Menemukanmu

843 Words
Alex POV "Lucy, apakah proposal film dari sutradara Luke Anderson sudah tiba?" Tanyaku pada sekretarisku sebelum masuk ke ruanganku pagi ini. "Sudah pak, saya sudah meletakkannya di meja bapak." Sahut Lucy. "Baiklah,terima kasih Lucy." Ucapku lagi. Aku membuka proposal itu, mulai membacanya. Degh! mataku terbelalak dan jantungku seakan berhenti sedetik saat k****a nama pemeran utama wanita yang ditulis di proposal. Amora Cloudy Purnama alias Amora Sandjay (nama populer Amora di dunia artis). Kulanjutkan membaca, aku ingin tahu Amora akan berperan sebagai siapa dan adegan apa saja yang akan dia lakukan. Degh! Ada adegan panas di dalam film itu, dan Amora akan memerankannya. Mungkinkah Amora melakukannya? Seingatku aku mengenal Amora sangat menjaga kesuciannya karena dia taat beribadah dan takut melanggar ajaran agamanya. Bukan hanya sekali dia akan memerankan adegan romantis, namun beberapa kali karena itu sebuah film dengan genre romance, dan sekali adegan ranjang. "Hai Luke, aku sudah membaca proposal mu, ada beberapa kesepakatan yang ingin aku bicarakan sebelum kutandatangani pembiayaan film ini. Apa kau ada waktu makan siang nanti?" Kataku di sambungan telepon dengan Luke. "Ok Alex, kebetulan aku juga akan bertemu dengan Amora Sandjay nanti siang di cafe 2 blok dari gedungmu. Bagaimana kalau kita bertemu juga disana?" Sahut luke di telepon. "Baiklah Luke, sampai ketemu nanti siang ya." Sahutku menutup line telepon. "Amora, masih ingatkah kau padaku? Apakah kau masih menanti janjiku?" Batinku bimbang namun tak sabar ingin bertemu Amora, cintaku yang lama kusimpan baik di dalam hatiku. Unix Cafe Ternyata aku sampai di cafe ini terlebih dulu dari Luke dan Amora. Aku memilih tempat duduk dengan sofa empuk dan nyaman sangat cocok untuk bicara bisnis. Kulihat Luke datang bersama seorang wanita tinggi, warna kulit kuning Langsat bersih mulus, dengan rambut panjang kecoklatan bergelombang. Namun penampilan dan dandanan yang sangat bitchy, pakaian mini dress ketat dengan dandanan berani. Mungkinkah itu Amora? Kenapa dia berubah seperti ini? "Hai Alex, sepertinya kau sudah terpesona dengan Amora ya?" Canda Luke saat mendekat dan menyadari aku sedari tadi terus memandangi Amora sejak mereka melangkah masuk dari pintu. "Hai Luke, sepertinya bukan hanya aku saja, lihatlah semua mata di sini juga terpesona dengan wanita yang bersamamu ini." Sahutku sambil berdiri dan bersalaman dengan Luke. "Salam kenal pak Alex, saya Amora Sandjay." Sapa Amora saat bersalaman denganku. Degh! Jantungku berhenti seketika. Amora tak mengenaliku. Benarkah? Dia tak mengenalku sedikitpun. Ach iya aku yang kini sangat berbeda dengan yang dulu. Bisnisku di bidang entertainment menuntutku untuk berpenampilan modis dengan bentuk tubuh ideal, dan jadilah aku seperti saat ini. Tubuh tinggi tegap, berat badan ideal perut sixpack dan penampilan metropolis. "Hai Amora, senang bertemu denganmu." Sahutku menyapa Amora dan dia tersenyum. "Bagaimana Alex, kau tertarik dengan naskah yang aku ajukan?" Tanya Luke membuka pembicaraan bisnis kami. "Aku tertarik dengan naskahmu, namun aku ingin mengajukan beberapa syarat. Aku akan membiayai berapapun budget yang kau butuhkan asalkan aku diijinkan selalu mengikuti seluruh proses syuting film ini dari awal hingga akhir, dan jika ada suatu proses adegan yang aku tak suka maka kau harus menggantinya. Bagaimana? Ayolah luke.... Aku tak akan terlalu cerewet di lokasi syuting." Ucapku dan Luke tampak berpikir keras. "Alex, mengapa untuk kali ini kau tak percaya padaku? Biasanya kau selalu percaya penuh pada proses syuting yang aku lakukan. Ada apa sebenarnya? Aku tak pernah korupsi dalam budget film ku Alex." Tanya Luke bingung. Aku hanya melirik ke arah Amora dan Luke pun mengikuti arah pandanganku dan langsung memahamiku. "Ouw....okelah kalau itu alasanmu, aku setuju. Ingat! kau jangan terlalu bawel di lokasi syuting, karena lokasinya tidak senyaman seperti di rumahmu ataupun dikantormu." Ucap luke menyetujui syarat ku. "Amora, tak sia-sia aku mengajakmu siang ini, kau sudah menjadi Dewi Fortuna bagiku. Alex langsung setuju menjadi produser kita dan membiayai film kita. Sepertinya kita bisa langsung proses syuting mulai minggu depan." Ucap luke semangat pada Amora, dan Amora tersenyum bahagia. "Terima kasih pak Alex, saya tak akan mengecewakan anda. Saya yakin film ini akan disukai banyak orang dan memberikan banyak keuntungan bagimu." Ucap Amora padaku dan aku hanya tersenyum mengangguk. "Baiklah kalau begitu aku permisi dulu untuk persiapan syuting, ayo Amora. Bye Alex." Pamit Luke namun kutahan. "Tunggu sebentar, kalau tak keberatan bisakah Amora tinggal sejenak? Aku akan mengantarnya pulang nanti. Aku ingin berbincang penting dengannya mengenai film ini, mengingat dia pemeran utama di film ini." Ucapku dan lagi-lagi Luke kebingungan. Aku memang tidak pernah seperti ini, aku tidak pernah genit seperti beberapa produser m***m yang Luke kenal, aku anti wanita. "Amora???" Tanya Luke meminta persetujuan Amora. "Baiklah, tak masalah Luke. Aku juga bisa pulang dengan taxi. Hubungi aku kapan dan dimana aku harus syuting." Jawab Amora. "Sepertinya dia menyukaimu." Bisik Luke ditelinga Amora dan dia tersenyum. Namun aku pura-pura tak mendengarnya. Luke pergi meninggalkan aku berdua dengan Amora di cafe ini. Kami duduk berseberangan. Hening... tak ada pembicaraan di antara kami. Dia meminum ice chocolate kesukaannya masih sama seperti dulu. Aku hanya diam terus memandanginya. "Maaf pak Alex, sebenarnya apa yang ingin anda bicarakan dengan saya?" Tanya Amora sopan namun tak membuatku berhenti memandanginya. "Akhirnya aku menemukanmu Amora, sepertinya penampilanmu sudah banyak berubah Amora, lebih berani." Ucapku. "Maaf pak Alex, maksud anda apa ya? Aku tak mengerti." Tanya Amora bingung. "Amora, kau tak mengenaliku sedikitpun???" Tanyaku dan semakin wajah Amora kebingungan. "Gembul.." ucapku lagi dan kali ini matanya membelalak terkejut.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD