1. Zeta Lee

1809 Words
“Terimakasih sudah datang hari ini, sampai jumpa lagi My Crown!!!”   Seruan kencang tersebut membuat semua orang yang berada di depan panggung itu berteriak histeris penuh semangat. Seruan-seruan itu terdengar semakin memekakkan telinga ketika menyaksikan tujuh perempuan menuruni tangga, meninggalkan panggung dengan senyuman yang merekah sempurna diiringi dengan flying kiss dan juga love sign yang paling penggemar sukai. Ketujuh gadis itu dari yang tertua sampai yang termuda, Ella (27), Juliet (26), Zeta (26), Summer (26), Chloe (25), Lucy (25) dan Nia (24). Ketujuhnya merupakan deretan gadis berparas cantik dengan aura yang sangat berbeda.   Ella dan Summer yang paling tinggi dengan aura paling kuat, Lucy dan Nia dengan tubuh mungil paling manis dan imut,  Chloe dan Juliet di pandang secara umum cantik dengan aura seksi yang menguar di antara keduanya. Sementara Zeta, dia leader dan juga center. Vocal bagus, rapper tak kalah bagus, dancer terbaik dengan visual yang di pandang tak nyata. Jika Chloe dan Juliet cantik secara manusiawi maka Zeta di anggap gadis cantik yang kecantikannya tak nyata, layaknya gadis yang keluar dari sebuah manga. Banyak yang mengaguminya, banyak yang menyukai Crown Queen; grup mereka, berawal dari visual Zeta. Orang-orang pun tak menutup mata jika cinta pertama mereka di Crown Queen pasti Zeta sebelum cinta pada member lain.   Zeta Lee. Dia sosok gadis yang sebenarnya sangat sederhana. Tubuhnya tak setinggi Ella dan Summer, dia juga tak semanis Lucy dan Nia, dan dia juga tak seseksi Chloe dan Juliet. Namun Zeta memiki kaki jenjang, tubuh ramping dan kulit pucat yang putih bersih tanpa cacat. Wajahnya yang kecil, alisnya menukik rapih alami, bulu mata lentik, hidung lancip, bibir tipis dengan dagu membulat yang di tambah dengan sebuah bekas luka kecil di bagian sudut mata kanan, luka yang tidak tampak sebagai cacat, namun justru menambah indah wajah cantik yang selalu merona itu. Selain itu dia juga memiliki pipi yang tidak pernah tembam sekalipun dia sangat menyukai makan. Semua hal itulah yang membuat Zeta tampak special, dia tidak menonjol dalam salah satu tapi dia mampu menunjukan hal terbaik yang ada dalam dirinya.   “Hana Eonni.” Panggil Zeta pada sang manager yang sedang merapihkan berbagai makanan di atas meja di belakang panggung. “Ini darimana? Kenapa banyak sekali?”   “Fans Chloe yang mengirimnya. Fans Summer juga mengirim food truck untuk kalian dan staff.” Jelas Hana sang manager.   Zeta hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Ia tak pernah heran lagi melihat hal itu. Fans mereka memang sangat royal, terutama Fans Chloe dan Juliet. Beruntungnya fans mereka pun selalu memperhatikan member lain, membuat Zeta sedikitnya lebih lega. Bukan ... ia bukan iri. Ia juga terkadang menerima banyak hadiah dan kiriman makanan meskipun tak sesering mereka bertiga. Namun terkadang ia merasa tak enak dengan member lain jika hanya satu dari tujuh di antara mereka yang mendapatkan hadiah.   “Lucy aku melihat fans-mu mengirimkan ponsel keluaran terbaru ya untuk hadiah ulang tahunmu?” “Iya, tadi pagi aku menerimanya.”   “Oh ya ... ngomong-ngomong ulang tahun. Kau ingin hadiah apa Lucy?” Tanya Zeta seraya mendudukkan dirinya di depan cermin, untuk menghapus sisa make up.   Zeta adalah seorang leader, tentu saja dia memiliki tanggung jawab yang sangat besar pada semua member sekalipun Ella tertua di grupnya. Ia harus memastikan memperhatikan member lain terlebih dahulu daripada dirinya. Karena bagaimanapun baginya, mereka adalah sahabat sekaligus saudara yang harus ia prioritaskan.   “Eonni, tak perlu memberikan hadiah lagi. Kau baru saja memberikan hadiah untukku bulan lalu.” Seru Lucy seraya mengerucutkan bibir, tak enak dengan Zeta yang memang selalu memanjakan semua member tanpa pilih-pilih.   “Itu kan hadiah lain, bukan hadiah ulang tahun. Benarkan Zeta?” tanya Ella seraya terkekeh. “Menolakpun percuma Lucy, Zeta akan tetap memberikannya.”   Mendengar hal itu Zeta terkekeh pelan. “Kau sangat tahu Eonni.” Ia mengalihkan pandangan pada Lucy kembali. “Jadi ... mau apa?”   Lucy, gadis bertubuh mungil itu menghembuskan nafas. “Baiklah kalau begitu, belikan saja aku sneakers Eonni. Jangan yang terlalu mahal, yang biasa saja” ujar Lucy dengan cepat, sebab ia tahu jika ia tidak berpesan demikian Zeta akan memberinya barang mahal lagi.   Zeta terkekeh pelan. “Baiklah ... baik. Akan aku pesankan dari sekarang.”   “Ingat jangan yang mahal. Aku malu nanti saat memberimu hadiah ulang tahun, jika pemberianku tidak sepadan.” Ulang Lucy lagi yang membuat Zeta lagi-lagi terkekeh pelan.   Begitulah Zeta, dia sangat royal. Meskipun bukan dari kalangan keluarga berada seperti Summer. Namun ia selalu berusaha memberikan hadiah terbaik pada mereka semua. Entahlah ... mengapa ia bisa seperti itu, tapi yang ia sadari hanya satu. Ia melakukannya sebagai bentuk rasa syukur memiliki saudara seperti mereka di tengah hidupnya yang penuh dengan kehampaan.   Ya ... hampa dan sepi.   ***   Di satu sisi ... tak selamanya kehidupan Idol penuh dengan kebahagiaan. Tak selamanya pula mendapatkan pujian. Ada sisi lain yang membuat pada idol ketakutan, bahkan tak sedikit yang terjatuh dan kesulitan untuk bangkit kembali. Satu sisi menakutkan dimana ... ketika mereka harus berhadapan dengan para pembenci yang selalu memberikan komentar kebencian, hinaan, caci maki hingga sumpah serapah meminta mati. Semua idol setidaknya pernah satu kali mendapatkan hal itu. Begitu pula dengan Zeta.   Tak hanya itu. Zeta bahkan terlalu sering mendapatkan fitnah-fitnah tak berdasar yang benar-benar merugikannya. Fitnah terbaru yang ia dengar adalah, seseorang mengatakan melihatnya di sebuah bar bersama laki-laki asing. Padahal ia tak pernah melakukannya. Sepanjang ia berkarir selama empat tahun, bahkan sepanjang hidupnya ia tak pernah melakukan hal itu. Jangankan untuk keluar bersama laki-laki asing, memiliki teman laki-laki pun Zeta hampir tidak memilikinya. Kontak laki-laki pun hanya beberapa dan itu hanya kontak senior di agensinya saja. Namun fitnah itu bagaikan bensin yang di siramkan pada api. Fitnah-fitnah itu membuat semua haters-nya semakin menggila, semakin menghinanya dan mencacinya. Menganggap semua informasi tersebut benar adanya.   ---   Kau bahkan tak lebih cantik daripada Juliet, tapi kenapa sok cantik sekali?   Center? Tanpa bakat. Memang kau bisa apa? Hanya modal tampang!   Kau sangat mengganggu sekali. Tidak bisakah kau enyah saja dari Crown Queen?   Ella lebih pantas jadi leader daripada kau!   Cih! Wajah bagai malaikat, kelakuan tak lebih baik dari Iblis.   ---   “Stop melihat komentar Zeta.”   Zeta mendongak pada Hana yang barus aja merebut ponselnya. Ia menghela nafas panjang kemudian tersenyum tipis. “Sudah biasa ‘kan?”   “Aku sudah mengatakan berhenti melihatnya Zeta. Itu hanya akan mengganggu mentalmu. Itu sangat membahayakan dirimu Zeta. Kau hanya akan terpuruk jika selalu membaca komentar buruk. Apalagi pihak agensi tidak melakukan apapun. Mereka ... ugh! Mereka sungguh menyebalkan. Mereka sepertinya tidak membaca pengaduan fans-mu hingga tidak memberikan tanggapan apapun mengenai fitnah itu.”   Seulas senyuman tersungging. “Tak hanya komentar buruk yang ada di kolom komentar fancam-ku Hana Eonni. Tapi banyak pula yang memberikanku semangat. Tentang Agensi? Mungkin mereka menganggap ini tak penting karena hanya sebatas issue tanpa dasar? Sudahlah ... nanti juga akan mereda seperti biasanya.”   “Tapi kau tetap saja sengaja membaca hate comment-kan? Sudahlah. Lebih baik kau jangan membuka social media, jangan membuka komentar apapun, dimanapun. Haters masih menggila karena fitnah kemarin. Aku hanya tak ingin terjadi sesuatu padamu Zeta. Sekarang sebaiknya kau istirahat saja, tidur. Malam nanti kau harus latihan untuk konser akhir tahun. Kau mengerti?”   Zeta mengangguk kecil. “Ponselku?”   “Aku akan memegangnya sementara waktu. Nanti malam setelah latihan aku kembalikan.”   Zeta hanya mampu menghela nafas kemudian mengangguk lagi. Ia tak bisa membantah jika Hana sudah seperti itu. Secara pribadi ia pun tak merasa keberatan dengan semua yang Hana lakukan terhadapnya. Karena ia tahu Hana melakukan itu sebab dia menyayanginya saja. Selain manager, Hana memang sudah selayaknya kakak kandung baginya. Hana selalu merawatnya dengan sangat baik dan melindunginya dengan sangat baik pula. Bahkan sejak dirinya belum menjadi idol karena secara kebetulan Zeta adalah trainee terlama di Crown Queen.   “Oh ya ... satu lagi.” Hana kembali berbalik menghadap ke arah Zeta. “Zeta seseorang mengirimu hadiah ke agensi. Aku akan mengambilnya sekarang dan segera memberikannya padamu.” Ujar Hana.   Zeta mengerutkan kening lalu mengalihkan pandangan. Heran dengan penuturan sang manager.   “Biasanya staff agensi akan mengirimkannya ke dorm. Tumben kau yang membawanya Eonni?”   “Ini gila.” Zeta terjengit ketika Hana mengatakannya. Perempuan itu bahkan kini duduk dihadapannya dengan ekspresi penuh keterkejutan, sangat berbeda dengan kekhawatiran yang perempuan itu berikan beberapa saat lalu.   “Ada apa?”   “Setelah mendapatkan serangan yang buruk dari haters yang gila. Aku tak tahu sekarang kau memiliki fans sejenis apa tapi aku sangat terkejut melihat hadiah yang dia berikan Zeta.” Hana berjalan mendekati Zeta lalu memperlihatkan sebuah foto pada gadis itu. “RF, kalung limited edition yang baru di launching-kan Senin minggu ini. Apa dia gila? Demi Tuhan! Itu harganya dua juta dollar Zeta. Dua juta dollar. Dua koma dua milyar Won!”   Zeta mematung mendengar penuturan managernya itu, sangat terkejut. Selama ini ia memang sering mendapatkan hadiah. Namun untuk perhiasan semahal itu, ini adalah kali pertama ia dapatkan. Apalagi perhiasan dari RF, atau Rexford yang memang salah satu brand perhiasan paling besar di Amerika. Ini adalah untuk pertama kalinya dan mungkin satu-satunya.   “Mungkin penggemarmu pengusaha? Dan mungkin dari Amerika langsung? WOW! Zeta! Gila! Fans mu memang tak main-main.” Lanjut Hana penuh kekaguman. Seolah melupakan kekesalannya beberapa saat lalu.   “Tidak. ini pasti kesalahan Eonni. Mungkin salah kirim? Tak mungkin orang asing mengirimku hadiah semahal itu.” Zeta menggelengkan kepalanya secara perlahan. “Aku tak bisa menerimanya. Kirim kembali pada pengirimnya Eonni.”   “Sayang sekali, tak ada alamat pengirim di box-nya. Bahkan nama pengirimpun tak ada.”   “Apa?” Zeta membelalakkan matanya.   “Sudahlah ... itu sudah jelas untukmu Zeta. Namamu dengan jelas terpampang nyata disana. Ada sebuah surat juga untukmu, tapi staff keamanan tidak berani membacanya. Akan aku ambilkan segera, setelah itu kau baca sendiri.”   “Tapi Eonni ... .” Zeta menatap Hana. “Mengapa sekarang aku mendadak takut? Bagaimana bisa ada seseorang mengirimkanku perhiasan semahal itu? padahal kami tidak saling mengenal. Mungkinkah ... dia ... .”   Hana menepuk-nepuk kepalanya beberapa kali. “Positive thinking saja. Mungkin dia memang penggemar barumu Zeta. Dia mungkin sangat menyukaimu dan menghargaimu. Terima saja sementara, jika ada kesempatan mengembalikannya ... kau bisa kembalikan.”   “Tapi ... bagaimana jika tidak?”   “Itu milikmu. Mudahkan? Mungkin itu salah satu balasan atas kebaikanmu dan juga kerja kerasmu selama ini Zeta. Sudahlah ... jangan di pikirkan. Aku akan ke agensi sekarang mengambil hadiahmu. Sekarang tidurlah. Sana ... ke kamarmu.”   Zeta menghembuskan nafas perlahan lalu mengangguk sebelum akhirnya beranjak ke kamarnya dengan pikiran yang masih mengambang, bingung. Haruskah ia menerimanya? Jujur saja, ia terbebani mendapatkan hadiah itu, karena sepanjang empat tahun ia berkarir, ini adalah hadiah termahal yang ia terima.   Tapi hal itu juga sekaligus membuatnya penasaran dengan sosok penggemarnya itu. Apa motifnya memberi hadiah semewah itu? Benarkah hanya sekedar salah satu penggemar atau terobsesi padanya?   Karena menurutnya ... pemberian orang itu padanya sungguh tak lazim.   Bukankah begitu?    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD