Tittle Girl With Scent.

1473 Words
Hembusan angin menerbangkan rambut pirang yang sedikit pink milik gadis di depan Scott. Matanya yang jernih dan bulat memandang Scott dengan terkejut dan buru-buru mengusir kupu-kupu yang mengelilinginya. Dengan panik ia bersembunyi di balik punggung Ken. Scott sedikit mendengus lalu duduk di kursi yang tidak ada seorang pun berani duduk terlebih dahulu. "Apakah hidungku yang tidak berfungsi dengan benar atau aku mencium aroma bunga di sini? " Tak bisa dipungkiri jika ruangan yang beraroma pinus kini diselimuti aroma bunga yang segar. Membuat pria yang hendak menanamkan peluru pada kepala Ken tua terpesona terpesona dengan puluhan kupu-kupu yang terbang di ruang tamunya. Josh dan anak buah Scott mengangguk membenarkan ucapan Scott. "Tu -tuan, ini adalah aroma putri saya. Ibunya dulu memberinya ramuan dari negeri asia yang membuat tubuhnya menjadi harum walaupun berkeringat. " Ken segera memuji putrinya yang hendak ia korbankan untuk membayar hutangnya di kasino milik Scott. "Dia putrimu? " "Pu-putri angkat ku. Ibunya sudah meninggal beberapa bulan yang lalu," jawabnya gugup. Scott mengangguk dan mulai menyalahkan cerutunya. Scott menduga tentang cara pelunasan hutang yang akan Ken ajukan. "Lalu apa tujuanmu membawanya markas ku? " "Itu-itu, baiklah. Aku ingin memberikan pada anda sebagai pembayaran hutang ku di kasino, " jawab Ken, keringat dingin mengalir di pelipisnya karena tegang. "Dia pasti akan menuruti anda, gadis ini memiliki fisik delapan belas tahun tapi pikirannya seperti anak kecil berusia delapan tahun. " "Ho. " Mata biru Scott memindai gadis yang mengedipkan bulu matanya yang panjang seperti kipas. Mulai dari mata, hidung, bibir kemudian ke gundukan yang menonjol didada gadis itu. "Hn. " Scott merasa itu ukuran yang lumayan besar, lalu pandangannya mendarat di lekukan pinggang dan pinggul gadis itu. "Dia memiliki kelainan? " "Benar, jadi dia tidak akan membantah perintah anda. Lihatlah wajahnya yang cantik anda bisa menjadikan dia penghangat ranjang atau pembantu di sini, dia tidak mungkin berbicara hal aneh karena sifatnya yang seperti anak kecil. " "Namamu siapa? " Scott bertanya pada gadis yang dibawa oleh Ken. Secara tidak terduga, gadis itu berjalan di depan Scott dan mulai memperkenalkan dirinya. "Namaku Cerry, Paman. Apa kabar? " Cerry memperkenalkan diri seperti ajaran ibunya. Kedutan terlihat dipelipis Scott. Dia agak shock di panggil paman oleh gadis di depannya. 'Memangnya aku setua itu, ' batin Scott kesal. "Seret Ken dari sini! dan kau Ken ini peringatan terakhir. Jangan pernah mengunjungi club maupun kasino ku lagi, Ken." "Baik, terimakasih. " Ken segera pergi meninggalkan markas Scott. Akhirnya dia lepas dari hutangnya meskipun harus mengorbankan anak teman baiknya. . Cerry hanya memandang kepergian Ken dengan sedih. "Apakah daddy akan kembali? " Cerry bertanya pada Scott. Terdapat genangan air di pelupuk matanya. "Apa yang ken katakan padamu? " "Dia bilang aku akan tinggal di sini dan harus menurut ucapan paman, tidak boleh membantah. " "Benarkah? " 'Bisakah gadis ini berhenti memanggilku paman? ' "He 'em. Ayah bilang kalau aku membantah perintah paman Scott itu bearti aku gadis buruk dan akan membuat ibu menangis." Scott memberikan isyarat pada Josh dan anak buahnya. Mereka segera meninggalkan Scott dan Cerry sendirian di ruang tamu. "Aku ingin kau mandi, sepertinya kau bau karena perjalanan ke sini. " Scott mencoba memancing Cerry. Jika dia memang memiliki jiwa anak berumur delapan tahun maka dia tidak akan malu mandi di depannya. "Dimana kamar mandinya paman? padahal ibu bilang aku selalu harum. " Cerry mengendus ketiaknya. Dengan mengangkat salah satu tangan membuat dadanya lebih menonjol karena tertarik dengan lengan. "Ikut aku dan berhenti memanggilku paman, panggil aku tuan. " "Baik." Cerry tersenyum lebar. Scott berjalan di depan Cerry sedangkan gadis itu berjalan dengan riang karena tidak tahu bahaya yang mengintai dirinya. Gadis itu masih mengagumi dekorasi mewah yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Scott mendengus, dia bukanlah pria yang percaya pada ucapan seseorang tanpa mengujinya lebih dahulu. Scott bahkan curiga jika gadis ini adalah jalang profesional yang Ken bawa. Langkah takut -takutnya seperti kelinci yang ketakutan. Cerry menatap waspada pada setiap orang yang ia temui kemudian menunduk. Sikapnya itu berlanjut dengan tangannya yang mencengkeram erat bajunya. Scott melihat hal tersebut, tapi dirinya masih belum percaya jika Cerry adalah seseorang yang terbelakang. Ia tetap menggiring Cerry ke tempat yang ia rasa cocok untuk mengetes Cerry. Langkah Scott berhenti di depan kolam yang disampingnya terdapat jakuzzi. "Wah indah sekali, Pam -eh tuan Scott. Bolehkah Cerry mandi di situ? " Mata Cerry berbinar kagum dan penuh harap. Sorot mata yang biasa didapat oleh seseorang yang tidak pernah merasakan sesuatu seperti ini sebelumnya. Jadi sudah pasti Scott menduga jika Cerry tidak pernah berenang di kolam setidaknya kolam yang bagus. "Boleh, kau memang kotor, " jawab Scott. "Apa tuan Scott tidak akan memukulku, nanti? " tanya Cerry dengan wajah berharap. "Kenapa aku memukulmu? " "Sebab ayah suka memukulku kalau aku mengotori sesuatu. " "Tidak, mandilah. " "Baik! " Cerry berseru senang, dia kemudian tanpa melepas bajunya satu persatu meninggalkan celana dalam bergambar barbie dan kaos. Tanpa menghiraukan sekelilingnya ia berlari kecil masuk ke kolam yang tidak terlalu dalam. "Kyaaa hahaha. " Sebagai gadis yang memiliki jiwa anak kecil, Cerry tidak menghiraukan bajunya yang basah terpampang di depan Scott. Dia bermain air dengan riang karena tidak pernah merasakan hal menyenangkan seperti ini. Scott menyeringai melihat kegembiraan Cerry, tawanya yang indah seperti lonceng pernikahan yang merdu. Bajunya basah kuyup dan dia terlihat berantakan namun dia tetap terlihat cantik. "Saatnya menguji dirimu, apakah kau bisa mengusir kebosananku Cerry. " Scott melepaskan pakaian formal yang sedari tadi menempel di tubuh. Dia mendekati Cerry yang bermain airnya seperti anak kecil. Perlahan indra penciumannya menangkap aroma wangi khas bunga mawar segera menyebar disekitar Cerry. "Membuatku semakin senang, " guman Scott. Seringainya semakin lebar. 'Saatnya mencicipi hidangan utama. ' "Kemarilah Cerry, aku ingin kau melakukan sesuatu untuk ku, " ucap Scott. "Baik pam eh tuan Scott!" Cerry segera berlari kecil menuju Scott. Langkah kecilnya nampak indah, dia terlihat polos tanpa tercemar kebusukan dunia, Scott seperti melihat malaikat yang turun dari langit. 'Ken beruntung bisa memberi seorang gadis manis seperti dia untukku, ' batin Scott. "Ya, tuan Scott. " WTF... Scott yang duduk bersandar di jakuzzi sedikit mengalihkan perhatiannya dari Cerry. Dia tidak menyangka jika Cerry muncul di atasnya seperti orang tak punya dosa. Hampir saja Scott tenggelam ke jakuzzi karena terkejut dan gagal fokus. "Tuan Scott?!" Cerry sedikit berteriak karena melihat Scott yang hampir tenggelam. "Aku tidak apa-apa. Pijat badanku, aku merasa lelah, " ucap Scott. Dia tidak sadar jika kehilangan ketenangan dan pengendalian diri. "Pijat? baiklah. " Tangan Cerry meraba tubuh berotot Scott. Dia mulai meremas bahu Scott seperti yang diajarkan ibunya. Tapi Scott menghentikan pijatan di dadanya dan menyuruhnya memijat kakinya. "Aku ingin kau memijatku di sini dan seperti ini. " Scott mengarahkan tangan Cerry agar memijit kakinya. Dia tidak ingin Cerry takut dengan dirinya jika dia paksa melakukan hal lainnya. "Seperti ini tuan? " tanya Cerry. "Benar. " Tiba-tiba Scott merasa penasaran dengan kehidupan Cerry sebelum bertemu dengannya. Dia pun bertanya pada Cerry tentang kehidupannya sehari-hari. "Apa saja yang disuruh ibu dan Ken padamu? " tanya Scott. Jika Cerry berkata Ken pernah menyentuhnya maka ia bersumpah akan membunuh pria itu. "Ibu menyuruh tidak boleh dekat dengan orang asing, harus menjauh jika dipegang orang asing. Lalu-- tidak boleh menunjukkan badan tanpa pakaian ke orang asing. " "Dengar, ibumu tidak berkata jika hal itu bisa diperlihatkan hanya pada satu orang. Setiap orang akan memiliki pasangan yang boleh berbagi hal seperti ini dan harus menolak orang lain. Jadi kau hanya boleh menunjukkan pada ku, okey? " "Oh, baik tuan, " jawab Cerry polos. "Daddy aku lebih suka kau memanggilku Daddy. Bukan tuan lagi, " perintah Scott. Jiwa sugar daddy Scott menyala. Fisik seusai delapan belas tahun tapi memiliki jiwa anak kecil, itu seperti seorang daddy yang merawat anaknya tapi bukan merawat dalam hal biasa. Merawat yang dimaksud Scott ini adalah mengajari Cerry tentang kesenangan dunia. "Tapi tuan bukan Daddy-ku, " jawab Cerry. "Aku akan menjadi Daddy-mu. Mulai sekarang aku akan mengajarkan kesenangan yang terlewat oleh mu. Mengerti? " "Ya Daddy. " "Good girl. " Lagi, aroma bunga itu menyapanya. Dia memang pernah mendengar jika ada ramuan dari Asia yang bisa membuat tubuh wangi, jadi Scott yakin jika istri Ken adalah orang Asia. "Duduk sini Cerry. Cepatlah. " Cerry yang kebingungan langsung duduk dipangkuan Scott. Dia merasakan tangan besar menyentuh kepalanya dan meremas mereka dengan shampo. "Daddy~?" "Ah...Aw. " Cerry semakin tidak mengerti dengan tindakan Scott tapi ia hanya menurut karena takut. Terutama saat itu ayahnya--Ken menyuruhnya menuruti segala perintah Scott. Selain aroma wangi Cerry, Scott juga penasaran dengan rambut pirang yang memiliki garis pink yang Cerry miliki. Dia pun terus mencuci rambut Cerry. Sedangkan gadis itu masih asyik bermain air sambil duduk dipangkuannya. tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD