2.Back To Work

3717 Words
Aku menatap ulang cermin untuk memastikan penampilanku untuk pergi ke yayasan Sumarin.Aku sudah membuat janji dengan om Pras untuk datang hari ini dan kalo bisa untuk mulai bekerja.Menganggur itu membuat aku justru mumet.Otakku seakan berhenti bekerja karena rutinitasku yang cuma nonton TV atau tidur selama aku menganggur di rumah. Percaya deh sama aku.Mobilitas kerja itu memungkinkan sekali mengasah ketajaman kerja otak kalian karena selalu di paksa berpikir dan trus berpikir. Setelah yakin dengan penampilanku,aku bergegas ke luar kamar untuk bergabung sarapan dengan kedua orang tuaku. "Morning pah....mah...."sapaku riang lalu duduk di kursi meja makan di sisi kanan papaku. "Morning sayang.....mau sarapan apa?"tanya mama. Papaku hanya tersenyum karena dia sedang makan nasi goreng yang kelihatan enak. "Nasi goreng deh mah....takutnya langsung mesti kerja"pintaku. Mama tersenyum lalu menyendokan nasi goreng ke piring yang aku sodorkan. "Semangat sekali.Apa papa perlu temanin kamu?"tanya papa sudah selesai makan. Aku menggeleng karena mulutku penuh makanan. "Siapa tau kamu gugup"goda papa. Aku tertawa setelah berhasil menelan makananku. "Aku cukup pengalaman,apalagi calon bosku om Pras"kataku. Papa menggeleng. "Calon bosmu Gladis"jawab mama. Aku mengerutkan dahiku. "Aku pikir om Pras.Lalu Nino ngapain?'tanyaku. "Nino sudah cukup sibuk mengurus perusahaannya yang menggurita,Gladis yang mengambil alih yayasan semenjak eyang ti meninggal Kal.Mereka keluarga yang kompak,om Prass sudah lebih banyak mengurus cucu di banding kerja.Satu hal yang buat papa dan om Lukas iri Kal.Om Prass dan Om Rafael sudah menikmati masa tuanya dengan momong cucu"jelas papa dan membuatku terdiam. "Hun....jangan terlalu menekan Kalila"kata mama. Papa tertawa. "Aku bukan menekan An.hanya curhat"jawab papa sambil mengedipkan sebelah matanya padaku. Aku jadi tersenyum. "Mama pasti makin cerewet sampe papa butuh aku cuma buat curhat karena julid"jawabku. Mereka berdua kompak tertawa dan aku melanjutkan makanku sambil senyam senyum.Aku lalu diam mengawasi saat mama bangun dan menyiapkan kopi yang papa minta,sedangkan papa menjawab telpon.Tapi papa tetap mencium pipi mama saat mama selesai menyiapkan kopi.Padahal papa terdengar serius menjawab telepon.Persis Nino yang selalu fokus pada istrinya walaupun dia sedang melakukan hal lain. Mungkin ga sih aku akan ketemu lelaki seperti itu?.Lelaki yang terus menerus membuatku merasa aku berharga walau cuma dari tatapan mata?.Yang kelihatan bucin parah cuma buat aku??.Gimana kalo aku punya suami yang suka bicara kasar?,memukul atau malah menganiaya aku seperti banyak kasus yang penah aku tangani? "Kasus kejahatan makin hari makin romantis Kal"kata pengacara muda terkenal yang cukup konsen menangani kasus kasus yang berkaitan dengan perempuan dan anak. "Maksudnya apa Reng?"tanyaku pada Rengga pengacara muda yang aku maksud. Dia menghela nafas. "Ya elo perhatiin aj!,masa gebukin bini katanya sayang?,sayang mah di manjain dan di lindungin,malah dia siksa"kata Rengga sambil menunjukan berkas kasus pemukulan suami pada istrinya dengan alasan sayang. Gokil sih,aku jadi tertawa. "Iya ya Reng,elo benar kalo sayang mestinya istrinya di lindungin.Kok bisa bilang mukul untuk sayang?'tanyaku. "Ceritanya mau niru nabi Ayyub yang coba mendisiplinkan istri dengan cara memukul.Lah nabi ayub mukul karena keimanannya pada tuhan.Dia pukul bininya seratus kali sesuai janjinya tapi dengan cara menggabungkan seratus lidi jadi satu.Jadi cuma sekali doang,tapi nih laki mukul bininya sampai bonyok.Bagian dari nabi ayub mana yang dia teladanin kalo dia jauh dari sifat sabar kaya nabi Ayub?"urai Rengga. Aku tersenyum.Penalaran yang bodoh sih,benar Rengga ini alasan doang.Dari cara nabi Ayub menunaikan janjinya untuk memukul istrinya sebanyak seratus kali aja udah ketara kalo dia ga benar benar mau melakukan pada istrinya.Supaya dia tetap bisa menunaikan janji tuhan kasih dia petunjuk dengan menyuruhnya menggabungkan 100 lidi dan di pakai memukul sekali.Kalo di telaah itu caranya menunaikan janji dan tak benar benar menyakiti istrinya. "Reng elo pernah ga sih ngerasa bini elo ga disiplin atau ga sejalan sama elo?'tanyaku. Aku soalnya tau kalo istri Rengga itu cantik dan terkenal.Siapa yang tidak mengenal Sinta Sari Natalegawa yang seroang designer baju ternama.Pasangan insfiratif kalo di bilang banyak Media.Mereka berdua ada di dunia pekerjaan yang berbeda.Rengga di bidang hukum dan Sinta di dunia fashion dan selebritas.Tapi nyatanya mereka harmonis dan romantis. Dalam sebuah wawancara di acara talk show yang di bawakan Cleymira istri Brian Syahreza,Sinta menceritakan gimana romantsinya Rengga yang di kenal sebagai pengacara yang keras dan tak pernah takut menghadapi siapa pun lawannya di persidangan sepanjang dia percaya orang yang dia bela itu benar. "Rengga itu selalu buat puisi dan kasih ke saya sebelum saya bangun tidur.Ga tau kapan dia buat,yang pasti puisi itu selalu ada di secarik kertas yang di taro di nakas dengan handphone saya sebagai penahan supaya tidak terbang"kata Sinta saat cley bertanya Rengga seperti apa kalo di rumah. Cley terlihat takjub,aku rasa semua orang juga termasuk aku. "Lalu isinya ungkapan cintanya sama kamu?"goda Cley. Sinta tertawa. "Ga selalu.Kehidupan rumah tangga itu ga selalu berjalan mulus Cley.Pasti ada riak.Puisi itu kadang mengungkapan permohonan maaf kalo Rengga merasa salah karena perdebatan kami di waktu malam.Bisa jadi teguran Rengga saat saya berbuat kesalahan.Ya pernyataan cinta juga sih dan bikin melted"jawab Sinta lalu tertawa. Cley dan penonton di studio terdengar tertawa juga. "Kenapa ga minta maaf langsung?"tanya Cley. Sinta tersenyum. "Dia bilang kalo dekat saya deg deg an terus jadi kadang lupa mau ngomong apa"jawab Sinta. "Astaga....."desis Cley dan Sinta tertawa. "Ga nyangka ya?,kalo lagi sidang berani sama siapa aja kalo dekat saya malah deg degan?"tanya Sinta. Cley mengangguk. "Aneh ya?"gunyam Cley "Banget!!,dia bilang rasa deg deg an itu yang membuat dia selalu merasa jatuh cinta terus sama Saya Cley,jadi saya tidak pernah protes kalo dia mengungkapkan setiap rasa yang dia punya untuk saya lewat bait puisi.Lagian selalu berhasil buat saya melayang dan nyari dia terus,jadi kemungkinan kita putus komunikasi semakin ga mungkin kan??"kata Sinta. Cley mengangguk. "Yap....komunikasi memang penting untuk membangun sebuah hubungan.Entah hubungan pekerjaan,pertemanan apalagi suami istri"kata Cley. Dan aku mematikan televisi saat pertanyaan berlanjut ke soal lain. Balik ke Rengga yang terlihat tersenyum menanggapi pertanyaanku. "Sinta ga sempurna yang di pikir orang Kal,gue juga.Dan berlaku pada semua orang.Nobody's perpect.Tapi semua bisa di bicarakan sebagai bentuk komnukasi.Gue punya cara menegur Sinta.Kita selalu pillow talk setelah bercinta.Ga langsung tidur walaupun kadang cape dan ngos ngosan"goda Rengga. Aku mendorong bahunya yang sekarang terbahak karena melihat aku merona. "Ngobrol abis make love itu menyenangkan,karena dalam  kondisi rileks habis menyalurkan hasrat.Ga ada jaim.ga ada emosi.Semua bisa di bicarakan dengan jujur.Gue selalu nunda kekesalan gue sampai kami di tempat tidur dan setelah bercinta,mnghindari keributan"lanjut Rengga serius lagi. Aku terdiam "kalian bercinta tiap hari?"tanyaku tak merasa malu lagi karena aku lihat Rengga serius. Rengga tersenyum. "Ga lah Kal.Gue sama Sinta juga cape.Tapi ya baik gue apa Sinta tau kalo semisalkan salah satu dari kita lagi ngambek.Cuma kerennya bini gue,walaupun ngambek dia tetap urus gue dan anak gue seakan ga ada masalah.Dia juga nunggu kita rileks buat selesaiinnya.Ya jadi lebih diam sih kalo lagi sama sama ngambek,tapi bukan berarti jadi lupa peran sebagai istri atau suami.Gue tetap antar atau jemput dia kalo dia mesti keluar rumah jauh dan dia tetap nyiapin keperluaan gue.Cinta itu butuh kedewasaan bersikap dan mengendalikan emosi salah satu bagian bentuk kedewasaan bersikap dan berpikir"kata Rengga. "Berarti ga pernah ngancem pulang ke rumah ortunya atau cerai dong?"godaku. Rengga tertawa. "Bini gue mana bisa begitu.Mending tembak tembakan sama gue di banding di lari dari masalah"kata Rengga di sela tawanya. Aku jadi tertawa. "Tembak tembakan beneran?'tanyaku Rengga mengangguk. "Iyalah,bini gue jago nembak.Gue aja di ajarin dia Kal.Ya sengaja di buat meleset sih,lagian selalu berakhir di tempat tidur,setelah bercinta kan bisa ngobrol kaya yang gue bilang dan masalah bisa selesai"kata Rengga santai. Aku jadi terbahak. "Elo pasti mikir pernikahan yang gue jalanin sama Sinta aneh ya?"tanya Rengga menatapku. Aku auto mengangguk mendengar pertanyannya.Ya anehlah masa laki bini malah tembak tembakan. "Jangan pernah membandingkan dan berusaha menyamakan jalannya pernikahan elo sama pernikahan yang di jalanin orang lain cuma untuk merasa pernikahan elo sempurna karena standart orang lain Kal.Setiap pernikahan beda.Setiap pernikahan bergantung pelaku penikahan itu sendiri,karena perbedaan sifat dan karakter setiap orang.Gue ga pernah maksa Sinta harus jadi seperti istri di pernikahan lain,karena gue tau Sinta pribadi sendiri.Dia bakal merasa sakit hati kalo gue bandingkan.Gue juga ga mau kalo di bandingkan.Jadi biar semua berjalan apa adanya.Pernikahan bukan menyamakan yang udah sama Kal,tapi menyelaraskan perbedaan.Cari titik temunya.Walaupun tiap hari gue di pengadilan dan Sinta di butik,buktinya pas di kamar kita sama sama bugil kan??tetap beda juga termasuk pas kita make love.Gue dorong Sinta maju,Gue mundur Sinta nahan.Ga selaras tapi kan malah enak"goda Rengga c***l  Aku merona dan terbahak. Lagi lagi aku melihat bentuk pernikahan harmonis dalam kemasan Rengga dan Sinta yang berbeda karakter dan pekerjaan.Buktinya mereka berhasil menyelaraskan semua perbedaan karena cinta dan pemahaman yang benar dalam sebuah pernikahan. "Mah pah aku berangkat dulu"pamitku setelah pikiranku kemana mana gara gara melihat kemesraan kedua orang tuaku. Mereka mengusap kepalaku saat aku menunduk mencium tangan mereka. "Hati hati ya!!,kalo ada apa apa telepon papa,kamu belum punya orang yang papa percaya buat menjagamu"kata papa sambil mengusap kepalaku. Aku mengangguk.Kalo aku layani bakalan panjang.Jadi aku memilih mencium tangan mama.Setelah itu aku berlalu dari rumah menuju yayasan Sumarin.Sejam menempuh perjalanan dan aku sampai juga di depan gedung yayasan Sumarin Foundation yang tampak rimbun. Konsep bangunannya modern dan minimalis juga hommy.Perasaan itu semakin kentara saat aku masuk loby gedung yang seperti rumah tapi di peruntukan kantor.Lobynya luas dan tanpa sekat.Ada dua set sofa yang empuk dan terlihat nyaman di sisi kanan dan kiri pintu masuk.Banyak juga lukisan lukisan coretan anak anak yang di bingkai dan di pajang artistik persis seperti ruang keluarga di rumah.Meja resepsionis aja tidak kelihatan kaku dan dua orang memyambutku dengan ramah saat aku menanyakan keberadaa kantor kepala yayasan. Aku mengamati sekeliling dan tampak seorang wanita yang berpenampilan ramah juga sedang mendengarkan cerita dua orang bocah lusuh yang memangku gitar yang lusuh juga.Sepertinya yayasan ini juga berfungsi jadi rumah singgah. "Silahkan mba!!,ibu Gladis sudah nunggu"teguran mba resepsionis menjedaku. Gladis??aku menurut saat dia membimbingku masuk lift ke lantai 4 gedung yang ternyata lantai teratas gedung. Aku lagi lagi berdecak takjub dengan interior ruang yang tampak hangat.Tak ada kesan kantor karena semua tanpa sekat.Ada beberapa set sofa dan sisi lain berjajar meja meja dengan sedikitnya 10 orang pekerja yang mengangguk ramah ke arahku. "Ini ruang apa mba?'tanyaku. "Ini ruang administrasi mba.Pak Nino mau kaya gini karena mau semua yang datang ke sini merasa seperti keluarga dan datang ke rumah bukan ke kantor.Lagian bu Gladis dan anak pak Nino sering datang jadi ada banyak mainan anak dan buku buku supaya mereka ga bosan.Buat anak anak lain juga sih "jelasnya  Aku tersenyum.Pantas aku lihat karpet yang di gelar kelihatan empuk dan ada mainan anak anak di pojong ruangan juaga rak rak buku dan meja meja kecil untuk anak anak membaca atau mungkin mewarnai karena aku melihat juga tumpukan krayon dan pensil warna. "Silahkan mba,saya antar sampai sini ya.Bu Gladis ada di dalam"pamit mba resepsionis. "makasih ya Nima"kataku dan dia berlalu sambi; tersenyum ramah. Nima....semoga bisa jadi temanku.Aku menghela nafas pelan lalu membuka pintu setelah mengetuknya. "KALILA!!!!!!"jerit Gladis heboh saat melihatku melangkah mendekat. Aku tertawa dan menunggunya yang setengah berlari untuk memelukku. "B aja dong Dis,Lila doang"tegur Nino saat Gladis sudah memelukku. Aku dan dia tertawa. "Abang gue masih kesal sama elo karena ga berhasil nyipok elo"goda Gladis. Aku tertawa dan Nino merengut. 'Untung Noni ga jadi ikut Dis,bisa habis gue di cakar Noni"keluh Nino sambil mendekat dan memelukku juga. "Kok ga ikut No?"tanyaku begitu pelukan Nino terlepas. "Biar molor dah dia mah,kan abis gue hajar semalaman"jawabnya santai. "Hajar......."desisku. Gladis tertawa. "Bukan hajar di pukul Kal,abang gue mana kalah sama bininya.Hajar tuh maksudnya make love"jelas Gladis  Nino terbahak. "Ayo Kal duduk,ada beberapa hal yang mesti kita jelasin sebelum laki Gladis balik sama Puput"ajak Nino. aku menurut walaupun aku ga ngerti siapa Puput. "Anak perempuan gue Kal.Laki gue kasih nama putri gara gara terinpisrasi abang gue yang punya dua ratu kembar"jelas Gladis menjawab keingintahuanku. Aku tersenyum lalu duduk di sofa panjang berdua Gladis. Nino duduk sendiri di sofa single di sisi lain aku. "So....tugas gue apa?"tanyaku membuka pembicaraan. Gladis tersenyum sambil menyampirkan pasmina yang dia pakai sebagai kerudaung.Gladis jadi terlihat glowing gini.Mukanya bersinar kemerahan dan sorot matanya ceria.Pasti kehidupan pernikahannya bahagia juga,aku bisa menebak itu. "Santai aja Kal.Yayasan ini cuma ngurusin anak anak jalanan yang butuh makanan dan butuh penghasilan bukan dari hasil ngemis"jelas Gladis. "Elo ga cerita bagian emak emak yang elo kumpulin buat bikin kerajianan tangan sama sama bocah yang di buang orang tuanya?"protes Nino. Gladis tertawa. "Satu satu bang.nanti Lila pusing"jawab Gladis. Nino terdiam. "Emang merangkap panti asuhan juga?"tanyaku. Nino dan Gladis terlihat diam lalu menghela nafas. "Tadinya ga konsen di situ Kal.Tapi waktu kak Rara sempat nemuin bayi yang di buang depan gerbang yayasan,jadi semakin banyak yang buang bayi di sini"kata Gladis menunduk lebih dalam "Dis....."tegur Nino. Gladis mengangkat wajahnya dan airmatanya lolos.Aku berinisiatif mengusap punggungnya. "Ada berapa bayi atau balita di sini?"tanyaku. Gladis diam menatapku. "Ada berapa Dis,kan elo yang tau"kata Nino. "Saat ini ada dua bayi yang berumur 3 bulan.Tiga bayi yang berusia setahun dan 4 orang balita berusia 2 dan 3 tahun"jelas Gladis sambil mengusap airmatanya. Nino memggeleng pelan lalu bangkit dan duduk di sebelah Galdis.Aku sampai bergeser duduk di tempat bekas Nino untuk memberikan Nino tempat untuk duduk. "Kan udah gue bilang jangan nangis trus.Emang salah elo kalo tuh bayi bayi di buang?"keluh Nino dan tangis Gladis tumpah di bahu Nino. Gladis mengangguk dan Nino intens mengusap punggungnya. "Radit lama banget sih beli es cream doang"keluh Nino. Terdengar tawa pelan Gladis bersamaan dengan melepasnya pelukanya pada Nino. "Elo sekrang kewalahan ya kalo gue nangis?"goda Gladis. Nino tertawa lalu mencium kening Gladis setelah menarik tengkuknya. "Peran itu udah gue kasih ma Radit Dis,masa gue ambil lagi,tar laki gue ga punya fungsi.Masa pas elo nangis malah cari gue dan bukan nyari dia"elak Nino. Gladis tergelak lalu menoleh ke arahku. "Abang gue peres ya Kal dari dulu gitu.Pura pura ga sayang padahal sayang banget sama gue"goda Gladis sambil melirik Nino yang tertawa. Aku tertawa.Aku tau gimana sayangnya Nino pada Gladis.Aku dan Gladis satu sekolah pas SD tapi ya aku ade kelas.umurku dan Glasdis beda 2 tahunan tapi aku ingat benar saat masih satu sekolah SD,Nino sellau memastikan aku dan Gladis tidak di ganggu anak lain.Pernah ada yang buat Gladis nangis gara gara bekal makannya di sembunyikan.Nino ngamuk dan menendang semua meja dan bangku kelas sampai berantakan dan patah sampai guru kelas kewalahan dan Nino berhenti saat tante Inge manjemput pulang.Semenjak itu semua tak ada yang berani mengganggu Gladis.Jadi aku tak merasa aneh melihat kedekatan mereka berdua. "Gue ingat kok pas Nino ngamuk dan ngancurin meja sama kursi gara gara bekal makan elo di umpetin"kataku. Nino tertawa. 'Iya loh bang,elo ngamuk sampe di pegangain guru aja ga bisa"goda Gladis. Nino tertawa. "Makanya jangan sampe laki elo bikin elo nangis apa lagi sampe nyakitin elo.Bakalan habis sama gue"ancam Nino. Gladis tertawa. "Laki gue mah soleh.Santuy bang.....sebelum gue nangis dia udah sibuk bikin gue ketawa"kata gladis. Nino tersenyum lalu memeluk leher Gladis dan mencium samping kepalanya yang tertutup pasmina. "Bagus elo pinter cari laki.Elo mesti belajar ma ade gue gimana caranya cari laki Kal.Kasihan bokap elo sampai ngerasa perlu ngajuin lamaran kerja elo di sini.Dia mau elo belajar ma Gladis'kata Nino. Gladis sudah tertawa tanpa suara menanggapi omongan Nino. "Emang Radir soleh kaya gimana sih?'tanyaku. Gladis tersenyum menatap Nino lalu menatapku. "Cari lelaki yang mampu ngajak elo bercinta karena Allah Kal.Bukan berarti gue nyuruh elo nikah sama ustad,toh ternyata ada ustad ga benar.Tapi cari yang mampu memberikan elo contoh baik sebagai umat Tuhan dan bukan mendikte elo.Ga perlu juga kaya raya,tapi dia mesti punya harga diri untuk berusaha jadi mapan untuk kasih elo kehidupan layak.Ga perlu ganteng tapi mesti ganteng hatinya biar bisa ngajak elo mengimani keberadaan tuhan.Laki gue bukan dari keluarga kaya.tapi dia punya harga diri jadi mau bekerja keras berkarier di kantor bokap sampai bokap dan abang gue percaya sama kemampuan dia memimpin Sumarin Group.Laki gue religius tapi ga pernah mendikte gue,tapi dia menyontohkan gue gimana jadi muslimah yang baik.Laki gue juga punya ketampanan hati sampai bisa membuat gue melihat kelapangan hatinya menerima kesalahan gue,berdamai dengan kemanjaan gue dan kekerasan kepala gue.Dan karena ketampanan hatinya juga,gue sampai menyerahkan diri untuk dia imani di jalan Allah dengan memutuskan berhijab Kal"jelas Gladis dan Nino memghadiahinya ciuman di kepalanya lagi. Aku tersenyum. "Yang jadi pertanyaan apa gue bakal nemu yang kaya gitu?'tanyaku. Kali ini Gladis menoleh ke arah Nino yang tersenyum menatapku. "Pasti ketemu Kal.Manusia di ciptakan berpasangan.Elo cuma mesti bersabar dan jangan salah pilih dan menyerahkan diri elo pada lelaki yang salah"kata Nino. "Laki sekarang b******k No!!"cetusku. "Ga semua"sanggah Nino. "Oya?"tanyaku mengejek. Nino tertawa. "Elo patokannya gue dulu ya?? apa setiap lelaki yang elo temuin di tempat elo kerja dulu?'tanya Nino. Aku memngangguk dengan ragu.Nino tertawa. "Itu alasan bokap elo narik elo pulang.Elo ada di lingkungan yang bisa mensugesti elo begitu karena elo dalam proses pencarian elo.Kalo elo udah married trus elo kerja di tempat elo kerja dulu,bisa jadi pengalaman elo justru jadi pelajaran buat elo gimana seharusnya membina rumah tangga.karena elo belum nikah impactnya jadi takut dan takut trus kalo kenal laki karena berpikir semua laki b******k"jelas Nino. Aku terdiam. "Kal ga usah jauh jauh elo cari contoh.Lihat bokap elo kaya gue ma Gladis lihat rumah tangga orang tua kita.Baik bokap elo,bokap gue.Om Rafa atau om Lukas pasti pernah ada di masa mereka bangor dan mungkin juga b******k sama cewe.Tapi kehadiran istri istri mereka mambuat mereka belajar jadi lelaki baik.Gue sih nyadarin benar gimana bini gue merubah diri gue jadi lebih baik tiap harinya.Gue juga melakukan hal sama sama bini gue.Itu tujuan tuhan mewajibkan manusia berpasangan untuik saling melengkapi dan saling mengingatkan"kata Nino. "Bagian nainanya ga elo masukin?"godaku. Nino dan Gladis terbahak. "Itu mah otomatis Kal.Kalo udah jadi pasangan,ketertarikan fisik pasti jadi lebih besar lagi.Itu kenapa manusia butuh wadah pernikahan.Bukan cuma untuk melegalkan s*x tapi untuk mencegah banyak hal.Bukti kepemilkan di mata tuhan,juga di hadapan manusia lain,agar elo sebagai perempuan jadi eksklusif dengan ga bolehnya lelaki lain selain laki elo doang yang boleh menyentuh dan menggauli elo.Elo otomatis punya kehormatan Kal.Itu kenapa orang memendang rendah janda,karena sudah ga ada lelaki yang memiliki jadi menurut lelaki berengsek bisa lagi di dekati dan mungkin di cobain"kata Gladis. Nino dan aku tertawa. "Lah benar dong bang!!,karena di pikir janda jadi di anggap murah,apa lagi janda cerai hidup.Kalo janda cerai mati masih mending masih di pandang terhormat karena suaminya meninggal.Coba janda yang cerai dan suaminya masih hidup,pasti embel embel gatel atau kurang belai selalu di ikut sertakan di belakang status jandanya"protes Gladis. Nino tertawa sambil mengangguk. 'Makanya gue ga akan pernah ceraiin Noni,gue mau tetap kasih dia kehormatan"jawab Nino. "Dih siapa yang mau juga bang.Semua perempuan ga mau juga kali jadi janda.Tapi kalo ga ada pilihan setelah bertahan tapi ga berhasil buat apa lagi kan?.Semua berhak happy"kata Gladis. "Udah ah ngomongin janda.tar bukan Lila semakin tertarik nikah malah makin takut"jeda Nino. Aku tertawa berdua Gladis. "Maaf ya Kal....."desis Gladis meremas tanganku. Aku tersenyum. "Gue bukan ga mau nikah,cuma belum nemu aja sosok laki yang gue harapin.Gue juga mau kali ada orang yang bisa gue andelin saat gue sudah atau sedih,gue juga mau merasa jatuh cinta dan ngerasain make love"ungkapku berbisik di akhir kalimat. Nino dan Gladis tertawa. "Kirain cewe tomboy kaya elo lupa punya nafsu"ledek Nino. Gladis menyikut perut Nino. "Kalila sekrang cantik bang,jangan ingat dia yang dulu SD sama kita.Sekrang dia pakai make up,rambutnya panjang dan bodynya juga terjaga.Bukti dia berusaha jadi cantik"goda Gladis. Aku merona karena Nino perlahan mengamati penampilanku. "Tetap ga ada yang bisa ngalahin cantiknya Noni.Biasa aja...."desis Nino. Kalo aku terbahak,Gladis meringis. "Kegilaan abang gue Kal,biuat dia mau di depan dia Gigi Hadid apa miss universe juga,bakal tetap bilang Kak Non yang paling cantik,jadi elo jangan anggap"pinta Gladis. Aku tertawa sambil mengangguk. "Pantes pas gue ketemu di pesta waktu itu,Noni banyak banget yang liatin,kaya perawan sih ya padahal udah punya anak"kataku dan menyesalinya. Bukan merasa bangga karena istrinya aku puji Nino justru bangkit  "Gue salah ngomomg ya?"tanyaku bingung dan Gladis sudah menepuk jidatnya sewaktu Nino menelpon istrinya sambil ngamuk ngamuk. Aku meringis,pantas Noni ketakutan waktu aku bilang ini. "Elo lanjut ya sama Gladis,gue balik dulu,bahaya nih kalo bini gue masih aja di minatin orang"keluh Nino tergesa mencium pipi Gladis dan menyalamiku lalu sibuk menelpon sambil keluar ruangan. Aku cuma bisa melongo melihat kelakuan Nino dan Gladis yang terus menerus menggelang sampai Nino benar benar keluar ruangan. "Abang elo kenapa sih Dis?"tanyaku bingung. Gladis menghela nafas. "Udah gue bilang abang gue gila kalo soal bininya.Dia ga suka kalo ada orang yang bilang bininya di liatin orang,atau di bilang cantik walaupun udah punya anak.Dia mah sama apa aja cemburu Kal,ga usah manusia,bininya suka buku aja cemburu sama buku.Bininya punya baju kesayangan,cemburu juga katanya mending ga usah pakai baju kalo cinta bininya jadi ke baju dan bukan ke dia"jelas Gladis. Aku tertawa. "Trus dia pulang buat apa?"tanyaku. "Ngapain lagi kalo bukan liatin muka bininya karena merasa rugi muka bininya sempat di liatin orang,dan nanya bininya sayang ga sama dia,sakit jiwa kan?"tanya Gladis. Aku terbahak kali ini. "Sepenting itu?,trus Noni eh kakak ipar elo bakal gimana?"tanyaku penasaran. "Sama gilanya,jangan harap dia bakal marah sama sikap abang gue.Paling mereka debat bentar trus kak Non bakal bilang aku sayang kamu Ino....trus mereka cipokan dan teriak kancutnya basah trus make love.Udah pada hafal sama kelakuan mereka berdua"kata Gladis lagi. Aku terbahak lagi,abis kebayang aja kegilaan itu. "Mereka punya si kembar Dis,udah gede gede juga,masa bakal begitu depan anak anak"kataku. Gladis bedecak pelan. "Di kata semua sudah hafal kelakuan mereka berdua,apalagi anak anaknya.Udah biasa mereka lihat abang cipokan sama bininya.Kalo kak Non di tarik ke kamar,si kembar cuma ngerti bundanya mesti istiraht supaya ga cape.Padahal cape apa coba.Cape make love doang sama abang gue"keluh Gladis. "Dan elo ga suka?"tanyaku pelan. Gladis tertawa. "Abang emang ga pernah kasih bininya pegang kerjaan rumah selain urusan dia dan si kembar,itu juga cuma buat perintah pembantu,kak Non cuma atur.Semua tetap pembantu yang kerja.Gue malah suka,karena laki gue juga jadi nyontoh gimana abang perlakuin Kak Non kaya ratu.Gue juga kaya ratu Kal.Gue ga pernah benar benar pegang kerjaan rumah kecuali ngatur doang.Laki gue cuma nyuruh gue urus anak anak aja.Apalgi anak gue yang cewe,manjanya kaya gue.Itu yang bikin dia keberatan kalo gue banyak nongkrong di mari sambil bawa Puput.Dia mau gue di rumah"jelas Gladis. Aku tersenyum. "Beruntung ya elo"komenku. Gladis tertawa dan makin tertawa saat anak anaknya menerobos masuk dan menciumi wajahnya sedangkan suaminya menunggu gilran untuk mencium Gladis juga. "Kamu jemput anak anak?"tanya Gladis sambil memangku gadis kecil berusia satu atau dua tahun tepat suaminya mencium pipinya. "Mereka mau belajar buat kerajianan dari limbah buat hadiah eyang ti ulang tahun"jelas suaminya. Gladis tersenyum lalu beralih pada si gadis cilik dalam pangkuannya yang sudah menarik gaun Gladis menagih untuk menyusu. Gladis santai menyusui anaknya setelah suaminya menutup pintu ruangan sementara Gladis mendengarkan celoteh riang dua bocah lelaki yang terlihat antusias cerita dan urusanku denganku terlupakan sejeak. Aku jadi punya kesempatan mengawasi interaksi keluarga kecil Gladis setelah suaminya menyalamiku lalu duduk di sebelah Gladis.Gladis mendengarkan celoteh dua anaknya setelah menyuruh Noah dan Aiden menyalamiku. Perasaanku menghangat bersamaan dengan bersandarnya Gladis di d**a suaminya sambil menyusui Putri dan suaminya sibuk mengganggu gadis kecil itu.Putrinya sekali protes saat ayahnya mengganggunya menyusu dan Gladis akan menegur suaminya.Akan seperti itukah aku kalo aku menikah dengan seorang lelaki baik??.Apakah aku akan merasakan kebahagiaan yang Gladis rasakan saat dia ada di antara suami dan anak anaknya???. Aku masih butuh kerja untuk mencari dan menyeleksi lelaki baik yang akan aku temui suatu saat nanti.Aku cukup berdoa agar tuhan mengirimkan satu untuk menjadi imamku. ### Akankah Kalila menemukan lelaki sesuai harapannya???.kita doakan sama sama ya!! Maaf kalo aku terkesan menceritakan orang lain dan bukan Kalila.Aku berusaha menunjukan proses Kalila dalam pencarian akan sosok lelaki yang akan jadi suaminya kelak.Kalila butuh referensi untuk mengubah pemikirannya dengan cara yang aku tunjukan.Kalila harus mengalami proses pembelajaran itu sampai akhirnya nanti dia memutuskan menikah dan jatuh cnta pada pria yang jadi suaminya. Lalu Kalila bakal nikah dong???tentu aja....aku bakal cerita soal Kalila kan?jadi tunggu aja next partnya ya kesayangan aku semua. see  you next part ya!! kiss and Love
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD