Darvin Feeling

1411 Words
Author. Menoleh ke kanan dan ke kiri. Itulah yang sedang dilakukan oleh Amara dari tadi, dia terus menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri berharap bus yang dia tunggu akan tiba, namun nyatanya bus itu tidak juga tiba sampai sekarang. Ia sedikit khawatir mengingat hari mulai semakin gelap dan halte tempat ia menunggu sangat sepi. Ditambah hujan yang sangat deras turun membasahi kota Calgary membuatnya semakin bingung bagaimana bisa cepat sampai di rumah. Dia sangat khawatir dengan keadaan ibunya di rumah sendiri, terlebih ibunya itu sedang dalam keadaan kurang baik. Oh Tuhan, ia sungguh mengkhawatirkan nya. "Aduhhh bis nya ini kemana sih, kenapa belum dateng dateng!" Ucapnya tidak sabar. Setelah menunggu kurang lebih 1 jam akhirnya bus yang ditunggu nya pun datang dengan keadaan penumpang yang sudah sangat penuh membuatnya tidak mendapatkan tempat duduk dan harus berdiri. Setalah akhirnya dia sampai di halte yang tidak jauh dari rumahnya, keadaan saat ini lebih baik, hujan sudah berhenti, membuatnya tidak perlu kembali ke rumah dengan keadaan basah kuyup karena lupa bawa payung. Amara berlari kecil ke sebrang jalan untuk segera menuju kerumahnya, ia memasuki sebuah gang kecil, karena memang letak rumahnya adalah di sebuah gang kecil yang bahkan hanya muat untuk 3 orang berjalan. Setelah sampai, Amara membuka pintu rumahnya dan langsung berjalan cepat menuju kamar ibu nya. Dari sini dia mendapati ibunya sedang tertidur lelap. Menghela nafas lega, Amara bersyukur melihat keadaan Bella membaik. Amara berjalan untuk duduk di pinghiran tempat tidur ibunya. Tangannya bergerak mengelus rambut Bela lembut, penuh sayang. "Ibu??" Panggilnya pelan. Matanya masih menatap Bella yang tertidur tenang. "Ibu Mara janji Mara bakal dapet kerjaan dan bawa ibu berobat lagi. Itu supaya ibu cepat sembuh. Mara mau lihat ibu sehat kembali seperti dulu," Amara merasakan bendungan air diujung matanya yang akan meluncur jika ia berkedip. "Maafin Mara bu, Amara mungkin memang belum bisa membahagiakan ibu, Amara belum bisa jadi anak kebanggan ibu," Ucapnya yang sudah mulai menangis. Dia merasa iba dengan dirinya sendiri, dengan nasib nya dan dengan keadaanya sekarang. Jika waktu benar benar bisa di ulang, maka Amara akan merubah semuanya sehingga tidak akan menjadi seperti ini. Dia sangat merasa kehilangan semuanya, dia merasa semuanya hilang dalam hitungan detik, bahkan kedipan mata. Kebahagiaan nya semua telah hilang, bahkan orang yang terpenting untuknya dan untuk ibunya pun sudah pergi. Dia hanya bisa menangis dan berdoa, berharap semuanya berubah suatu saat nanti, berubah menjadi dimana dirinya akan sebahagia dulu. Dia juga tidak pernah berhenti berusaha untuk mendapatkan pekerjaan. Pekerjaan untuk biayai semua kebutuhan ibunya dan juga keperluan nya sampai tercukupi. Amara masih setia memandangi wajah Bella yang sedang tertidur damai tanpa ada beban sedikitpun. Enggan membuat ibunya itu bangun. Entahlah, melihat Bella seperti ini sedikit menenangkan. »»——⍟——«« Amara Pov. Aku masih menatap wajah ini, wajah yang mungkin memang sudah berkeriput. Tetapi aku sangat jujur wajah ibuku masih sangat cantik di umurnya yang sudah terlampau jauh. Rasanya, jika dia masih muda. Mungkin saja dia sangat cantik. Aku tersenyum membayangkan nya. Tetapi tiba tiba saja aku terkejut, saat aku melihat nya terbangun. Dan? Oh Tuhan, aku masih menangis. Ia menatap kearah ku. Dengan cepat aku membasuh kedua mataku dan pipiku yang di penuhi air mata. Ibuku pasti akan bertanya jika ia melihat- "Mara?? Kamu kenapa nangis nak??," Benar saja. Suaranya yang serak khas bangun tidur itu bertanya. "Tidak apa bu, ini hanya karena debu saja, " Oke aku tahu, kemampuan ku berbohong sangat buruk. Tetapi aku lega karena ibuku dengan cepat mempercayainya. Jadi aku pintar dalam berbohong kan?? "Ibu terbangun?? Apa aku mengganggu tidurmu?? Maaf, aku hanya-" "Oh tidak sayang, aku hanya sudah merasa cukup dengan tidurku dan sekarang aku senang kau sudah kembali. Aku sengaja tidur, agar setelah aku bangun kau sudah pulang, " Ucapnya membuatku menghangat. Aku tersenyum, tanganku bergerak merengkuh tubuhnya. Ah, aku benar benar menyayanginya. Aku merasa sangat bersyukur mempunyai seorang seperti dia, aku bangga dan bersyukur mempunya ibu seperti ibuku ini. Yang telah menjadi ibu dan ayah untukku dalam waktu bersamaan. Dan menjadi ibu terbaik untuk ku. Setelah itu aku dan ibu hanya mengobrol. Aku banyak bercerita tentang perjalanan ku hari ini untuk mencari pekerjaan. Dia sesekali menghiburku dan meyakinkan ku bahwa dengan cepat aku Asti akan menemukan pekerjaan. Benar bukan?? Aku sangat bersyukur mempunyai nya. »»——⍟——«« Author. Ruangan besar ini dalam keadaan mencekam. Seluruh orang yang mengelilingi meja pertemuan ini di buat terdiam membeku, bahkan untuk membuka suara saja mereka tidak berani. Itu semua disebabkan oleh seorang pria tampan yang berdiri di ujung meja. Mata birunya menyorot tajam, suara bariton nya sejak tadi menggelegar isi ruangan dan tangan besarnya beberapa kali menggebrak meja kencang. Sebuah berita buruk baru saja di terimanya. Berita buruk mengenai perusahaan terkenal di Kanada yang sudah sangat sering memasuki peringkat internasional selama 5 priode berturut turut itu adalah perusahaan yang sedang di pegang nya. Berita buruk itu lah yang kini membuatnya naik pitam. Tidak ada sejarahnya nama Culles Company akan tercoreng. Dan Mycle sama sekali tidak akan membiarkan itu terjadi. Pria itu menarik nafasnya panjang, kemudian menghembuskan nya. Mata birunya kembali menatap seluruh anggota meeting pribadinya ini. Sejujurnya ia juga tidak ingin seperti ini, hanya membuang buang tenaganya saja. "Aku sudah tidak bisa diam lagi! Apa kalian mengerti??! Karena jika aku masih membiarkannya berjalan, semua akan hancur!" Ucapnya berusaha tenang walaupun tetap saja kedengarannya sangat tegas dan tajam. Mycle itu kembali duduk di bangku kebesaran nya. Membuatnya terlihat lebih menonjol dan beribawa sebagai CEO. "Aku sudah memberikan kalian waktu. Cu-kup la-ma! Tetapi kalian masih belum bisa melakukannya dengan baik??! Bagaimana bisa?" "Tapi Mr. Culles, kami-" "Mr. Andreas aku belum memintamu membuka suara!" Potong pria itu tajam. Mr. Andreas menutup mulutnya rapat dan menundukkan kepalanya bersalah. Mycle menghela nafas beratnya. Rasanya emosi nya sudah sangat terkuras habis siang ini. Entah mengapa, saat ini ia ingin sekali membentak seluruh orang yang berani memancing amarahnya. "Dengar! Aku tidak ingin nama baik perusahaan ku tercoreng! Aku ingin kalian berusaha, bagaimanapun caranya, aku tidak mau tahu! Rebut 75% saham yang seharusnya menjadi milikku kembali!" Tukas nya tajam. "Aku sudah mempunyai semua surat kepemilikan nya yang terdapat dengan jelas tanda tanganku di sana!! Jika mereka masih tidak mau mengembalikannya maka aku akan membuat perusahaan mereka hancur 7 turunan!! Kalian sampaikan itu!!" "Kami mengerti, Mr. Culles!" Jawab semuanya serempak. "Dan Mr. Andreas. Setelah jam kantor besok kau harus menemui ku untuk melaporkan semua perjalanan investasi yang aku tanamkan pada pertambangan minyak di Tyumen dan perhiasan itu. Aku akan menunggumu!" Ucap Mycle kemudian. "Baik Mr. Culles. Aku akan segera datang, " Jawab Mr. Andreas sopan. "Baik, kalau begitu kalian bisa keluar! Tidak perlu ada yang dibahas lagi disinu! Yang ku katakan tadi seharusnya sudah cukup untuk membuat kalian mengerti. Terimakasih sudah menghadiri pertemuan ini," Ucap Mycle kemudian berjalan menuju jendela kaca besar didepannya yang menampilkan puluhan gedung tinggi di sana. Setelah itu semua yang sebelumnya berada di ruangannya pun keluar. "Darvin?" Panggil Mycle melalui mindlink. "Iya Alpha?" Jawab Darvin sopan. "Bagaimana sekarang, huh??! Aku sudah menuruti ide konyol mu itu. Dari semua wanita yang sudah kau kirimkan kepadaku mengapa tidak ada satupun tanda tanda bahwa dia adalah mate ku!! Kau tahu Darvin??! Jika rencana kita ini gagal maka nama Culles Company lah yang akan menanggung bebannya! Jika sampai itu terjadi, tamatlah riwayatmu!!" Mycle memperingatkan dengan tajam. "Aku mengerti, Alpha. Kumohon berolah sekali kesempatan, aku sangat yakin ini akan berhasil. Aku sudah kembali menyiapkan sepuluh wanita lagi yang akan menghadap mu," Jawab Darvin tenang. Mycle menghela nafasnya panjang. "Baiklah! Aku mempercayaimu!" "Baik Alpha," Jawab Darvin dan Mycle segera memutuskan mindlink nya. 'Aku harus segera menemukan mate ku secepat mungkin!! Apapun caranya, bahkan dengan rencana konyol Darvin sekalipun!' Batinnya. "Mycle?" "Ada apa Alex?" Jawab Mycle kepada Wolf nya itu. "Aku merasa rencana Darvin kali ini bukan rencana konyol. Dia juga mempunyai feeling yang kuat seperti ku, tidak lama lagi Mate kita akan ketemu. Aku yakin itu! " "Bagaimana bisa??" "Dasar bodoh! Kau itu pasangannya. Seharusnya kau lah yang mempunyai feeling kuat seperti itu di banding Darvin dan aku. Kau ini memang sangat payah!" Ucap Alex sangat menyebalkan. "Wolf Sialan!" Gerutunya kesal. "Kau akan memihak pada ku setelah sepuluh wanita itu menghadap mu besok, bodoh!" Balas Alex kemudian memutuskan mindlink secara pihak. Mycel menghela nafas gusar. Alex benar benar wolf yang sangat menyebalkan! TO BE CONTINUED
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD