bc

Soulmate

book_age16+
258
FOLLOW
2.5K
READ
revenge
possessive
friends to lovers
student
drama
bxg
mystery
highschool
school
classmates
like
intro-logo
Blurb

cover by Sarzain_design

[SEQUEL DARI CERITA JUST MARRIED?]

Jessica Kyle Barnard, gadis centil dan genit begitu melihat laki-laki yang menurutnya berparas rupawan. Ia selalu mengatakan slogan andalannya ‘Iya, Ganteng’ ketika sedang berbincang bersama beberapa laki-laki yang ditemuinya termasuk sahabatnya bernama Dipta. Wajahnya imut selalu menjadi sorotan saat bermain basket dan senyum cerahnya membuat orang yang menatapnya ikut tersenyum. Di balik keceriaannya, dia menyimpan sebuah kerinduan kepada seseorang yaitu teman istimewanya sedari kecil. Setiap mengingat teman ‘istimewanya’ itu dipastikan menangis histeris sehingga tak ada orang yang berani menceritakan orang tersebut terutama keluarganya dan teman-temannya..

Tak disangka pertemuannya bersama seorang laki-laki di bengkel yang langsung membuatnya nyaman dan seolah pernah dekat dengan orang itu. Laki-laki misterius tiba-tiba memporak-pondakan hatinya tatkala hubunganya malah semakin menjadi lebih dekat dengan laki-laki yang diketahui bernama Abra. Tanpa sepengetahuan Jessi, laki-laki itu mempunyai sebuah rahasia besar dalam hidupnya dan jika diketahui oleh Jessi, gadis itu akan merasa kecewa. Lalu bagaimanakah kalau rahasia itu diketahui oleh Jessi?

Dan alasan apa laki-laki itu sangat hati-hati sekali menyembunyikan rahasia besarnya supaya Jessi tidak mengetahuinya?

Simak ceritanya berkut ini...

chap-preview
Free preview
Part 1
PART 1 PART-1 Lenguh klakson kendaraan menyemarakkan pagi di kota Kediri. Jalan Letjend Sutoyo terlihat padat di jam-jam padat seperti itu. Sopir-sopir angkutan umum sesekali terdengar memaki kendaraan yang terhenti di hadapannya, tanpa sadar kemacetan yang tengah terjadi. Para pengemudi motor dan truk berulang kali menyalip kendaraan lain, membuat nyaris saja terjadi kecelakaan di persimpangan jalan tersebut. Ditambah jalanan ini sangat rawan sekali kecelakaan dan karena kebanyakan yang melewati jalan itu dengan kecepatan tinggi. Diketahui juga adalah jalan alternatif menuju rumah sakit, pabrik gula, sekolahan dan pertokoan yang jaraknya lumayan beredekatan. “Sekarang suka banget bareng gue naik sepeda,”kata sosok lelaki remaja berusia 17 tahun itu mulai mengayuh pedal sepedanya sekuat tenaganya setelah lampu lalu lintas berubah warna menjadi warna hijau. “He he he suka saja sih, enggak kena mancet juga lagian nanti gue juga pulangnya dijemput dan pokoknya gue kalau jam pertama guru killer, gue bareng lo,”balas seorang gadis yang duduk di belakangnya dalam posisi miring dan tangannya berpegangan kuat di sisi pinggangnya saat laju sepedanya mulai kencang. “Tapi lo juga suka kesiangan, kita kan naik sepeda bukan motor.” “ Enggak suka ya gue minta bareng? Gue ngambek ih.” Jessi mendengus sebal. Gadis itu ialah Jessica Kyle Barnard, putri kesayangan Alden dan Amanda yang telah beranjak remaja dan sekarang bersama Dipta Adelard, sahabatnya dari kecil. “ Eh engggak kok enggak, jangan marah ya.” Dipta khawatir kalau Jessi marah kepadanya. “ Begitu dong, he he he.” Jessi terkekeh pelan lantas memeluk Dipta dari belakang. Dipta menggeleng dan tersenyum melihat kedua tangan Jessi melingkar dipinggangnya. Dia sangat menyukai sikap Jessi yang mulai manja kepadanya. Hal itu yang membuat perasaannya menjadi menghangat. Setiba di sekolah, Dipta memarkirkan sepedanya di parkiran khusus sepeda SMA Bangsal, sekolahnya. Jessi turun dan menunggu Dipta di sebelahnya. Kemudian keduanya berjalan beriringan menuju kelas mereka masing-masing, Jessi berada di kelas 11 IPS 1 sedangkan Dipta di kelas 11 IPS 4. Walau tidak satu kelas setidaknya mereka berada di jurusan yang sama dan kelas mereka berdua tidak terlalu jauh jaraknya. Seperti biasa jika Dipta tidak sibuk selalu mengantarkan Jessi ke kelasnya yang letaknya di lantai dua. “ Kalau nyontek dikurangi.” “ Iya, Ganteng.” Jessi mencolek dagu Dipta, gadis itu sudah paham sikap Dipta dan hampir sama sifatnya seperti papanya. “Iya iya mulu. Dilaksanakan dong.” “Bawel, sana pergi huss!” “Gitu ya.” Dipta malah tertawa kecil seraya mencubit gemas pipi Jessi yang makin chubby saja. Selepas Dipta pergi, Jessi masuk ke dalam kelas dan tak sengaja mendengar teman-temannya sedang antusias membicarakan sesuatu. Jessi yang baru saja duduk lantas menghampiri mereka karena rasa penasaran. “Ada berita baru apa guys?” tanya Jessi kepada mereka. “Eh Jessi, ada murid baru di kelas kita nanti. Katanya si Erma, ganteng,” jawab Rosita sembari menunjuk teman yang duduk di sebelahnya dengan dagunya. “Ganteng?” Jessi tersenyum sumringah dan ikut antusias menanti murid baru di kelasnya apalagi rumornya si murid baru itu ganteng. “Iya, Jes. Gue lihat sendiri, tadi gak sengaja lewat ruang kepala sekolah dan murid baru itu ada dua,” ucap Erma dan suaranya membuat segerombolan siswi tersebut semakin penasaran. “Dua?” yang lain langsung menyahut ucapan Erma. “Apa mereka cowok dan cewek? Duh gue malah takut mereka itu pasangan tau.” Jessi masih terdiam dan menyimak serius perbincangan teman-temannya itu. Padahal jarang sekali Jessi ikut nrimbung seperti ini, tapi entah mengapa tiba-tiba ikut larut dalam cerita temannya. “Iya ih, kan bisa-bisanya mereka itu sepasang kekasih. Gak terima gue.” “Heh belum tentu, bisa jadi mereka saudara dan sengaja di sekolahan di sekolah yang sama.” Erma menghela napasnya mendengar teman-temannya yang malah menyambung terus padahal ia belum menyelesaikan ceritanya. Tangannya memijit ekor hidungnya. “Guys tenang dong haduh, gue kan belum lanjutin ceritanya dan kalian salah paham.” “Gimana-gimana?” “Mereka berdua itu cowok, sama-sama ganteng cuman salah satu dari mereka itu lebih ganteng menurutku.” Erma mengibaskan rambutnya dan merasa gerah sebab bergerombol lebih lama. “Oalah, gue salah mengira.” Jessi yang sudah paham pun kembali duduk di kelas. Karena jam pertama pelajaran hari ini adalah olahraga, segera Jessi menyiapkan kaos olahraganya dan akan berganti ketika sudah terdengar bel masuk berbunyi. Sebelum itu, ia menunggu kedatangan murid baru di kelasnya. “Eh Pak Danar ke sini guys!”seru seorang ketua kelas bernama Olivio kepada teman-temannya yang berada di luar maupun di dalam kelas supaya secepatnya duduk dan meletakkan kaos olaharaga di atas meja. Mereka semua langsung percaya dan melakukan apa yang diperintahkan oleh Olivio karena lelaki itu dapat diandalkan menjadi ketua kelas mereka. Suara sepatu pantofel menggema dari arah luar hingga menggetarkan para murid di dalam kelas, termasuk Jessi. Meski Pak Danar-guru olahraga mereka sabar tetap saja bisa jadi galak jika ada yang melanggar aturan darinya. Perlahan suara sepatu itu menghilang sejenak digantikan suara pintu yang perlahan terbuka. “Selamat pagi anak-anak.” Sapa Pak Danar kepada murid-muridnya yang sudah menunggu kedatangannya. Guru berseragam olahraga itu meletakkan buku absen di meja guru lalu berdiri di depan kelas. “Pagi juga, Pak!” sahut semua murid di kelas IPS 1. “Sebelumnya, saya mau meminta maaf. Hari ini bapak tidak bisa mengajar karena ada urusan di luar sekolah dan kalian nanti tugasnya yaitu mengerjakan buku LKS halaman 20.” “Semuanya, Pak?” tanya Olivio pada Pak Danar. “Iya semuanya. Kalau sudah nanti bisa langsung dikumpulkan ke Olivio, sekaligus diabsen dan kalau ada yang tidak mengerjakan, tulis bolos dibuku absen,” pungkas Pak Danar. “Oke, Pak Danar.” “Oh ya, ada info lagi.” “Murid baru kan, Pak?” tebak Erma yang yakin tidak salah lagi dugaannya. “Tahu juga kamu ini, kayaknya cewek-cewek yang pada semangat.” Pak Danar menyindir, menggelengkan kepalanya melihat hampir semua siswi merasa tidak sabaran menunggu si murid baru masuk ke dalam kelas. “Iyalah, Pak. Pastinya, sama kek cowok juga yang senang banget ada cewek cantik lagi di kelas ini.” “Baiklah kalau begitu, bapak panggil mereka dulu.” “Ayo kalian masuk!” perintah Pak Danar pada dua murid baru yang masih berdiri di luar kelas, tepatnya di depan pintu. Seketika para siswi menjerit histeris melihat pesona sosok murid baru di kelas mereka dan salah satu wajah murid itu tampak datar sekali. Mendapat dua sekaligus siswa tampan dan dinantikan oleh para siswi tersebut. “Sekarang perkenalkan diri dulu.” Mereka berdua kompak mengangguk dan saling pandang sejenak sebelum salah satu dari mereka mulai memperkenalkan diri secara bergantian. “Pagi, nama saya Balder Sebastian dan salam kenal.”Balder tersenyum ramah pada teman-teman barunya di sekolah ini. Jessi yang sedari tadi menyibukkan diri sedang berias diri itu seketika mendongakkan wajahnya dan matanya terbelalak kaget siapa sosok yang menjadi murid baru di kelas ini. Bukan lelaki bernama Balder itu tetapi sebelahnya dan mukanya menampilkan ekspresi datar sekali. “Saya Abra.” Tak sengaja tatapan Jessi bertemu pada sosok lelaki itu, yang pernah ditemuinya kemarin dan masih belum percaya saja rasanya. ‘Jessi? Tapi apa benar itu dia kan?’—pikir lelaki itu. ...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

DENTA

read
17.1K
bc

Head Over Heels

read
15.9K
bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.8K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.3K
bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.8K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook