BAB 3

1073 Words
Pagi pun tiba,  Kania sudah ribut di dapur untuk memasak ya hari ini dia ingin memasak nasi goreng  sepertinya anaknya memang sedang ingin nasi goreng.  Dia memang tidak bisa menuruti semua keinginan anak dalam kandungannya itu,  semoga dedeknya tau kalau ibunya memang lagi susah belum bisa membeli waktu dia ngidam.  "Dek, rejeki kamu ya mama jadi bisa beli beras,  beli sayur, beli sembako kamu jadi bisa makan masakan mama" ucap Kania "tiga hari yang lalu waktu kamu ngidam makan nasi goreng baru bisa mama tepatin nih,  heheh jangan ngiler ya dek mama udah berusaha nepatin keinginan kamu" ucap Kania mengelus perutnya yang buncit Setelah nasi gorengnya jadi Kania langsung memakannya ya sangat nikmat pada asalnya memang Kania pintar memasak karena memang tidak ada uang lebih untuk berbelanja jadi dia makan beli sarapan di warung karena siang harinya dapat jatah makan dari Deva,  bos nya yang baik hati itu.  Setelah selesai makan Kania langsung membuat s**u ibu hamil,  ya dia miris tidak bisa rutin minum s**u hamil karena tidak memiliki uang untuk membelinya,  menabung untuk memeriksa  kandungannya pun sering kurang uang.  Tapi dia bersyukur sekarang bisa meminumnya lagi supaya anaknya sehat di perutnya itu.  "Mama minum s**u lagi dek,  kamu sehat sehat ya disana" ucap Kania berbicara kepada anak dalam kandungannya yang sudah mulai aktif bergerak di dalam perutnya. Setelah selesai dia langsung bergegas berangkat menuju de'florist toko bunga milik Deva itu hari ini dia sendirian karena ditinggal seminggu  di Bali karena Deva menyusul suaminya.  "Semangat semangat" ucap Kania menyemangati dirinya sendiri Hari ini toko bunga sangat ramai,  banyak pembeli berdatangan dan kania sangat bersyukur Tuhan maha baik kepadanya yang penuh dosa ini.  *** Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, dia sudah melahirkan anaknya itu dia memberi nama anaknya dengan nama Arkana ya Arkana Zaynika Putra , anak yang sangat tampan dengan bulu matanya yang lentik dan alisnya yang tebal itu apalagi hidungnya yang mancung seperti perosotan sangat menggemaskan. Tapi wajah Arkana sangat mirip dengan lelaki yang menyakitinya bahkan sangat mirip,  melihat Arkana pun membuatnya teringat dengan dia.  Dia ingat bagaimana perjuangan melahirkan Arkana dulu,  dia sangat sedih saat mengingatnya.  Tak punya sanak saudara dan bahkan tak punya uang yang cukup untuk biaya persalinan.  Untungnya Deva dengan berbaik hati menolongnya,  walau Deva bilang tidak usah mengganti uang yang dikeluarkan untuknya tapi Kania tidak bisa menerima itu,  karena Deva sudah terlalu banyak membantunya selama ini.  Bahkan dia juga sering membelikannya s**u ibu hamil waktu masih hamil Arkana.  Kania memutuskan memotong gajinya setengah untuk melunasi hutannya itu,  gapapa yang penting anaknya bisa terlahir dengan sehat itu sudah sangat membuatnya bahagia.  Kini Kania sedang membawa Arkana bekerja,  karena Arkana sangat lucu  banyak pembeli yang terpesona karena gemas dengan anaknya itu.  "Duh gemes banget mba pengen cubit pipinya" ucap salah satu pembeli "Iya mba,  Arkana memang menggemaskan " ucap Kania lagi dia sedang merangkai bunga sedangkan anaknya di dudukkan di stroller "Umur berapa mba? " tanya pembelinya "Sudah lima bulan" ucap Kania "ini mba sudah selesai" "Makasih mba,  berapa harganya " tanya pembeli "Delapan puluh lima ribu mbak" ucap Kania "Ini mbak,  kembaliannya buat arkana aja yaa gemes sekali aku" ucap pembeli itu memberikan uang seratus ribu pada kania "Makasih ya mba" ucap Kania Setelah pembeli pergi Kania lalu menggendong Arkana,  sumber kebahagiaan baginya.  Karena jam sudah menunjuk pukul dua belas siang waktunya untuk istirahat dia membalik tanda open di pintu kacanya.  Waktunya memberikan asi untuk Arka "dek,  kamu gemes sekali sih sampai banyak yang bilang sama mama" ucap Kania mengobrol pada anaknya itu tapi Arka sedang enak enaknya meminum asi ""Aduh dek sakit tau" ucap Kania saat Arka terlalu kuat meminum asinya Arka malahan senyum mendengar suara mamanya itu "Ya ampun anak tampan malah senyum senyum sii" ucap Kania setelah Arka selesai menyusu Deva datang membawakan makan siang untuk Kania,  ya Deva sudah seperti adeknya sendiri begitupun Deva menganggap Kania seperti kakaknya sendiri.  "Arka sama aku aja mba,  kamu makan dulu" ucap Deva Deva belum memiliki keturunan makanya dia senang mengajak Arka yang sangat menggemaskan itu.  "Makasih lho Dev" ucap Kania "Iya mba,  aku seneng lagi Arka soalnya bikin aku gemes" ucap Deva Malam pun tiba,  Kania sudah sampai rumah dengan Arka yang sudah tertidur lelap di dekapannya.  Setelah membaringkan Arka di kamar dia langsung bermaksud ingin mandi.  Arka sudah mandi tadi sore di toko karena sejak satu bulan ini toko ramai sampai malam terus makanya dia membawa peralatan Arka untuk di bawa ke toko.  Setelah selesai mandi Kania langsung ikut bergabung dengan anaknya itu,  dia merasa berbeda dengan anaknya kening anaknya terasa panas,  dia baru sadar karena sejak sore Arka merengek terus padanya mungkin sedang tidak enak badan Kania langsung mengambil air untuk mengompres Arka,  ya dia sangat takut anaknya sakit bahkan ikut nangis sendiri saat melihat anaknya yang sedang sakit itu menangis. Dia seperti gagal menjaga anaknya dengan baik baik.  Dia harus memeriksakan anaknya ke rumah sakit besok.  Untungnya tadi kania habis gajian dan lumayan dapat uang lembur sebulan ini.  "Dek besok kita periksa ya dek" ucap Kania pada Arka yang terlelap Pagi harinya Kania buru buru ke rumah sakit untuk memeriksakan anaknya itu.  Walau naik taksi sangat mahal baginya dia akan melakukan itu karena tidak mungkin dia naik ojek saat anaknya sedang sakit.  Arka kalau sakit itu jadi pendiam sekali bahkan jadi tidak nafsu makan,  minum asi pun sangat sedikit itulah yang membuat Kania ketar ketir takut terjadi apa apa dengan anaknya.  Sampai rumah sakit Kania langsung mendaftar di poli anak,  walau harus menunggu sedikit lama karena banyak antrian panjang.  Akhirnya sampai juga gilirannya untuk dipanggil,  dokter langsung memeriksa Arka. Dokter bilang memang karena pergantian musim banyak anak yang sakit demam dan sakit perut ucapnya. Tapi karena Aska demamnya lumayan tinggi dokter menyarankan untuk rawat inap untuk Arka.  Kania pun segera mengiyakan karena dia ingin yang terbaik untuk anaknya itu.  Saat di pasang infus pun Kania tetap setia menemani anaknya itu,  anaknya menangis saat jarum infus menusuk kulitnya.  Dia berkata maafin mama ga bisa jaga kamu dengan baik sampai kamu sakit begini sayang.  Setelah di tenangkan akhirnya Arka bisa tertidur dengan lelap,  Kania ijin kepada Deva tidak masuk kerja karena anaknya yang sakit.  "Nanti Deva kesana mba,  jangan pikirkan kerjaan mba" ucap Deva "Makasih ya Dev" ucap Kania "Semoga Arka cepet sembuh ya mba" ucap Deva lagi "Iya Dev doain ya" ucap Kania. Dia berharap anaknya cepat sembuh,  karena dia sangat panik dia sampai tidak tau kalau ada yang mengawasinya dari tadi. Orang itu melihatnya dengan sinis,  dia terlihat sangat membenci Kania itu.  Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD