bc

Not Your EX

book_age16+
153
FOLLOW
1K
READ
stalker
second chance
goodgirl
independent
drama
campus
highschool
first love
friendship
virgin
like
intro-logo
Blurb

cover : Canva

J-Ko sangat menggila pada cinta pertamanya, padahal dia sendiri tidak pasti apakah gadis itu mencintainya juga atau tidak? Mereka berpisah karena memperjuangkan masa depan masing-masing. Setelah terpisah jarak dan hilang komunikasi selama sepuluh tahun, apakah seorang mantan pantas diperjuangkan lagi oleh J-Ko?

chap-preview
Free preview
HADIAH
Citra berlari-lari ke lapangan bersama dengan Aqilla untuk segera berbaris dan mengikuti kegiatan MOS di hari pertama mereka menjadi pelajar Sekolah Menengah Atas. Citra dan Aqilla segera mengatur napas mereka setelah masuk ke dalam barisan kelas mereka. Para panitia kegiatan ini mulai berjalan masuk ke lapangan dan berdiri berjajar di atas podium. Pembawa acara segera memulai kegiatan pembukaan MOS pagi ini, lalu terlihat seorang laki-laki yang sangat berwibawa dan berwajah tampan, maju ke arah microphone untuk memberikan sambutan pembukaan. Suara riuh dari para siswi baru yang terkagum pun segera terdengar sangat memuja murid senior itu, membuat laki-laki tersebut tidak mampu memulai sambutannya. Seorang senior perempuan langsung maju dan berdiri di samping senior laki-laki tadi, lalu dia segera merebut microphone dari laki-laki tadi. “DIAAAMMM!!!” Teriak perempuan tersebut dan seketika semua suara riuh dari para siswi baru itu menghilang, membuat lapangan kembali hening. “Terima kasih kak Jovanka, mungkin lain kali tidak perlu sekeras itu suaranya.” Ucap senior laki-laki itu terhadap perempuan di sampingnya dengan tersenyum ramah. Perempuan bernama Jovanka itu langsung merona malu sambil menggerakkan tubuhnya dengan sikap centil di hadapan senior laki-laki. Senior Jovanka kembali ke jajaran para panitia lainnya, yang berdiri di belakang senior laki-laki itu. “Selamat pagi adik-adik tingkatku yang kusayangi dan kuhargai semuanya. Maaf untuk kehebohan senior Jovanka di pagi ini. Anggap saja untuk penghilang rasa kantuk kita dan meningkatkan semangat kita lebih lagi ya." sambut senior laki-laki itu di awal sambutan. "Baiklah, perkenalkan, nama saya Jarvis Keenan Orlando, kalian semua silahkan memanggil saya dengan sebutan kak J-Ko atau senior J-Ko, tapi kalian jangan salah paham ya, saya bukan anak dari pemilik brand donat terkenal itu." ucap Senior tampan itu memperkenalkan dirinya sambil bercanda untuk mencairkan ketegangan yang dibuat oleh senior Jovanka tadi. "Saya adalah ketua dari panitia kegiatan MOS ini, sekaligus ketua organisasi kesiswaan di sekolah kita ini. Saya mewakili seluruh senior yang ada, untuk mengucapkan selamat datang pada semua adik kelas di Boulevard school, selamat belajar dan mari berprestasi bersama! marilah bertumbuh semakin dewasa bersama di sekolah terbaik ini. Silahkan kalian bisa menemui saya atau senior yang lainnya, jika membutuhkan informasi apapun tentang sekolah kita ini.” lanjut senior laki-laki itu dengan ramah. Senior J-Ko pun masih terus memberikan sambutan pembukaannya hingga selesai, lalu diakhiri dengan pemukulan gong besar sebagai tanda dimulainya kegiatan MOS ini secara formal. Seluruh rangkaian acara pembukaan pun akhirnya selesai, dan mulailah para siswa baru sebagai peserta MOS untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing. Citra dan Aqilla bersyukur sekali karena mereka masuk dalam kelompok yang sama untuk semua kegiatan selama 3 hari ke depan. Ini semua berkat campur tangan kakaknya Aqilla yang termasuk dalam panitia MOS tahun ini. Citra dan Aqilla bersama anggota kelompok mereka lainnya segera mempersiapkan diri kembali ke lapangan untuk mendengarkan penjelasan tentang tugas-tugas yang akan mereka dapatkan hari ini. “Selamat pagi adik-adik kelasku yang sangat disayangi dan tentunya juga menyayangi senior J-Ko.” sapa candaan dari senior laki-laki lain yang bertugas memberikan penjelasan tentang tugas hari ini, sambil tersenyum lebar pada senior J-Ko. “Perkenalkan nama saya Arya Dirgantara, kalian bisa memanggil saya dengan panggilan Kak Ardi atau senior Ardi. Saya adalah koordinator acara dalam panitia MOS tahun ini. Hari ini tugas kalian sangat mudah sekali, kalian masing-masing individu hanya perlu mengumpulkan minimal 500 poin dengan cara mengumpulkan tanda tangan dan data diri dari para senior yang ada di sekolah kita. Untuk poin terbesar bisa kalian dapatkan dari senior J-Ko dan senior Jovanka karena masing-masing mereka memiliki poin 100, untuky panitia lainnya kalian bisa mendapatkan poin masing-masing 25, dan untuk senior lain yang tidak termasuk dalam panitia memiliki poin masing-masing 10. Kalian hanya diberikan waktu sampai jam 11 siang nanti, dan tepat jam 12 siang nanti kalian sudah harus kembali berkumpul dengan kelompok kalian di lapangan ini. Bagi kalian yang berhasil mendapatkan poin terbanyak dari seluruh peserta yang ada, maka kalian akan mendapatkan sebuah hadiah kejutan dari senior J-Ko dan senior Jovanka. Jadi semangatlah! Kita akan mulai kegiatan pengumpulan poin ini tepat jam 9, itu berarti 10 menit kemudian. Baiklah, seperti itu saja tugas kalian pada hari ini. Terima kasih dan semangat!” jelas Senior Ardi yang juga sangat tampan dan lebih humoris dibanding senior J-Ko tadi. Tepuk tangan riuh langsung terdengar saat para senior panitia itu mulai turun dari podium. Para siswa siswi baru segera menatap ke arah senior J-Ko dan senior Jovanka, memperhatikan kemana keduanya melangkah, supaya lebih mudah untuk mendapatkan tanda tangan dan tentunya poin yang besar. “Citra, ayo kita segera bersiap untuk meminta tanda tangan senior J-Ko dan senior Jovanka. Setelah itu kita bisa lebih santai mendapatkan poin sisanya.” Ajak Aqilla. “Aqilla, sebaiknya kita mencari senior yang lainnya saja. Mereka berdua pasti sudah banyak yang antri, nanti kita kehabisan waktu disana.” Sahut Citra. “Tidak Citra, poin nilai mereka terbesar, bayangkan saja dua tanda tangan dari mereka saja sudah 200 poin nya. Ayo Citra! Kita segera kesana, waktunya sudah dimulai.” Ajak Aqilla dengan semangat untuk menyusul para siswa lainnya yang mulai mengantri di sebuah tenda panitia. “Tidak. Kamu saja yang kesana, aku mau mencari senior yang lainnya saja.” Tolak Citra tetap memilih sesuai dengan rencananya. “Baiklah, bagaimana jika kita bertaruh? Aku akan mengantri di senior J-Ko dan Jovanka, kamu silahkan cari yang lain. Siapa yang mendapat poin terbanyak dari kita berdua, maka berhak mendapatkan hadiah dari yang kalah, bagaimana?” tantang Aqilla. “Deal!” sahut Citra setuju dengan taruhan mereka. Mereka berdua pun segera bersalaman dan langsung melangkah pergi ke arah yang berbeda sesuai dengan rencana mereka masing-masing dalam menyelesaikan tugas mereka. *** Dua jam sudah berlalu, perjuangan yang tidak mudah bagi para junior untuk mengumpulkan 500 poin dari tanda tangan para senior mereka, terlebih lagi jika mereka ingin mendapatkan poin dari senior J-Ko dan Jovanka. Pasangan senior itu memberikan beberapa syarat dan tugas untuk dilakukan sebelum memberikan tanda tangan dan data diri mereka pada para junior yang mengantri di tenda panitia. Aqilla dan Citra pada akhirnya kembali bertemu di lapangan di dalam kelompok mereka. Wajah seluruh junior sangat terlihat lelah dan tidak sedikit dari mereka berwajah kecewa, masam, dan juga sedih serta takut karena poin mereka ada yang tidak mampu mencapai nilai minimal yang ditentukan panitia. “Citra, wajahmu senang sekali, apa kamu berhasil mengumpulkan poin mu?” tanya Aqilla dan anggukan kepala juga senyuman lebar Citra menjawab pertanyaan Aqilla sekaligus membuat wajah Aqilla manyun sedih dan kecewa, terasa semakin lelah karena dia kalah taruhan. “HAAAAH??!!!!!!” Semua anggota kelompok mereka serempak teriak menganga lebar saat Citra menunjukkan bukunya dan total poin yang berhasil dikumpulkan olehnya. 890 poin. “WHAT???!!!!! WOW! Citra, kamu pakai jurus rayuan apa?!” tanya Aqilla sangat tidak percaya dengan angka poin yang dikumpulkan oleh Citra. Mereka langsung menjadi pusat perhatian dari kelompok yang lainnya. Semua anggota kelompok Citra mulai memeriksa dan menghitung jumlah tanda tangan di buku Citra, dan memang benar Citra mendapatkan poin sebanyak itu. Citra hanya senyum-senyum membiarkan teman-teman sekelompoknya memeriksa dan menghitung ulang tanda tangan di bukunya. ”Perhatian! Perhatian! Mari kita cari tahu siapa yang berhasil mendapatkan hadiah kejutan dari senior J-Ko dan juga senior Jovanka, kita juga akan mencari siapa yang harus menjalani sangsi karena tidak berhasil mencapai 500 poin. Kalian sudah siap?” ucap senior Ardi di podium, dan para peserta MOS itu segera berbaris rapi sesuai kelompoknya. “Oke, terima kasih atas kerja keras kalian semua, sekarang bagi kalian yang tidak mencapai nilai 500 poin, silahkan berdiri di sebelah kanan podium. Ayo jujur! Bergerak cepat!” seru senior Ardi dan langsung membuat para peserta yang dimaksud itu segera bergerak berpindah tempat sesuai perintah senior Ardi. Hanya tersisa 15 junior saja yang berdiri di tempat semula, termasuk Citra. Lalu buku mereka mulai diperiksa oleh panitia. Semua terasa menegangkan saat menanti panitia selesai menghitung poin dari lima belas junior itu. Wajah para panitia yang bertugas menghitung seketika mengarah ke arah Citra dengan tatapan dan bisik-bisik yang sangat heran, bingung, tidak percaya, entahlah wajah apa ekspresi para senior panitia itu. “Ada apa?” tanya Ardi pada teman-temannya. “Lihatlah! Kamu pasti juga tidak akan percaya dengan ini.” Sahut salah satu panitia sambil menyodorkan buku milik Citra. “Wahhh hebat nih anak!” Puji Ardi dengan senyuman bangga. “Bukan hanya hebat, ini gila! Dia mengumpulkan poin terbanyak, bahkan tanpa tanda tangan J-Ko dan Jovanka! Gila kan?!” seru panitia yang lainnya. “Mari kita umumkan, aku tak sabar melihat ekspresi J-Ko dan Jovanka saat tahu bahwa tanda tangan mereka tidak berarti apa-apa bagi pemenang kali ini.” Ucap Ardi dengan senyuman yang sangat penuh arti yang hanya dia pahami sendiri. Ardi lalu berjalan ke arah microphone di podium dengan membawa buku milik Citra. “Di tangan saya sudah ada hasil pemenang dari kegiatan kita hari ini. Sebelum saya umumkan siapa dia, saya terlebih dahulu ingin mengatakan bahwa peserta ini sungguh sangat hebat. Saya bisa melihat bahwa dia adalah siswi yang sangat cerdas di angkatan tahun ini, karena dia memiliki cara berpikir yang pastinya sangat berbeda dengan siswa siswi lainnya. Kenapa saya bisa mengatakan hal ini? Karena dia berhasil mendapatkan poin tertinggi, di angka 890 poin dalam waktu hanya 2 jam, dan yang paling membedakan dia dari yang lainnya adalah bahwa dia berhasil mendapatkan poin sebanyak itu tanpa satupun tanda tangan dari senior J-Ko dan Jovanka. Sungguh sangat menakjubkan bukan?” ucap Ardi sambil menoleh pada J-Ko dan Jovanka. Jovanka pun segera berdiri dari duduknya di samping J-Ko dan maju mendekati Ardi untuk memeriksa buku pemenang yang dipegang oleh Ardi. “Woo.. Woo.... Woo..... tenang senior Jovanka, tidak perlu tersinggung seperti itu.” Sindir Ardi dengan tersenyum lebar. Jovanka segera membawa buku itu pada J-Ko dan menunjukkannya dengan sangat kesal, berharap J-Ko bisa memberi balasan terhadap adik kelas yang telah berani meremehkan mereka. “J-Ko, kamu harus bisa memberi dia sebuah peringatan keras! Dia sudah berani menganggap kita tidak penting!” ucap Jovanka, sedangkan J-Ko masih tetap bersikap tenang dan tanpa ekspresi apapun setelah melihat buku itu. “Ardi, jangan membuang waktu! Cepat umumkan siapa pemenangnya!” seru J-Ko dan Ardi hanya memberikan tangannya ke kening simbol hormat pada perintah J-Ko. “Kalian semua pasti sudah sangat penasaran dengan pemenangnya, baiklah! Saya minta pada pemenang yang akan saya sebutkan ini untuk segera naik ke Podium. Pemenang dalam kegiatan hari ini berasal dari kelompok Cerah Ceria, yaitu CITRA ADELIA HARTAWAN!!!” Ucap Ardi berseru menyebutkan nama Citra sebagai pemenang. "AAAAA...!!!" PROK! PROK! PROK!!! Sorak sorai dan tepuk tangan anggota kelompok Citra pun langsung terdengar sangat heboh di barisan peserta yang mendapatkan hukuman. Citra segera tersenyum senang menoleh pada teman-teman sekelompoknya. Citra lalu maju ke depan dan naik ke atas podium. J-Ko dan Jovanka pun ikut berdiri dan maju menghampiri Citra untuk memberikan selamat dan juga mengumumkan hadiah bagi Citra. “Selamat. Kamu memang hebat.” Ucap J-Ko dengan senyum tenang. “Terima kasih senior J-Ko.” Sahut Citra dengan menundukkan kepalanya hormat sambil tersenyum pada J-Ko. “Jovanka, segera kamu umumkan hadiah yang berhak didapatkan oleh peserta hebat ini.” Ucap J-Ko pada Jovanka yang sangat terlihat tidak suka bahkan tidak mau memberi ucapan selamat pada Citra. “J-Ko, bisakah kita ganti saja hadiahnya?” tanya Jovanka berbisik pada J-Ko. “Tidak! Kita harus profesional! Hadiah ini sudah ditetapkan oleh semua panitia, jadi kita tidak boleh mengubahnya.” Sahut J-Ko masih terus menatap pada Citra yang memilih menghadap ke depan, karena dia tak sanggup menerima tatapan tanpa ekspresi dari senior pujaan para junior. Jovanka pun dengan kesal dan sedikit menghentakan kakinya melangkah ke arah Ardi lalu merebut microphone di tangan Ardi dengan kasar. “Baiklah, inilah hadiah bagi pemenang hari ini. Karena pemenangnya adalah seorang gadis, maka dia akan mendapatkan hadiah sebuah kencan bersama senior J-Ko selama satu hari penuh di akhir pekan nanti.” Ucap Jovanka mengumumkan hadiah bagi Citra. Semua terkejut, dan situasi langsung menjadi ramai karena semua junior merasa takjub dengan Citra dan tidak percaya bahwa hadiahnya sangat membuat iri banyak peserta perempuan lainnya. Tidak hanya para peserta yang ada di lapangan saja yang terkejut, tapi Citra pun sangat terkejut mendengar pengumuman senior Jovanka barusan. “Apa?! Kencan satu hari penuh dengan senior J-Ko?! Hah?! Hadiah macam apa ini?! Tidak! Aku tidak mau! Lagipula ini senior sudah gila atau bagaimana sih?! Bukankah ini sama saja dengan mereka sedang menjadikan ketua mereka sebagai seorang gigolo?! Hadiah bagi seorang perempuan, iihhhh...menjijikkan!” Batin Citra menolak. “Jadi Citra Adelia Hartawan, kira-kira kemana kamu akan memilih tempat untuk berkencan sehari dengan senior J-Ko?” tanya Ardi pada Citra yang masih diam saja di tempatnya berdiri. “Eh, maaf senior, maaf. Maaf, karena saya tidak bisa menerima hadiah seperti itu. Maafkan saya. Maaf senior J-Ko, saya harap anda tidak tersinggung.” Sahut Citra menolak, dan kali ini seluruh peserta kembali terkejut karena penolakan Citra, terlebih para senior panitia. Hadiah ini sudah sangat dimimpikan oleh banyak senior yang sejak dulu mengincar J-Ko, berkencan sehari penuh. Tapi justru ditolak oleh Citra dengan cepat tanpa berpikir dan tanpa alasan apapun. “Hei sombong! Kamu pikir siapa kamu?! Beraninya kamu menolak senior J-Ko! Apa kamu ini gadis kuper dan culun yang tidak pernah mengetahui siapa senior J-Ko dari Boulevard School ini?! Dasar kurang ajar!” marah Jovanka pada Citra. “Maaf senior, saya tahu siapa senior J-Ko, tapi sungguh saya tidak bisa menerima hadiah seperti ini. Silahkan kalian berikan pada pemenang kedua saja, saya tidak keberatan, saya hanya ingin menyelesaikan tugas saja, tidak mengharapkan hadiah apapun, apalagi hadiah seperti ini. Maafkan saya.” Sahut Citra dengan tenang dan tetap sopan lalu melangkah hendak turun dari podium. “Tunggu! Aku belum mengijinkanmu untuk turun dari podium!” seru J-Ko dengan penuh wibawa menahan langkah Citra. “Kamu boleh menolak hadiah ini, tapi boleh aku tahu kenapa kamu menolak hadiah ini? Karena semua panitia sudah sangat memikirkan hadiah ini untuk memberikan yang terbaik bagi usaha keras para peserta MOS.” Lanjut J-Ko, membuat Citra berbalik lagi dan menghadap J-Ko, juga menatap langsung ke mata J-Ko dengan berani. “Karena saya sangat menghargai senior J-Ko. Saya tidak mau senior J-Ko menjadi seperti seorang gigolo yang diberikan sebagai hadiah bagi pemenang perempuan. Lagipula saya juga bukan tante kesepian yang justru bangga dan senang mendapatkan hadiah seorang laki-laki tampan. Itulah alasan saya.” Sahut Citra dan langsung membungkam semua mulut siapapun yang ada disana. J-Ko dan yang lainnya tetap diam menatap Citra yang melangkah turun dari podium. J-Ko sungguh tenang ekspresi wajahnya, namun hatinya sungguh sudah dibuat tidak tenang oleh sikap dan ucapan Citra barusan. Ardi yang mengetahui situasi zonk saat ini, langsung mengambil alih microphone di tangan Jovanka dan segera menutup kegiatan hari ini hanya setengah hari saja. “Baiklah para junior, kegiatan hari ini hanya sampai disini saja, bagi kalian yang berhasil mengumpulkan poin di angka minimal, kalian bebas dari tugas dan diperbolehkan untuk langsung pulang, sedangkan bagi kalian yang kurang dari 500 poin, maka setelah ini hingga tiga hari ke depan, kalian harus membersihkan seluruh sekolah ini dari semua sampah dan bahkan debu yang ada setelah selesai kegiatan. Apa kalian mengerti?” ucap Ardi dan segera mendapat seruan iya dari seluruh peserta yang mendapat sangsi. Semua panitia segera kembali ke ruang organisasi, mengikuti langkah J-Ko dan Jovanka. Semuanya terlihat berbisik-bisik membicarakan tentang hal-hal yang mungkin akan terjadi di ruang organisasi sebentar lagi. J-Ko pasti akan mengamuk dan marah besar karena usulan mereka telah membuat J-Ko justru kehilangan harga dirinya di hadapan para peserta.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

CEO Pengganti

read
71.2K
bc

See Me!!

read
87.9K
bc

Air Mata Maharani

read
1.4M
bc

LOVE ME

read
771.4K
bc

TERSESAT RINDU

read
333.4K
bc

Hate You But Miss You

read
1.5M
bc

Marriage Not Dating

read
550.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook