Shocking Informatiom

1169 Words
Jam menunjukkan pukul satu siang, dan sekarang Rossa sedang berada di sebuah rumah mewah nan megah, yang Rossa tak ketahui milik siapa. Dia di bawa ke sana secara paksa oleh Marcel. Mata Rossa terlihat sembab, karena dia terus menangis ketika di dalam mobil. Pipi kirinya pun terlihat sedikit memerah, bekas tamparan Marcel tadi ketika Rossa memberontak dan melawan. Rossa tak menyangka kalau Marcel akan setega ini padanya. Sosok Marcel yang selama ini Rossa tahu selalu menyayanginya lenyap dalam semalam dan berubah menjadi sosok yang kasar juga pemaksa. Rossa pun tak mampu melawan dan menolak lagi ketika Marcel sudah melayangkan tamparan padanya. Dia takut kalau terus menolak, maka Marcel akan melakukan kekerasan lain padanya. "Ini adalah salah satu rumah miliknya. Bisa kamu bayangkan sendiri sekaya apa dia." Marcel berkata pada Rossa. Rossa hanya diam dengan kepala tertunduk. Yah, memang benar perkataan orang kalau uang bisa merubah sikap seseorang. Rossa melihat hal tersebut sekarang dalam diri kakaknya sendiri. "Hai, Marcel. Akhirnya kamu datang juga." Suara seseorang terdengar menyapa Marcel diikuti dengan suara langkah kaki yang mendekat. Rossa yang penasaran akhirnya mengangkat kepala, melihat pada seorang wanita yang kini berjalan mendekati dia dan kakaknya. "Ada sedikit kendala saat perjalanan ke sini tadi." Marcel berucap seraya melirik Rossa. "Tak masalah. Aku memiliki banyak waktu. Tapi sepertinya kamu yang tidak sabar." Wanita tersebut berkata disertai tawa kecil. "Jadi, ini adikmu yang kamu ceritakan?" Wanita itu bertanya lagi seraya memperhatikan Rossa dari atas sampai bawah beberapa kali. "Ya. Dia baru wisuda beberapa minggu yang lalu dan belum mendapatkan pekerjaan." Marcel menjawab. Wanita itu tersenyum dan mengangguk kecil. "Siapa namamu?" Wanita tersebut bertanya dengan mata melihat ke arah Rossa. "Rossa." Rossa menyebutkan namanya dengan suara yang sangat pelan. "Baiklah, Rossa. Kamu pasti sudah tahu maksud kedatanganmu dengan kakakmu ke sini. Aku yakin Marcel sudah menjelaskan tujuannya membawamu ke sini." Wanita itu berkata pada Rossa. Rossa tak menjawab, hanya bisa mengangguk pelan. "Perkenalkan, namaku Evangeline Renee. Kamu bisa panggil aku Eva. Dan aku adalah orang yang akan menjelaskan semuanya secara detail padamu." Eva, wanita tersebut berkata disertai dengan senyuman ramah. Dia lalu melihat ke arah Marcel yang sedang mengecek ponselnya. "Uangnya sudah masuk." Marcel berucap. Rossa langsung menoleh dan menatap kakaknya dengan tatapan kecewa. "Eva, aku titipkan dia padamu. Aku harus pergi sekarang." Marcel berkata dengan wajah riang ceria. Dia mendekati Rossa lalu mencium puncak kepala Rossa dengan singkat. Setelah itu Marcel berdiri dan berjalan keluar dari rumah megah tersebut. Meninggalkan Rossa berdua dengan Eva. Rossa menatap kepergian Marcel dengan tatapan sendu. Setragis ini ternyata nasibnya. Setelah kehilangan orang tua, sekarang dia malah dijual oleh kakaknya sendiri. "Rossa, tak ada gunanya meratapi nasibmu sendiri. Marcel sudah dibutakan oleh cinta." Eva berkata, membuat perhatian Rossa beralih padanya. "Kamu siapa sebenarnya?" Rossa akhirnya mengajukan sebuah pertanyaan setelah sejak tadi hanya diam saja. "Aku adalah teman kakakmu." Eva menjawab diakhiri dengan senyuman. Rossa menatap Eva dengan tatapan penasaran dan curiga. "Marcel bilang dia butuh uang untuk biaya pernikahan. Sedangkan uang tabungannya habis untuk membiayai kuliahmu." Eva berucap seraya menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. Rossa hanya diam ketika mendengar itu. Memang dia memakai uang tabungan Marcel untuk biaya kuliah. Namun, Rossa juga berniat menggantinya setelah dia mendapatkan pekerjaan. "Sekarang, kamu tak usah memikirkan uang tersebut. Anggap saja kamu sudah mengganti semua uang Marcel. Sebagai gantinya, aku membutuhkanmu." Eva berucap. Rossa menatap Eva dengan tatapan tak mengerti. "Pemilik rumah ini adalah seorang pria, dan kamu harus menikah dengannya. Pernikahan kalian akan dirahasiakan, dan hanya beberapa orang saja yang akan mengetahuinya. Setelah menikah dengannya, kamu akan tinggal di rumah ini dan resmi menjadi nyonya di rumah ini. Kamu juga berhak mendapatkan semua hakmu sebagai seorang istri. Jadi, kamu tak perlu memikirkan pekerjaan. Semua kebutuhan hidupmu akan ditanggung oleh pria yang akan menjadi suamimu." Eva menjelaskan. Rossa hanya diam saja, tak memberikan respons. Dia merasa ini adalah hal tak masuk akal untuk dilakukan. "Lalu kamu siapa sebenarnya? Apa kamu mengenal pria yang akan menikahiku?" tanya Rossa dengan suara pelan. Eva tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Dia adalah suamiku." Rossa yang semula tak tertarik mendengarkan langsung melotot ke arah Eva. Dia menatap Eva dengan tatapan tak percaya. "Jangan bercanda," ucap Rossa dengan raut wajah kaget. Dan Eva malah membalasnya dengan senyuman. "Aku tidak bercanda. Aku sendiri yang meminta bantuan Marcel untuk mencari seseorang agar bisa dinikahi oleh suamiku," jawab Eva langsung. Rossa langsung mengerutkan kening mendengar itu. Lelucon macam apa ini? Tak mungkin ada seorang istri yang rela suaminya menikah lagi. "Ini tidak lucu." Rossa menegaskan. Dia terlihat tak suka pada Eva sekarang. "Aku tidak berbohong, Rossa. Suamiku lah yang akan menikahimu. Makanya pernikahan kalian akan dirahasiakan, karena orang-orang hanya akan tahu kalau akulah istrinya." Eva berucap dengan mimik serius. Rossa terlihat masih tak percaya dengan apa yang Eva katakan. "Bagaimana bisa? Maksudku, kamu istrinya. Kenapa kamu menginginkan ini?" tanya Rossa dengan penuh emosi. "Aku adalah istrinya. Tapi aku tidak bisa melayani dia sebagai seorang istri. Dan aku juga tidak suka membiarkan dia tidur dengan wanita sembarangan yang bisa saja menularkan penyakit padanya." Eva menjawab. Tatapannya yang serius membuat Rossa semakin tak percaya. "Marcel bilang kamu adalah gadis yang baik. Menjaga pergaulan, fokus pada pendidikan, tidak pacaran juga. Jadi, aku yakin kamu masih perawan, yang berarti tak mungkin kamu memiliki penyakit menular seksual." Eva berucap lagi. Rossa langsung menutupi wajah dengan kedua tangannya. Dia benar-benar tak paham dengan apa yang sedang terjadi. Penjelasan dari Eva sangat tak masuk akal bagi Rossa. "Kenapa harus aku? Maksudku, diluaran sana masih banyak wanita yang mungkin mau di posisi ini. Tapi yang jelas aku tak menginginkan ini." Rossa berucap. Sungguh, rasanya dia ingin kabur saja sekarang. Namun dia ingat di depan gerbang sana ada beberapa bodyguard yang berjaga. Yang jelas, mereka tak akan membiarkan dia kabur. "Karena kamu butuh uang untuk mengganti tabungan Marcel. Dan aku membutukanmu untuk menjadi istri suamiku. Simbiosis mutualisme. Kita saling menguntungkan," jawab Eva dengan enteng. Rossa langsung tertawa sinis mendengar itu. "Aku tak mau. Aku tak mau melakukan ini semua," ucap Rossa langsung. Eva menghela nafas pelan mendengar itu. "Rossa, aku sudah menyelamatkan kamu dari kakakmu sendiri. Memang, secara tak langsung Marcel menjualmu padaku. Tapi jika bersamaku, kamu hanya harus melayani satu orang pria saja, yaitu suamiku. Dan lagi kalian akan menikah dulu, yang membuat hubungan kalian nantinya sah, bukan zina. Sedangkan Marcel, awalnya dia berniat menjualmu pada orang lain, yang akhirnya nanti kamu harus melayani para pria hidung belang." Eva berucap. Mata Rossa langsung membelalak mendengar itu. Tentu saja dia kaget mendengar perkataan Eva barusan. "Marcel terdesak dengan keinginannya yang ingin segera menikah. Dia akan melakukan cara apapun untuk mendapatkan uang banyak dalam sekejap. Dia sudah dipengaruhi oleh pacarnya, Rossa." Eva melanjutkan. Rossa terdiam dengan tubuh lemas ketika mendengar itu. Sudah sejahat itu ternyata Marcel menyusun rencana untuknya. "Jika kamu tak terima, tak masalah. Aku akan meminta Marcel menjemputmu ke sini, dan mengembalikan uangnya. Dan kamu pasti sudah bisa menebak dia akan bereaksi seperti apa jika aku menghubunginya sekarang," ujar Eva. Rossa lagi-lagi terdiam mendengar itu. Jika Eva meminta Marcel mengembalikan uangnya, sudah pasti bukan hanya tamparan saja yang akan dia dapatkan dari Marcel.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD