bc

[anti] Commitment

book_age16+
226
FOLLOW
1K
READ
fated
mate
goodgirl
tomboy
powerful
independent
K-pop
drama
EXO
city
like
intro-logo
Blurb

Pertemuan yang tampak seperti sebuah takdir itu membuat Sehun dan Lentera terlibat dalam hubungan yang pelik, keduanya memiliki pemahaman yang berbeda tentang sebuah komitmen. Lantas, mampukah keduanya menemukan jalan keluar untuk kebahagiaan mereka?

chap-preview
Free preview
01. Gadis Bertopi Merah
Ditengah kesibukannya menunggu seseorang Sehun mulai menyesap Americanonya, matanya menjelajah kesetiap penjuru kafe sekedar membuang kebosanan. Sudah 45 menit ia menunggu tapi yang ditunggu tak kunjung muncul membuatnya jengah setengah mati. Diluar sana gerimis mengguyur, sore hari yang biasanya terlihat romantis nan manis kini malah terlihat sendu, gumpalan awan-awan kelabu sepertinya enggan untuk pergi dan terus saja menumpahkan titik-titik air yang menambah nuansa galau. Lantunan lagu lawas OST dari film My Heart menggema didalam kafe, menambahkan rasa perih tak beralasan, Sehun memang tidak dalam kondisi patah hati tapi suasana dan backsoundnya sangat mendukung untuk bergalau ria sampai menangis tersedu-sedu. Menggeleng kuat, Sehun berusaha menghilangkan jiwa melankolisnya yang tiba-tiba muncul, bebarengan dengan itu manusia yang ia tunggu akhirnya menongolkan batang hidungnya juga. "kenapa lo geleng-geleng? Kesambet?" kedatangan yang diawali dengan pertanyaan konyol. Bukannya menjawab Sehun malah menatap bengis kearah temannya, "gara-gara lo waktu gue terbuang sia-sia" "maaf, nggak liat apa jalanan macet kalo sore ditambah gerimis lagi" keluh laki-laki bertelinga panjang itu. "udah cepetan, mau ngomong apa lo?" kesal Sehun setengah mati. "oiya hampir aja lupa..." katanya menepuk pelan dahinya sendiri "lo belum nanam saham di Fly Group kan?" imbuhnya bertanya "belum, keputusannya besok" jawab Sehun disela menyesap Americano yang tinggal seteguk itu. "bagus deh kalau belum, soalnya CnC Corp. udah jadi korban, uangnya dibawa kabur semua" ceritanya yang membuat Sehun mendengus kesal. Dalam hati Sehun menggeram marah, ohh pantas saja tadi mereka--- pihak Fly Group, tidak mau bertemu untuk membicarakan lebih lanjut tentang penandatanganan saham, jadi ini toh alasannya, mereka tengah tunggang langgang menghindar dari kejaran predator. "makasih, udah ngasih tahu" ucap Sehun menghentakkan cangkirnya cukup keras hingga menimbulkan suara 'prank' yang lumayan memekakan telinga. "oiya tadi gue lihat Krystal sama Kai, kayanya mereka lagi berantem" ujar laki-laki itu. Sehun geming, mendadak gemuruh marah didadanya meluap begitu saja saat mendengar nama dua manusia yang disebutkan tadi. Nafas Sehun memburu mencoba menahan amarahnya. "Yeol..." panggil Sehun ditengah perburuan nafasnya. Merasa terpanggil, laki-laki dihadapannya ini menatap Sehun dengan wajah bodohnya, "apa?" "haruskah lo bahas mereka?" geram Sehun dengan kilatan marah dimatanya. "so-sorry, gue gak maksud..." gagap laki-laki bernama Chanyeol ini. Kemudian Sehun berdiri secara tiba-tiba membuat kursi yang tadi ia duduki berderit nyaring bergesekan dengan lantai, "gue pulang" katanya dan melangkahkan kaki panjangnya menjauh dari kafe. Diluar sini gerimis sudah menjelma menjadi hujan lebat, seakan tak takut mati Sehun melajukan mobil hitamnya dengan kecepatan penuh, bahkan sesekali ban mobilnya itu sedikit tergelincir karena licinnya aspal, tapi Sehun tidak peduli, amarahnya sudah sampai puncak dan ini satu-satunya pelampiasan yang tepat menurut Sehun. Sungguh ironis. Jalanan cukup lenggang dan Sehun semakin kalap mengendarai mobilnya, seiring kenangan-kenangan pedih itu melintas dikepalanya Sehun juga semakin kuat menginjak pedal gasnya. Sampai akhirnya tibalah Sehun disebuah tikungan yang cukup curam, kecepatan yang sudah terlanjur penuh itu membuat Sehun panik dan menginjak pedal rem sekuat-kuatnya, dia berusaha mengendalikan stirnya tapi ban mobilnya lebih dulu tergelincir membuatnya mau tak mau menabrakkan diri pada pohon randu yang berdiri kokoh dipinggir jalan. .... Sehun melenguh kesakitan saat merasakan pening menyerang kepalanya, bahkan telinganya tiba-tiba berdengung menimbulkan rasa nyeri, setelah dengungan itu sirna samar-samar Sehun bisa mendengar suara seorang wanita, bahkan kini Sehun juga bisa merasakan sebuah tangan dingin yang menepuk-nepuk pelan pipinya, dalam benaknya Sehun berpikir, apakah dia hantu? Kenapa tangannya dingin sekali? Untuk membuktikannya Sehun mencoba membuka matanya perlahan, menatap lamat-lamat sosok yang ada didepannya, tapi bukannya mendapati sosok wanita seram dengan rambut awut-awutan Sehun malah menangkap sosok wanita dengan topi merah berbordir 'Lentera' disisi bagian kiri dan mengenakan jas hujan model kelelawar itu. "Mas, udah sadar?" tanya wanita itu dengan wajah paniknya. Sehun kembali mengerjap, mencoba mengingat-ingat kembali kejadian apa yang baru saja menimpanya tapi belum sempat otaknya bekerja wanita didepannya ini lagi-lagi berbicara. "Saya udah telfon temen saya buat derek mobil Mas, sekarang Mas pake jas hujan saya dulu terus kita ke klinik terdekat" ujarnya dan memakaikan Sehun jas hujan warna biru tua itu. Sehun masih kebingungan, dia seperti orang linglung yang tak tahu apa-apa, alhasil ia hanya menuruti setiap ocehan gadis bertopi merah didepannya ini. "rumah sakit jauh dari sini jadi kita ke klinik aja ya Mas, 8 menitan mungkin udah sampe" oceh gadis itu lagi dan menuntun Sehun menuju motor butut yang terparkir asal disamping mobilnya. "pegangan Mas, nanti kalo Mas jatuh bisa bahaya" katanya lagi dan menarik kedua tangan Sehun untuk melingkar apik diperutnya. Setelahnya gadis itu mulai melajukan motor bututnya, selama perjalanan dia terus mengoceh yang tidak-tidak agar Sehun tetap dalam keadaan sadar, akan bahaya jika Sehun tiba-tiba pingsan dan jatuh berguling dari motor, untung kalau hanya pingsan kalau mendadak mati bagaimana? Gadis itu tidak mau mengemban resiko lebih berat lagi. "Mas, sebentar lagi kita sampai. Mas tenang aja kliniknya bersih kok" ocehnya. Tak ada sahutan dari Sehun dan gadis itu tiba-tiba panik. "Mas? Mas dengerin saya kan?" tanyanya memastikan "iya" jawab Sehun lirih, ayolah bibirnya hampir membeku karena kedinginan tapi gadis yang ia peluk ini malah mengoceh tak henti-henti. "udah sampai Mas, ayo turun" ujarnya dan men-standart motornya kemudian membantu Sehun melepas jas hujannya. "ayo Mas" ajaknya dan menuntun Sehun memasuki klinik. "Mbak, tolong periksa ini dulu" hebohnya begitu memasuki klinik. "Tera, ini siapa yang kamu bawa?" balas seseorang yang mengenakan snelli tersebut. "nggak tahu Mbak, Tera nggak kenal, tadi mobilnya tiba-tiba nabrak pohon" terang gadis yang dipanggil Tera itu. "yaudah, bawa sini" ... 20 menit berlalu, setelah pertolongan pertama pada Sehun selesai gadis bernama lengkap Lentera Kusuma itu siap melontarkan pertanyaan pada dokter umum ber-name tag Wendy tersebut. "gimana Mbak, nggak kenapa-napa kan orangnya?" tanyanya dengan bibir yang membiru. "kamu ini b**o apa gimana? Kalo ada korban kecelakaan kaya gini harusnya kamu telpon ambulance bukannya dibawa kesini" omel dokter muda tersebut. "ya gimana Mbak, hapeku tiba-tiba mati setelah telpon Yuta tadi buat derek mobil Masnya" jelas Tera "ya udahlah, untungnya dia nggak papa. Tangan kirinya patah dan harus di gips, Mbak udah kasih pertolongan pertama jadi nanti kamu temenin dia ke rumah sakitnya" tutur dokter berparas ayu itu. "makasih Mbak" ucap Tera dan berniat memeluk dokter Wendy, tapi sayang niatnya tak tersampaikan. "kamu basah semua mau peluk-peluk orang, sana ganti baju, baju Mbak ada diloker" omel dokter Wendy yang mendapat cengiran kuda dari Tera. Setelah berganti dengan pakaian yang lebih layak Tera keluar menghampiri dokter Wendy yang masih sibuk memastikan kondisi Sehun. "Mbak..." panggil Tera agar dokter Wendy tidak kaget dengan kehadiran mendadaknya. "udah selesai ganti bajunya?" "udah Mbak" jawab Tera mendekat. "Mbak udah telpon ambulance, 10 menit lagi sampai, kamu tunggu aja dulu disini temenin dia" kata dokter Wendy kemudian keluar dari ruangan yang biasa ia gunakan untuk merawat pasien. "Mas..." panggil Tera hati-hati Sehun menoleh, sedari tadi ia tidak memedulikan ocehan dua wanita yang sedikit berdebat dihadapannya, kepalanya saja sudah sangat pening buat apa peduli dengan sekitar. "tahan sebentar lagi ya Mas, nanti ambulancenya dateng" kata Tera Sehun diam, tak berniat menjawab, bahkan kelereng matanya sudah ia alihkan kearah lain agar tidak bertabrakan dengan milik gadis didepannya itu. Suasana hening cukup lama, tidak ada yang berniat memecah keheningan, hanya ada suara gemerutuk gigi dari Tera yang sepertinya tengah menggigil kedinginan, tapi Sehun lagi-lagi tidak peduli. Dasar laki-laki tidak tahu berterima kasih. "Tera.. Ambulancenya udah dateng"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.5K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.4K
bc

My Secret Little Wife

read
98.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.0K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
18.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook