bc

cassanova

book_age18+
8.7K
FOLLOW
86.4K
READ
dark
dominant
kinky
CEO
tragedy
Fantastic Life Writing Contest
scary
city
others
Writing Academy
like
intro-logo
Blurb

kebencian itu datang dari kesepian dan kedihan yang dipendam terlalu lama.

Kegelapan hati Adrel, membuatnya tak mengenal belas kasih. Menjadikannya sosok pria tanpa hati. Menjadikan wanita mana pun sebagai pemuas nafsunya. Dan sialnya Eara terpilih menjadi seorang pemuas nafsu untuk Adrel.

Kehidupan Eara berubah, penuh dengan rasa sakit yang diberikan Adrel. Namun perlahan semuanya berubah, Eara merasa seperti w************n yang jatuh cinta pada pria yang menghancurkan kehidupannya.

Apa awan gelap bisa menjadi pelangi yang indah

chap-preview
Free preview
chapter 1
Eara selalu berusaha menghindari pekerjaan ini dari saat pertama kali dia memasuki mansion besar ini. Dari saat ia masuk ke dalam mansion besar ini sebagai seorang pelayan. Ada satu kontrak yang harus ia tanda tangani, dimana ada kontrak yang menyebutkan kalau seluruh pelayan harus mengikuti seluruh perintah tuan dan melakukan apa pun yang ia mau. Dan sialnya Eara tidak paham tentang kontrak itu. Sampai saat beberapa hari dia di mansion besar itu berbagai macam pembicaraan terdengar dikupingnya. Bukan hanya sekedar isu hantu yang bergentayangan di mansion besar ini. Melainkan sang tuan besar yang selalu menjadi bayangan ketakutan untuk Eara. Dari pembicaraan para pelayan, Eara cukup tahu kalau tuan besar sering memanggil pelayan mana pun untuk menghangatkan kasurnya. Karena kontrak sialan itu semua pelayan harus mengikuti apa pun yang ia inginkan. Dan setelah dia puas dia akan membuang pelayan itu seperti sampah dari mansion. Hal itu yang membuat Eara selalu menghindar dan menjauh dari tuan besar. Tapi malam ini seperti malam kesialan untuknya. Ketidaksengajaan Eara bertemu dengan tuan. Mata kelabu yang tajam dan rambut kecoklatan yang terlihat sangat tebal. Tubuhnya tinggi dan d**a bidang. Demi Tuhan! Dia sangat tampan. Tuhan seakan mengajarkan kalau iblis itu selalu terlihat menggoda. Dan itu membuat nyonya Dorothy, kepala pelayan memanggilnya dan menyuruhnya mengantarkan minuman untuk tuan. Dia juga memberikan dress yang sangat tidak Eara suka. Bukan dress itu jelek. Jika dia sedang ingin berkencan, mungkin dress itu akan terlihat sangat cantik. Tapi saat ini dia tidak menyukainya karena itu seperti pertanda buruk untuknya.               Kini langkah Eara semakin gemetar saat satu persatu tangga yang ia naiki semakin menipis. Hingga dia berdiri di ujung tangga. Dia  tinggal berbelok ke sisi kanan untuk mencapai pintu besar bergagang emas. Namun, langkah Eara semakin gemetar dan membuatnya semakin ketakutan. Dia ingin lari, tapi ia juga membutuhkan pekerjaan ini. Ibunya sudah terlalu lelah untuk bekerja. Dan pekerjaannya yang dulu tidak bisa memenuhi untuk kebutuhan ibu dan dirinya. Hingga tawaran menjadi pelayan di mansion ini membuat Eara tergiur. Mansion yang jauh dari tempat tinggalnya. Membuat Eara harus membuat keputusan besar dan meyakinkan ibunya. Mansion ini terletak di Bern, ibu kota Switzerland. Sementara Eara berasal Bolze. Daerah pegunungan yang sangat indah. Dan itu sangat membuat ibu khawatir dengannya. Setelah menjelaskan pada ibu. Akhirnya ibu mengerti dan mengizinkannya, walau dengan setengah hati.               Eara berdiri di hadapan pintu kamar tuan. Tangannya terangkat dan mengetuk pintu sebelum akhirnya ia membuka pintu besar dihadapannya. Kamar luas dengan sofa panjang yang bersandar pada tembok dan kasur kingsize dengan seprai putih. Langkah Eara masih berjalan dengan perlahan. Masih dengan perasaan takut. Dia masih berdoa dalam hati agar tuan melepaskannya setelah ia memberikan wisky. Melewati sebuah kasur king size dan perempuan itu menaruh nampan botol wisky di meja mahoni berwarna coklat tua.             “Tuan… ini pesanan anda,” ucap Eara gugup. Eara menatap pria yang berdiri membelakanginya. Pria itu menghisap rokok dan menghembuskannya. Dia mencoba untuk menghilangkan rasa gugup dan takutnya ini. Karena tidak ada tanggapan dari pria itu, Eara pun pamit untuk pergi.             “Saya… saya permisi, tuan,” pamit Eara dengan membungkukkan tubuhnya dengan hormat. Tidak mendengar jawaban dari tuan, Eara pun segera berbalik untuk keluar dari kamar. Namun, dia tidak tahu kapan pintu itu tertutup dan terkunci. Karena Eara yakin, saat dia melewati sofa panjang pintu itu masih terbuka lebar. Menahan degup jantung dan rasa takut dia berusaha untuk membukanya. Namun, dengan tiba-tiba saja pria itu dengan mulut bau rokok dan musk menghimpitnya. Nafas pria itu seperti menyentuh kulit Eara. Wajahnya teramat dekat dan tangannya yang menyentuh pinggang Eara. “Kenapa  kamu terburu-buru?”             Eara tersentak saat tangan pria itu terlingkar di pinggangnya. Eara berusaha untuk menyingkirkan tangan besar itu. Namun tenaganya tidak sebesar tenaga pria itu. Eara merasakan hembusan napas pria itu di bahunya, membuat bulu kudunya semakin meremang. Wangi musk dan rokok seakan berhembus bersamaan. Dan Eara semakin merasa takut saat pria itu mengecup bahu Eara yang terbuka.             “Tu… tuan… izinkan saya untuk pergi,” ucap Eara lirih. Namun pria itu tak mengabulkan permintaan Eara. Seakan pendengarannya sudah tertutup oleh gairah. Dan kini tangan pria itu sudah menjalar pada paha Eara dan menyusup ke balik dressnya. Saat merasakan jemari pria itu yang semakin menyusup kebalik dressnya, entah darimana tiba-tiba saja dia seperti memiliki kekuatan. Perempuan itu berbalik dan mendorong pria itu. Tidak peduli apa yang akan pria itu lakukan padanya, Eara hanya berusaha untuk melindungi dirinya sendiri.   ****               Eara sedikit merasa menyesal menantang pria ini. Saat ini tatapan pria itu terasa sangat mengerikan dan menakutkan. Aura lelaki itu terasa sangat gelap dan menakutkan. Dengan sangat tiba-tiba dia memberikan tamparan di pipi Eara dan mencengkram rambutnya dengan sangat kasar. Lalu dengan sangat kasar dia menarik dan mendorongnya ke kasur. Pria itu masih menatapnya dengan sangat tajam dan langkahnya berjalan pada meja kerjanya, membuka botol wisky dan menenggaknya langsung.               Eara semakin ketakutan saat pria itu kembali berjalan mendekatinya, menaiki kasur dan mencengkram kakinya yang sudah berniat untuk kembali kabur. Pria itu tersenyum seperti iblis. Tangannya kembali berjalan pada kaki Eara dan menahan perempuan itu di bawahnya. Eara mulai menangis karena takut. Tapi pria ini seperti tidak memiliki hati.             “Wanita jalang, selalu saja berpura-pura menolak. Namun pada akhirnya kalian juga yang akan menusukku dari belakang.”             Eara tidak tahu kenapa mata kelabu itu penuh dengan kebencian. Seakan seluruh wanita adalah pusat dari kebenciannya. Eara berusaha menghindar sentuhan pria itu, tubuhnya pun semakin mendekat, menghilangkan jarak di antara mereka. Eara semakin merasa takut, dia tidak ingin merelakan tubuhnya untuk pria ini. Pria yang menganggap wanita adalah b***k s*x. Semakin Eara menghindar, semakin tubuh pria itu menghimpitnya, tangannya pun terlingkar penuh di pinggang Eara.             “Tidak ada yang bisa lepas dari cengkramanku,” ucapnya. Eara merasakan bibir pria itu menciumnya dengan sangat kasar. Dia seperti memaksanya untuk membuka mulut Eara. Sekali pun Eara tidak pernah merasakan sebuah ciuman. Tapi yang dia rasakan saat ini sangatlah aneh, bibir pria itu terasa penuh, mengulum bibirnya dengan kasar, tetapi ada rasa aneh yang membuat Eara tak bisa menghindar. Tangannya yang sedari tadi memukul d**a bidang itu, menciptakan sedikit jarak diantaranya, kini sudah berpindah pada bahu pria itu dan mencengkram kerah bajunya.               Eara tak bisa menghentikan ciuman itu, bahkan dengan perlahan bibirnya dengan sendirinya membalas kuluman kasar itu. Kesadarannya sepenuhnya menghilang, bahkan desahannya terdengar nyaring saat bibir pria itu semakin rakus dan menggigitnya dengan keras.               Tangan pria itu berjalan semakin liar di dalam tubuh Eara, hingga kesadaran Eara kembali datang. Tangan pria itu dengan kurang ajar menyentuh payudaranya dan meremasnya. Eara berusaha untuk melepaskan lumatan pria itu, namun tubuhnya tak berarti apa-apa dibandingkan tubuh tegap itu. Bahkan saat baju yang dikenakannya dicabiknya, Eara tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa merasakan bibir pria itu semakin menguasainya. Bahkan kini bibir itu sudah berjalan di lehernya. Sedangkan tangannya membelai punggung Eara yang sudah terekspose.                         Eara terisak. Dia ketakutan. Pria itu seperti monster yang tak berhati. Eara merasakan tangan pria itu semakin menarik pakaian Eara membuatnya benar-benar polos. Dan kini, pria itu menghentikan permainannya, menatap Eara dengan tatapan seakan-akan dia adalah wanita jalan yang sudah siap dicicipinya. Eara hanya bisa menutupi tubuhnya dengan tangannya. Walau tahu itu sangat tidak berarti apapun.             “Untuk apa kamu menyembunyikannya? Pada akhirnya kamu akan menjadi jalangku diranjangku.” setelah mengucapkan kata-kata merendahkan itu, sebelum Eara berlari untuk menghindar, tangan pria itu menariknya dan melemparnya keranjang.               Eara semakin ketakutan, dia menarik selimut tebal di kasur dan berusaha untuk menutupi tubuhnya. Pria itu hanya tersenyum seperti iblis. Dengan tatapan yang sangat menyeramkan pria itu pun melepaskan satu persatu kancing bajunya. Setelah seluruh pakaiannya terhempas, pria itu kembali mendekati Eara yang berusaha untuk menghindari darinya.               Tuan menarik pergelangan kaki Eara, membuatnya tidak bisa menghindari darinya. Dengan santainya pria itu berkata,” Aku berharap tubuhmu sehangat bibirmu.” Eara semakin tidak bisa menahan tangisannya saat jemari tuan yang berjalan di dadanya. Bibirnya yang kembali mencium bibirnya dan berjalan ke lehernya. Eara benar-benar ketakutan. Dia tidak ingin melakukan ini.             “Tuan… saya mohon… lepaskan saya…” ucap Eara sambil terisak. Namun, pria itu sama sekali tidak dihiraukan. Seakan itu hanyalah suara angin. Hanya berhembus begitu saja. Eara merasakan tangan pria itu menarik pakaian dalamnya, membuatnya benar-benar polos dihadapannya.             “Ahhh… tuan…hhh…” Eara merasakan jari pria itu di dalam tubuhnya, terasa kasar.             “Lihat, tubuhmu dan bibir sudah menjadi jalang yang menginginkan kehangatan.” makian pria itu membuat Eara menutup mulutnya. Dia merasakan jemari tuan yang menghentakkan jemarinya pada kewanitaan Eara dengan sangat kasar dan cepat. Eara merasa tubuhnya seperti merasakan hawa panas pada tubuhnya. Dia semakin menggila, kepalanya terasa berputar karena menahan gairah yang baru pertama kali ia rasakan. Bahkan bibirnya sampai berdarah karena ia menggigit bibirnya untuk menahan erangan.    “Seberapa kamu bisa menahan bibir jalangmu?” ucap pria itu lagi. Eara mencengkram seprai, menahan panas tubuhnya saat tuan semakin menggila dan tidak hanya jemarinya yang bermain. Pria itu pun mencium seluruh tubuhnya yang terbuka, dari lehernya lalu dengan sangat lembut turun ke dadanya dan memainkan payudaranya. Eara semakin mencengkram seprai dan hampir tidak bisa menahan gairah yang baru pertama kali ia rasakan. Dan perlahan bibir itu menyusup pada area kewanitaannya. Saat napas pria itu menerpa area kewanitaannya. Seperti panas dan dingin yang datang secara bersamaan. Tubuh Eara pun semakin menggeliat dan mengerang pelan.             “Aaahhh…” Eara melengkungkan tubuhnya, berusaha menutup bagian tubuh bawahnya. Namun tangan pria itu mencengkramnya dengan sangat kuat. Membuatnya tak bisa berkutik, hanya bisa merasakan panasnya bibir pria itu, beradu dengan daerah sensitivenya yang kian memanas.” Tuaan…. Ahhh…”               Adrel tersenyum saat melihat wanita itu semakin luluh di bawahnya. Wanita jalang yang selalu melihatkan sisi lugunya, tapi pada akhirnya akan menjadi jalangnya secara penuh. Dan tentunya dia akan membuangnya jika menurutnya, ia sudah sangat membuatnya repot dan bosan.             “Tuaann…” cengkraman jemari wanita itu mencengkram rambutnya. Sekali lagi Adrel menyelipkan jemarinya pada daerah kewanitaan wanita itu, dan wanita itu mendesah seperti seorang jalang dan mencengkramnya lebih erat. Dan kehangatan itu tumpah.   Adrel beranjak dari tubuh itu, membiarkan dia menikmati orgasmenya. Dia mengambil sebuah tali, ia memperhatikan perempuan itu masih terlihat limbung dengan orgasmenya. Hingga dia tidak sadar saat Adrel mengikat kedua tangannya. Adrel menatap wajah wanita itu, dia seperti mengembalikan napasnya yang terlihat terputus-putus. Tubuh polosnya perlahan kembali rebah dengan tenang.               Jemari Adrel bermain dari paha putih wanita itu. Melewati kehangatannya dan p******a bulatnya yang terlihat sangat pas. Dia bermain pada p******a bulat itu dan memberikannya ciuman dan juga gigitan kasar. Eara mengerang dan dia seakan baru tersadar tangannya yang terikat. Adrel kembali menindihinya, mata wanita itu masih terpejam dengan perlahan dia mempermainkan lidahnya di p****g coklat wanita itu, membuat ia tersadar dari kenikmatannya.             “Tu…tuan… apa yang kamu… ahhhh…”             Suara wanita itu terputus saat Adrel memberikan sebuah gigitan di payudaranya. Dia tidak suka berbicara saat bersenang-senang, kini miliknya sudah mulai bermain pada kewanitaan wanita itu. Perlahan dia bergerak, dan tanpa aba-aba dia mendesak miliknya.             “Aaahh…” teriakan itu menyadarkan Adrel, kalau wanita ini belum tersentuh siapa pun. Ada sedikit rasa bersalah, tapi tidak ada kata mundur untuknya. Tidak memperdulikan isakannya, Adrel terus menghentakkan kejantanannya. Perempuan itu terlihat kesakita, tapi Adrel tidak mempedulikannya. Dia tetap memaksakan miliknya untuk mendapatkannya. Hingga dirasakannya kejantannya merobek penghalang itu. Tangisan wanita itu semakin pecah, tapi sedikit pun Adrel tidak mempedulikan tangisannya itu dan semakin menggila. Tubuhnya bergerak tanpa jeda, merasakan miliknya teremas. Bibir dan jemarinya pun tak tinggal diam. Bibirnya membuat jejak percintaan, sementara jemarinya meremas kasar p******a perempuan yang tidak berdaya itu.   Adrel merasakan kehangatan itu terasa semakin panas. Tubuhnya bergerak lebih liar, sementara bibirnya menikmati setiap jengkal tubuh polos itu. Tangisan, desahan, dan erangan terus berganti, membuat keinginan Adrel semakin meningkat hingga kehangatan mereka saling bergelung dalam sebuah pelepasan dan kenikmatan.   ****

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Chandani's Last Love

read
1.4M
bc

Mrs. Rivera

read
45.5K
bc

See Me!!

read
87.9K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.1K
bc

FORCED LOVE (INDONESIA)

read
599.0K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K
bc

OLIVIA

read
29.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook