bc

I'M (NOT) ALPHA MATE

book_age18+
899
FOLLOW
5.3K
READ
alpha
badboy
brave
dare to love and hate
luna
drama
bxg
werewolves
enimies to lovers
like
intro-logo
Blurb

Di saat semua orang yang ku sayangi tak menginginkanku, aku hanya bisa lari sejauh mungkin hingga kehidupan baru itu datang. kehidupan yang lebih nyaman, tanpa orang yang membenciku dan tanpa manusia serigala tentu saja.

Tapi, apakah Moon Goddess sebaik itu padaku?

Cover by : Amaiyano

chap-preview
Free preview
BAB 1
"Jangan berlari seperti itu, Eliz." Mata itu menatap khawatir ke arah gadis kecil yang memiliki bulu abu-abu kehitaman yang menutupi seluruh tubuhnya. Tentu saja gadis kecil dengan bulu diseluruh tubuhnya itu bukanlah manusia biasa karena gadis kecil itu adalah bagian dari kaum manusia serigala. Eliz atau Elizabeth gadis kecil itu tak mengindahkan ucapan ibunya, dia terus berlari dengan riangnya. Dia berlari tanpa beban, mengejar beurung-burung yang tengah berkumpul di tanah lapang dan mencoba untuk menangkapnya namun burung-burung itu terlalu pintar, sehingga saat akan ditangkap burung-burung itu berterbangan. Apa yang dilakukan Elizabeth sekarang adalah Setelah seminggu mengalami demam tentu saja saat diberikan kebebasan seperti ini Elizabeth tak akan melewatkannya, dia terlalu senang menghirup aroma rerumputan yang menguarkan aroma embun pagi yang menenangkan. “Ibu, lihat burung-burung itu tidak mau bermain denganku!” suara teriakan Elizabeth membuat ibunya menatap dengan senyum geli. Siapa juga yang akan mau bermain dengan anak yang memperlihatkan cakar dan taringnya. Elizabeth terlihat cemberut sebelum kembali berlari dengan riangnya untuk kembali mengejar burung-burung itu. “Elizabeth….” suara dengan intonasi berat itu sontak membuat Elizabeth menoleh dan seketika tersenyum lebar saat melihat ayahnya yang sudah tidak dilihatnya selama seminggu ini. “Ayaaaah….” teriak Elizabeth dengan kencangnya seraya berlari ke arah ayahnya. “Jane lihat, dia mirip sepertimu.” ucap suarat berat itu tanpa bisa menyembunyikan senyum bahagianya. “John, bukannya istirahat, kamu malah ke sini.” ucap Jane khawatir. Tangan kekar John mengusap rambut Jane dengan penuh rasa sayang. “Aku terlalu merindukan kalian.” balasnya, kemudian memberikan kecupan kecil di atas puncak kepala Jane. “Apa kamu merasa kesepian jika hanya berdua dengan Eliz?” “Ya, maka dari itu jangan pergi terlalu lama, John.” lirih Jane. “Kamu tidak ingin memiliki anak yang lainnya?” tanya John dengan tersenyum nakal. Jane mendengus sebal dan memberikan pukulan di lengan John. “Aku cuman butuh kamu di sisiku, bukan yang lainnya.” kata Jane dengan kesal. Elizabeth berlari dengan cepat saat melihat ayah dan ibunya yang terlihat sangat mesra itu. Saat sampai di depan kedua orangtuanya, Elizabeth memeluk kaki ayahnya dengan sangat kuat. Dia tidak ingin melepaskan pelukannya karena aroma ayahnya yang terasa sangat menenangkan dan Elizabeth sangat merindukan aroma tubuh ayahnya. "Eliz suka aroma tubuh Ayah" "Jika seperti itu..." tangan besarnya terulur dan membawa Elizabeth pada dekapannya. "Ayah akan selalu memelukmu seperti ini."   ***   “Dan sampailah kita pada sosok Elizabeth si gadis pembawa sial di keluarganya.” Suara itu menyadarkan Elizabeth dari lamunan panjangnya. Matanya dengan malas menatap ke arah Amanda, gadis yang bersua dengan keras itu. Amanda dengan teman-temannya mengelilingi Elizabeth seakan Elizabeth merupakan barang di museum yang dipertontonkan. Elizabeth sontak membuang pandangannya  ke arah jendela yang menampilkan lapangan yang penuh dengan sosok anak-anak yang tengah bermain. “Amanda bisakah kamu menjelaskan bagaimana kisah dibalik julukan itu?” tanya anak yang lainnya. Amanda memamerkan senyum manisnya. “Begini, dahulu kala ada seorang gadis kecil yang merengek ke Ayahnya untuk dibawakan hadiah ulang tahun, karena keinginan sang anak yang amat sangat pada barang itu, Ayahnya pergi mencari hadiah yang diinginkan sang anak. Naas, sang Ayah malah terbunuh oleh rogue yang sebelumnya mengganggu pack kita.” Tawa pecah setelah Amanda menceritakan kisah itu. Kisah yang sudah berhembus dari tiga tahun yang lalu. Kisah yang awalnya mereka gosipkan secara sembunyi-sembunyi dan sekarang mereka dengan terang-terangan mengucapkan itu. Semua itu semakin menjadi hingga menghancurkan masa sekolahnya karena tak ada satupun yang mau bermain dengannya.Mata Elizabeth memanas, dia menghirup napas dalam-dalam dan mencoba tersenyum. Dia tidak boleh terlihat lemah, dia tidak ingin membuat Amanda menang dengan semua ejekannya. “Ayahnya juga terlalu lemah bukan?” celetuk seorang anak lainnya tiba-tiba yang membuat Amanda menjentikan jarinya. “Yup benar, Ayahnya terlalu lemah. Melawan rogue yang sudah dikalahkan saja sudah tewas, lalu bagaimana dengan keturunannya bukankah sama-sama tak berguna?” “Like father, like daughter,” ucap Amanda yang disusul tawa anak-anak yang lainnya. Gebrakan meja sontak saja menghentikan tawa yang terdengar. Semuanya menatap ke arah Elizabeth yang menatap mereka dengan geram. Mata abu-abu itu tampak tergenang oleh liquid bening. Elizabeth akan menangis namun ditahannya. “Tutup mulutmu!” katanya dengan muak. “Kau menyuruhku?” tanya Amanda dengan pandangan meremehkan. “Coba ulang sekali lagi.” “Tutup mulut busukmu itu, sialan!” desis Elizabeth tanpa takut. “Kalau aku enggak mau gimana?” tanya Amanda. “Aku enggak akan segan-segan bakalan ngelukain kamu.” Sontak saja Amanda tertawa namun tak lama setelah itu dia menatap Elizabeth dengan tajam. “Manusia serigala tak berguna,” desis Amanda disusuli oleh sebuah tamparan yang dia berikan untuk Elizabeth. “Pembawa sial,” ucap Amanda lagi sebelum meludahi Elizabeth. “Ayo kita pergi,” ajaknya pada semua teman-temannya yang asik menonton sedari tadi, tak berani bersua apalagi ikut melakukan kontak fisik jika Amanda tak menyuruh. Mata Elizabeth memandang dengan penuh amarah ke arah sosok Amanda yang perlahan menjauhinya. Tanpa bisa dikendalikan lagi Elizabeth dengan sekuat tenaga berlari ke arah Amanda dan tanpa ragu menarik rambut Amanda hingga rintihan sukses keluar dari mulut Amanda. “Lepasin!” pekik Amanda keras. Semua teman Amanda sontak berusaha melepaskan pegangan tangan Elizabeth pada rambut Amanda. Cengkeraman Elizabeth terlalu kuat hingga saat dia berhasil didorong ke belakang, banyak surai rambut Amanda yang terbawa di tangannya. “Dasar gadis pembawa sial.” Amanda berlari ke arah Elizabeth mencoba mencakar gadis itu dengan kuku tajamnya. Tak tinggal diam Elizabeth berusaha menghindar dan mencoba melawan juga, dia sudah terlalu muak dengan segala kelakuan Amanda selama ini. Terlalu muak hingga dia tidak bisa membendung lagi semuanya. Elizabeth kembali mendapat serangan dari Amanda dengan sangat cepat, beruntung Elizabeth bisa menghindar. Sayangnya, Amanda kembali melayangkan serangannya hingga cakarnya sangat dekat dengan wajah Elizabeth, namun Elizabeth berhasil menahannya dan setelah itu Elizabeth melayangkan tangannya ke arah pipi Amanda dan setelah itu terdengar rintihan panjang Amanda. Darah menetes dari kuku tajam Elizabeth, saat manik matanya menatap darah segar itu, sontak saja Elizabeth melepaskan cengkeraman tangannya. Kaki mungilnya mundur beberapa langkah hingga membentur tembok. Dia tak bisa memalingkan wajahnya dari Amanda yang memegangi pipinya yang terkena cakarannya. “Tahan dia!” perintah Amanda dengan penuh amarah. Elizabeth tak bisa mennyembunyikan keterkejutannya atas apa yang telah dia perbuat pada Amanda dan tubuhnya hanya bergeming menatap darah yang mengotori tangannya. Kesadaran Elizabeth kembali saat dia merasakan kedua lengannya ditahan. Tak hanya lengannya, kakinyapun dihimpit hingga dia tak bisa bergerak. “Lepasin, lepasin enggak!” pekik Elizabeth sambil meronta-ronta mencoba melepaskan dirinya. “Enggak akan! Aku akan melakukan hal yang sama sepertimu.” Amanda berjalan semakin dekan hingga akhirnya dia berada tepat di depan Elizabeth. Amanda mengelus pipi Elizabeth dengan kuku tajamnya. Mengelusnya hingga dengan perlahan dia menggoreskan kuku tajamnya di pipi Elizabeth. “Aaahh….” rintihan itu terdengan dari bibir mungil Elizabeth. Dia bisa merasakan kuku yang awalnya berada dipermukaan kulitnya perlahan namun pasti semakin dalam menusuknya. Tak tahan lagi Elizabeth coba membebaskan dirinya, aksinya itu membuat Amanda menghentikan aksinya melukai pipi Elizabeth. “Kamu hanya akan membuang-buang tenagamu saja melakukannya.” Amanda mencengkeram pipi Elizabeth, cengkeraman itu juga membuat luka baru untuk Elizabeth. Darah muncul dari sela-sela kuku Amanda, amarah gadis itu sudah di ubun-ubun hingga rasa sakit yang awalnya terasa karena cakaran Elizabeth seakan tak berasa lagi. Elizabeth gadis itu sontak menutup mata saat merasakan perih di wajahnya. Di sela-sela itu, Elizabeth merasakan cengkeraman di lengannya mengendur yang membuat dirinya tak akan menyia-nyiakan kesempatan itu untuk membebaskan dirinya. Tak mengindahkan rasa sakitnya Elizabeth menghempaskan kedua orang yang memegangi lengannya dengan kekuatan penuhnya, tak sampai di sana Elizabeth lantas menendang perut Amanda hingga gadis itu terjungkal kebelakang. Mereka semua merintih kesakitan, Elizabeth akhirnya bisa bernapas lega saat itu juga. Baru saja Elizabeth akan melangkah, sebuah suara yang amat dikenalnya terdengar. “Sudah puas melakukan kekerasan pada temanmu-temanmu!?” Tubuh Elizabeth sontak membatu dan tatapannya langsung tertuju ke arah depan kelas di mana di sana terdapat Miss Watson, dia merupakan guru yang ditakuti di sekolah. Mata tajamnya dibalik kacamata itu melihatnya dengan tatapan tajam. “Bawa mereka ke uks,” perintah Miss Watson pada siswa yang kebetulan ada di sana. Mereka semua hanya diam menuruti perintah itu karena tak ada yang berani dengan sosok Miss Watson yang terkenal killer. “Kecuali dia,” tunjuknya pada pada sosok Elizabeth. “Miss, ini bukan seperti yang Anda lihat.” Miss Watson menatap Elizabeth dengan tajam, matanya menelisik gadis remaja itu dari atas hingga ke bawah. “Aku sudah melihatnya.” Elizabeth sontak diam, dia menatap sosok Miss Watson dengan sangat takut. Dia terlalu terbawa suasana hingga melakukan semua ini, dia terlalu mementingkan rasa sakit yang sudah dirasakannya sejak lama hingga Elizabeth lupa bahwa dirinya tengah berada di sekolah. Miss Watson memandang dengan sinis sosok Elizabeth. “Ikuti aku,” katanya dengan dingin dan beranjak dari posisinya. Saat dia berada di depan pintu dan mendapati Elizabeth masih bergeming, dia kemudian berdecak dengan keras. “Apa perlu aku menyeretmu untuk mengikuti langkahku, Elizabeth?” “Oh ya, salah satu dari kalian yang dari awal melihat kejadiannya ikut aku menjadi saksi,” lanjut Miss Watson lagi. Setelah itu Miss Watson benar-benar meninggalkan ruang kelas itu yang diikuti Elizabeth dan satu orang anak yang bersedia menjadi saksi. Elizabeth hanya bisa tersenyum getir saat tahu siapa yang menjadi saksi, tapi siapapun yang menjadi saksinya bukankah itu sama saja? Karena semuanya merupakan teman Amanda. Setiap langkah yang mereka lalui semua pasang mata menatapnya. Semuanya hanya bisa berbisik saat melihat sosok Elizabeth yang tampak kacau mengikuti langkah miss Watson. Mereka yang berbisik semakin ribut di belakang Elizabeth, tanpa ragu mereka membicarakan gadis itu. “Serigala liar tak tahu malu.” Semuanya berucap seperti itu, mereka tanpa ragu mengihina Elizabeth yang membuat si saksi menyunggingkan senyum penuh kemenangan. Tanpa terasa mereka sudah sampai di ruangan Miss Watson, ruangan yang menyeramkan bagi siswa lainnya karena siapapun yang masuk ke dalam sana, berarti dia memiliki masalah yang serius. Elizabeth menghembuskan napasnya perlahan, sekarang dia benar-benar merasakan takut, dia tak bisa membayangkan bagaimana nasibnya sekarang dan dia dapat merasakan bahwa ibunya akan dipanggil untuk menghadap Miss Watson. “Duduk, kita tunggu yang lainnya datang.” Saat setelah mengucapkan itu miss Watson lantas mengambil telepon yang berada di atas mejanya. Dia menelpon orangtua Amanda dan saat setelah itu menelepon ibu Elizabeth. Seperti dugaannya Elizabeth hanya bisa tersenyum getir. Bagaimana reaksi ibunya setelah ini, dia terlalu takut semakin dibenci. Kematian ayahnya memiliki dampak yang sangat besar dikehidupannya. Semuanya berubah dan tak lagi sama. Tak ada canda tawa yang terdengar lagi, hanya makian yang sering terdengar.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Fake Marriage

read
8.6K
bc

JODOH SPESIAL CEO JUDES

read
289.3K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.5K
bc

HOT AND DANGEROUS BILLIONAIRE

read
571.3K
bc

Married With My Childhood Friend

read
44.0K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
220.4K
bc

Mrs. Rivera

read
45.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook