1. Arrogant Boss

1054 Words
Hari yang cerah untuk salah satu kota kaya di China, yaitu Shanghai. Gedung-gedung pencakar langit seakan memamerkan diri untuk memperlihatkan kekayaan. Bahkan menara The Bund pun kalah akan ketinggiannya yang hampir menyamai Menara Shanghai. Sebuah mobil mewah berwarna hitam terhenti tepat di depan lobi kantor, membuat semua orang berlarian. Mereka terburu-buru berbaris di lobi besar perusahaan. Semuanya tampak mengenakan pakaian khas kantoran yang disiplin. Pakaian hitam-putih dengan rambut yang terikat rapi, tetapi ada juga rambutnya yang tergerai pendek. Seorang wanita cantik berpakaian formal dengan celana bahan berwarna hitam yang membaluti kaki jenjangnya turun dari mobil mewah tersebut. Kakinya melangkah tanpa ragu menaiki satu per satu tangga yang ada di depan perusahaannya. Langkahnya lurus ke depan dengan percaya diri. Bahkan pandangannya sama sekali tidak teralihkan dengan ramainya para karyawan yang berbaris rapi membentuk segitiga. Wajahnya terlihat datar, lalu melipat kedua tangannya di depan d**a. Sontak para karyawan yang berbaris rapi itu membungkuk sebanyak sembilan puluh derajat sembari berkata, “Presdir Zhang.” Zhang Xiao Na adalah seorang CEO cantik dari perusahaan N&N. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Cyber Security paling terkenal di Shanghai, China. Karena semua keamanan yang ada di negara itu berpatok pada tangan dingin dan gigih milik dirinya. Namun, di balik itu semua, ia adalah seorang legenda dari dunia gamers professional sehingga tidak ada yang tidak bisa dirinya lakukan, selain hatinya sendiri. Sukses di usia menginjak tiga puluh tahun, membuat daya tarik tersendiri bagi Xiao Na. Banyak lelaki kaya dan tampan yang berbondong-bondong mendekatinya. Akan tetapi, ia bersikap seakan tidak membutuh mereka. Terkadang ia bertindak tegas pada lelaki yang selalu mengejar dirinya demi harta, tahta, dan wanita. Terlihat dari kejauhan seorang wanita cantik menghampiri wanita cantik nan tegas yang masih setia di tempatnya, menatap karyawan yang menunduk seakan-akan dirinya adalah salah satu makhluk yang sangat ditakuti. “Presdir Zhang, jadwal kerja hari ini,” ucap Yushi selaku sekretaris Xiao Na. ia memperlihatkan sebuah ipad di tangannya, membuat Zhang Xiao Na meliriknya sekilas dan langsung melangkahkan kaki. Perlahan Yushi pun membuka ipad seiring langkahnya berjalan di sisi Xiao Na. Sedangkan di belakang mereka berdua terdapat beberapa orang yang mengekorinya sembari berpandangan lurus ke depan. “Presdir Zhang, harga saham N&N hari ini adalah 36,55. Lebih tinggi 1,3 dari perkiraan kemarin. Audit departemen keuangan bulan ini sudah berakhir. Sedangkan, saudaramu Presdir Zhang Xiao Wei ditemukan sedang mengadakan rapat dengan salah satu kolega untuk membicarakan pernikahanmu. Bagaimana menurutmu?” tanya Yushi membuat Zhang Xiao Na yang sejak tadi diam dan berjalan sembari melihat-lihat keadaan sekitar pun terhenti. Wanita cantik nan angkuh itu hanya menghentikan langkahnya sembari terus menatap lurus. Tanpa berniat membalikkan tubuhnya, walaupun Yushi sudah memasang tampang was-was. Karena ini bukan pertama kalinya Xiao Na didesak untuk segera menikah. “Kamu terus saja awasi apa yang ingin dilakukan Kakakku,” jawab Zhang Xiao Na tenang, kemudian kembali melangkahkan kakinya menaiki eskalator perusahaan yang merangkak naik. Tanpa sadar Yushi mengangguk singkat, lalu menggeser layar ipad yang ada di tangannya. “Baik. Laporan laba rugi bulan ini telah diselesaikan oleh tim keuangan. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tahun ini mengalami peningkatan user sebanyak 30% dari rata-rata perusahaan internet terkemuka. Dan untuk omset pada akhir bulan ini lebih dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Pukul dua siang Anda harus rapat bersama QuanSheng Group, lalu rapat direksi rutin bulan ini akan digelar. Mendiskusikan rencana pengembangan aplikasi berbayar. Itulah update hari ini, jika ada perubahan akan aku laporan segera.” Yushi menarik napas pelan. Ia telah berkata cukup cepat nan tangkas, membuat napasnya tersenggal-senggal akibat menyamai langkah Xiao Na, dan berbicara tanpa jeda. “Presdir Zhang, pertanyaan terakhir. Tuan Besar Zhang bertanya padamu. Kapan kau mempunyai waktu luang agar bisa pergi kencan buta?” Spontan langkah Zhang Xiao Na kembali terhenti dengan pertanyaan yang sama, membuat Yushi sudah dapat menebaknya kalau bos cantik ini sedang menahan gejolakan amarah yang ada di benaknya. Namun, Zhang Xiao Na membalikkan tubuhnya secara perlahan membuat Yushi langsung menegakkan tubuh, dan menatap wanita itu sigap. Sedangkan Zhang Xiao Na hanya mengangkat alis kanannya menatap Yushi yang terdiam sembari menunduk, lalu karyawan berjas yang ada di belakang sekrestarisnya itu pun ikutan menunduk. Menghindari tatapan tajam dari Xiao Na. Sebab, wanita itu cukup sensitif kalau membicarakan masalah pernikahan dan pasangan. Seakan-akan di dunia ini hanya mencari hal itu. Melihat semua karyawannya yang menunduk takut, Xiao Na pun menghela napas pelan. Sejujurnya ia lelah juga menjadi pribadi keras, dingin, dan tidak tersentuh seperti ini. Akan tetapi, kalau ia bersikap lemah, apakah perusahaannya bisa berdiri lebih lama? Rasanya tidak akan. “Ketika aku baru saja melewati lantai pertama A106. Aku melihat rak kosong tanpa pajangan,” ucap Zhang Xiao Na menatap Yushi. “Akan kuberitahu orang yang bertanggung jawab dan mengatur penataan,” balas Yushi perlahan mengangkat kepalanya. Tanpa sadar mulut kecilnya terbuka sembari mengembuskan napas pelan. Zhang Xiao Na mengangguk pelan, lalu melangkah ke arah samping Yushi sembari berkata, “Bisakah kau ceritakan, kenapa lantai dua bisa bersebrangan dengan B103 di rak berisikan majalah dicampur dengan gelas cangkir kopi?” Yushi berpikir sejenak, kemudian mengangguk meyakinkan Xiao Na. “Akan segera kucari orang yang menaruhnya di sana.” Kini Zhang Xiao Na tepat berdiri di hadapan Yushi sembari berucap, “Aku melihat staff laki-laki L011 duduk di sofa putih ruang istirahat kantor sambil meminum kopi.” “Akan segera kuberitahu Departemen SDM untuk menangani pengunduran dirinya,” balas Yushi berusaha tenang, walaupun tengah ditatap tajam oleh Zhang Xiao Na. Meski ini bukan murni kesalahannya, tetapi posisi dirinya tetaplah salah. Zhang Xiao Na menatap Yushi, lalu menyodorkan telapak tangannya, membuat sekretaris pribadi wanita itu langsung menyerahkan ipad yang berisikan jadwal Xiao Na secara terurut pada hari ini. “Pasangankan lowongan Direktur Departemen Teknologi hari ini di situs web pencari kerja. Dan ingat, aku yang akan menyeleksinya secara langsung. Jadi, kau hanya menyiapkan orang yang benar-benar siap untuk bekerja denganku. Karena aku tidak ingin hal ini terulang kembali di masa depan.” Setelah itu, Zhang Xiao Na melenggang masuk ke dalam ruangannya meninggalkan Yushi dan kedua karyawan yang bersama-sama menghela napas pelan, lalu berpandangan lelah. “Apa yang kamu lihat? Cepat laksanakan!” sentak Yushi menatap sinis pada kedua karyawan lelaki yang tampak tidak juga mengerti akan maksud dari Xiao Na. Sementara Yushi sendiri melangkah ke arah mejanya yang terdapat di depan pintu ruangan Xiao Na. Ia kembali bergulat dengan komputer yang ada di hadapannya untuk memasang iklan pencari kerja.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD