BAB 2

1050 Words
JULIAN POV Keesokan paginya aku terbangun dari tidur dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Aku langsung bangun dan mandi. Kemudian aku berjalan menuju kamar Chelsea dan aku begitu terkejut saat dia tidak mengenakan busana " Julian! Kau mengangetkanku!" Aku menyembunyikan rasa maluku dengan bersikap biasa saja dengannya " Maaf kalau aku lancang masuk ke dalam kamarmu. Aku hanya ingin mengajakmu makan bersama" " Baiklah! Tunggu aku berpakaian baru kita makan bersama" Saat aku hendak keluar dari kamarnya, Chelsea menarik tanganku dan dia mencium bibirku. Aku sangat terkejut dengan ciumannya yang memabukkan. Tiba - tiba terdengar suara ketukan pintu dan aku mendengar ibu menyuruh kami untuk sarapan bersama. Aku langsung melepas bibirku dari bibirnya. Kemudian meninggalkannya seorang diri di dalam kamar *** JULIAN POV Saat sarapan, aku dan chelsea terdiam dan asyik menghabiskan makanan kami. Sedangkan orang tuaku bingung dengan kami berdua " Kenapa kalian berdua saling diam? Dan kau! Julian! Mengapa kau berpakaian seperti hendak pergi ke kantor?" " Aku memang akan berangkat kantor" " Seharusnya kau tidak usah bekerja! Nikmati bulan madu dengan istrimu!" Aku langsung tersedak mendengar perkataan ayah begitu juga chelsea. Ibu mengambilkan minuman untukku dan Chelsea. Setelah menghabiskan sarapan, aku langsung berangkat ke kantor tanpa berpamitan dengan Chelsea " Julian! Sebelum berangkat kau seharusnya berpamitan dengan istrimu!" Akhirnya aku terpaksa menurut perkataan ibu dan aku mulai berpamitan dengan Chelsea lalu mencium keningnya. Setelah berpamitan, aku langsung berangkat ke kantor ***   Chelsea POV Entah kenapa sikap Julian begitu aneh terhadapku. Dia mulai berubah setelah aku menciumnya di dalam kamar. Mungkin aku harus menjaga sikap agar tidak membuatnya menjauhiku " Ada apa dengan kalian? Kenapa Julian begitu acuh terhadapmu?" " Mungkin dia sangat kelelahan karena pesta pernikahan semalam" " Ibu harap kalian tidak bertengkar" " Tenang saja ibu! Kami tidak ada masalah" Aku berusaha menenangkan ibu karena aku tidak ingin beliau terluka jika mengetahui yang sebenarnya tentang pernikahanku dengan Julian hanyalah sandiwara. " Daridulu ibu ingin sekali memiliki anak perempuan tapi karena kondisi ibu yang lemah tidak memungkinkan untuk hamil lagi" " Mulai sekarang ibu bisa menganggapku sebagai anak perempuan ibu"  Aku sangat menyayangi ibu Julian seperti ibu kandungku sendiri. *** Julian POV Rasanya hari ini aku tidak bisa konsentrasi karena yang ada di pikiranku hanya Chelsea. " Sepertinya kau tidak konsentrasi dengan pekerjaan. Seharusnya kau berbulan madu dengan istrimu bukannya ke kantor sambil mengurus pekerjaan." " Aku hanya tidak ingin mengabaikan tanggung jawabku sebagai pimpinan perusahaan" " Bukannya aku sudah bilang kalau aku yang akan menghandle perusahaan" Aku hanya diam mendengar perkataan Richard dan aku mulai menelfon Chelsea " Julian!" " Ada yang ingin aku bicarakan setelah aku pulang dari kantor" " Baiklah! Kau mau ku masakkan apa?" " Tidak perlu repot - repot! Aku nanti akan makan malam diluar bersama kolegaku" " Baiklah nanti akan aku sampaikan pada ibu kalau kau tidak makan malam dirumah" Kemudian aku memutus telfon dan hatiku terasa lega mendengar suara chelsea yang begitu merdu ditelingaku. " Kau nanti malam jadi menemaniku main bilyard?" " Tentu saja! Aku sekarang butuh hiburan!" " Sepertinya kau tidak bahagia dengan pernikahanmu sendiri!" " Kenapa kau bisa berkata seperti itu?" " Jika kau bahagia mana mungkin hari ini kau masuk kerja. Pastinya kau lebih memilih berbulan madu bersama istrimu daripada mengurus pekerjaan" Memang benar apa yang dikatakan Richard jika aku tidak bahagia dengan pernikahanku karena yang sebenarnya pernikahanku hanyalah sandiwara *** JULIAN POV Tepat jam 11 malam aku sampai dirumah. Chelsea membuka pintu rumah dan membawakan jas dan tasku ke dalam kamar " Kenapa kau pulang larut malam?" " Aku ada meeting dengan kolegaku" " Aku sudah menyiapkan air hangat untuk kau mandi" Aku segera membuka seluruh pakaianku dan hanya memakai handuk. Aku melihat Chelsea yang terpana melihatku yang hanya memakai handuk " Chelsea!" Chelsea tersadar saat aku memanggilnya dan ia langsung pergi meninggalkan kamarku. Aku hanya tersenyum melihatnya yang terpesona dengan tubuhku. *** JULIAN POV Setelah selesai mandi, aku mengajak Chelsea untuk berbicara dengannya mengenai perjanjian yang aku buat " Ada yang ingin kubicarakan denganmu" " Apa yang ingin kau bicarakan?" " Aku ingin membahas soal perjanjian yang kita buat" Chelsea mulai berubah dan ia seperti tidak suka aku membahas perjanjian itu " Apa ada yang ingin kautambahkan?" " Sejujurnya aku tidak ingin berlama - lama mengikatmu dalam pernikahan ini karena aku tahu pasti kau ingin menghabiskan sisa hidupmu dengan pria yang kau cintai jadi aku akan melepasmu dengan mengurus surat perceraian kita" Tiba - tiba aku mendengar tangisan ibu. Aku dan chelsea langsung menoleh ke arah ibu " Apa maksud semua ini?!" " Aku bisa menjelaskan semuanya!" " Kenapa kau membohongi ibu dan ayah?!" " Aku melakukan ini semua demi kesembuhan ayah!" " Apa yang kalian lakukan salah besar dan ibu sangat membenci perbuatan kalian yang mempermainkan sebuah pernikahan" " Maafkan Julian! Ini semua salahku!" " Aku pikir kau perempuan yang baik, ternyata aku salah menilaimu! Kau hanya perempuan mata duitan! Aku tidak sudi memiliki menantu sepertimu!" " Ibu! Cukup! Jangan berkata seperti itu terhadap Chelsea!" " Cepat ceraikan perempuan ini! Ibu akan mencarikan calon istri yang lebih baik dari perempuan ini!" Ibu langsung pergi meninggalkan kami. Sedangkan Chelsea terus menangis dan aku berusaha memeluknya tetapi ia menolakku " Jangan peluk aku! Aku tidak ingin disentuh olehmu!"  Chelsea berlari meninggalkanku dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Aku menyesali perbuatanku yang telah menyakiti chelsea dan ibuku. *** JULIAN POV Keesokan paginya, suasana sangat hening dan tidak ada satupun dari kami yang mengeluarkan suara. Akhirnya ayah yang memulai pembicaraan " Kenapa kalian semua diam saja? Aku tidak suka sarapan dengan suasana yang hening seperti ini!" " Maaf ayah! Aku langsung pergi ke kantor" Aku langsung pergi karena ingin menghindari ibu dan chelsea *** Chelsea POV Saat aku sedang berada di dapur, tiba - tiba ibu datang menghampiriku dab membawa tasku yang berisi seluruh pakaianku " Mulai sekarang kau tinggalkan rumah ini dan jauhi anakku!" " Kenapa ibu mengusirku?" " Kau hanya menginginkan uang anakku! Tidak akan kubiarkan kau menghancurkan masa depan anakku!" " Aku mohon jangan usir aku!" Tiba - tiba ibu melempar sebuah cek ke arahku " Ambil cek ini dan segera pergi dari rumahku sebelum suamiku bangun !" " Baiklah aku akan pergi tapi aku tidak akan menerima cek ini!" " Sombong sekali kau perempuan murahan!" Aku sudah tidak kuat lagi menerima hinaan ini dan aku mulai keluar dari rumah hanya dengan membawa baju dan tasku. Lalu aku melihat sekali lagi rumah yang baru beberapa hari kutempati dengan Julian. Seumur hidupku aku tidak akan pernah melupakan kebaikan Julian terhadapku. Tiba - tiba aku melihat ada orang yang baru saja menepikan mobilnya di depan rumah Julian dan orang itu melihatku membawa tas dan aku langsung pergi dari rumah itu sebelum orang itu mengejarku
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD