bc

Love For My Baby Girl [INDONESIA]

book_age18+
17.0K
FOLLOW
152.5K
READ
love-triangle
family
pregnant
scandal
drama
bxg
female lead
office/work place
polygamy
wife
like
intro-logo
Blurb

"Tidak semua kisah harus berakhir happy ending, begitu juga dengan sad ending. Bahkan, ada pula yang malah terjeda. Seperti kisah hidup dan cintaku bersama seorang laki-laki yang berstatus sebagai ayah dari anakku." Aileen Nathania Pratistha

***

Berawal dari kejadian tak terduga satu malam yang dilakukan sepasang sahabat, sehingga membuat Titha harus menampung benih Dave di rahimnya.

Atas desakan orang tuanya, berselang tiga hari setelah Dave mengucap janji suci dengan Keisha, dia lanjut menikahi Titha. Tentu saja tujuan orang tuanya agar kelak sang janin lahir tidak mendapat predikat sebagai anak haram.

Selain menjadikan Titha sebagai istri kedua, Dave juga harus menceraikannya jika kelak Titha melahirkan seorang bayi perempuan, tentu saja atas permintaan Keisha.

Belum sempat Dave mengutarakan keinginannya kepada sang sahabat yang kini sudah berstatus sebagai istri keduanya, Titha telah lebih dulu pergi bersama buah hatinya. Titha memutuskan pergi setelah dia mendapat hadiah yang sangat tidak terduga dari Keisha.

Akankah Dave bisa membawa Titha kembali setelah dia mengetahui hadiah yang diberikan oleh istri pertamanya kepada sang sahabat?

(Baca juga sekuelnya: Call Me Papa, Della! & spin off: Not Just An Escape)

chap-preview
Free preview
Prolog
Dua garis merah yang tertera pada sebuah benda pipih berhasil membuat seorang perempuan terhenyak dan meluruh lemas. Perempuan tersebut sekali lagi memastikan penglihatannya terhadap benda pipih yang masih berada di tangannya. “Tidak! Ini tidak mungkin,” perempuan tersebut bergumam yang diikuti oleh gelengan kepalanya berulang-ulang. Sebulir cairan bening pun mulai membasahi pipinya. “Bagaimana jika dia tidak mau bertanggung jawab?” perempuan tersebut kembali bergumam dan kini mulai ketakutan. “Bagaimana bisa mengetahui jawabannya, jika kamu saja belum memberitahunya?” kini giliran batin perempuan tersebut yang bertanya. “Sepertinya dia tidak mau bertanggung jawab, sebab tiga hari lagi pertunangannya akan dilaksanakan. Tidak mungkin rasanya dia membatalkannya begitu saja, apalagi mengharapkannya lebih memilihmu dan menikahimu. Impossible!” sisi lain dari batin perempuan tersebut ikut menyumbangkan pendapat. “Diam!” hardik perempuan tersebut kepada kedua sisi batinnya. “Bagaimanapun reaksinya dan apa pun keputusannya, hal tersebut belakangan bisa diurus. Yang penting sekarang aku harus segera memberitahunya, jika perbuatannya sebulan lalu telah menumbuhkan benih dalam rahimku,” ujar perempuan tersebut penuh tekad di antara kegundahannya. Tanpa membuang waktu, perempuan itu segera membasuh wajahnya dan membersihkan diri seperlunya. Dia akan menemui laki-laki yang telah menabur benih dan kini sedang berkembang di dalam rahimnya. Laki-laki yang selama ini sekaligus menjadi sahabatnya. Laki-laki yang sebentar lagi akan meresmikan hubungan dengan sang kekasih hati. Semua konsekuensi dan gunjingan orang terhadap dirinya akan dia terima dengan lapang d**a, walau pada kenyataannya nanti pasti terasa berat. Terpenting dia sudah berusaha memberitahukan mengenai keberadaan nyawa yang tidak bersalah di dalam rahimnya kepada laki-laki tersebut. *** “Dave, bisakah kita bertemu sebentar? Ada hal penting yang ingin kukatakan?” Titha berusaha mengontrol nada bicaranya saat menelepon seorang laki-laki yang bernama Dave. “Maaf, Tha, saat ini aku sedang bersama Key. Aku juga akan menemaninya ke butik lima menit lagi. Besok saja kita ketemuannya ya, Tha.” Jawaban dari seberang telepon langsung membuat Titha kecewa. “Dave, ini sangat penting. Bagaimana jika sepulangmu dari menemani Key saja kita bertemu?” Titha tidak menyerah membujuk Dave agar mereka bisa bertemu hari ini juga. “Jika itu sangat penting, kamu katakan saja sekarang. Nanti aku diundang ke rumah Key untuk makan malam.” “Dave, aku harus mengatakannya langsung padamu su ....” “Maaf, Tha, aku harus berangkat sekarang. Bye.” Titha melemparkan ponselnya ke atas ranjang setelah secara sepihak lawan bicaranya memotong dan memutus pembicaraan mereka di telepon. Titha mondar-mandir sambil menggigit kuku tangannya. Mulutnya pun terus saja bergumam tidak jelas–salah satu kebiasaannya jika sedang gelisah. “Apa yang harus aku lakukan sekarang?” tanyanya pada diri sendiri. “Mama … Papa …, mengapa hidupku jadi kacau seperti ini? Apa yang harus aku lakukan pada bayi di dalam perutku ini?” tanyanya frustrasi yang sudah pasti tidak akan mendapat jawaban. *** Titha, perempuan bertahi lalat di dagu dengan nama lahir Aileen Nathania Pratistha. Seorang perempuan yatim piatu yang kini berusia 24 tahun. Perempuan ini terbilang cantik meskipun wajahnya hanya dipoles dengan riasan sederhana. Titha tidak pernah mengenal sosok ayahnya, sebab sang ayah meninggal dunia sejak dia masih berada di dalam kandungan ibunya. Sang ibu sendiri meninggalkannya lima tahun yang lalu karena sakit, sehingga sejak saat itu Titha hidup sebatang kara. Walau dia mempunyai keluarga besar dari pihak kedua orang tuanya, tapi keluarganya selalu bersikap acuh tak acuh padanya. Terlebih keluarga dari pihak sang ayah yang kebanyakan tinggal di luar pulau untuk mencari nafkah. Kedua orang tua Titha bukanlah berasal dari golongan konglomerat. Mereka hanya keluarga sederhana dan berkecukupan. Almarhum sang ayah dulunya mencari nafkah sebagai sopir pribadi, sedangkan mendiang ibunya bekerja di sebuah kantin sekolah elite. Bukan sebagai pemilik, melainkan dipekerjakan oleh tetangganya yang berjualan di kantin tersebut. Semasa sekolah Titha pun ikut membantu sang ibu berjualan jika jam istirahat tiba, sebab dia juga bersekolah di sana atas beasiswa yang diterimanya. Setelah lulus SMA Titha tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi karena terkendala faktor biaya. Dia bekerja di sebuah outlet ponsel yang lumayan besar dengan berbekal ijasah SMA. Setelah ibunya meninggal, dia memutuskan merantau ke ibukota provinsi untuk mengalihkan pikiran dan kesedihannya. Di kota inilah tanpa sengaja dia kembali dipertemukan dengan sahabatnya semasa mengenakan pakaian putih abu-abu, yaitu Dave. Dave yang sudah menyelesaikan kuliahnya di Australia, kini kembali ke tanah kelahirannya untuk menerapkan ilmu yang dipelajarinya selama berada di negeri Kangguru tersebut. Pertemuan pertamanya dengan Titha setelah berpisah cukup lama menghadirkan kesan tersendiri baginya, dan dari sinilah intensitas mereka berinteraksi mulai terjalin. Mereka sering bertemu dan kadang hangout bersama. Bahkan, jika keduanya sama-sama mempunyai waktu senggang, maka mereka akan mengisinya dengan melakukan travelling bersama. Selain karena mereka memang bersahabat sejak SMA, keduanya juga memiliki hobi yang sama. Makanya, mereka tidak memerlukan waktu lama untuk kembali menjadi dekat dan beradaptasi, meski selama kurang lebih enam tahun keduanya tidak saling berkomunikasi. Beryl Davendra Sakera, nama yang diberikan orang tuanya untuk laki-laki berdarah ningrat tersebut. Darah yang membuatnya menjadi lebih dihormati dan disegani dibandingkan yang lain. Meskipun itu kelebihan yang dia miliki, tapi hal tersebut tidak membuatnya gila hormat ataupun tinggi hati. Dave memiliki sorot mata tajam dan garis rahang yang tegas, akan tetapi belahan pada dagunya membuatnya terlihat sangat manis. Apalagi ketika senyum tipis tercetak pada bibir merah alami yang dimiliki oleh laki-laki tersebut.   

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sweetest Diandra

read
70.5K
bc

A Piece of Pain || Indonesia

read
87.3K
bc

The Unwanted Bride

read
111.0K
bc

Undesirable Baby (Tamat)

read
1.1M
bc

A Million Pieces || Indonesia

read
82.2K
bc

Pengganti

read
301.7K
bc

You're Still the One

read
117.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook