BAB 3: MALAM MINGGU

1191 Words
SELAMAT MEMBACA *** 5R bersaudara tengah duduk dengan santainya di depan televisi. Menyaksikan tayangan televisi yang menurut mereka membosankan itu. Berkali-kali Rumana membuang nafasnya dengan bosan. Dia lalu melirik pada saudaranya yang lain. Di dalam hati dia bertanya apa tidak ada satupun dari keempat saudaranya itu yang memiliki acara. Mengingat ini adalah malam minggu. Dan mereka justru duduk dengan tenang di rumah. "Mas..." panggil Rumana pelan. Rhandra, Randhika, Raditya dan Radin keempatnya kompak menoleh pada Rumana. "Kenapa?" Tanya Rhandra. "Kalian tidak ada yang punya acara malam ini?" Tanya Rumana lagi. Sambil menatap kakak laki-lakinya itu satu persatu. Namun keempatnya kompak menggeleng dengan pelan. "Di dekat kelurahan itu masih ramai tidak kalau malam minggu begini?" Tanya Rumana lagi. Karena dia benar-benar bosan dan ingin keluar. Sekedar mencari jajan ataupun es. "Makin ramai malahan Dek, kenapa memangnya?" Jawab Radin. "Ke sana yuk." "Cari apa?" Sahut Raditya. "Ada nya apa?" "Banyak. Soalnya ramai disana apalagi kalau malam minggu begini." "Yasudah ayo kesana. Bunda sama Ayah saja malam mingguan masa kita yang muda-muda malah diam di rumah begini." Ucap Rumana dengan semangatnya. 4R bersaudara hanya saling menoleh, namun langsung mengangguk setuju. "Ayo kalau begitu." Ucap Rhandra yang pertama kali berdiri. Dia mematikan televisi dan di ikuti adik-adiknya. *** Sampai di dekat kelurahan suasana memang ramai, bahkan Rumana terkejut saat melihat ada lapangan disana. Seingatnya dulu disana itu perkebunan, kenapa sekarang beralih fungsi menjadi lapangan. Tapi meski begitu, Rumana memilih tak ambil pusing. Dia menikmati minuman dan makanan yang tadi mereka pesan. Kelimanya duduk di meja yang disediakan di sana. Banyak pengunjung lain yang menyapa ketika melihat mereka duduk. Tidak sedikit pula gadis-gadis yang diam-diam mencuri pandang pada mereka. Keempat putra Rama dan Rinjani memang sedikit terkenal. Mereka menjadi idola para gadis dan ibu-ibu disana. Tidak sedikit para orang tua yang terang-terangan meminta mereka menjadi menantunya. "Kok sekarang makin ramai sih disini? Perasaan dulu cuma ada penjual nasi goreng sama sate." Ucap Rumana lagi. "Memang. Karena sejak dua tahun yang lalu, tempat ini di renovasi. Di jadikan taman desa. Makin hari makin banyak penjualnya. Orang-orang juga berdatangan untuk jajan atau sekedar duduk-duduk jadi ramai sekarang." Ucap Randhika memberitahu adiknya. Rumana hanya mengangguk pelan, lalu kembali memakan bakarannya. Mereka memang memesan banyak makanan malam itu. Termasuk menuruti permintaam Rumana yang kalap melihat banyaknya jajanan disana. "Ayah sama Bunda kira-kira kemana ya Mas. Masa tega kita di tinggal begini." Ucap Rumana lagi dengan sendunya. Tidak terima di tinggal malam mingguan oleh kedua orang tuanya. "Mana kami tau. Ayah Bunda memang tidak mau kalah sama yang muda, paling juga akal-akalan bunda ini. Wibawa ayah berkurang, karena terlalu memanjakan bunda." Bisik Radin lirih. Brak ... Rumana memukul meja sedikit keras. Lalu menatap tajam kearah kakak laki-lakinya itu. "Awas lo nanti Ruma adukan sama Bunda kalau Mas Radin bilang gitu," ancam Rumana dengan senyum culasnya. Radin langsung mengambil bakaran di tangan Rumana dan memakannya. "Dasar penghianat, Mas malas lah cerita sama Ruma." Ucap Radin. Rumana dan ketiga kakaknya hanya tertawa melihat wajah kesal Radin. "Nyusul Bunda yuk Mas," ucap Rumana lagi. "Mau nyusul kemana. Tau perginya saja tidak? Masa mau keliling Jogja cuma mau cari ayah bunda. Iya kalau ketemu, kalau malah kaya anak ayam kehilangan induknya bagaimana?" Jawab Randhika. Lagi-lagi Rumana hanya bisa menghela nafasnya dengan kecewa. Sudahlah memang sudah nasibnya menghabiskan malam minggu bersama kakak-kakaknya. Meski terlihat seperti sekumpulan jomblo yang mengenaskan juga tidak apa. "Itu Mas Rudi kan Mas?" Raditya menepuk lengan sang kakak. Menunjuk seorang laki-laki yang baru turun dari sepeda motornya itu. "Oiya, mau ngapain dia disini tumben mau datang ketempat ramai begini?" Tanya Rhandra pelan. "Mas Rudi..." panggil Rhandra pada laki-laki yang tengah berjalan sedikit jauh dari tempat mereka duduk. Laki-laki itu menoleh dan melambaikan tangannya. Namun, langsung pergi tanpa datang menyapa. "Kok pergi itu?" Guman Raditya. Mereka memang mengenal Rudi, karena mereka teman sepermainan saat kecil terutama Rhandra dan Radhika. Juga mereka tinggal di desa yang sama. Dulu mereka sering ngobrol saat bertemu, namun sekarang sudah jarang karena terhalang kesibukan masing-masing. "Sibuk kali." Ucap Rhandra dengan cueknya. "Mas Rudi masih tinggal di kampung ini Mas?" Tanya Rumana pada Rhandra. Kakaknya itu mengangguk dengan pelan. "Kalau tidak tinggal disini memangnya mau tinggal di mana lagi? Kan memang rumahnya disini." Ucap Rhandra lagi. "Apalagi dia sekarang jadi lurah, mana bisa pergi-pergi." Sahut Radin. Rumana mengangguk mengerti, dia juga sudah mendengar mengenai Rudi yang sekarang menjadi lurah di desanya itu. "Dari mana Mas?" Tanya Rhandra saat Rudi terlihat berjalan mendekat kemeja mereka. "Ini tadi ngantar ponselnya Aslan, ketinggalan di rumah. Sama bulik suruh ngantar kesini." Ucap Laki-laki bernama Rudi itu. Aslan adalah adik sepupunya, yang kebetulan berjualan wedang ronde dan angkringan di lapangan itu. "Duduk sini Mas, nongkrong-nongkrong dulu kan mumpung malam minggu." Radin menggeser sedikit duduknya untuk mempersilahkan Rudi bergabung bersama mereka. Duduk di kursi panjang dengan meja sebagai batasnya. Rudi tersenyum menanggapi ajakan Radin. Sepertinya sudah lama dia tidak melihat kembar bersaudara itu. "Boleh, kalau tidak ganggu kalian." Ucap Rudi lagi. "Ganggu apa sih Mas, orang kita juga cuma nongrong ini tadi. Ada yang rewel ngajakin beli jajan," sahut Rhandra. "Mas Rudi mau minum apa biar tak pesankan," Raditya berdiri untuk memesankan minuman. Namun, Rudi buru-buru mencegahnya. "Radit, tidak usah repot-repot. Nanti kalau mau, biar saya pesan sendiri." Ucap Rudi lagi. "Ahh tidak repot. Orang cuma pesan ini. Es teh atau kopi?" Tanya Raditya lagi. "Kopi saja." Ucap Rudi lagi. "Es teh Mas satu. Sudah habis ini." Ucap Rumana langsung. Mengangkat gelasnya yang sudah kosong. Raditya hanya mengangguk lalu pergi memesan. Rudi yang sejak tadi tidak menyadari keberadaan Rumana. Sedikit terkejut ketika tiba-tiba mendengar suara gadis itu. Saat di toleh, ternyata memang benar ada seorang gadis mungil di antara kedua kakaknya. Tubuh kecilnya terhalang dengan tubuh kakak-kakaknya sehingga dia tidak menyadari keberadaanya tadi. "Ini Rumana kan?" Tanya Rudi dengan ramahnya. Dia hampir saja tidak mengenali gadis itu karena sudah jauh berbeda dari terakhir dia melihatnya. Enam atau tujuh tahun yang lalu. Sudah lama sekali ternyata. "Iya, Pak Lurah apa kabar?" Sahut Rumana dengan sopan. Meski sangat canggung tapi dia berusaha bersikap biasa saja. Berusaha melupakan kejadian masa lalu yang mungkin saja belum di lupakan oleh laki-laki itu. "Alhamdulillah baik. Kapan pulang? Sudah lama ya tidak bertemu Dek Ruma." Jawab Rudi lagi. "Tadi siang Pak." Jawab Rumana seadanya. "Sudah lulus berarti kuliahnya?" "Iya sudah." "Alhamdulillah. Lama ya tidak pulang." "Iya." Jawab Rumana lagi. "Ini juga kalau tidak di jemput mana mau pulang Mas." Celetukan Radin mengundang sedikit tawa di antara mereka. Begitupum dengan laki-laki bernama Rudi itu. "Coba saya ketemu di luar, pasti tidak kenal kalau ini tadi Dek Ruma. Sekarang semakin cantik." Ucap Rudi lagi dengan jujurnya. Gadis di hadapannya memang cantik. Jauh lebih cantik dari beberapa tahun yang lalu. "Akhirnya ada yang bilang cantik juga, meski tidak harus di pamerkan ya Dek?" Sindir Rhandra. Ucapan Rhandra tentu saja membuat Rumana merasa malu. Kenapa kakaknya itu harus mengatakan seperti itu. Membuatnya kehilangan muka saja. "Apasih Mas," jawab Rumana sekenanya. Dia lalu memilih diam. Tidak mau memperpanjang pembicaraan lagi. Sedangkan Rudi, laki-laki itu asik berbincang bersama 4R bersaudara. Layaknya teman lama yang sedang reuni. Meski sudah sama-sama dewasa tapi mereka dulunya adalah teman sepermainan. Jadi wajar saja jika akrab dan tidak canggung dalam berinteraksi. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD