Prolog

164 Words
12-12-2018 Abi…. Sosok pria terhebat dalam hidupku Pria tertangguh, idola pertamaku Pahlawan yang mengajarkanku ketegaran dalam hidup. Abi…. Kaulah cinta pertama dalam hidupku Inginku memiliki imam hidup sepertimu Lembut, tegas, penyayang dan penuh kasih pada keluargamu Abi… Selelah apapun dirimu, saat aku mulai bermanja di bahumu. Kau akan selalu tersenyum untukku Aku sangat menyayangimu… Abi… Aku sangat mengagumimu Terima kasih telah menjadi ayah terbaik untukku Terima kasih telah melatihku untuk menjadi wanita kuat Abi… Jasamu akan kukenang hingga akhir hayatku Walau sosokmu telah jauh pergi meninggalkanku Kini hanya doa yang bisa kupanjatkan untukmu Abi... Semoga kau tenang di alam sana Semoga nanti kita dapat bertemu kembali di surganya Allah Aminn… "Abi… Hawa rindu…." Tangisku runtuh saat mengenang kembali momen kebersamaanku dengannya. "Hawa… cepat keluar, Nak. Acaranya sudah akan dimulai,” terdengar suara Ummi menganggilku, segera kuhapus airmata yang masih menggenang di pipi. "Iya, Ummi. Sebentar!" jawabku seraya bangkit berdiri lalu menutup buku diary pemberian Abi. Hari ini adalah hari tahlilan dua tahun kepergian Abi. Masih teringat jelas betapa hancurnya aku dan Ummi saat itu. Sebisa mungkin aku harus kuat dan ikhlas menerima takdir Allah ini. Segala sesuatu yang bernyawa pasti akan mengalami kematian. _______
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD