Kepanasan

1003 Words
Saat akan tidur, Fikri mengabaikan Sari. Yang laki-laki itu lakukan hanya memainkan ponsel dan sesekali terkikik. Sikapnya mulai membuat Sari curiga. Dan ia bertekat untuk mencari tahu alasan perubahan sikap Fikri. 'Apa jabatan yang baru membuatnya menjadi arogan?' Ternyata Sari tidak perlu mencari tahu. Esok hari Sari mendapatkan jawaban yang ingin ia ketahui. Sebab saat ini Fikri pulang sambil bergandengan tangan dengan seorang gadis cantik, putih dan seksi. Apalagi mertuanya juga ikut turun dari mobil. "Siapa dia, Mas? " tanya Sari. Ada rasa takut yang muncul. Apalagi keduanya begitu mesra. Tubuhnya serasa lemas melihat kedekatan mereka berdua. Fikri dan yang lain tidak memperdulikan pertanyaan Sari dan masuk tanpa salam. Tentu saja hal ini membuat Sari semakin kalut. "Mas, Ibu, kenapa kalian diam saja? siapa dia?" tanya Sari. Hatinya mulai dirambati rasa takut. "Sari, dia adalah Selvi. Istri ku yang baru saja aku nikahi." "A-apa?" Seperti disambar petir, Sari menerima jawaban yang menyakitkan. "Teganya Mas melakukan itu." Tetes demi tetes air mata mengalir dari matanya yang teduh. "Itu karena kamu mandul! Jadi jangan salahkan putraku menikah lagi." Surti segera membela anaknya. Kembali Sari tersentak. Mertua yang Sari rawat, dan ia layani dengan sepenuh hati mengatakan hal yang menyakitkan. Ternyata di hati wanita tua itu tidak ada rasa sayang dan hanya kebencian di hatinya. "Bu, aku sehat. Hanya saja masih belum dikaruniai anak. Kenapa ibu tega mengatakan hal itu!" Fikri justru berdiri di depan Sari dengan wajah jijik. "Cukup Sari. Aku muak hidup miskin dengan mu. Aku tidak ingin membuang Selvi yang baik dan mandiri hanya karena istri yang tidak memberiku anak dan miskin! Mulai saat ini, aku talak tiga kamu!" Hancur sudah kepercayaan Sari tentang cinta sejati. Padahal ia mengira Fikri benar-benar mencintainya. Ternyata ia sama saja dengan laki-laki yang mengejar cintanya karena harta. "Maaf ya Mbak, Mas Fikri itu manajer. Jadi cocoknya sama aku. Aku juga punya usaha kuliner lo. Jadi wanita miskin dan mandul sepertimu, tidak pantas untuk Mas Fikri. " "Manager ya?" Sari lupa jika kemarin Fikri diangkat jadi manajer. Selama ini dia adalah karyawan biasa. "Sudah pergi sana! Ini rumah peninggalan suamiku!" usir mertua Sari. "Ternyata ini rupa kalian," geram Sari. "Bu, apa ibu tahu berapa gaji yang diberi Mas Fikri selama ini? hanya dua juta. Dan dengan uang itu ibu minta ini itu hingga lebih dari sepuluh juta perbulan. Ibu kira dari mana uang itu sehingga terus mengatakan aku miskin?" ucap Sari. Mertua Sari mendecih. "Ho kamu mengungkit baju dan tas palsu ini ya. Aku saja tidak sudi pakai barang kw. Mulai saat ini, aku yakin Selvi yang akan membelikan aku barang asli. Apalagi Fikri sudah jadi manajer." Surti melempar tas yang ia bawa. Lalu menuju ke kamarnya dan kembali melempar tas dan perhiasan yang ia kira palsu karena semuanya pemberian Sari. Sari pun memungut semua yang Surti lempar ke lantai. Ada lima tas merek dunia, juga perhiasan yang ternama. Namun mertuanya yang tidak tahu kualitas mengira ini barang palsu. "Ibu yakin ini barang kw? tapi sudahlah, karena ibu tidak mau, aku bisa apa?" Sari menghela nafas panjang, wajah lembut yang teduh berubah menjadi dingin. "Aku hanya akan menunjukkan kalau keberuntungan kalian sudah berakhir. Satu lagi, meski ini adalah rumah kalian tapi aku yang menebus sertifikat dari pegadaian. Jadi kembalikan uangku setelah itu aku pergi. Aku akan menjalani iddahku di sini." "Apa!? Tidak bisa begitu donk!" sergah Selvi. Sari mengusap air matanya. "Kalau kamu mau mengganti uangku, tidak masalah. Total lima puluh juta. Katanya kamu kaya." Selvi gelagapan saat mendengar nominal uang yang harus ia ganti. "ATM ku kena blokir. Nanti juga aku ganti. Jadi mending kamu pergi saja." "Tidak, kalau kalian tidak mengganti uang ku maka akan aku gadaikan rumah ini. Mas Fikri pasti tahu kalau sertifikat rumah ini ada pada ku. Tinggal pilih, mengganti uangku atau membiarkan aku tinggal di sini sampai masa iddah ku habis. " Fikri yang baru diangkat jadi manajer tentu saja tidak punya uang. Dari pada ia pusing mengembalikan uang Sari, ia pun setuju syarat dari Sari. "Ya sudah, kamu boleh tinggal di sini. Tapi aku tidak akan menafkahimu. Kamu tidak boleh numpang makan, dan perceraian akan tetap berlanjut." "Jangan khawatir. Aku juga tidak sudi menjadi istri pengkhianat dan laki-laki lupa daratan!" "Dasar mandul! beraninya kamu kurang ajar sama suamimu!" maki Surti. "Dia bukan lagi suamiku. Ibu dengar kan tadi aku ditalak." Surti terdiam, tapi ia memaki dengan hal lain. "Dasar miskin!" Sari pun melangkah ke kamar. Dia ingin sekali menertawakan dirinya sendiri yang berharap kalau Fikri pria setia. Padahal ia susah payah menyamar menjadi gadis biasa untuk mengetes kesetiaan Fikri. Nyatanya baru sehari ia diangkat menjadi manajer, laki-laki itu sudah menikah lagi. "Hehehe bodohnya aku. Mana ada cinta sejati. " Sari pun mengangkat teleponnya. Tatapan matanya yang dingin menyiratkan sebuah kekecewaan. Tiga tahun ini ia menyia-nyiakan hidupnya menjadi wanita biasa, melayani suami dan mertua demi sebuah cinta dan kasih sayang yang tulus. Ia bahkan bertahan dengan mulut pedas mertua. Yang ia dapatkan justru penghinaan dan pengkhianatan. " Pak Gunawan, pindahkan Fikri Santoso menjadi OB." "Bukankah ibu yang menyuruh Pak Fikri naik jabatan menjadi manajer? tapi kenapa sekarang anda menurunkan jabatannya." "Kalau dipikirkan lagi dia tidak pantas jadi manajer Pak. Dia tidak bisa apa-apa kan?" "Jujur saja, saya juga terkejut mendengar anda mengangkat dia jadi manajer. Dia tidak bisa memimpin rapat. Juga tidak tahu cara apapun. " "Itu memang kesalahan ku. Tapi bapak bisa menangani kan?" tanya Sari. "Serahkan pada saya Bu. Saya senang ibu sadar dan membatalkan perintah itu." 'Andai saja dia tidak menyakitiku, aku pasti akan membiarkan dia makan gaji buta. Tapi setelah melihat wajah aslinya, aku tidak sudi lagi.' "Ya sudah, bapak lakukan sesuai prosedur. Kalau sudah beres tolong beri tahu saya." "Baik Bu, pastinya ibu terima beres." Setelah itu Sari menutup teleponnya. Dia tersenyum sinis saat membayangkan wajah ketiga orang itu saat tahu Fikri dicopot dari posisi manajer. Ya, Sari ingin tinggal di sini demi melihat kehancuran mereka satu persatu. 'Aku menikmati wajah hancur mu Mas. ' Sari pun menghubungi pengacara nya. Dia ingin agar proses perceraian dipercepat. Ia tidak ingin lebih lama menyandang status istri seorang pengkhianat. Tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD