bc

Twins Girl (Indonesia)

book_age16+
962
FOLLOW
12.7K
READ
dark
goodgirl
badgirl
drama
sweet
bxg
bully
highschool
friendship
friends
like
intro-logo
Blurb

[TAMAT]

SEQUEL BECAUSE OF YOU

HARAP MEMBACA TERLEBIH DAHULU CERITA TERSEBUT

Dipublikasikan sejak tanggal 7 Januari 2021

_____________

Apa jadinya jika Salma dan Silma bertukar tempat sekolah?

Cerita ini mengisahkan dua gadis kembar yang salah satu dari mereka mempunyai masalah yakni Silma. Silma kerap dibully di sekolah hingga akhirnya Salma mengetahuinya . Salma tak terima saudaranya dibully berniat memberi pelajaran kepada mereka si pembully namun Silma tidak bisa menahan Salma agar tak melakukan pembalasan tersebut. Sebab Silma berpikir nantinya bisa berakibat fatal pada Salma sendiri.

Selanjutnya Silma memiliki ide yang dianggap idenya itu bisa membuat sosok para pembully itu merasakan pelajaran atas semua yang telah dilakukannya, idenya yaitu bertukar posisi. Dimana nantinya mereka berdua bertukar tempat sekolah. Awalnya Salma menolak ide Silma dan pada akhirnya menurut saja meski rasanya tak rela harus bertukar posisi dengan saudarinya.

Dan bagaimana rasanya mereka berada di suasana yang berbeda yang bertolak belakang dengan karakter mereka. Sedangkan disisi lain, mereka sudah sama-sama memiliki tambatan hati tersendiri di sekolah asal mereka.

chap-preview
Free preview
Part 1
Pengumuman  INI SEQUEL BECAUSE OF YOU  Part diulang lagi ya guys biar nyambung  *Part 1 "Maaf ya, kalian gak bisa satu SMA karena nilai danem sama zonasi juga. Silma danemnya bagus kalau Salma kurang, ayah sudah berusaha buat kalian satu sekolah tapi pihak sekolah tak mau. "Pandu mengusap wajahnya lalu menatap dua putrinya yang duduk di hadapannya. " Gapapa kok yah, gak satu sekolah gak masalah. "Salma tersenyum santai. " Tapi Sal. "Silma memegang tangan adiknya. Ia tak mau pisah dengan Silma. " Yah, kalau Silma keluar dari sekolah itu lalu masuk ke sekolahannya Salma gapapa? "tanya Silma yang masih ingin satu sekolah dengan Salma. " Gak bisa Sil, itu sama aja mengundurkan diri dan kamu juga tau persyaratannya kalau tidak boleh daftar SMA negri lain jika sudah keterima di SMA yang menerimamu,"ujar Pandu sembari menyenderkan punggungnya ke sofa. "Halah. "desah Silma kecewa. " Udahlah Sil, santai aja kok. "Salma merangkul Silma sambil tersenyum lebar menatap kakaknya itu. " Ayah paham kalau kalian gak bisa pisah satu sama lain tapi gimana lagi juga kalian harus menerima ini. Sumpah ayah capek banget. "Pandu menghela napasnya lelah. " Udah Silma Salma kalian makan siang dulu ya. "Zena tersenyum menghampiri anak kembarnya bersama Pandu di ruang tamu. " Mas, kamu makan siang juga gak? "tanya Zena pada sang suami. " Iyalah sayang. "Pandu beranjak berdiri lalu merangkul istrinya, mereka berdua langsung menuju ruang makan meninggalkan si kembar yang masih memilih duduk di ruang tamu terlebih dahulu. " Salma, gue tuh takut sendirian kalau gak ada lo. "Silma menepuk bahu Salma. " Ya gimana Sil, gue juga bingung tau. Sekolah juga gak mau disogok kan. "Salma berdecih pelan. " Juelek banget lihat wajahnya mbak Silma. "Juna meledek Silma yang tengah murung sedang menonton televisi di ruang keluarga. " Lagian SMAnya mbak Silma itu malah favorit banget eh mintanya sekolahnya mbak Salma. "Juna duduk santai di samping Silma sambil tangannya meletakkan beberapa buku pelajaran di meja depannya. " Gue cuman takut kalau sekolah sendirian, gue gak bisa cari temen. "Silma merasa sangat sulit bergaul membuatnya sedari dulu selalu bergantung pada Salma. Tk sampai SMP Silma dan Salma selalu bersama-sama. " Belajar mandiri lah mbak masak iyah nanti kalau mbak Silma udah nikah tetep aja ngikut mbak Salma. "Juna terkekeh pelan. " Kenapa dari sekian banyak bahan, lo mikirnya nikah? "Silma menepuk bahu adik bungsunya itu. Juna juga membalas kakaknya. " Eh habisnya yang ada dipikiran gue itu. " " lalu tahun depan lo pengen sekolah dimana? "tanya Silma pada Juna. " Pengennya sih sekolah mbak Silma tapi gak tau deh, gue lihat dulu aja. " " Senin besok, huft kenapa cepet banget sih masuk sekolahnya. " rengek Silma sambil menghentakkan kakinya beberapa kali. " Mbak Salma kemana? "tanya Juna yang baru sadar jika rumah sepi karena tidak ada suara teriakan Salma. " Main mungkin,"balas Silma. " Yaudah mbak Silma juga main sana! "usir Juna. " Main sama siapa bocah! Gue kagak punya temen. " " Mangkannya cari teman, cari teman susah gimana mau cari pacar? "ledek Juna pada Silma. " pacar? Haishh jadi keinget doi. Oh ya si doi, SMA mana ya,"gumam Silma sembari meraih ponselnya yang tadi ia letakkan di atas meja. "Doi? Wahh siapa tuh? "Juna merasa kepo langsung mendekati kakaknya. " Ehh gak usah! Ini rahasia gue! "Silma panik dan berusaha menjauhi ponselnya dari tangan jahil Juna. " Sekarang gantian dong mbak! Kemarin kan mbak buka hp gue! "Juna tak menyerah dan tetap merebut ponsel milik kakaknya. " Ehh enggak! "teriak Silma berusaha meraih ponselnya yang kini sudah berada di tangan Juna. " Tidak bisa eh tidak bisa. "goda Juna, Juna yang memang memwarisi tinggi badan ayahnya itu sangat mudah baginya menghalangi kakaknya yang berusaha mengambil hpnya. Juna pun segera membuka ponsel milik Silma dan melihat apa yang barusan kakaknya lihat. " Oh mbak buka ig. "Juna cekikikan saat mengetahui nama ig milik kakaknya itu bukan namanya kakaknya melainkan nama asal-asalan. " Jangan dong Juna! " " Salah sendiri mbak baca chat gue sama my pacar! "Juna menjulurkan lidahnya menatap wajah kesal kakaknya. Juna meninggikan badannya membuat Silma capek dan berakhir duduk lagi. Dengan santainya Juna membuka instragam milik kakaknya lalu yang menjadi tujuannya adalah DM. Juna membuka itu dan matanya berbinar saat menemui sesuatu. "Wahh mbak Silma suka sama kak Alfa nih, ciyeee hmphhh! "Silma segera menutup bibir adiknya itu. " Lo bisa diem gak! Gue gunting mulut lo! "Bentak Silma langsung meraih ponselnya. " Ciyeh ciyehh Alfa. "Suara Juna menjadi pelan tapi tetap saja meledek sang kakak yang memiliki gengsian itu. " Please dong jangan kasih tau bunda sama ayah. Lagian lo juga gak gue aduin. "Rajuk Silma pada adiknya itu. "Baiklah baiklah, tapi tetap saja nanti gue laporin  ke mbak Salma," ujar Juna santai. "Serah lo! "Silma mencemberutkan bibirnya sebal, ia duduk sambil melanjutkan membuka ignya lagi untuk stalker ignya si doi. " Ceilehh sayangnya gengsian. " " bodo amat, "jawab Silma tanpa menatap adiknya itu. Juna yang akan mengeluarkan suaranya lagi terpotong karena suara teriakan Silma yang mendadak. " Kiyaaa! "teriak Silma senang lalu berdiri dan melonjak-lonjak di atas sofa membuat Juna ikut terpental. " Ehhh mbak Silma! "Juna kesal langsung menarik tangan Silma agar kembali duduk. " Seneng banget pokoknya! "dengab wajah berseri-seri Silma memeluk Juna dari samping. Juna penasaran pun langsung merebut ponsel milik kakaknya dan melihat apa yang kakaknya itu lihat tadi. " oh Si Alfa ini satu sekolahan sama lo.. Beyehh alay banget, cuman gini doang aja belum tentu satu kelas. "Juna menoyor dahi Silma pelan tak lama juga Silma membalas perbuatan adiknya itu. " Yee biarin lah, yang penting satu sekolah. Emang ya kalau jodoh gak kemana juga. "Silma merebahkan tubuhnya di sofa seraya mengangkat kakinya dan sengaja ia menginjak bahu adiknya di depannya. " Ishhh tokormu lho mbak beh! "Juna menepis kaki kakaknya untuk menjauhi mukanya. (kakimu) " mimpi apa semalem ya Tuhan, akhirnya gue gak sedih lagi deh. "Silma memejamkan matanya dan tetap bibirnya membentuk tersenyum lebar sambil memeluk ponselnya. " Wong gendheng! "Juna bergidik ngeri lalu memilih duduk di bawah karpet dan menata buku pelajarannya terutama buku paket karena harus dikembalikan ke sekolah. (orang gila) " Sakarepku dewe! " (Terserah diriku) Alfa love you-ucap Silma dalam hatinya lalu tertidur pulas di atas sofa setelah menciumi ponselnya. Di lain sisi... Seorang gadis tengah mengendarai motor maticnya dengan kecepatan tinggi. " Brum bruemm. "gumam gadis itu. Ekspresi wajahnya begitu senang karena hari ini tak ada ayahnya karena ayahnya lembur jadi bisa naik motor. " Asulole. "Gadis itu tertawa saat berhasil membuat beberapa orang kaget. Gadis itu membunyikan klakson motornya tiba-tiba. " Eh wedhus! "Gadis itu mengerem motornya mendadak saat ada seekor ayam menyeberang begitu saja di hadapannya. (eh kambing) Bukannya mengatakan ayam malah kambing. Yapss gadis itu ialah Salma, adik kembar Silma. Siapa lagi kalau bukan Salma, sikap usilnya yang membuat orang geregetan sendiri apalagi Pandu yang selalu menjadi korban utama kesusilannya. Salma, tiada tanpanya rumah serasa sepi. "pak pak dijaga dong anaknya. "Tegur Salma saat melihat sang pemilik ayam mengambil ayamnya yang kabur dari kandang. Salma pun melanjutkan laju motornya lagi. " Akhirnyaaaaa bisa keluar, jalan jalan keliling eh bukan deng keliling pake motor. "Salma menghirup udara segar saat melewati persawahan. " Gak sia sia kan diajarin sama kak Malik! Sayangnya duit gue masih kurang buat beli motor cakep! " Setelah melewati persawahan sekarang tujuannya jalan raya yang jalannnya satu arah. Salma tetap tak mengurangi kecepatan motornya padahal sudah ditegur beberapa kali oleh orang-orang sekitar. Jangan ditiru gengs... Salma mengira di depan ada kecelakaan karena banyaknya polisi dan ada satu buah mobil polisi terparkir di pinggir jalan sana.  Tapi saat dirinya mulai mendekat ke sana ternyata ada razia motor. Salma melototkan matanya saat ada polisi menghampirinya dan menyuruhnya untuk segera menuju sana. "tilangan? "Salma panik sendiri, ia menatap sekitar sini yang sangat ramai sekali membuatnya tak bisa putar balik. " Eh mbak mbak mau kemana, ke sana. Jangan kabur! "tegur seorang polisi lalu lintas itu menghampirinya. " Iya pak, " balas Salma dengan nada gugup. Rasanya sekarang ingin menangis karena terjebak razia dan ia tak punya SIM karena umurnya masih 15 tahun. Tubuh Salma bergetar ketika sudah mendekati beberapa polisi yang berjejeran di sana bertugas mengecek SIM serta STNK. Sekarang giliran Salma yang bingung sendiri ketika sudah berhadapan dengan salah seorang polisi. "SIM sama STNKnya mbak? "pinta polisi itu. " Saya gak punya, "balas Salma jujur. Ia bahkan tak tau membawa surat motor ini atau tidak. "Mbak bisa ke sana." polisi itu menunjuk tangannya ke arah samping di mana di sana ada kantor polisi. Razia ini memang berada di depan polisi. Salma menganggukkan kepalanya lemas dan menuntun motornya masuk ke lapangan kantor polisi. Motornya ia parkir di sana lalu ia duduk di samping motornya. "Ayah hiks hiks. "Salma menelpon Pandu sambil menangis sesenggukkan, ia menjelaskan jika terkena razia di daerah ini. Setelah selesai menelpon ayahnya, Salma menundukkan kepalanya sesekali mengusap air matanya. Jantungnya berdetak lebih cepat dan suhu tubuhnya terasa dingin. "Yaelah ditilang gitu doang nangis. "sindir seseorang yang sepertinya baru saja menuju ke sini. Salma mendongakkan wajahnya dan menatap tajam sosok cowok yang kini dengan santainya duduk di atas motor sport sambil memainkan ponselnya. " Lo nyindir gue? "Salma yang masih sesenggukkan itu berdiri mendekati cowok itu. Ia mengusap ingusnya asal dengan lengan bajunya. " Gue ngomong sama angin. "Cowok itu tak menoleh dan masih fokus dengan ponselnya. " Gue tau lo nyidir gue kan. "bentak Salma. " Udah tau masih nanya. "cowok itu malah tertawa remeh menatap Salma yang sudah berdiri di hadapannya. Salma merasa marah pun langsung menendang kaki cowok di hadapannya, cowok itu meringis lalu mengusap kakinya yang mendapat serangan mendadak dari cewek di hadapannya ini. "Ngejak geger lo! "terlihat cowok itu memasukan ponselnya di dalam saku hoodienya. Ia menatap tajam cewek di depannya. (ngajak ribut) " Kowe seng ngejar geger dhisek! Ayo lek ngono! "Salma mengabaikan bekas air matanya yang masih terasa dipipinya kemudian ia menggulung kedua lengan baju tangannya. (lo yang ngajak ribut duluan! Ayo kalau begitu!) " Tuh ada mak bapaak lo! "cowok itu menunjuk belakang Salma membuat Salma langsung membalikkan badannya ke belakang sambil menangis menyebutkan ayah dan bundanya tapi ia berhenti menangis saat mengetahui jika dibohongi oleh cowok tersebut. " Kiyaaaa! "Salma membalikkan tubuhnya lagi untuk melihat cowok itu tapi ternyata sudah menghilang dari hadapannya. Gadis itu menghentakkan kedua kakinya kesal kala mengetahui jika tertipu ucapan cowok tadi. " Salma! "panggil seseorang yang suaranya sudah ia hafal. Siapa lagi kalau bukan ayahnya dan bundanya. " Ayah, bunda! "rengek Salma langsung memeluk ayahnya. " Kan ayah sudah bilang--"ucapan Pandu terhenti kala mendengar suara tangisan anaknya itu. Pandu menghela napasnya pelan, ia sadar jika di hadapannya ini adalah Salma. Anak satu-satunya yang hobbynya menangis selain memiliki sikap usil yang menjengkelkan. Pandu mengusap punggung putrinya itu begitupula Zena. Mereka tau jika sekarang Salma ketakutan dan mengira akan dipenjara karena tak mempunyai SIM padahal sebenernya tidak. Pandu menyuruh orang suruhannya untuk mengurusi motor matic miliknya itu. Ia merangkul Salma tengah bergeledotan di sampingnya seolah mengodenya jika tak mau dimarahi padahal ia hanya menegur anaknya itu. Ia tak bisa marah, dulu memang saat remaja suka marah marah juga emosi masih labil bahkan main fisik tapi semenjak ditinggal pergi oleh Zena di masa lalu, ia mencoba mengurangi rasa emosinya ketika berhadapan dengan sang anak. Akhirnya ia terbiasa dengan itu dan sekarang mencoba menenangkan Salma. "Gapapa kok sayang, cuman ayah nasehatin kamu. Kan ayah sudah bilang dari dulu kalau belum punya SIM jangan bawa motor jadi gini kan, ini akibatnya jika mengabaikan kata orang tua. "Pandu masih merangkul Salma yang kini memeluknya. Di samping Salma ada Zena yang juga berusaha menenangkan Salma. " bunda sengaja ngebolehin kamu tadi biar kamu tau akibatnya. "Zena mengusap lengan Salma. " Huaaa maafin Salma ayah hiks hiks. " " Iyaya ayah maafin. Tapi maaf ini gak gratis. " " Huaaa jangan dipotong uang saku ku besok, besok kan sekolah pertamaku! "Salma memukuli lengan ayahnya. " Sebagai hukuman mu tadi, siapa suruh buat ayah berangkat kerja kesiangan. " ... " Akhirnya si cengeng sudah pulang! "suara Juna menyambut kedatangan kakak satunya itu. " ayah Juna. "adu Salma yang masih menggandeng tangan ayahnya itu. " Juna... "Suara ancaman Pandu membuat Juna cengengesan. Juna mempersilahkan masuk mereka bertiga setelah membuka lebar pintu utama rumah berlantai tiga itu. " Ayah gak bawa oleh oleh? "tanya Silma pada ayahnya. " Makanan mulu, kemarin udah belanja. "bukannya mendapat makanan, Silma mendapat hadiah toyoran dari Pandu. " Ishh ayah! Kan tadi Silma udah bilang--"ucapan Silma terhenti ketika bundannya mengeluarkan es dundung terbungkus plastik berwarna putih. "Es dundung! "pekik Silma senang yang langsung rebutan dengan Juna. " Eh aku rasa pandan! "Juna dan Silma saling berebutan. Zena membelikan tiga rasa yang berbeda, cokelat, Pandan dan durian. Salma menggelengkan kepalanya saja, sekarang ia duduk santai di ruang makan sambil membuka bungkus es rasa cokelat tapi saat akan menyajikan... "Salma, tukeran dong. Lo rasa durian ya. "Silma menggoyangkan lengan adiknya. " Yaudah siapin punya gue. " " Oke! "Silma tadi kala dengan Juna dan berakhir memilih cokelat itupun membujuk Salma. " Adik gue terbaikk sepanjang sungai brantas! "kata Silma setelah menyajikan es di dalam gelas plastik untuk Salma. " Salma bukumu udah disiapkan? "tanya Zena pada Salma. Zena duduk dk samping Silma dna menatap Salma. " Nanti ajalah bun, lagi muales. "wajah Salma masih bete karena teringat cowok tadi. " Gue aja deh yang nyiapin,"ucap Silma. Salma hanya mengangguk kepalanya saja. Sudah terbiasa jika kakaknya selalu menyiapkan kebutuhannya, meski suka bertengkar tapi kakaknya selalu perhatian padanya. "Meski kalian gak satu sekolah tapi tetap ya yang rajin terutama Salma. Nilainya ditingkatkan, katanya mau sukses? "Zena tersenyum menatap Salma. " Iya masih ucapan bun, belum usahanya hehe. "Salma terkekeh pelan. " aku juga bun, nilai segitu tetap aja juga perlu ditingkatin. Lagian peringkatku juga di bawah banget saat daftar. "Silma juga ikut terkekeh pelan. " Gak usah patah semangat, justru kalian harus semangat setelah merasa gagal. Bangkit dan jadi orang sukses terus banggain bunda sama ayah ya." "Iya bun itu pastilah, "balas Salma. " kalian juga pernah bunda ceritain tentang bunda dulu, kalian harus bersyukur tak seperti bunda dulu yang harus kerja agar bisa makan dan bayar sekolah juga. " Si kembar mengangguk kompak. " Kalian harus saling sayang ya, bunda gak mau ada perselisihan di antara kalian. Kalau punya masalah diomongin baik-baik, bunda dan ayah gak pernah bedain kalian dari kecil karena kalian itu porsinya sama." "Iya dong Bunda, kita saling menyayangi,"ucap Silma senang sembari melirik adiknya. Salma hanya tersenyum tipis saja, ya tiap hari bundanya selalu menasehatinya dan kakaknya untuk saling menyayangi satu sama lain. "Wehh kumpul gini, bicarain apa nih?" Pandu dan ikut bergabung bersama istrinya dan si kembar. Ia duduk di samping Salma yang terlihat diam saja. "Ngobrol-ngobrol biasalah yah. "Silma tersenyum menatap ayahnya yang baru saja bergabung. " Salma diem mulu, gak biasanya. "Pandu mengusap rambut Salma lembut. " Habisnya, aku malu yah. "pikiran Salma terngiang-ngiang tentang kejadian memalukan tadi. Ia merasa malu karena menangis di tempat umum dan dipergoki cowok tadi ditambah lagi ia memiliki rasa dendam pada cowok itu yang berani menipunya padahal saat itu ia sudah siap memukul cowok tengil tadi. " Eh? Malu kenapa? Kan kamu biasanya memang malu-maluiin. "Pandu mencolek pipi Salma. " Ishh ayah, ini rahasia dan gak boleh ada yang tau. "Salma menangkup wajahnya setelah memukul lengan ayahnya. "Udah ayah, nganggu anaknya mulu." Tegur Zena seraya tersenyum melihat Salma yang jarang diam seperti ini. "Habisnya tumben gituloh bun, dia kayak ini. Punya masalah apa kamu? "tanya Pandu khawatir pada Salma. " dibilangin gak ada masalah kok. " " Mesti. "tiba-tiba Juna datang melewati keempat orang yang tengah duduk di ruang makan. Juna mengambil gelas berisi air putih di depan ayahnya. "Juna itu milik ayah!" "jangan pelit ayah! " ... "Hari ini kalian pertama masuk sekolah, wahh masa masa MPLS nih. "pagi hari Zena menyiapkan sarapan untuk keempat orang yang ia sayangi dibantu oleh dua pembantunya yang masib setia di keluarga ini. " Bunda gak nanyain aku? "Rajuk Juna kala bundanya hanya menanyakan kakaknya saja. " laki-laki kok manja, "cibir Pandu pada putra satu satunya itu. " Ayah juga manja kok kata Oma, malah dulu nakalnya kepala ayah diketok sama panci. "Juna tertawa sebelum melahap makanannya. " Oh gitu, yaudah potong saku. " " Ishh ayah ngajak ribut duluan, mesti. "Juna mendengus kesal. " Udah udah. "Bunda menatap tajam suaminya. Pandu selalu adu mulut dengan anaknya. Pandu malah tersenyum lebar sambil mengendipkan salah satu matanya pada sang istri. " Juna, lupa nih yang kemarin bantuin nata buku siapa coba. "Zena gemas pada Juna. Beginilah kalau punya anak laki-laki satu-satunya pasti akan merasa manja. " Bun, nambah anak cowok lagi aja deh biar Juna gak merasa dia doang yang jadi anak laki bunda. "sontak ucapan Salma itu mengundang tatapan dari mereka. " Nah bener! "Pandu langsung menyetujui ucapan Salma. " aku setuju! "Silma mengangkat tangannya. Salma melirik Silma lalu mengambil bakwan dari piring Silma. " bundaaa. "rengek Juna pada bundanya. " Bunda, coba lagi ya? "Pandu menatap Zena yang tengah mendengus kesal. " Coba coba! "ucap Silma dan Salma kompak. Silma menatap piringnya kembali dan melihat jika bakwan di piringnya sudah habis. " Salma! "pekik Silma karena ia sudah tau pelakunya siapa. Salma mengedikan bahunya tak acuh. " Juna, ntar kalau kamu punya adik lagi. Ayah janji deh bakal beliin mobil sport buat kamu,"ucap Pandu santai. "Eh beneran yah?"Pastinya Juna merasa sangat senang jika dibelikan mobil sport. "Iya tapi nunggu kamu kelas 3."Pandu menyeruput kopi s**u hangat miliknya yang baru saja disajikan oleh pembantunya. "Tahun depan dong yah? "pekik Juna senang dan langsung berdiri sambil tangannya meninju-ninju ke atas. "Apanya yang taun depan?" " Kan aku naik kelas tiganya tahun depan. "Juna mengernyit dahinya bingung. " Maksud ayah 3 SMA bukan SMP! "Pandu menghembuskan napasnya kasar. Anaknya sangat bodoh sekali, ya kali naik mobil saat belum punya SIM. " Kacian nih kaciann. "Salma meledek adiknya itu begitu pula Silma. " Hueee ayah jahat! "Teriak Juna tapi seketika terdiam ketika Silma memberikan tomat di mulutnya. " Silmaaaaa! "Juna melototkan matanya menatap kakaknya itu. " Heh!  Gak boleh jambal, harus pake Mbak! "tegur Zena pada Juna tapi ia juga tertawa. Juna selalu dibully oleh Silma dan Salma bahkan sedari kecil. ...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
76.1K
bc

HELP ME - BAHASA INDONESIA (COMPLETE)

read
10.0M
bc

Escape from Marriage - Kabur dari Derita Pernikahan Kontrak

read
257.2K
bc

Marry Me If You Dare

read
223.0K
bc

Bad Prince

read
509.4K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.4K
bc

Om Bule Suamiku

read
8.8M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook