Episode 1

1018 Words
5 July 2020 Suami terbaik Episode 1             Semilir angin sore menyapa tubuhku yang berbalut kemeja dan celana, hari ini aku baru pulang dari belajar di rumah salah satu teman kelasku, mataku terpukau saat melihat jejeran mobil mewah terparkir rapi di depan rumahku, jariku mulang menghitung jumlah modil itu, ku tunjuk-tunjuk sambal berhitung dari angka satu dan berhenti di angka 5, ya, Tuhan… orang kaya mana yang nyasar sampai ke gubuk orang tuaku. Penasaran juga, akhirnya aku memutuskan untuk masuk kedalam,” Assalamuailaikum.”             Seluruh pasang mata yang ada di ruang tamu itu seketika tertuju padaku, tapi ada satu yang masih diam seakan tidak perduli dengan kehadiranku, dia itu seorang pria yang kira-kira usinya 30 tahunan, sangat tampan si, kulitnya putih, rambutnya hitam, hidungnya mancung, mirip seorang pangeran.             “ Fira.” Mataku teralih pada ibuku yang memanggilku dengan lembut tidak lupa dengan senyuman yang selalu meneduhkan hatiku. Ibu melambaikan tangannya padaku, bibirku tersenyum sambal melangkahkan kaki kearah ibu.             “ Duduklah.” Ibu menepuk kursi sebelahnya menyuruhku duduk di tempat itu. Aku menurutinya, ku dudukkan diriku di sana, saat mendongakkan pandanganku mataku bertemu dengan mata pria itu, matanya sangat tajam dan menakutkan, mata itu seakan memberikan ancaman yang tak kasat mata untukku.             “ Tuan, ini putri kami. Namanya Firanda Firdaus, usianya 17 tahun,” kata ibu. Kenapa perasaanku semakin tidak enak, aku berharap ibu tidak berniat menjodohkanku. Ini bukan jaman Siti nur baya, lagi pula usiaku masih muda, baru saja aku naik kekelas dua SMA masak harus nikah.             “ Hmm, tidak masalah berapapun usia putrimu dan siapapun Namanya, yang terpenting dia bersedia menikah dengan putraku ini,” kata pria tua yang duduk di samping pria tampan itu. Menikah? Apa telingaku tidak salah dengar? Aku tidak mau menikah muda, aku tidak mau hidup dengan berbagai macam aturan sebagai seorang istri, lagi pula aku masih ingin sekolah.             “ Tentu saja putriku mau, dia adalah anak yang berbakti pada orang tua. Kami tidak bisa melunasi hutang kami pada tuan Mizuruky, jadi kami bersedia menikahkan putri kami dengan putra anda, dengan syarat hutang kami dianggap lunas,” sahut ayah.             Mataku beralih memandang ayah yang masih menyunggingkan senyum ramah pada pria yang dipanggil tuan Mizuruky itu, hatiku remuk dan hancur, pedih dan sesak, kenapa orang tuaku tega melakukan ini padaku, aku dijadikan alat untuk melunasi hutang, rasanya mulutku ingin berteriak dan mengatakan bahwa aku tidak mau menikah, tapi saat kuarasakan genggaman tangan ibuku yang begitu lembut di jemariku membuatku tak mampu berkata apapun, haruskah hidupku jadi seperti ini?   Firandafirdaus636@g*******m Tanggal 23 juni Fira melangsungkan pernikahan dengan seorang pria yang bahkan tidak dikenalnya, tidak ada rasa cinta yang ada hanyalah kesedihan, di depan seorang penghulu dan dua orang saksi dia telah menjadi seorang istri dengan air mata yang berderai, tapi meski begitu gadis remaja itu selalu ingat dalam ajaran agamanya seorang istri haruslah taat pada perintah suaminya selagi itu tidak melanggar norma agama dan hokum yang berlaku, dan surge seorang istri adalah di bawah telapak kaki seorang suami. Sebuah rumah bergaya eropa bertingkat 27 persis seperti, rumah yang mirip istana itu akan menjadi tempat tinggal barunya, dirinya yang berasal dari keluarga miskin sekarang berubah menjadi seorang ratu dalam sebuah istana, entah ini suatu anugrah ataukah bencana,” Ini adalah rumah pribadi suamimu, sekarang kau bisa tinggal di sini, mejadi nyonya rumah ini. Tapi kau tidak boleh berharap menjadi Ratu dalam hati suamimu,” ucap seorang pria yang merupakan ayah tiri dari suami Fira. Gadis itu terkejut, tidak boleh berharap menjadi Ratu dalam hati suaminya, permainan macam apa ini?             “ Sekarang masuklah ke dalam kamarmu, suamimu sudah menunggu di sana,” perintahnya lagi. Meski bingung gadis itu tetap mengangguk, setelah itu 4 orang pelayan wanita mengantarkannya menuju kamar suaminya, untuk menuju kesana dirinya harus menaiki lift yang tak pernah dia lakukan sebelumnya, setelah sampai di lantai 27 lift pun terbuka, Fira berjalan dengan kepala tertunduk hingga dirinya sampai di depan kamar Sang suami.             “ Nyonya, ini adalah kamar tuan muda, anda silahkan masuk sendiri,” kata pelayan itu. Fira hanya mengangguk, setelah itu ia membuka pelan pintu kamar suaminya, kamar yang sangat luas berdominasi dengan warna putih salju, matanya menangkap sosok Sang suami yang tengah tertidur dengan posisi terlentang, dia tidak mengerti dari kemarin saat bertemu hingga menikah pria itu bersikap sangat dingin terhadapnya, bahkan tidak sekali pun berbicara padanya, selain mengucapkan ijab qobul dia hanya diam bagai orang bisu.             Perlahan Fira melangkahkan kakinya mendekati Sang suami, dia berdiri di samping ranjang suaminya, tangannya meremas gaun pengantinnya jantungnya berdegup tidak karuan, tubuhnya sudah panas dingin, otaknya membayangkan malam pertama dengan seorang pria yang usianya jauh lebih tua darinya,” Apa yang harus aku lakukan sekarang? Suamiku sudah tidur, apa aku harus membangunkannya? Tapi mungkin aku tidur juga, seharian aku sudah sangat lelah,” batinnya. Matanya melirik tempat kosong yang ada di samping Sang suami, terlihat sangat nyaman untuk ditiduri, tqpi bagaimana kalau pria itu bangun lalu marah padanya, ia pun memutuskan untuk mencari tempat lain, terlihat sofa panjang di dalam kamar itu, mungkin bisa digunakan untuk istirahat.             Fira melangkahkan kakinya menuju sofa itu, ia rebahkan tubuhnya yang sudah lelah di sana, tak lama kemudia matanya terpejam karena kelelahan.             Sepasang mata setajam elang menampakkan sinarnya, ia melirik sofa panjang yang ada dalam kamarnya, bibirnya tersenyum simpul melihat gadis yang baru saja dia nikahi tertidur di sana, Ivan maulana Rizky atau yang dikenal dengan sebutan Mizuruky Ivan bangkit dari posisinya, ia melangkahkan kakinya mendekati Sang istri, pria itu menekuk sebelah lututnya untuk mensejajarkan tingginya dengan istrinya. Tangannya terulur membelai puncak kepala gadis itu,” Kau pasti terpaksa menikahiku, kau tidak perlu khawatir aku akan memperlakukanmu dengan sangat baik, aku sudah berjanji di depan Tuhan bahwa aku akan menjagamu. Kalau kau tau aku melakukan ini semua demi untuk melindungimu dari ayahku, apa kau akan suka rela menikah denganku?” gumamnya.             Maulana bangkit dari posisinya lalu mengulurkan tangannya untuk menggendong tubuh mungil itu, ia tak tega melihat tubuh itu tidur dengan posisi tidak nyaman di sofa tersebut, dia membawanya di ranjang king size miliknya, dengan perlahan dia meletakkan tubuh gadis itu disana, setelah itu diselimutinya tubuh ringkih istrinya. Setelah memastikan gadis itu tidur dengan posisi yang nyaman, Maulana ikut membaringkan tubuhnya keatas ranjang, ia rengkuh tubuh gadis itu kedalam pelukannya, dan dikecup singkat keingnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD