Surat Penting dari Kerajaan Elder

981 Words
Keesokan harinya, ketika fajar sudah menampakkan sinarnya.Raas merasa semakin gelisah ketika ia mendapatkan kabar jika para prajuritnya memang melihat sosok tersebut. Namun belum berhasil menangkapnya. Ada perasaan yang mengganggu Raas sejak malam itu, ia memikirkan apa alasan poltergeist itu menirukan wujud sang Paman yang telah lama meninggal tersebut? Jika memang hal itu untuk mengganggu ketentraman masyarakat, maka itu adalah alasan yang konyol. Karena Raas mengetahui sifat Poltergeist yang sangat berambisi itu. Setidaknya para Poltergeist akan berusaha untuk mendapatkan jabatan dan kekuasaan. Tetapi dari munculnya sosok sang Paman yang telah berulang kali terlihat dan bahkan tinggal di dalam hutan, untuk menghindari orang-orang desa itu adalah kejanggalan yang Raas rasakan. Sehingga Raas pun meragukan jika sosok tersebut adalah Poltergeist. “Apakah... Dia adalah seseorang yang memiliki paras yang kebetulan mirip dengan Paman?” Gumam Raas pada dirinya sendiri di dalam ruangannya yang sunyi itu. Tok! Tok! Tok! Suara ketukan pintu itu, mampu membuat Raas menoleh ke arahnya dan mempersilahkan sang pengetuk pintu untuk masuk ke dalam ruangannya. Seorang pelayan pun datang dan berjalan dengan penuh rasa hormat pada Raas. Pelayan tersebut pun menaruh sebuah surat ke atas meja Raas yang kini menoleh ke arahnya. “Kami mendapatkan surat dari Kerajaan Elder!” Raas menyipitkan matanya ketika mendengar hal itu, ia pun memajukan duduknya dan mengambil kertas tersebut, untuk kemudian membaca isi dari suratnya. Raas pun dengan cepat berdiri dari duduknya itu, membuat sang pelayan yang masih diam di hadapannya itu tersentak. Sang Raja dengan cepat berjalan dari tempatnya untuk mengambil pedang dan keluar dari ruangan itu seraya berteriak “Siapkan kuda untukku pergi ke Kerajaan Elder dengan cepat!” Itulah teriakan yang menggema di seluruh ruangan yang membuat beberapa Prajurit yang mendengarnya segera berlari untuk mempersiapkan kuda yang di minta oleh Raas. “Kau! Katakan pada Ibunda, jika aku pergi menuju Kerajaan Elder dan tolong hubungi Raja Steven agar datang ke mari secepat mungkin!” Perintah itu Raas berikan pada pelayan yang mengikuti langkahnya keluar dari dalam ruangan kerja Raja. Pelayan tersebut pun mengangguk dan berlari menuju kamar dari Ziona, Ibunda Raas yang kini sedang beristirahat di kamarnya. Raas pun berjalan ke arah pintu Istana yang sudah terbuka itu, seekor kuda pun telah bersiap di sana sehingga Raas yang begitu sampai di tempat itu segera naik ke atas kuda dan menoleh pada seluruh Prajuritnya. “Raja Steven akan kemari, beritahu dia untuk menjaga Istana selagi aku pergi ke Kerajaan Elder! Perketat penjagaan!” Seluruh Prajurit yang ada di hadapan Raas dan yang mendengar perintah itu, menganggukkan kepala mereka dengan patuh. Dan setelah melihat kesediaan para prajuritnya itu, Raas mulai menunggangi kudanya berlari ke luar dari wilayah Istana untuk pergi ke Kerajaan Elder secepat yang ia bisa. ‘Adam?! Adam!’ Raas mencoba untuk menghubungi Adam melalui telepahty mereka. Namun Adam tidak kunjung menjawabnya sehingga Raas mendecak kesal dan mengumpat saat dirinya berada di atas kudanya yang berlari dengan kencang itu.   Ziona, sang Ibunda Ratu berjalan memasuki ruangan Raas ketika ia mendapatkan kabar jika anaknya segera berangkat menuju Kerajaan Elder. Ziona merasa jika ada sebuah masalah lain yang akan di alami oleh anaknya tersebut, dan benar saja... Ketika ia masuk ke dalam ruangan Raas, dirinya melihat sebuah kertas yang ada di atas lantai di bawah meja Raas. Ia pun mengambil kertas tersebut dan membacanya. Kepada Yang Mulia Raas, Dengan sangat hormat. Kami ingin memberitahu Yang Mulia atas apa yang sedang kami alami saat ini. Seorang pemuda yang berparas dan bertubuh sangan mirip dengan mendiang Baginda Find telah datang, dan mengaku jika dirinya adalah Baginda. Kami tidak tahu harus berbuat apa, Yang Mulia! Namun kami telah mengirimkan pesan ini juga pada Baginda Adam, agar Baginda mengetahui permasalahan ini dan segera datang kemari. Demikian kabar penting yang kami sampaikan pada Yang Mulia.                                                                                                                         Hormat kami,                                                                                                             Panglima Perang Kerajaan Elder Ziona terkejut saat membaca isi dari surat itu, ia pun menatap ke arah luar jendela besar yang ada di ruangan Raas itu. Menatap ke arah langit seraya berdo’a semoga tidak ada hal buruk yang benar-benar terjadi menimpa anak laki-lakinya itu.   Kuda milik Raas yang ia tunggangi itu berhasil sampai ke Kerajaan Elder dengan cepat. Jarak tempuh yang sangat jauh itu bahkan membuat Raas kelelahan. Namun ia tidak bisa untuk beristirahat dan segera turun dari kudanya saat dirinya sampai di depan Istana Kerajaan Elder. Raas melihat kehadiran Prajurit Kerajaan Anchanthus di depan Istana, yang menandakan jika Adam telah sampai terlebih dahulu di Istana itu. “Yang Mulia!” Panggil salah satu Prajurit yang ia yakini sebagai panglima perang Kerajaan Elder itu. Raas menatap pada prajurit itu dengan sangat serius, dengan pedang yang ia genggam, Raas bertanya padanya. “Di mana Adam berada?!” “Baginda berada di ruang makan bersama... Orang tersebut, Yang Mulia!” Jawab sang prajurit yang sempat terdiam dan berpikir dirinya harus menyebut orang yang mengaku sebagai Rajanya itu dengan sebutan apa. Raas menganggukkan kepalanya dan bergegas melangkah ke arah ruang makan Kerajaan Elder. Begitu langkah Raas telah sampai di depan pintu ruang makan, begitu ia berbalik untuk menemui Adam, dirinya melihat Raja terpercayanya itu sedang berdiri berhadapan dengan sosok yang benar-benar mirip dengan mendiang Find. Seseorang yang meninggal satu tahun yang lalu karena menyelamatkan Pangeran Ea... Adik dari Raas. Raas melihat tangan Adam yang bergetar tersebut terangkat, hendak menyentuh wajah dari orang itu. Sehingga Raas yang menyaksikan pun tidak bisa tinggal diam, dirinya segera melemparkan pedang miliknya ke arah lelaki itu dan berhasil mengenai leher dari lelaki yang sangat mirip dengan Find tersebut. Crash! Darah lelaki itu berceceran kemana-mana, seiringan dengan tubuhnya yang jatuh ke atas lantai. Sementara Adam yang terlihat terkejut itu segera menoleh, menatap pada Raas yang menatapnya dengan sangat khawatir. Raas khawatir karena akan sangat berbahaya bagi siapapun yang bersentuhan langsung dengan Poltergeist. Mareka tidak pernah tahu apakah Poltergeist tersebut mengeluarkan racun pada seluruh tubuhnya atau tidak. Atau mungkin bisa saja sang Potergeist akan merasuki tubuh dari orang yang telah menyentuhnya. Itulah alasan dari kekhawatiran yang Raas rasakan saat ini.  To be continued
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD