Istri Rasa Simpanan

[Rachel, saudaramu tertangkap polisi karena berjudi, dia dipenjara sekarang, tolong katakan pada suamimu untuk membebaskannya. Bibi juga sudah berbicara dengan pihak kepolisian katanya saudaramu bisa bebas jika kita menebusnya. Tidak banyak, itu hanya beberapa puluh juta saja.] Rachel membaca pesan itu dengan wajahnya yang memerah, sudah tiga hari dia demam tetapi dia tidak memiliki uang untuk berobat dan sekarang bibinya mengirimnya pesan dengan maksud meminta uang. [Aku tidak memiliki uang lagi, semua uangku sudah aku berikan kepada bibi.] Rachel buru-buru menjawabnya dan balasan lain datang secepat kilat. [Tidak memiliki uang bagaimana? Itu saudaramu yang dipenjara. Kau hanya perlu berbicara dengan suamimu, aku yakin Kyle juga akan mengerti. Beberapa puluh juta bukan apa-apa baginya.] Rachel mendesah dan nafas panas keluar dari mulutnya. Pesan yang datang dari sang bibi setelah sekian lama bukanlah pesan yang bertanya mengenai keadaannya, tetapi pesan yang berisi permintaan tolong mengenai saudaranya. John, saudaranya itu selalu berbuat ulah, dia dikeluarkan dari sekolah menengah karena memukuli temannya hingga temannya koma dan sekarang dia tertangkap telah berjudi. [Bibi, hubunganku dengan Kyle juga tidak baik. Malu rasanya jika aku tiba-tiba meminta bantuan padanya.] [Mengapa kamu harus malu? Itu suamimu. Apa kau mau saudaramu terus-menerus dipenjara? Lagipula suamimu itu orang hebat, hanya mengeluarkan satu orang dari penjara itu bukan apa-apa baginya.] Rachel terdiam setelah dia membaca pesan itu. Suaminya Kyle adalah pria yang terkenal, dia adalah Tuan Muda yang diinginkan semua wanita, tidak terhitung jumlahnya berapa banyak wanita yang bergelayut di sekelilingnya, setiap hari dia akan membaca berita mengenai skandal suaminya, seperti ganti baju mudah baginya untuk mengganti wanita setiap waktu. Satu tahun lalu dia menikah dengan Kyle, itu bukan pernikahan yang dipenuhi cinta tetapi pernikahan karena terpaksa. Satu tahun lalu, saat dia bekerja di bar sebagai petugas kebersihan, Kyle yang mabuk datang padanya dan memperkosanya. Takut karena skandal yang mengancam akan mempengaruhi karir dan perusahaannya, dia akhirnya dinikahi. Tetapi bahkan jika mereka menikah tidak ada yang berubah selain statusnya yang menjadi seorang istri, suaminya jarang pulang ke rumah, dan bahkan jika dia kembali dia hanya akan meminta 'jatah' seakan 'kamu juga harus melayaniku' dan setelah selesai dia akan langsung pergi meninggalkannya dengan beberapa lembar uang belanjaan. [Bibi, hubunganku dengan suamiku benar-benar tidak baik, sudah satu bulan dia tidak kembali ke rumah, aku juga sudah mengirimnya pesan dan bertanya kapan dia pulang? Tetapi pesanku diabaikan. Aku akan mencari cara lain agar John segera dibebaskan.] [Itulah salahmu! Karena kau bodoh suamimu terus-menerus mencari kesenangan diluar, kau istrinya tetapi lihat bagaimana sikapmu? Kyle malas tinggal di rumah karena dirimu, kau selalu terlihat lusuh dan menyebalkan, bagaimana pria bisa betah? Lihat wanita-wanita yang berada di sekelilingnya, mereka terlihat luar biasa, mereka cantik dan bisa membuat suamimu puas. Kamu seharusnya belajar bagaimana menyenangkan suamimu bukan pasrah seperti itu.] Asela menggerutu setelah dia mengirim pesannya, dia kesal karena Rachel begitu bodoh padahal dia sudah menikah dengan pria seperti Kyle. Seharusnya dia memanfaatkan posisinya dan menikmati kehidupan mewah bukan bersikap pasrah seperti itu. Rachel membaca pesan itu berulang-ulang dan hatinya terasa pahit tertahan. Setiap kali terjadi masalah maka dialah yang akan disalahkan, bahkan jika suaminya berselingkuh secara terang-terangan seperti itu maka dia juga yang bersalah, mengatakan bahwa dia bodoh sehingga tidak pandai merawat suaminya. Lalu, apa yang harus dia lakukan ketika dia berusaha meminta Kyle kembali tetapi suaminya itu mengabaikan pesannya. Dan lagi sedari awal Kyle mengatakan bahwa dia dilarang mencampuri urusan pribadinya. Rachel menyimpan ponselnya tidak berniat membalas lagi. Tetapi sang bibi juga bersikap gigih, alih-alih mengirim pesan kali ini dia bahkan melakukan panggilan telepon. Rachel menatap layar ponselnya dengan matanya yang mengantuk, dia merasa enggan untuk berbicara tetapi dia tau bahwa bibinya adalah orang yang sangat gigih, dia tidak akan berhenti meneleponnya. Rachel menghela nafas dan setelah panggilan hampir terputus barulah dia mengangkatnya. Tetapi, bahkan sebelum dia bisa mengucapkan 'halo' nasehat yang berisi omelan langsung datang dan masuk ke telinganya. "Rachel, minta suamimu kembali dan layani dia dengan baik, jangan singgung dia mengenai wanita-wanita yang ada di sekelilingnya. Karena dia seorang pria dan seorang Tuan Muda, itu wajar baginya untuk memiliki beberapa wanita lain di sisinya. Mereka hanya kekasihnya pada akhirnya tetap kamu yang menjadi istrinya. Jadi jangan merasa cemburu, sebagai istri kamu tidak bisa memberinya apapun setidaknya kamu harus mendukung karirnya." "Bibi…" Asela buru- buru memotong ucapan Rachel. "Yang terpenting adalah dia terus memberimu uang setiap bulan. Jadi, puji saja dia dan layani dia selayaknya suamimu, itu tidak sulit. Aku beritahu kamu, menyenangkan pria itu mudah, selama kamu patuh mereka akan senang padamu. Setelahnya jangan lupa minta bantuan untuk membebaskan saudaramu, Kyle juga bukan pria yang tidak punya hati, setidaknya jika istrinya yang meminta bantuan pasti akan dikabulkan." Rentetan kata-kata itu seolah tidak pernah habis, Rachel bahkan kehilangan kata-katanya, dia menggigit bibir bawahnya mendengar bibinya berbicara hatinya terasa semakin pahit. Bagaimana bisa bibinya dengan mudah mengatakan hal seperti itu? Bagaimana bisa dia memintanya untuk memaklumi suaminya yang terus bersama wanita lain? "Bibi, bulan lalu saat John mabuk dan membuat kekacauan, dia berjanji bahwa itu terakhir kalinya, dia bahkan diberikan sanksi oleh polisi, tetapi sekarang dia masih melakukan kesalahan lain, mengapa dia tidak pergi bekerja dan mencari uang alih-alih membuat kekacauan? Saat itu aku sangat malu ketika meminta bantuan Kyle, jika aku meminta bantuannya lagi, aku tidak tau apakah Kyle akan membantuku?" Rachel ingat saat dia meminta bantuan kepada suaminya, itu satu bulan lalu sebelum Kyle meninggalkan rumah, saat itu John mabuk dan membuat kekacauan, dia bahkan masuk ke dalam toko dan menghancurkan dagangan orang, saat itu dia menghubungi suaminya dan memintanya untuk pulang, dia tau suaminya sangat sibuk jadi dia langsung mengatakan maksudnya untuk meminta bantuan. Tidak disangka Kyle marah padanya dia menghukumnya di atas tempat tidur, membolak balik tubuhnya berkali-kali dan setelah hampir dini hari dia dilemparkan segepok uang sambil bilang. 'Aku tidak suka mengeluarkan uang secara cuma-cuma, karena kamu sudah melayaniku maka anggap saja itu bayaranmu untuk semalam. Kamu bisa menggunakannya untuk menyelesaikan masalah saudaramu dan jika tidak cukup, katakan lagi padaku, aku akan memberimu bonus dan aku tidak masalah untuk melakukannya lagi hingga kamu pingsan.' Itu adalah kenangan pahit yang dia ingat, kenangan yang sulit dilupakannya, penghinaan dan rasa kecewa yang dia terima rasanya seperti dia adalah wanita bayaran. "Apa yang kamu katakan?" Suara kemarahan datang dari seberang. "Kamu tau sendiri jika putraku itu bahkan tidak lulus dari sekolahnya, dia tidak memiliki ijazah. Kerja bagaimana? Kamu yang lebih tua darinya dan itu tugasmu untuk memenuhi semua kebutuhannya dan menyelesaikan setiap masalahnya, itu saudaramu satu-satunya yang kamu miliki, jangan lupa bagaimana kami membesarkan mu dan aku bahkan mengorbankan masa depan putraku demi bisa memberimu ini itu hingga kamu dewasa. Semua itu juga tidak gratis, tanpa kami, kamu mungkin sudah menjadi gelandangan dan mati di jalanan. Kamu seharusnya tidak melupakan kebaikan bibimu ini. Jangan bersikap seperti kacang yang lupa akan kulitnya, jangan lupakan bahwa akulah yang telah menyelamatkan hidupmu."