Syok itu dirasakan oleh Ayana mendengar kalimat ibunya. Ayana tidak habis berfikir bagaimana bisa ibunya dengan santai berbicara tentang pernikahan. Niel diam memperhatikan kondisi Ayana, ia cukup prihatin terhadap Ayana tapi mau bagaimana lagi hutang budi ini tetaplah harus dibayar. Santana dan Niel tahu resikonya besar kalau tidak menyetujui keinginan Matthew apalagi sebenarnya Matthew adalah ayah asli Ayana yang sudah pasti tidak akan menerima penolakan.
"Bagaimana kondisi ayah?"tanya Ayana duduk di sofa kamar ibunya. Santana tersenyum lembut terhadap putri satu-satunya.
"Ayahmu baik-baik saja"jawab Santana mengelus wajah Ayana dengan perasaan bangga ynng tidak dapat disembunyikan.
"Ayana mengerti kalau sampai sekarang belum bekerja tapi pernikahan Bu, itu terlalu ekstrim untuk Ayana"kata Ayana beranjak bangun dari duduknya lalu mondar-mandir di hadapan ibunya.
"ibu harap Ayana mengerti kalau pernikahan ini sudah ditetapkan sebelum kamu lahir nak sebagai balas budi", Santana berusaha menjelaskan dengan sabar.
"tapi Bu..."kata Ayana tidak sabar.
"Ayana! kami tidak pernah meminta kamu untuk membalas semua yang sudah kamu terima selama ini, apa salah kalau kami hanya menginginkan dirimu sendiri untuk membalas kebaikan hati dari keluarga Cassano yang sudah membantu bisnis ayah dan bantuannya yang sudah menyelamatkan nyawa ayah?"tanya Niel berkaca-kaca saat mengatakan yang sebenarnya tidak ingin dikatakannya.
"benar nak kata ayahmu, tanpa keluarga Cassano...kamu sudah tidak memiliki ibumu ini",Isak lirih terdengar dari mulut Santana. Ayana berjongkok di hadapan ibunya lalu mengusap air mata yang ada di pipinya.
"baiklah Bu, Ayana ikut saja. Jangan menangis ayah. Maafkan Ayana ya"kata Ayana memeluk satu persatu kedua orang tuanya dengan hati kacau melihat keduanya menangis.
Seumur hidup dirinya tidak pernah melihat orangtuanya menangis dan hanya gara-gara ia ingin menolak keinginan kecil itu membuat kompak keduanya menangis membuat ia merasa bersalah.
"ayah tidak ingin harta ataupun lainnya Ayana, yang ayah dan ibu inginkan hanya satu kamu menikah dengan salah satu keluarga Cassano"ucap Niel pelan.
"Tenanglah Ayana pasti ikut semua keinginan kalian. Lagipula Ayana nyakin ini yang terbaik untuk Ayana yang dibuat ayah dan ibu"kata Ayana menggeser posisi badannya untuk duduk diantara mereka berdua.
Santana dan Niel tersenyum lebar ketika Ayana memeluk mereka berdua dan mencium pipinya kemudian Niel berdiri keluar kamar menuju ruang tengah sekaligus ruang makan.
"ayah mau kemana Bu?"tanya Ayana bingung.
Santana bangun dari duduknya, ia berencana membaringkan sebentar tubuhnya sebelum mendengar kejutan apalagi yang dibuat Matthew mantan suaminya itu.
"menghubungi keluarga Cassano"jawab Santana memejamkan matanya.
Ayana diam saja sambil menunggu penjelasan lanjut dari ibunya tapi yang terdengar suara dengkuran halus Santana yang menandakan dirinya tertidur tanpa disadari. Ayana hanya bisa pasrah dan keluar dari kamar ibunya. Ayana berjalan ke kamarnya yang berada diatas, didengarnya gelak tawa yang berasal dari mulut Niel.
sementara itu di rumah Cassano, tepatnya di ruang keluarga. Matthew menatap Greyson dengan mata berkilat-kilat penuh amarah.
"Keputusan ini mutlak dan tidak bisa Papa alihkan Grey!!!"seru Matthew mengebrak meja. Elisabeth terlonjak kaget melihat itu berbeda dengan Grey yang langsung tersulut emosinya.
"Kalau Papa menginginkan Grey menikahi wanita sialan itu, berikan alasan untuk Grey"tanya Grey sinis.
Matthew memijit pelipisnya yang mulai sakit kemudian duduk di sofa samping Elisabeth. Elisabeth mengelus pelan tangan Matthew sekedar untuk menenangkan. Tak jauh dari mereka duduk, Diego akhirnya ikut duduk di sofa. mereka semua berkumpul untuk memberitahu Greyson tentang hutang budi yang sudah jatuh tempo.
"duduklah Grey"kata Elisabeth mamanya grey. mendengar itu Grey terpaksa duduk di samping kakaknya Gladiola yang tampak tak terpengaruh sama sekali dengan kejadian disekitarnya.
Sejenak Diego mengusap tengkuknya yang kaku lalu ia memandang ke arah Mathew dan Elisabeth untuk meminta persetujuan terlebih dahulu sebelum berbicara. Grey mengerutkan keningnya melihat pemandangan yang tidak biasanya. Matthew dan Elisabeth mengangguk pelan sambil menarik nafas dalam-dalam.
"sebenarnya kami tidak ingin mengingat bagaimana awalnya terjadi tapi melihat ini terpaksa saya memberitahu"kata Diego tenang sambil mengamati Greyson anaknya.
"dulu ketika kondisi keuangan sulit bahkan nyaris membuat PHk besar-besaran, Niel datang memberikan bantuan uang yang cukup besar sehingga bisa menutup kerugian yang dialami Cassano Balck.inc , Niel bahkan tidak meminta kembali uang tersebut hingga suatu hari kami menemukan istrinya mengalami kecelakaan maut yang membuatnya koma berbulan-bulan. harta Niel habis tak bersisa untuk biaya rumah sakit. kami berusaha membantu tapi ditolak oleh Niel. istrinya Niel mengalami drop dan setelah diteliti ternyata kedua ginjalnya harus diangkat. ayahmu memberikan salah satu ginjalnya yang ternyata cocok dengan badan istrinya Niel. lalu ayahmu mengusulkan membuat perjanjian pernikahan dengan Niel supaya Niel mau menerima bagiannya yang ada di Cassano Balck.inc , awalnya Niel menentang keras tapi entah mengapa tiba-tiba ia menyetujui menerima perjanjian hutang budi itu setelah istrinya sadar dari koma" kata Deigo menjelaskan perlahan-lahan dan terus mengamati reaksi wajah Greyson yang mengeras.
"apa yang membuat perjanjian ini tidak bisa dibatalkan pa?"tanya Gladiola heran.
"apabila salah satu menolak maka otomatis Cassano balck.inc akan menjadi milik yang ditolak dan menanggung beban finansial hingga 9 turunan"kata Diego menyenderkan punggungnya yang mulai lelah karena tegang sedangkan Matthew bergerak berdiri menuju jendela yang menghadap ke arah taman dimana Santana menanam bunga mawar beraneka ragam yang membuat pola hati. mereka semua terdiam mendengar penjelasan dari Diego.
"please Grey, bantu mama sekali ini. nikahi wanita itu, mama tidak meminta apapun darimu", Elisabeth menangis tersedu-sedu sudah tidak tahan lagi.
Diego merasa hatinya tertohok melihat wanita yang dicintainya sampai menangis demi memenuhi syarat yang diberikan Matthew ketika perselingkuhan mereka terungkap dan rahasia lain dibelakangnya. Matthew maupun Diego sudah berjanji tidak akan memberitahu bahwa mereka dan Niel adalah sahabat permainan sejak kecil sedangkan Elisabeth dan Santana merupakan korban keegoisan. Gladiola mulai terusik dengan tangisan Elisabeth yang menurutnya lebay.
"sudahlah Grey ikut saja lagipula ini bukti bakti kita terhadap orangtua yang sudah membesarkan kita sampai sekarang. kalau dalam perjalanannya nanti tidak ada kecocokan kamu bisa bercerai bukan?"tanya Gladiola menyenderkan kepalanya di bahu grey sambil memainkan jarinya didada Greyson membuat pola-pola tak beraturan. Greyson berfikir keras lalu mendadak ia berdiri membuat Gladiola kesal karena kaget.
"baiklah aku menyetujui permintaan kalian tapi untuk urusan pernikahan biar aku yang mengurus semuanya. jangan ada yang ikut campur! apa itu bisa diterima oleh kalian?"tanyanya sambil tersenyum kearah ibunya yang demi dirinya menangis dan itu membuatnya bertambah besar perasaan tidak menyukai wanita itu.
Mereka semua mengangguk dan tersenyum bahagia tapi berbanding terbalik dengan Gladiola seakan itu adalah racun untuknya yang menelannya hidup-hidup. Gladiola bergerak keluar dari ruangan itu bahkan tidak peduli tata krama yang harus dilakukan sebelum pergi meninggalkan mereka semua.
Gladiola masuk kedalam kamarnya dan menguncinya. didalam kamar dia jatuh bersender di pintu dengan air mata yang sudah tidak mampu dibendung lagi olehnya.
"sakit banget dengernya"kata Gladiola disela tangisnya.
Ia menyadari kebodohannya sendiri suatu saat akan membuatnya hancur berantakan. Gladiola sangat mencintai adiknya Greyson tapi bukan sebagai adik melainkan seorang pria. Bahkan entah berapa kali ia menghindar dari semua pertemuan dengan Greyson dirumah orangtuanya.
kring....kring...Digesernya warna hijau di handphone miliknya.
"apa yang kamu lakukan didalam kamar menangis sendirian hah!!"seru Juan tidak senang.
Gladiola mengusap wajahnya dan bangun dari duduknya di lantai.
."bagaimana??"tanya Gladiola kebingungan mengetahui Juan tahu apa yang dilakukan olehnya.
"buka dulu pintu balkon Oneng"jawab Juan mulai tidak sabar menggedor pintu balkon kamar Gladiola. mengetahui itu Gladiola bergegas membuka pintu balkonnya dan begitu Juan masuk, iapun langsung memeluknya erat seakan ingin memberitahu kesedihan yang dirasakannya.
"bukankah sudah kuberitahu jangan mencoba mencintai Greyson hmm"kata Juan pelan sambil menarik wajah Gladiola menghadap dirinya.
Diperhatikannya dalam hati wajah cantik alami yang dimiliki Gladiola. diciumnya pelan bibir Gladiola yang dipoles lipstik peach kesukaannya, spontan Gladiola menutup matanya meresapi setiap hisapan dan lumayan yang diberikan Juan sehingga tanpa sadar ia membalasnya dengan sepenuh hati.
cinta selalu memilih berada di antara benar dan salah. lalu bagaimana manusia itu sendiri mampu menyikapi hal tersebut? itu semua rahasia alam yang ditiupkan lewat awan berarak menuju waktu yang tenggelam seiring matahari berganti bulan.
Juan menyadari perasaannya pada Gladiola yang tulus dan nyaris gila mengingatkan bahwa Gladiola adalah adik dari atasannya dan wanita yang mencintai adiknya sendiri. Juan melepaskan ciumannya dan pelukan Gladiola kemudian membimbingnya ke arah tempat tidur.
"istirahatlah"kata Juan pelan.
"tapi..."bantah Gladiola enggan berusaha untuk bangkit dari tidurnya ketika badannya ditarik untuk tidur di atas tempat tidur. Juan terus menariknya kuat dan memeluknya erat.
"aku akan menemanimu Ola"kata Juan lelah dengan semua itu. Gladiola diam saja mendengar kalimat itu, badannya diubahnya mencari posisi yang nyaman dalam pelukan Juan.
"apa yang terjadi Juan"tanya Gladiola lirih takut menganggu Juan. Juan bergerak mencium kening Gladiola untuk menenangkan sebentar hatinya yang mulai resah disetiap kepulangannya selalu berubah melow dan galau melihat Gladiola.
"tidak ada"jawabnya sambil mengamati wajah Gladiola yang mendongak menatap wajahnya.
"jangan menangis wajahmu jadi jelek", goda Juan mengubah topik. Gladiola cemberut dan kesal mendengarnya.
"eh wajahku tidak jelek ya, bagaimanapun aku model Victoria secret yang dipuja banyak orang"sungut Gladiola kesal membuat Juan gemas ingin menciumnya..
"ya..ya.. terserah apa katamu"kata Juan sebelum menutup bibir Gladiola dengan bibirnya dan Gladiola membalasnya dengan enggan tapi mau.
Sejujurnya Juan sudah berusaha mati-matian untuk memberikan tanda kepada Gladiola kalau dirinya mencintainya tapi sepertinya usahanya sia-sia. Juan merupakan pria kaku dan kejam tapi bersama Gladiola , dirinya berubah menjadi pria yang lembut bahkan nyaris tidak tega melihat tangisan. tentu saja hal itu terkadang menjadi bulan-bulanan ejekan Greyson ketika mereka bertemu. Greyson merestui dirinya dan Gladiola untuk berpacaran. sungguh sayang yang tidak diketahui oleh Greyson, siapa sebenarnya yang dicintai Gladiola.