi sudah berada tepat di depannya dengan jarak hanya beberapa langkah di depannya. Menyebalkan,batin gadis itu.  "Sudah lelah untuk berlari nona Arabella?"  Gadis bernama Arra itu membulatkan  matanya, mengapa lelaki aneh itu tau namanya? Batin nya sambil menilai penampilan lelaki di depannya yang ia akui cukup kuno dan kalau ia tidak salah, pakaian yang sedang dikenakan lelaki itu adalah ciri khas dari baju kerajaan. Arra terkekeh dalam hati, apa jaman sekarang masih ada yang memakai pakaian kuno ini? Bahkan pangeran William saja tidak memakai baju seperti itu.  "Apa setelah berlari, kau tak lagi bisa menjawab pertanyaan ku Arra?"  Arra merinding saat mendengar lelaki itu memanggil namanya. Terasa familiar dengan suara itu. Namun Arra berdecak sebal lalu melotot ke arah lelaki itu"Seharusnya aku yang bertanya pada mu orang gila-!" "Ken, nama ku Keano Alexander!" potong lelaki di depannya yang semakin membuat Arra berdecak kesal  "Baiklah, Keano Alexander yang terhormat...." "Tidak, kau hanya boleh memanggilku Ken saja. Dan jika kau mau, kau bisa memanggil ku sayang Ken! Hahaha, itu kedengarannya lebih enak di dengar!" seru Ken lagi-lagi memotong ucapan Arra dengan kekehan yang malah membuat Arra sedikit terpesona namun ia langsung menggelengkan kepalanya dan kembali mengubah ekspresi wajah nya menjadi sangar. Bisa-bisa nya jiwa-jiwa Jàblay Arra keluar di dalam mimpinya?  Padahal kan, Arra itu bukan jáblay di dunia nyata?  Arra kali ini tidak bisa lagi mengontrol emosi nya, ia menatap lelaki di depannya yang sial nya sangat tampan itu dengan sumpah serapah yang tertahan--"baiklah Ken! Aku hanya ingin bertanya, mengapa kau terus mengejarku?"  Ken menaikkan satu alis nya merasa ambigu dengan pertanyaan gadis di depannya ini "Apa kau merasa seperti itu?"  Arra mengeratkan pegangannya pada celana nya sambil menatap Ken dengan amarah yang sudah berada di ubun-ubun, "Baiklah, kau ternyata tidak mengejarku bukan? Kalau begitu aku pergi dulu!" seru Arra hendak melangkahkan kaki nya. Namun langkah Arra berhenti ketika lelaki itu menariknya dan memeluknya dari belakang. Aneh! Rasanya Arra tidak bisa melawan dan mengelak dari pelukan lelaki itu. Rasanya pelukan lelaki itu sungguh membuatnya nyaman sekaligus merasa hangat di hatinya.  "Apa kau tidak merindukan ku Queen?"  Arra terkejut saat merasakan panggilan itu lagi-lagi yang ia dengar, Arra memejamkan matanya saat tiba-tiba merasa ada cahaya putih yang menyilaukan. Tidak lama hingga-- ***** Kring....kring...kring  Suara Alarm yang begitu memekakan telinga akhirnya membuat gadis yang masih terlelap di ranjang itu membuka kedua sudut mata nya. Gadis itu duduk di ranjang minimalist nya sambil berusaha untuk mengumpulkan nyawa nya. Setelah benar-benar sadar, gadis itu menatap ke seluruh ruangannya lalu menghela nafas. Ia lagi-lagi memimpikan hal yang sama selama satu minggu berturut-turut dan ketika ia bangun, ia kembali tidak mengingat nama dan sosok di dalam mimpinya itu. Tapi hal yang selalu ia ingat ketika terbangun adalah ia selalu di panggil Queen oleh sosok lelaki di dalam mimpinya itu.  Arabella Switch , gadis yang biasa dipanggil Arra itu beranjak merapikan tempat tidur minimalisnya. Masih pukul 04.00, setidaknya ia masih memiliki waktu sekitar 2 jam untuk melakukan semua kegiatannya sendiri. Arra bergegas menuju dapur, memasak apa saja yang bisa ia makan untuk pagi ini. Seusai memasak, Ara lalu mandi dan memakai pakaian kerjanya. Bahkan Arra tidak menyadari bahwa ada sosok yang berdiri di pojok ruangannya yang sedikit gelap, mengamati nya sejak gadis itu terbangun. Lelaki itu hanya menatap pakaian serba putih yang dipakai oleh gadis itu.  