bc

Suamiku Sedingin Kutub Utara

book_age16+
4.6K
FOLLOW
68.3K
READ
sweet
like
intro-logo
Blurb

Melihat Tunangan berkhianat didepan mata itu sangatlah sakit. Pertunangan pun dibatalkan. Dan aku harus mau di jodohkan dengannya. Pria yang berhati dingin. Sedingin Kutub Utara.

Semenjak menikah dengan pria itu. Hidup Disha tak pernah sama lagi. Berbagai macam kejadian yang di alami sehingga membuatnya bingung akan perasaannya..

Sanggupkah dia bertahan atau kah memilih berpisah??

chap-preview
Free preview
Malas Bangun Pagi
"Disha, bangun dek. Kamu tidak ke kampus hari ini dek?" Devan masih juga menggoyang-goyangkan badan Disha yang sama sekali tidak bergerak. Mungkin karena jengkel, Devan mengambil jepitan baju yang ada di pojok kamar tempat baju Disha tergantung. Dia menjepitkan di hidung mancung adiknya dan bisa di pastikan, seketika Disha berteriak nyaring mengaduh kesakitan. "Abang Devan! Sakit tau! jadi kempis ke dalam kan hidung Disha!" Devan seketika ketawa melihat adiknya yang mengaduh kesakitan. Tapi dia puas bisa membangunkan Disha si kebo. Yang paling susah bangun pagi. "Kamu sih susah banget di bangunin! Sudah di goyang-goyangkan badanmu, abang tarik-tarik kaki mu, tapi tidak juga kamu bangun-bangun. Kebo banget sih dek? Anak gadis kok begitu. Biasakan bangun pagi dek. Kalau bangun siang terus, nanti rezeki kamu dipatok ular!" "Dipatok ayam bang!" "Iya. Abang tau adikku sayang ha..ha..ha." Dalam 10 menit abang tunggu di bawah, cepetan! siap-siap abang hantar ke kampus kamu!" Disha yang sudah buru-buru mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi, membuat devan tidak berhenti ketawa melihatnya. Devan keluar kamar adiknya, dan langsung turun ke bawah ikut sarapan bersama kedua orang tuanya. "Adik kamu sudah bangun Van? Kok ayah dan ibu dengar dia berteriak tadi? Kali ini kamu membangunkannya pakai cara apa?" "Aku bangunin pake jepitan baju yang ada di kamarnya, Pah. Aku menjepitkan di hidungnya yang pesek itu ha .ha..ha." "Kamu kok bangunin adikmu sadis begitu Van?" "Habisnya bu, susah banget mau bangunin dia. Abang tanya sama, Ibu. Sudah bangunin dia berapa kali pagi ini?" "Tujuh kali bang." "Nah itu ibu tau, anak seperti Disha tuh banguninnya harus pakai cara sadis, Bu." "Enak saja bilang hidung Disha pesek. Kalau Disha pesek, abang Devan juga pesek. Ibu dan ayah juga pesek. Dan kita jadi keluarga hidung pesek." Ucap ku lalu tertawa. Perkenalkan namaku Ayudisha. Biasa di panggil Disha. Anak bungsu dari dua bersaudara. Kakak ku yang paling ganteng, baik tapi terkadang sadis ini bernama Devan. Dia sudah bekerja di sebuah perusahaan swasta. Ayah ku bekerja sebagai dokter, dan dinas di kepolisian. Dan, Ibuku. Dia hanya ibu rumahtangga biasa. Aku kuliah ambil jurusan Seni. Dan pagi ini seperti biasa di hantar kuliah dengan abang Devan. "Dek, kuliah yang benar. Bentar lagi kamu akan susun skripsi kan?" "Iyah bang. Kenapa bang? Abang mau tambahin uang jajan Disha?" "Enak saja. Abang tuh cuma mau bilang. Semoga saja nanti, kamu mendapat dosen pembimbing yang killer ha. ha.ha. Biar kamu bisa lebih rajin lagi bangun paginya untuk pergi kuliah ha..ha." "Bang Devan! Jahat banget sih sama adik sendiri. Yah sudah Disha turun dulu. Assalamualaikum." "Waalaikumsalam. Kuliah yang benar disha kebo ha.ha.ha." "Abang!" Setelah di tinggal abang Devan, aku berjalan dan langsung di hampiri kedua temanku. Rini dan Cika. "Wee, Abang Devan kok makin ganteng sih Dis? Makin terpesona kami melihatnya." "Wuu.. Dasar kalian yah. Mata keranjang. Tiap lihat cowo ganteng langsung jadi suka." "Ha.ha..ha. Namanya juga normal Dis. Oia kamu sudah tau siapa yang akan jadi dosen pembimbing mu Dis?" "Belum. Kalau kalian sudah? Weee, Aku harus lulus tahun ini. Kalau nggak orang tuaku ngancam mau jodohkan aku dengan anak sahabat karibnya." "Mampus lu, zaman sekarang masih ada yang namanya di jodoh-jodohkan. Malang banget sih nasibmu Dis." "Itulah. Jadi aku harus lulus dan selesaikan kuliah ku tahun ini. Biar aku nggak jadi di jodohkan dengan pria itu." "Siapa tau pria itu ganteng. Bagaimana, Dis? bisa rugi lu ha. ha. ha." "Mau ganteng kek, mau jelek kek. Aku tidak mau di jodohkan. Aku ingin bekerja dan memilih sendiri calon jodohku. Sudah ayo kita ke deknat dan melihat papan pengumuman siapa yang akan menjadi dosen pembimbing kita." Kami berjalan terus dan berhenti di papan pengumuman kampus. Aku gembira melihat namaku ada di sana. Dan dosen pembimbing ku, Ibu Nani dan Pak Kenzo. Ku lihat temanku berdua sangat gembira. "Bagaimana Rin, Cika? kalian dapat dosen siapa?" "Kami dapat dosen pembimbing yang sama. Pak Diky dan ibu Salma. Kalau kamu bagaimana Dis? siapa dosen pembimbing kamu?" "Ibu Nani dan Pak Kenzo! Kalau ibu Nani kan kita-kita kan juga kenal, tapi Pak Kenzo ini siapa sih? Aku baru tau di kampus ini ada dosen yang namanya Kenzo. Siapa sih dia? Kalian tau? jangan-jangan aku dapat dosen killer lagi!" "Kami juga tidak tau tepatnya orangnya bagaimana. Tapi tadi kami dengar anak-anak kampus cerita. Memang ada dosen yang baru datang. Dia dosen sekaligus yang punya Kampus ini, Baru pulang dari London, dan sudah S3 . Perfect banget dah. Jadi kayanya kamu bakalan susah nih Dis!" "Ya ampun! Kenapa omongan abang Devan tadi benar-benar terjadi! mampus aku kalau begini." Duhh, kalau begini bisa-bisa aku tidak bisa selesaikan tahun ini kalau dosen pembimbingnya saja sudah killer. "Tidak apa-apa Dis, Sapa tau Pak Kenzo tuh ganteng bagaimana? kamu bisa sekalian cuci mata melihatnya ha. ha. ha." "Iyah kalau orangnya ganteng. Tapi kalau Pak Kenzo tuh orangnya gendut, perutnya buncit dan kepalanya botak?? ha.ha.ha..Bukannya cepat selesai skripsi ku. Yang ada aku bakalan tidak selesai tahun ini." "Hm.. Hm." Duh siapa sih? Aku menoleh, melihat ke sampingku. Menatap kagum dengan makhluk tuhan yang lagi berdiri di sampingku ini. Wow. Ini baru ganteng. Tinggi putih, hidung mancung, rahang kokoh dan badannya wah. Pasti kotak-kotak uyy. "PUAS KAMU NGELIHATIN SAYA!" "Kan nggak ada larangan yang tertulis di baju situ. DI LARANG MELIHAT! kalau ada tulisan begitu yah saya tidak bakalan mau melihat juga." Pria itu langsung pergi dan menatapku dengan matanya yang tajam. Siapa sih. wajahnya kok kaya bule-bulean. *** Aku pulang ke rumah dengan badan yang loyo dan tidak punya selera makan. Tadinya aku sangat bersemangat.Ternyata begini akhirnya. "Bagaimana Dis? ingat, kamu harus selesaikan kuliahmu tahun ini. Kalau nggak kamu harus rela di jodohkan." "Disha tidak ingin di jodohkan bu! Disha akan selesaikan kuliah Disha tahun ini juga!" "Selamat mengejar gelar sarjana nya dek!! Makanya jadi orang jangan suka tidur. ha..ha .ha." "Abang Devan! bu.. lihat abang Devan tuh! Gara-gara dia kan, Disha dapat dosen Killer!" "Devan.. Sudah deh.. jangan suka usilin adik kamu. Sudah sana Dis, naik ke kamar kamu. Nanti kalau waktunya makan ibu panggil." "Baik bu." "Dah kebo. ha..ha." "Abang devan! Ibu lihat tu." "Devan sudah! kamu ini." Masih ku dengar, abang Devan tertawa dan di marahi ibu di lantai bawah. Bagus aku mandi dan keramas. Biar isi otakku segar dan aku bisa langsung belajar nanti. Coba saja bisa langsung lulus tanpa adanya Skripsi. Kan bagus. Keesokkan harinya.. "Disha." Baru saja abang Devan ingin masuk ke kamar ku dia sudah kaget. Melihatku yang sudah bangun dan sudah bersiap untuk pergi kuliah. "Nah, begini kan bagus dek.Tidak perlu abang jepit tuh hidung pakai jepitan baju ha.ha.ha." "Dasar abang Devan kejam!" "Kejam tapi sangat sayang padamu dek. Ingat itu! Karena kamu Disha si kebo." Band Devan mengacak rambutku lalu tertawa. Kami turun ke lantai bawah dan aku melihat ayah dan ibuku sudah duduk menunggu kami untuk sarapan. "Bagaimana, Dis? Ingat waktu kamu sampai tahun ini saja. Jika kamu tidak selesaikan kuliahmu. Kami akan menjodohkan kamu dengan anak teman ayah dan ibu." "Iya..Iya.Tapi kalau Disha bisa selesaikan kuliah tahun ini. Kalian tidak boleh menjodohkan Disha lagi. Dan kalian akan membiarkan Disha memilih sendiri calon jodoh Disha. Oke? Bagaimana ibu dan ayah? kalian setuju kan?" "Baik, kami semua setuju." Seperti biasa abang Devan akan mengantarku ke kampus. "Semangat yah dek! Kalau tidak, siap-siaplah akan di jodohkan!! Abang ga apa-apa kok di langkahi. ha..ha." "Ish.. Bisa ga, abang Devan membujuk ayah dan ibu? Disha tidak mau di jodohkan bang." "Kalau tidak mau di jodohkan, kamu semangat dong kuliahnya." "Iyahlah bang. Disha masuk kampus dulu yah, assalamualaikum." "Waalaikumsalam. Ingat dek! Semangat!" Iya, benar aku harus semangat! Harus selesaikan secepatnya kuliahku. Dosen pembimbingku itu adalah pria yang waktu itu berdiri di sampingku. Ternyata dia yang bernama Pak Kenzo. Masih muda, sudah S3. Wow.. Hebat banget! Begitu juga dengan mulutnya. Kalau berbicara Sadis, berapa kali aku ajukan draf skripsi selalu saja ada yang salah. Sudah dua kali aku ajukan, dan selalu dapat tulisan di akhir kalimat, PERBAIKI!!! benar-benar mantap jiwa kan! Setelah banyak usaha dan perjuangan, akhirnya aku bisa lulus tahun ini. Yeay... walaupun aku sempat di kasih Nasihat yang panjang kali lebar dari dosen killer itu. Dan hari ini semua usaha dan perjuanganku akhirnya terbayarkan. Yes.. Akhirnya aku bisa lepas dari perjodohan itu..ha .ha. "Dis, Selepas ini apa kamu akan langsung cari pekerjaan?" "Kayanya sih iya? kalau kalian bagaimana?" "Kami belum tau sih. Mau pulang ke kampung halaman saja dulu." "Oh. selalu kirim-kirim kabar kalian yah. Aku senang banget dapat teman sekampus seperti kalian." "Kami juga Dis. Tidak terasa waktu berlalu yah teman-teman. Apalagi kamu Dis. Akhirnya kamu lulus, dan tidak jadi di jodohkan ha..ha..ha." "Iya. Aku berhasil membuktikan pada kedua orang tua dan kakakku. Kalau aku bisa lulus dan tidak mau di jodohkan. Akhirnya kita berpisah juga yah. Ucapkan selamat tinggal pada kampus kita ini. Kampus yang membuat kita jatuh bangun mengejar para dosen cuma untuk minta tanda tangan mereka." "Benar, akhirnya kita Lulus. Yeay." Setelah berpamitan pada teman-temanku. Aku menuju ke parkiran kampus. Ternyata di sana sudah ada dosen killer itu berdiri. "Ternyata itu motor kamu. Gara-gara motor kamu, mobil saya tidak bisa keluar!" "Maaf Pak Kenzo. Saya tadi buru-buru." "Ubah tuh sifat kamu. Selalulah bersikap TELITI!" Dasar dosen killer. Syukur, mulai besok dan seterusnya. Aku tidak akan pernah bertemu lagi dengannya. "Kamu salah besar Disha.. Justru nanti kita akan selalu bertemu!" Apa maksud dosen killer itu. Kok bisa dia tau apa yang aku pikirkan. Baru saja aku ingin bertanya, dia sudah pergi membawa mobilnya melewati ku. .

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
191.9K
bc

My Secret Little Wife

read
100.8K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
14.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
208.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.8K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook