Bagian 1

1490 Words
Hanna seorang gadis yang baru saja menginjak umur dua belas tahun di mana ia memutuskan puberelesaian. Hanna duduk di bangku sekolah kelas dua SMP. ia memiliki saudara kembar bernama Hanni, mereka berdua kini tinggal di asrama. Sang ayah meninggal, lalu perusahaan yang di pimpin sang ayah mengambil alih oleh sang ibu. Indri sejak lama yang lalu di sibukan dengan jadwal kerja hingga kedua putri kecilnya terbengkalai. Liburan semester sudah tiba, Hanna juga Hanni akan pulang kerumahnya untuk bertemu dengan sang ibu. '' kak Han gak lihat sepatuku ... '' tanya Hanni seraya mencari sebelah sepatunya bewarna ping, Hanna yang sedang terhubung pakaian di dalam tas langsung menggeleng sambil berfikir '' coba cari di kolong kasur ... '' jawab Hanna. Hanni mengangguk lalu membungkukkan badannya dan benar-benar hanya sebelah sepatu Hanni berada di kolong kasur tersebut. Hanni menegakan mengenakan seraya mengenakan sepatu. Hanna dan Hanni memiliki sikap yang bertolak berlakang. Hanna memiliki sikap dewasa dari umurnya Mungkin karena pangkatnya seorang kakak jadi harus menjadi tokoh sedangkan Hanni masih memiliki sikap semesti berumurnya. '' ayo kak ... '' ajak Hanni sambil tersenyum. Hanna mengangguk ia membeli tas barbie lalu bergambar ungu lalu pergi. Di rumah mewah wanita cantik, tiga puluh tahun tengah dimasak, hari ini kedua bidadari kecilnya pulang ke rumah. Seorang lelaki dari dua puluh satu dari kamar dan memeluk wanita yang sedang memasak. '' mhh wangi sekali masakanmu sayang ... '' kata lelaki itu sambil mencium leher jenjang Indri. '' Mas hm ... '' lengguh Indri, Rendra semakin ingin menyesap lebih Indri tetapi keadaan itu tidak berlangsung lama karena Hanna dan Hanni berada tepat di belakang mereka. '' Bunda ... '' panggil Hanni terbata sedangkan Hanna kaget.  Indri yang berbicara, lalu melompat dan kaget, dengan cepat ia mendorong tubuh Rendra yang sudah tidak memakai baju. '' Masakannya gosong bun ... '' kata Hanni sendu, Hanni senang kenapa begitu cepat lupa sang ayah hingga ada pria baru memeluk bundanya. Rendra langsung menjauh sekuat mungkin ia menahan rasa kesal. Hanna dengan duduk tenang di meja makan, sementara Hanni tenang. '' selamat datang sayang, bunda sangat merindukan kalian berdua ... '' kata Indri tak enak hati ia segera menghampiri Hanna dan Hanni. Indri ingin memeluk dan mencium kedua kuda di Hanni '' Bunda mandi dulu, Hanna dan Hanni gak mau kena najis bekas kalian seperti tadi ... '' Hanna buka suara, pedas dan menusuk sudah bahasa Hanna. Indri langsung meminta bantuan, melihat Rendra tengah santai bersandar di meja dapur, dengan bahasa panggilan Indri. '' kenalkan ini kedua anakku dan alm mas Bram ... '' kata Indri. Rendra mencoba tersenyum dan mencoba mengacak rambut Hanni dan Hanna belum sama-sama menolak. Ingat bun! Hanna tidak ingin memiliki ayah Baru juga alasannya, mau seperti dia ... '' tunjuk Hanna ke Rendra '' palingan orang itu ingin mendapatkan harta ayah melalui bunda .. seyelah itu bunda di tendang keluar atau ... bunda akan memiliki anak baru dari dia dan lupa melupakan kami ... '' kata Hanna datar tapi menusuk. Hanna memiliki karakter seperti menyetujui. '' Kakak ... '' bisik Hanni '' Bunda juga punya kebutuhan Hanna bunda capek pergi ... nanti kalian mengerti kenapa bunda ingin bersama om Rendra ... '' jelas bunda sambil menarik kursi dan duduk. '' Kalau begitu jangan anggap kami berdua anak bunda, keluarlah dari rumah besar ini dan menikah dengan lelaki itu! Harta dan kekuasaan ayah beratas namakan namaku dan Hanni untuk sementara biar pihak persetujuan yang akan menjalankan perusahaan ayah sampai umurku cukup untuk menampuk perusahaan ayah ini ... '' jawab Hanni Indri menghembuskan nafasnya pelan melihat anak sulungnya yang keras hati dan berpikirnya, dan mereka tau jika umur bundanya sudah tidak bertahan lama lagi. Hanna bangkit dari tempat duduknya dengan cuek ia melewati Rendra yang sedang pergi tak suka. Kekuasaan ... Harta .... Kepemimpinan .. Rendra tidak sama sekali menginginkannya, ia hanya ingin membantu gadis tengil yang merasa senang karena tidak mendapat belaian di atas ranjang. '' Hanni ke kamar dulu bun, maafin kak Hanna! Dia senang kita ingin menikah lagi dan menitipkan kami di asrama ... kak Hanna ingin kita hanya bertiga dan hidup sederhana seperti teman-teman di sekolah ... kak Hanna ingin bunda tidak menikah lagi dan mengurusi kami seperti ayah masih hidup .. kak Hanna selalu sedih bun tambah bunda akan menikah dan memiliki anak baru! Mungkin benar kata kak Hanna, aku dan dia akan di lupakan. Bun Hanni mengizinkan bunda menikah dengan om Rendra kok Jika memang bunda meminta itu ... '' kata Hanni sambil memegang tangan bundanya lalu pergi meninggalkan sang bunda dan calon berharap. Indri menangis sambil menggelengkan kepala belum mendapatkan tangan Hanni namun gadis kecil itu sudah keburu pergi ke atas menuju tempat kamar mereka. ***** Pagi hari ... Indri tengah duduk manis di kursi makan, ia sedang menunggu kedua turun dari kamar mereka. Indri sengaja mengambil cuti kerja hingga depan, kembali lagi ke asrama. Indri ingin mengurusi kedua belah pihak dan melakukan kegiatan layaknya ibu di dalam rumah. Dengan senang hati dengan kedua-duanya, Hanna juga Hanni benar-benar mungkin mereka merindukan sesosok ibu. Hanna, lihat saja Hanna, lihat saja Rendra akan membalas gadis judes itu. Hanna juga Hanni turun dari kamarnya mereka tidak langsung ke meja makan dikirim ke dapur. '' loh anak bunda kok ke dapur ... '' kata Indri. Hanni menengokinkan '' mau sarapan bun, kak Hanna mau buatin telur dadar gulung kesukaan Hanni ... '' jawab Hanni seraya mengikuti kakaknya. Indri tertunduk lesu sedang menatap sereal dan segelas s**u buatannya di atas meja makan. Hanna dengan cekatan mengambil beberapa butir telur dan pelengkap lainnya di kulkas, Hanna sudah terbiasa karena belajar selama di asrama. Makanan asrama yang tidak enak membuat Hanna belajar memasak makanan kesukaan mereka sendiri. '' bun om Rendra kemana ... '' tanya Hanni sambil menghampiri Indri yang sedang sedih. Hanni duduk di samping diam. Indri melihat '' Aku di sini sayang ... '' kata Rendra seraya membawakan boneka dan bunga untuk Hanna dan Hanni. Rendra mencium pucuk kepala Indri dan berganti ke Hanni sedangkan Hanna? Entahlah dia tidak perduli 'ini untuk mu ...' 'Rendra memberikan boneka beruang bewarna putih. '' Dan ini untuk kakak cantikmu ... '' kata Rendra sambil meletakan sebuket bunga bewarna ungu di atas meja. Hanna hanya memicingkan mata tak suka sambil membawa empat piring telur dadar gulung. '' makanlah ... '' kata Hanna ke adiknya seraya duduk di sebelah Rendra sedangkan Hanni di samping pergi. Terima kasih karena hanya tempat itu yang ada. '' Bunda gak kerja ....? "tanya Hanni. Indri melihat telur buatan sendiri, sungguh dia ingin membelinya tetapi kanker rahim dikeluarkan untuk dikonsumsinya '' ah tidak, bunda liburan selama kalian di sini ... '' Indri meneguk teh hangatnya. Hanna melihat bundanya tidak mengandung masakannya, Hanna berdiri lalu mengambil piring Indri piring yang berisikan telur dan dia buang ke tempat sampah membuat sang bunda kaget '' Maaf bun makanannya tidak enak sampai bunda tidak sudi dikumpulkannya ... '' kata Hanna sambil pergi ke kamar. Kamar yang disediakan untuk kamar yang dikeluarkan oleh kamar. Rendra berdiri menghampiri Indri '' Saya ingin memuatnya tapi, '' kata Indri terbata. Hanna pindahkan piring kosong ke sampingnya lalu turun dari kursi dan hindari sang bunda. 'bun lebih baik dan kak Hanna balik aja ke asrama dari bunda seperti ini ... bunda berasa selain dengan kami ....' 'kata Hanni sebelum pergi. ****** Hanna memeluk guling dan bantal mendiang almeminta, ia menangis tersedu-sedu bibirnya bergetar seraya mengutip nama ayah, tidak melepaskan air mata untuk membuat pipi dan hidungnya merah. Nafasnya tersenggal karena tangisan. Masuk ke kamar mendiang almuka. Kamar yang tidak pernah masuki Indri selama diterima, jika ingin berhubungan intim dengan Rendra maka ia akan menggunakan kamar tamu atau kamar pembantu. '' Hanna ... '' perlahan Indri duduk di samping kasur sambil membawa rambut coklat pelan-pelan '' Apa permintaan Hanna terlalu berat untuk bunda? Hanna tidak ingin menikah dan sibuk bekerja! Hanna tidak ingin tinggal di asrama jugan Hanna ingin bunda suka bunda- bunda di luar sana ... mengurusi ke dua baju dan rumah bukan haur bekerja dan pacaran .... '' Hanna berbicara dengan pilu. Indri menggeleng pelan masih memiliki ego dan tidak mau mengalah dengan kedua ekor. '' Bunda tidak bisa Han, nanti kamu mengerti jika dewasa nanti. Bunda sibuk bekerja dan ingin menikah ... ini semua demi kebaikan anak ... '' kata Indri '' Seandainya bunda menikah dengan orang itu apa bunda akan berhenti kerja dan akan tetap di rumah? Hanna dan Hanni tidak di asrama lagi ... '' tanya Hanna. Indri tersenyum dan mengangguk membantah untuk mengusap mata air. '' Pasti, bunda akan di rumah bersama kalian seperti dulu ... '' jawab Indri sambil memegang kedua pipi Hanna '' baiklah, bunda boleh menikah .... '' kata Hanna. Indri langsung memeluk tubuh erat Rendra duduk di kursi tamu, ia berfikir lebih menarikan Hanna daripada pergi. Jujur saja Rendraalami sesuatu. Sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan ...  Daripada yang sama mending sama saja .... gumam Rendra  Rendra menyapu sudut bibirnya dengan jempol seringaian licik di bibirnya terkuak ke atas, ia akan membuat sesuatu yang membuat Hanna menjadi cinta.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD