PROLOG

492 Words
Seorang gadis yang sedang berada di depan televisi langsung berdiri, ia merasa perlu menemui seseorang kali ini. Setelah menyaksikan drama Korea yang sedang naik daun, ia mulai ingin mencoba salah satu adegan di dalam drama itu dengan seseorang. Dengan cepat itu melangkah ke arah pintu, dibukanya, lalu segera berlari ke lantai bawah. Sayup ia mendengar suara tawa orang tersebut bersama beberapa orang, dan ia melangkah lebih cepat. Menuruni anak tangga, lalu segera menghampiri orang tersebut. Gadis itu segera berhenti, ia menghela napas, dan menelan ludahnya. “Haru, Kakak kira kau sudah tidur.” “Dia adikmu?” “Ya, dia adikku.” “Manis sekali.” “Siapa namanya?” “Haru, kenalkan dirimu.” Sang kakak tersenyum, ia terus menatap adiknya penuh kasih sayang. Gadis bernama Haru segera mendekat, ia tak peduli pada seorang wanita yang duduk di samping kakaknya. “Haru, ada apa?” Haru langsung membungkuk, ia dengan cepat mengecup lembut bibir kakaknya. Semua orang terdiam, menatap dua saudara itu dengan tatapan penuh tanya. Apa yang terjadi? Sang kakak langsung menghentikan ulah adiknya, ia juga bingung dengan keadaan yang sedang berlangsung. “Haru, apa yang kau lakukan?” Haru yang sadar dengan perbuatannya segera lari, ia naik ke lantai atas, lalu masuk ke kamarnya. Gadis itu menutup pintunya, ia merasakan getaran aneh di dadanya. “A-ah ... ke-kenapa jantungku terasa begitu aneh? A-apa aku sakit?” Haru berusaha untuk tenang, tetapi semuanya sia-sia kala mengingat kejadian beberapa saat lalu dengan sang kakak. Ia langsung menyentuh bibirnya, dan menjambak rambutnya. Lembut ... Sedikit basah ... Dan ... Manis ... “Haru, apa kau di dalam? Bisa buka pintunya? Kakak ingin bicara padamu.” Haru kaget, ia terlihat begitu pucat sekarang. “Haru, apa yang terjadi? Kenapa kau sangat aneh?” Haru yang semakin terjepit dengan keadaan semakin bingung, ia tak tahu harus melakukan apa. “Haru, apa kau tak ingin bertemu Kakak?” Haru menggeleng. Ia sangat ingin bertemu dengan kakaknya, ia ingin bicara, menceritakan hal aneh yang terjadi padanya. “Baiklah, Kakak akan pergi keluar sebentar. Teman wanita Kakak ingin kembali, dan karena sudah terlalu larut Kakak akan mengantarnya.” Haru yang mendengar hal itu menggigit bibirnya, ketika sang kakak sudah menjauh dari kamarnya, ia segera membuka pintu dan berlari menyusul kakaknya. Haru langsung memeluk sang kakak dari belakang, membuat saudaranya tidak jadi melangkah. “Haru, apa kau punya masalah?” “Kakak, jangan pergi. Aku ingin bicara, aku mohon.” “Bisakah kau menunggu sebentar? Kakak akan segera kembali setelah mengantar teman wanita Kakak.” “Tidak! Aku tak ingin Kakak pergi. Aku ingin bicara, aku ingin bicara ... sekarang!” Sang kakak segera melepaskan pelukan Haru, ia kemudian membalikkan tubuhnya dan berhadapan dengan Haru. “Tunggulah sebentar, Kakak akan cepat kembali.” “Ta-” “Haru, sebentar saja.” Haru diam, ia tak bisa mengatakan apa pun lagi. Sedangkan sang kakak segera mengecup pipi adiknya, lalu mengacak gemas rambut sang adik. “Kita akan bicara nanti,” ujarnya sambil melangkah pergi. Haru tetap tak bicara, ia hanya diam. Tetapi ... setelah sang kakak menghilang dari pandangannya, ia segera menyentuh pipinya dan terduduk di atas lantai. “Kakak ....” Haru menyentuh bagian d**a kirinya. Detak jantungnya semakin cepat, bahkan ia bisa mendengarnya dengan jelas.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD