AURISTELA FIDELYA

SELAMAT MEMBACA Liam Osmond adalah Raja yang memimpin para vampir saat ini. Ia masih terbilang muda untuk menduduki posisi ini. Namun, kekuatan serta cara kepimpinannya tidak boleh diragukan. Liam Osmond memang terlihat tidak peduli dengan sekitarnya, tatapannya selalu tajam. Tapi, bisa dibilang bahwa Liam Osmond akan masuk dalam sejarah raja yang kejam. Ia yang baru menduduki takhta dan tentunya seorang Raja berhak memilih pengawalnya. Seorang Raja Vampir akan memilih pengawal dari seluruh bangsawan vampir. Dan yang terpilih oleh Liam adalah keluarga bangsawan vampir Ortheanix, mereka adalah keluarga bangsawan tingkat satu; bangsawan tingkat satu adalah keluarga yang memiliki kekuatan sangat hebat; Keluarga bangsawan ortheanix terbagi menjadi empat keluarga besar. Liam mengetahui bahwa keluarga Ortheanix memiliki seorang putra, maka dari itu, ia meminta pengawal dari keluarga tersebut. Dan hari ini, Liam mengirimkan dekret kepada keluarga Ortheanix untuk meminta putra mereka sebagai pengawalnya. Ini sebuah kehormatan sebab derajat vampir Ortheanix bisa dianggap sebagai keluarga kerajaan langsung di mata seluruh vampir. "Apa yang harus kita lakukan, sayang?" Auris mengintip dari celah pintu, ibunya nampak begitu cemas di dalam sana, sedangkan ayah mematung dengan sebuab surat di tangannya. "Jika kita tidak memenuhi dekret ini, maka Liam akan membunuh keluarga Ortheanix," kata Jerdan- kepala keluarga Ortheanix. "Tapi, Eliot bahkan telah kabur dari rumah dan belum kembali tiga bulan terakhir ini?!" Ellia- istri Jerdan mencengkram kuat lengan suaminya. "Kita harus mencari Eliot, sebelum pagi tiba. Sebab Liam meminta kita membawanya besok," kata Jerdan. Auris menghela napas, mau mencari kemana? Auris yakin mereka tidak akan menemukan kakanya. Elliot kabur dari rumah bersama wanita yang ia cintai sebab ayah tidak merestui hubungan itu. Auris membuka pintu itu dan berdiri di hadapan orang tuanya. "Biar aku yang menggantikan kakak," kata Auris. Jerdan serta Ellia terbelalak melihat Auris muncul dan mengatakan hal tersebut. Pengawal tidak boleh seorrang wanita, sejak dulu pengawal Raja harus seorang lelaki. "Itu tidak mungkin, pengawal Raja harus seorang lelaki," kata Jerdan pada putrinya. "Aku akan menyamar menjadi Eliot."  Auris menjawab dengan tegas. "Tidak?! Itu terlalu berbahaya, ayah tidak mau sesuatu buruk menimpamu." "Ayah, jika kau tidak menemukan Eliot maka,  kita akan dieksekusi oleh Raja arogant itu," jelas Auris dengan alis terpaut. "Tidak! Ayah tidak menyetujuinya, kembali ke kamar dan jangan ikut campur!" tegas Jerdan. Auris tidak bergeming di posisinya. Hazel indahnya berkilat penuh emosi, ia menggertakkan giginya. "Apa kalian meragukan kekuatanku?" tanya Auris. Jerdan menghela napas kasar, ia tidak mungkin meragukan kekuatan Auris. Auristela Fidelya adalah keturunan vampir origin, putrinya ini bahkan mampu bersanding dengan Liam. Ia tidak ingin Auris menjadi pengawal melainkan hidup bahagia dengan menjadi istri Liam. "Iya, ayah meragukannya." Ellia mengusap lembut punggung suaminya agar amarahnya mereda, kemudian ia mendekati Auris, menangkup wajah putrinya. "Biarkan kami menyelesaikannya, sayang. Kau kembalilah ke kamar," kata Ellia lembut. Auris menggeleng, sikap keras kepalanya muncul. "Kalau begitu kita betaruh, Ayah," kata Auris. "Apa maksudmu?" "Jika Eliot tidak ditemukan maka aku akan menjadi Eliot dan datang ke istana. Aku tidak akan membiarkan keluarga kita dalam bahaya. Kalau begitu aku permisi," kata Auris dan pergi dari sana. Jerdan mengepalkan tangannya, ia kemudian menghilang dari sana meninggalkan Ellia yang. hanya mendengus lelah melihat adu mulut antara suami dan anaknya. Sedangkan Auris kini telah berada di kamarnya, ia menatap pantulan dirinya di cermin besar dalam kamarnya. Ia dan Eliot hampir memiliki wajah yang sama persis. Auris menunduk, sebenarnya ia ragu dengan keputusannya, ia ragu mampu menyembunyikan identitasnya selama berada di dekat Liam. Auris pernah mendengar rumor bahwa Liam lebih ganas dari Raja sebelumnya. Liam adalah pembunuh yang sangat kejam. Wajahnya sangat tampan bahkan begitu mempesona namun kepribadiannya membuat orang-orang segan walau hanya sekedar menyapa. Sedangkan dirinya sendiri, Auristela Fidelya adalah putri yang disembunyikan dari banyak orang, Auristela di sebut putri bertopeng, pasalnya setiap menghadiri acara atau keluar ia selalu mengenakan topeng untuk menutupi wajahnya. "Tapi bagaimana mengubah suaraku?" gumam Auris. Ia mendekati nakas kemudian meraih gunting, Auris menimang-nimang gunting tersebut, namun ia justru menaruhnya kembali. Ia melirik keluar lalu memanggil salah satu pelayannya. "Ada apa, Putri?" tanya pelayan tersebut. "Ini uang, belikan aku rambut palsu untuk pria. Lakukan secara sembunyi-sembunyi," kata Auris. "Baik, Putri." "Bagus." Setelahnya Auris tersenyum lebar, ia melempar tubuhnya ke kasur lalu menatap langit-langit kamarnya. "Setelah kakak kembali aku akan menghentikan penyamaran ini," kata Auris. **** Jerdan telah mengutus orang miliknya untuk mencari Eliot namun sudah larut malam ia belum menemukan Eliot. Jerdan akhirnya kembali ke rumahnya. Jerdan memeluk istrinya begitu erat dengan raut wajah putus asa, " Apa yang harus kulakukan, Ellia?" Ellia lagi-lagi mengusap lembut punggung suaminya, " Auris mengatakan padaku, dia akan menyamar sementara sampai Eliot ditemukan, dia berjanji akan berhati-hati." "Dia putri kecil kita, mana mungkin aku rela membiarkannya dalam bahaya."  "Auris telah dewasa, kita harus yakin padanya. Dan kau juga bisa terus mencari Eliot."  kata Ellia. "Maaf aku lalai melindungi keluarga kita, Ellia," cicit Jerdan. Ellia melepaskan pelukan suaminya kemudian mengecup bibir suaminya sekilas. "Sudah sejauh ini, kau selalu menyalahkan dirimu. Sebaiknya temui Auris sebelum ia berangkat besok pagi," usul Ellia. Jerdan tersenyum lebar, " Kau benar."  BERSAMBUNG...