Setelan putih bersih, dan jass putih. Arra menatap pantulan dirinya di dalam cermin kamarnya. Sempurna! batin Arra. Gadis itu lalu mengambil ‘name tag’ nya, lalu memasangkannya pada jass yang ia kenakan. Arra sekilas melihat name tag nya' Dr.Arrabella Switch' ia sedikit tersenyum melihat gelar yang tersemat sebelum namanya itu, gelar yang ia peroleh dengan usaha kerja keras nya selama bertahun-tahun lamanya. Tepat setelah pukul 05.15, Arra keluar dari kamar kos nya. Ia mengambil motor matic nya dari bagasi. Membuka gerbang, lalu menancap pedal gas nya. Arra memang harus cepat berangkat  menuju rumah sakit, karena ada beberapa pekerjaan  yang harus ia selesaikan . Sesampainya di Rumah sakit, beberapa perawat shift malam yang melihatnya langsung menyapanya, Arra balas menyapa mereka sambil memberikan beberapa roti yang selalu ia berikan setiap paginya pada mereka yang berjaga shift malam. "Terimakasih dokter Arra, anda selalu baik seperti biasanya!" seru kepala perawat yang sudah berumur 50 tahunan itu saat menerima roti pemberiaan Arra. "tidak apa-apa suster, bagaimana semalam? Apa kalian kesusahan?" seru Ara "Seperti biasa dokter, itu memang menjadi tugas kami!" "Baiklah kalau begitu, saya pamit dulu. Ada beberapa hal yang harus saya urus, dan tolong katakan pada dokter Reza untuk menggantikan saya rapat hari ini!" "Baik dokter, akan saya sampaikan!" Arra mengangguk, ia kembali menaiki Lift. Namun tatapan Arra teralih, ia menatap jam tangan yang tergeletak begitu saja di dalam lift. Arra mengambilnya, ia mengamati jam tangan yang begitu familiar baginya. Jam tangan Vino, hadiah ulang tahun yang ia berikan kepada lelaki yang menjadi kekasih nya itu. Arra turun di lantai 5, ia berniat untuk mengembalikan jam tangan itu padanya. Begitu sampai di ruangan Vino, Ara tidak melihat kehadiran lelaki itu di sana. Mungkin ia belum datang, batin Arra. Gadis itu lalu meletakkannya di meja kerja lelaki itu, Ara tersenyum dalam hati ketika melihat fotonya terpajang di meja kerja lelaki itu. Foto mereka ketika lelaki itu menyatakan ia menyukai dirinya, Arra hendak pergi. Namun ia mendengar sebuah suara dari ruangan pribadi lelaki itu. Ara mendekat, Ia mengintip sedikit dari balik pintu yang tidak di kunci. Arra membulatkan mata tidak percaya, di sana, ia melihat sosok seorang gadis sedang menindih tubuh Vino dan mereka berdua tidak mengenakan sehelai benang sama-sekali. Arra bahkan secara life melihat bagaimana cara gadis itu menggoyangkan pinggulnya dan melakukan penyatuan dengan Vino. Lelaki yang sedang berada di bawah tubuh gadis itu nampak menikmati acara pergulatan pagi mereka. “Andai Arra mau melakukan ini padaku!” seru Vino membuat acara mereka sedikit terhenti.  Arra meremas pegangan pintu dengan keras, Ya benar. Ia bahkan tidak pernah mau jika lelaki itu meminta untuk mencium dirinya, dan Arra baru sadar bahwa keputusannya itu sama-sekali tidak salah. Arra tidak pernah menyangka bahwa sahabatnya sendiri yang akan mengkhianatinya. Arra tidak pernah kepikiran bahwa, Karin, sahabat nya itu yang akan menjadi musuh baginya. "sudah lah vino, untuk apa kau masih memikirkan gadis miskin itu, kalau dia tidak jenius, mana mungkin aku mau berteman dengannya!" Seru Karin "kau benar sayang, sekarang cepatlah. Ini sudah hampir pukul 6, kita harus segera bergegas jika kau mau melanjutkan datanglah ke apartemen ku malam ini!" seru Vino "Dengan senang hari, tapi bantu aku melepas barang mu ini, punyamu begitu panjang!" ujar Karin. Mereka kembali bergelut, Vino meremas bókong sintal Karin. Mulai menggoyangkan pinggul mereka lagi lalu mereka terkapar. Karin menindih tubuh Vino dengan lemas, sementara Vino malah kembali meremas dan kembali menindih gadis itu. Arra menatap mereka berdua dengan datar, lalu menghela nafas. Ia ternyata salah dalam menilai mereka, Arra melangkahkan kaki nya menuju keluar ruangan. Ia kembali menuju ruangannya. Arra terduduk lemas di kursinya, ia bahkan tidak bisa menangis.Rasanya sangat sakit, jantung nya bahkan berdebar dua kali lebih cepat dari biasanya. Arra menatap foto mereka berdua yang terpajang di mejanya. Air bening mengalir dari sudut mata Arra, semakin lama air mata itu semakin deras.  Ia sudah berpacaran dengan Vino semenjak mereka kuliah, lelaki itu sudah lama ia kenal dengan baik. Namun kini, semuanya terasa hancur. Melihat bagaimana pacarnya dan sahabatnya mengkhianatinya sendiri.  *** "Anda terkena gejala jantung koroner, sebaiknya anda mulai mengontrol giji anda!" Pria paruh baya yang duduk di depan Arra hanya menghela nafas, ia lalu menatap Arra dengan tatapan terluka. "apa benar dok, masa hidup saya tidak akan lama lagi?" seru Pria paruh baya itu "tidak ada yang tau akan hal itu, jika anda percaya dan memiliki keyakinan untuk tetap hidup serta selalu berserah kepada sang pencipta.Maka yakini lah hidup anda pasti akan lebih berguna!" seru Arra. "tapi, saya masih punya anak yang masih kuliah dokter, jika saya tidak bekerja bagaimana saya akan membiayai kuliah mereka?" Arra tersenyum ramah, ia menatap wajah paruh baya itu. "saya menyelesaikan gelar dokter saya tanpa ibu dan ayah, saya bahkan tidak pernah merasakan kasih sayang mereka sejak saya masih berusia 5 tahun, anak anda sudah beruntung memiliki sosok ayah hebat seperti anda!" seru Arra sambil menatap ke arah gadis yang ia tebak adalah anak yang dimaksud oleh pria paruh baya itu. "Apa kakak dokter tidak bercanda?" seru gadis itu "Untuk apa saya berbohong? Anda bisa melewati apapun masalah hidup anda, jika anda berserah kepada Tuhan dan memiliki semangat hidup, sudah waktunya kamu untuk hidup mandiri, tidak tergantung orang tua lagi!" "Terimakasih kakak dokter, aku akan menjadi dokter hebat seperti anda!" seru nya "saya pamit dulu nak, terimakasih atas semuanya, semoga anda bisa memiliki hidup yang bahagia!" ujar pria paruh baya itu. Arra mengangguk, ia mengantar mereka berdua sampai di pintu. Saat hendak kembali ke ruangannya. Seseorang memeluk Arra dari belakang, Lelaki itu adalah Vino. Tatapan Arra jelas tersirat akan raut kecewa yang sama-sekali tidak bisa Vino tebak.Arra berusaha untuk tidak menangis lagi. Ia merasa bodoh jika harus menangisi lelaki yang bahkan tidak pernah menganggapnya.  "Baru selesai bekerja sayang? Makan di luar yuk, aku yang traktir!" ujar Vino malah semakin gencar mendekati Arra yang semakin menjauh. Ara melepas pelukan lelaki itu, Vino nampak mengerutkan keningnya. Meski ia mengakui tidak pernah melakukan skinship lebih jauh pada Arra, tapi ia dan sering berpelukan dan berbagi kehangatan.  "kenapa? Kau ada masalah hmm? Kamu bisa cerita padaku!" seru Vino sambil menggenggam wajah Arra di dalam tangannya. Lalu menatap gadis itu dengan senyum manis nya berusaha untuk meluluhkan hati Arra. Selain genius, Arra adalah gadis yang cantik. Banyak dokter lain yang juga menginginkan Arra dan bahkan mereka terang-terangan menggoda gadis di depannya saat ini. Ara kembali menepis tangan Vino, ia tidak sudi disentuh dengan tangan kotor menjijikkan lelaki itu. Lebih baik ia dipegang oleh preman yang sudah jelas tabiatnya, daripada lelaki pengkhianat seperti Nya. Bahkan dengan rasa tidak bersalahnya Vino masih ada muka untuk melihatnya. "Aku mau kita putus!" Bagai disambar petir, Vino menatap Arra dengan wajah penuh pertanyaan. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.2K
bc

See Me!!

read
87.9K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.7K
bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.1K
bc

Dependencia

read
186.4K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook