bc

Yes, Master! (Bahasa Indonesia)

book_age18+
2.0K
FOLLOW
13.8K
READ
billionaire
possessive
age gap
badgirl
CEO
drama
bxg
campus
office/work place
love at the first sight
like
intro-logo
Blurb

“Kau tahu betul, kau tidak memiliki jawaban lain Kyra.” – Gerald Reesha Rexford

“Yes, Master!” – Kyra Florence Auxilio

Gerald Reesha Rexford (30) seorang CEO pemilik brand mewah bernama Rexford. Salah satu produsen terbesar barang mewah yang merancang dan membuat produk perhiasan, aksesoris mode, pakaian dan parfume. Seorang CEO berdarah dingin yang tak pernah mengenal sebuah perasaan cinta, tiba-tiba tertarik dengan seorang gadis bernama Kyra Florence Auxilio (22), seorang Mahasiswa tingkat akhir jurusan Seni Rupa yang mampu mengacaukan kedamaian hatinya.

Kisah seperti apa yang akan terjalin antara sang CEO dan gadis muda penuh pesona itu?

chap-preview
Free preview
1. Gerald Reesha Rexford
Derap langkah kaki terdengar menggema, terdengar begitu pasti dan mengintimidasi. Membuat semua orang yang berada di tempat itu menoleh, memalingkan wajah menatap pemilik langkah kaki itu. Semua orang yang terlewati olehnya menunduk, menyapa dan memberi hormat lalu menegakkan tubuh lagi, menatapnya dengan mata yang di penuhi dengan kekaguman. Pemilik langkah kaki itu, Gerald Reesha Rexford. Seseorang yang paling berpengaruh dan paling berkuasa di perusahaan ini. Pemimpin dengan sejuta pesona, sejuta karisma yang tak pernah ada habisnya. Rambut hitam legam di tata dengan begitu rapih, memperlihatkan dahi yang mulus tanpa cacat. Alis dan bulu mata terbentuk sempurna, mempertajam mata setajam elang yang lelaki itu miliki. Lalu hidung runcing, bibir sedikit tebal dengan rahang tegas, tak lupa tubuh tinggi, dengan bahu tegap yang semakin menambah kesempurnaan sosok lelaki itu.   “Selamat pagi Mr. Rexford.”   Lelaki itu, Gerald. Dia hanya mengangguk ringan bertepatan dengan itu semua orang yang sudah berada di dalam lift seketika bubar. Membiarkan sang pemimpin memasuki lift itu dengan seorang asisten di sampingnya.   “Aku lihat berita pagi ini Archilles akan meluncurkan produk kecantikan baru dengan idol K-Pop sebagai brand ambassador-nya.”   “Benar Mr. Rexford. Pihak Archilles telah mengumumkan secara resmi, mereka menggaet idol grup perempuan dan telah menandatangani kontrak secara eksklusif.” Jawab Asisten Gerald, Algio Manius.   “Kirimkan hadiah sebagai ucapan selamat pada mereka.” ujar Gerald seraya keluar dari dalam lift tersebut, kemudian berjalan menuju ruangannya. “Berikan produk terbaru kita. Aku pikir tie clip ruby kemarin tidak buruk.” Lanjut Gerald seraya mendudukkan diri pada kursi kebesarannya.   “Baik Mr. Rexford. Akan segera saya kirimkan.” Ujar Algio seraya memberikan sebuah dokuman pada Gerald. “Ini adalah laporan hasil rapat yang di adakan kemarin. Berkaitan dengan langkah yang di lakukan Archilles, beberapa pemegang saham juga menyarankan untuk melakukan langkah yang sama untuk promosi perhiasan limited edition kita.”   Gerald mengerutkan keningnya. “Apakah respons pasar akan bagus?”   “Saya pikir begitu. Ada satu boy grup baru yang sedang sangat hangat di perbincangkan. Mereka memiliki dua belas anggota, jumlah yang sangat pas dengan jenis permata yang akan kita pasarkan. Setelah saya amati, mereka juga memiliki karakter yang sangat unik, sangat cocok menggambarkan kemewahan dari produk kita dan karena ke populeran mereka saat ini, saya pikir produk kita akan sangat menarik perhatian, lebih dari sebelumnya.”   “Baiklah, aku akan melihatnya dan mempertimbangkannya nanti.”   Algio menganggukkan kepalanya. “Oh ya selain itu Mr. Davidson mengatakan sudah menerima cincin pesanannya dan sangat puas dengan hasil yang anda berikan. Mr. Davidson juga menyampaikan salam terimakasih untuk anda.”   Gerald menganggukkan kepalanya ringan seraya menutup dokumen di tangannya. “Jadwalku hari ini?”   “Siang ini anda ada janji makan siang dengan Mr. Takata. Kemudian malam ini, Mrs. Gloria Rexford meminta anda untuk pulang ke mansion utama. Mrs. Gloria mengatakan ada yang ingin beliau sampaikan dan saya harus memastikan anda pulang.”   Gerald mendesah pelan kemudian mengalihkan pandangan pada Algio. “Kau tahu sendiri apa yang harus kau lakukan Algio. Aku rasa aku tak perlu mengulangnya lagi.”   “Tapi ini sudah ke tiga kalinya anda mangkir dari panggilan Mrs. Gloria. Mrs. Gloria pasti akan sangat marah pada saya.”   “Memang masalah untukku?” “Gerald! Demi Tuhan, jangan membuat pekerjaanku semakin bertambah. Temui ibu-mu atau ... .”   “Atau apa? Sudahlah ... katakan padanya aku sedang sangat sibuk. Aku akan pulang nanti setelah mereka tidak membahas tentang jodoh dan pernikahan.”   “Mereka tak akan berhenti membahasnya sebelum kau memiliki kekasih. Setidaknya carilah kekasih agar orangtuamu tidak khawatir dan menganggapmu tak normal. Kau tahu? Mereka ... terutama Ibumu selalu bertanya padaku tentang banyak hal yang sangat aneh. Apalagi setelah mendengar satu rekan bisnisnya ternyata penyuka sesama jenis. Ibumu hanya khawatir kau juga begitu Gerald.”   Gerald mendesis seraya menatap Algio yang masih menatapnya dengan tatapan kesal. Selain asisten Algio memang sahabatnya sejak kecil. Algio sudah di rawat oleh orangtuanya sejak orangtua Algio meninggal dalam sebuah kecelakaan. Sehingga mereka tumbuh bersama, yang membuat mereka menjadi layaknya sahabat rasa saudara dan membuat hubungan mereka seolah tanpa jarak lagi ketika membicarakan keluarga.   “Apakah tidak memiliki kekasih berarti aku tak normal?” Gerald terkekeh pelan. “Aku masih normal, aku menyukai perempuan. Hanya saja belum ada yang menarik perhatianku. Belum ada yang membuatku tertarik, dan tak ada yang mampu menggetarkan hatiku sama sekali.”   “Aku tahu, kau sudah mengulangnya berapa puluh kali Gerald?” Algio menumpukan kedua tangannya pada meja. “Setidaknya lakukan sesuatu Gerald! Lakukan sesuatu agar orangtuamu tidak membahas hal itu lagi jika memang kau malas mendengarnya, karena aku ... tak mungkin selamanya bisa mangkir dari setiap panggilan orangtuamu. Aku tak bisa selamanya beralasan.”   “Lalu apakah menurutmu aku harus bersandiwara membawa perempuan pada orangtuaku hanya untuk membungkam mereka?” Algio hampir mengangguk ketika mendengar pertanyaannya. “Aku tidak akan melakukannya karena aku tak ingin mempermainkan suatu hubungan. Bagus jika mereka hanya bungkam. Bagaimana jika mereka menuntut agar aku segera menikah?” lanjut Gerald, menahan anggukan sahabatnya itu. “Jadi ... tidak. Aku tak akan mengambil pilihan itu.”   “Oh! Kau ... .” Algio memegang kepalanya, “Kau membuatku pening Gerald. Terserahmu sajalah, hadapi orangtuamu sendiri. Malam ini jangan menghubungiku satu kali pun karena aku akan bersenang-senang.” Lelaki itu mendengus. “Baiklah, hanya sampai di sana. Saya permisi untuk kembali ke ruangan saya Mr. Rexford.”   Gerald tak memberi tanggapan apapun lagi selain hanya diam saja di tempatnya. Ia melipat kedua tangan di d**a kemudian menyandarkan punggung pada sandaran kursi. Berpikir tentang banyak hal.   Sepanjang tiga puluh tahun hidupnya memang belum ada satu perempuan pun yang menarik perhatiannya. Sekalipun banyak perempuan cantik di sekitarnya, tapi tak ada satu pun yang mampu menggerakkan hatinya yang membeku. Tak ada satu pun yang mampu memberikan kehangatan dalam hatinya, dan memberinya kenyamanan seperti yang selama ini ia harapkan.   Tak hanya karena belum menemukan seseorang yang pas untuk hatinya. Namun kisah masalalu orangtuanya di masa lalu menjadikannya lebih berhati-hati. Ia tak ingin terlibat hubungan tanpa ada pertimbangan dan penuh kecerobohan seperti yang terjadi pada orangtuanya, ia tak ingin menjadikan seorang perempuan bernasib sama dengan ibunya yang harus merawatnya sendiri. Ia tak ingin mengulang kisah yang sama ... karena sungguh, kehidupan ibunya dulu ... sangat penuh dengan penderitaan.   Pernah suatu waktu ibunya berkata agar ia tidak menempatkan standar yang terlalu tinggi untuk mencari pendamping, hingga ibunya mengatakan mereka akan menerima perempuan dari kalangan manapun selama ia dan perempuan pilihannya saling mencintai. Bagi mereka yang terpenting perempuan itu baik serta memiliki latar belakang keluarga yang baik juga, selain itu tak ada yang mereka permasalahkan. Setidaknya ... itu yang ibunya katakan setiap kali mereka berbicara.   Namun percayalah ia sedikitpun tidak menempatkan standar yang tinggi. Tapi karena ia memang belum menemukan satu pun perempuan yang bisa menggerakkan hatinya, yang menghangatkan hatinya dan membuatnya tertarik untuk mencintai perempuan itu. Hanya karena itu ... bukan hal lain lagi.   . . .   Hingar bingar musik terdengar begitu memekakkan telinga, begitu bising namun hal itu tak membuat orang-orang terganggu. Di lantai dansa, di bawah kemerlap lampu disko semua orang menggila, terus menggoyangkan tubuh mereka mengikuti beat lagu bersama dengan pasangan masing-masing yang entah hanya pasangan satu malam atau memang pasangan sebenarnya.   Sementara itu di sudut temaram Gerald melangkahkan kaki mendekati Algio yang sedang duduk di bar seorang diri.   “Bawakan aku satu botol Grey Goose.” Ujar Gerald seraya mendudukan diri di samping Algio.   “Aku sudah mengatakan jangan menghubungiku malam ini, mengapa kau malah datang?” tanya Algio. “Kau hanya membuat pekerjaanku bertambah saja.”   Gerald mengedikkan bahunya. “Kau hanya mengatakan jangan menghubungimu kan? Bukan mengatakan jangan datang menemuimu.” Gerald melirik Algio. “Lalu kau? Kau mengatakan ingin bersenang-senang tapi kau malah tampak seperti lelaki kesepian. Menyedihkan.”   Algio mendesis seraya mendelik ke arahnya. “Kau membicarakan dirimu sendiri?”   “Sama-sama kesepian dilarang saling menghina.” Gerald menuang cariran bening itu ke dalam gelasnya. Namun ketika ia hendak meneguk minuman tersebut, sebuah tangan mungil tiba-tiba menariknya.   Gerald mendelik menatap seorang gadis yang kini merebut minumannya itu. Gerald menatap gadis dihadapannya itu dalam diam, dengan iris mata menatap intens membiarkan gadis mungil itu menghabiskan minuman beralkohol miliknya. Tak lama setelah itu Gerald menarik ujung bibirnya saat melihat gadis tersebut terkekeh pelan lalu menepuk-nepuk lengannya. Terlihat sudah sangat mabuk.    “Minumanmu sangat enak. Kau benar-benar pria kaya ya? Hik! Terimakasih minumannya tampan.”   Bruk!   Gerald dengan cekatan meraih tubuh limbung gadis itu, hingga tubuh mungil tersebut jatuh pada pelukannya. Gerald memandangi wajah manis gadis itu dalam diam, tanpa memberikan reaksi berarti. Iris mata Gerald bergulir, menatap pahatan indah wajah gadis itu yang terlihat begitu menarik perhatiannya. Alis menukik alami, bulu mata lentik, hidung lancip, bibir tipis dan dagu yang membulat. Serta ... ada satu yang spesial dari gadis itu, yaitu sebuah bekas luka di sudut mata bagian kanan yang justru tampak memperindah wajahnya. Wajah gadis itu ... tidak secantik puteri kerajaan, namun wajahnya tampak begitu menarik. Begitu teduh dan enak di pandang.   “Sir, maaf ... dia teman saya. Maaf telah mengganggu anda. Maaf sekali.” Ujar seorang gadis yang bertubuh lebih tinggi dari gadis yang berada dalam pelukannya itu.   Gerald tak langsung melepaskan pelukannya pada gadis mungil itu, ia menatap gadis yang lebih tinggi itu terlebih dahulu kemudian bertanya. “Apa buktinya kau teman gadis ini?”   Gadis itu mendengus lalu mengeluarkan dua ponsel, memperlihatkan layarnya yang tampak sama. Menggunakan sebuah foto dengan tiga orang di dalamnya. “Ini. Lihat. Kami sahabat dekat. Apakah cukup?”   Gerald menatap wajah tenang gadis dalam pelukannya itu sesaat,  sebelum membiarkan gadis itu membawanya. Tanpa sadar Gerald menghembuskan nafasnya.   “Sekali lagi maafkan teman saya Sir.” Ujar gadis itu seraya berlalu.   Setelah gadis itu berpamitan padanya, Gerald tidak langsung melepaskan pandangannya dari gadis mungil itu, ia masih menatapnya, merekam gadis itu dalam ingatannya sampai dia benar-benar menghilang dari pandangannya.   “Kau tertarik pada gadis itu?” tanya Algio ketika Gerald mulai menuangkan cairan beningnya kembali.   Gerald tak memberi jawaban, ia termenung beberapa saat seraya meneguk minumannya satu tegukan kemudian menggoyangkan gelas yang berada di tangannya itu beberapa saat. Gerald terdiam sebelum akhirnya sebuah seringaian muncul.   “Sepertinya begitu.”      

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Billionaire's Baby

read
280.4K
bc

Playboy Tanggung Dan Cewek Gesrek

read
463.0K
bc

My Husband My Step Brother

read
54.9K
bc

Mrs. Rivera

read
45.5K
bc

Married By Accident

read
224.4K
bc

Si dingin suamiku

read
491.4K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook