BAB 2 -AKU JATUH CINTA!-

1054 Words
“Yang Mulia Pangeran … Yang Mulia … apa Anda bisa mendengar?” “Panggilkan tabib!” “Yang Mulia … saya mohon, jawab pertanyaan saya!” “Yang Mulia ….” “Yang Mulia ….” “Yang Mulia Pangeran … saya mohon, bangun!” Samar suara-suara itu terdengar, cukup mengganggu, dan lama-kelamaan menjadi sangat menyebalkan untuk didengar. Mata dengan iris violet segera terbuka, hal pertama yang terlihat adalah langit-langit ruangan. Lukisan di atas sana terlihat begitu indah, cahaya dari lampu kristal yang begitu terang. Ah … kenapa sangat menyilaukan? “Yang Mulia membuka mata ....” “Terima kasih, Dewa … terima kasih sudah mengembalikan Pangeran kami.” ‘Di mana aku? Kenapa banyak sekali orang? Kenapa … kenapa mereka sangat berisik?’ “Pangeran … apa Anda baik-baik saja? Sebentar … sebentar lagi tabib istana akan tiba dan memeriksa keadaan Anda.” Wajah bingung segera dipajang, dan saat itu pula pria itu duduk dengan tegap. Ia menatap semua orang, dan merasa semakin tak mengerti. “Kalian si-apa?” tanyanya sedikit gugup. Ia tak terbiasa ditatap, apalagi sedetail itu. “Pangeran … apa Anda melupakan semua pelayan setia Anda?” “Pangeran?” pria itu membeo. Tiba-tiba saja kepalanya terasa begitu sakit, lalu ada banyak sekali ingatan yang asing baginya. Ingatan itu bersatu padu dalam otaknya, dan membuatnya semakin merasa kesakitan. Tangannya dengan cepat menjambak rambut, dan saat ini napasnya terengah. Oh Tuhan … apa yang terjadi? Pria itu kemudian menutup mata, sedangkan mereka yang melihatnya seperti itu hanya bisa menahan diri dengan kejadian yang sedang berlangsung. “Akhhh ….” Akhirnya rintihan itu terdengar. “Yang Mulia!” Pria itu perlahan merasa semuanya jauh lebih baik, ia kembali seperti semula, dan ingatan yang ada pada tubuh itu berhasil diterima. ‘Aku … kenapa aku ada di tubuh seorang pria.’ “Yang Mulia, apa Anda baik-baik saja?” Dengan cepat pria itu berdiri. “Aku ingin ke kamar. Bereskan meja makan, lalu jangan ada yang menggangguku.” Semuanya membungkuk, mereka tak berani mengucapkan apa-apa lagi. Sedangkan si pria … ia memutuskan untuk kembali ke dalam kamarnya. ‘Aku … Ame Yuriga, aku seorang wanita, aku mati dengan cara yang konyol, bertemu dengan pria menyebalkan, dan kini aku hidup … tapi sebagai seorang pria, bahkan memiliki status sebagai seorang Putra Mahkota.’ Ya … Ame masuk ke dalam tubuh seorang pria, ia menjadi seorang Putra Mahkota dari Dragon Empire, dan mereka adalah penguasa di daratan Dragonia of Goddess. Pusat kota dan nama dari kota kerajaan mereka adalah Moniyan, ah … begitu banyak hal yang diingatnya saat ini. Yang jelas … namanya sekarang bukan lagi Ame Yuriga, melainkan Qin Cheng Yue. Ia berumur dua puluh lima tahun, dan itu sangat mudah dari usianya saat meninggal di dunia lain. “Kakak … aku ingin bicara beberapa hal denganmu,” ujar seseorang. ‘Ah … satu lagi. Qin Cheng Yue memiliki seorang adik kembar, dia adalah Qin Liu An.’ “Kakak!” Pria itu langsung saja berhenti, ia menatap ke arah adiknya yang sudah berdiri dengan wajah merengut. “Liu An, ada apa?” tanyanya. “Aku ingin bicara beberapa hal denganmu, Kakak.” Sebagai seseorang yang menggantikan sang pangeran, tentu saja Ame harus bersikap layaknya sang pangeran. Walau hal itu sangat menyebalkan, tetapi ia mau tak mau harus melakukannya. Ia tahu ini gila, tapi ia juga harus menjaga rahasianya dengan baik, dan mencoba mencari cara untuk keluar dari tubuh seorang pria. Tapi … ke mana dia akan pergi jika keluar? Apa dia akan kembali ke samping pria menyebalkan yang mengirimnya ke dunia lain? TIDAK MAU! Hanya hal itu yang Ame pikirkan, ia bahkan sampai menggeleng. “Kakak, apa kau tak mendengar ucapanku?” Ame segera mengalihkan tatapannya, ia kemudian memerhatikan wajah cantik nan lembut wanita di hadapannya. “Maafkan aku, aku hanya memikirkan beberapa hal. Ada apa?” “Apa Kakak tak ingin mengajariku memanah malam ini?” Ame yang mendengar hal itu segera berpikir. Ia benci mengajari orang lain, itu bukan hal yang mudah baginya. “Kakak!” “Bagaimana jika kau belajar dengan salah satu pengawal kepercayaanmu?” “Tapi … tapi aku ingin belajar dengan Kakak,” ujar Liu An. Ame ingin sekali berteriak, mengatakan jika dia bukan Qin Cheng Yue. Merepotkan … sungguh … merepotkan! “Liu An, aku punya beberapa hal yang harus dilakukan malam ini. Aku juga sudah berjanji akan bertemu dengan Ayahanda Raja. Apa kau mengerti?” Liu An yang mendengar alasan sang kakak menatap tak percaya, setahunya saudara kembarnya itu begitu benci bertemu dengan ayah mereka. Bukan … bukan karena pria itu tak menyukai raja, tetapi karena tak ingin mendengar banyak nasihat yang membuatnya mengantuk. “Baiklah, aku harus segera kembali ke kamar. Sampai jumpa, Liu An.” Ame segera berjalan, ia tak peduli dengan tanggapan adiknya itu. Tidak … maksudnya ia tak akan peduli bagaimana sang putri menilai dirinya. Setelah cukup lama melangkah, akhirnya Ame tiba di kamar. Ia segera mendorong kedua belah daun pintu, dan saat itu pula kamar mewah nan megahnya terlihat. Ame yang tidak pernah berada di ruangan besar dan mewah seperti itu diam. Ia kemudian menatap ke setiap sudut, berharap menemukan komputer atau alat elektronik lainnya. Tidak ada … semuanya hanya hal biasa, dan hal biasa itu pastinya dianggap sebagai harta karun oleh orang yang ia gantikan sebagai penghuni tubuh sang pangeran. ‘Sial … kenapa di sini juga tak ada sesuatu yang menarik. Dunia apa ini? Apa dunia ini sangat kuno dan tidak mengenal apa itu barang elektronik, bahkan internet?’ Ame segera menutup pintu, ia kemudian bersandar pada pintu itu, dan menghela napas. “Aku tak akan bisa hidup di tempat membosankan seperti ini. Tak ada komputer, sudah pasti tak ada jaringan internet, dan … tak ada game!” Ame kemudian berbaring di lantai, ia mengatur posisinya telentang, dan menatap langit-langit ruangan. “Pria sialan! Kenapa kau mengirimku ke dunia antah-berantah seperti ini? Apa tidak ada dunia lain yang lebih baik dari ini? Dan … kenapa harus menghuni tubuh seorang pria?” Tidak habis pikir dengan nasibnya itu, Ame kemudian duduk. Mengingat jika dirinya ada di tubuh sang pangeran, ia kemudian memikirkan hal gila. Segera saja ia beranjak, dan berdiri di depan kaca. Alangkah kagetnya Ame saat melihat pantulan pada cermin, ia sungguh tak mampu bicara. “Oh … sempurna sekali,” komentarnya sambil meraba wajah. Ia menelan ludahnya kasar, sungguh menyayangkan diri masuk ke dalam tubuh itu. “Andai saja aku menjadi seorang wanita, maka aku akan memburu manusia tampan seperti ini. Ya Tuhan … tiba-tiba saja aku … ak-” Ame menghentikan ucapannya, ia meraba bagian d**a, dan menyeringai. “Tiba-tiba saja aku jatuh cinta padanya, aku … jatuh cinta pada diriku sendiri!” Ame yang merasa begitu betah menghabiskan waktunya untuk melihat cermin, ia merasa sangat senang bisa melihat makhluk Tuhan paling seksi nan sempurna. Ame benar-benar tak merasa bosan, ia bahkan menyentuh setiap inci tubuhnya, dan kadang akan tertawa karena sangat senang dan juga girang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD